tag:blogger.com,1999:blog-68620080672074250962024-03-08T04:02:09.286-08:00Indonesian CultureIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.comBlogger33125tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-39335309065683545172012-02-27T19:14:00.005-08:002012-02-27T19:14:44.798-08:00PapuaPapua<br />
<br />
Papua<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Papua<br />
Lambang<br />
Motto: Karya Swadaya<br />
Peta lokasi Papua<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 1 Mei 1963 (direbut dari Belanda)<br />
Ibu kota Jayapura<br />
Koordinat 9º 20' - 0º 10' LS<br />
134º 10' - 141º 10' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Barnabas Suebu<br />
- DAU Rp. 1.276.285.908.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 309.934,4 km2<br />
(setelah pembentukan Papua Barat)<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 2.851.999<br />
- Kepadatan 9,2/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Papua (52%), Non Papua/Pendatang (48%) (2002)<br />
<br />
* Papua: Suku Aitinyo, Suku Aefak, Suku Asmat, Suku Agast, Suku Dani, Suku Ayamaru, Suku Mandacan, Suku Biak, Suku Serui, Suku Mee, Suku Amungme, Suku Kamoro<br />
* Non-Papua/Pendatang: Jawa, Makassar, Bugis, Batak, Minahasa, Huli, Tionghoa,<br />
<br />
- Agama Protestan (51,2%), Katolik (25,42%), Islam (20%), Hindu (3%), Budha (0,13%)<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia dan 268 Bahasa Daerah<br />
Zona waktu WIT<br />
Kabupaten 27<br />
Kota 2<br />
Kecamatan 214<br />
Lagu daerah Apuse, Yamko Rambe Yamko<br />
Situs web www.papua.go.id<br />
Artikel ini adalah tentang Provinsi Papua. Untuk penggunaan lain dari kata ini, lihat Papua (disambiguasi).<br />
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.<br />
Burung endemik Tanah Papua<br />
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.<br />
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Pemerintahan<br />
o 1.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 1.2 Daftar gubernur<br />
* 2 Sejarah<br />
* 3 Geografi<br />
o 3.1 Batas wilayah<br />
* 4 Kelompok suku asli di Papua<br />
* 5 Senjata tradisional<br />
* 6 Catatan<br />
* 7 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Otonomi Khusus Papua<br />
Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) memiliki 52 orang anggota.<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Asmat Agats<br />
2 Kabupaten Biak Numfor Biak<br />
3 Kabupaten Boven Digoel Tanah Merah<br />
4 Kabupaten Deiyai Tigi<br />
5 Kabupaten Dogiyai Kigamani<br />
6 Kabupaten Intan Jaya Sugapa<br />
7 Kabupaten Jayapura Sentani<br />
8 Kabupaten Jayawijaya Wamena<br />
9 Kabupaten Keerom Waris<br />
10 Kabupaten Kepulauan Yapen Serui<br />
11 Kabupaten Lanny Jaya Tiom<br />
12 Kabupaten Mamberamo Raya Burmeso<br />
13 Kabupaten Mamberamo Tengah Kobakma<br />
14 Kabupaten Mappi Kepi<br />
15 Kabupaten Merauke Merauke<br />
16 Kabupaten Mimika Timika<br />
17 Kabupaten Nabire Nabire<br />
18 Kabupaten Nduga Kenyam<br />
19 Kabupaten Paniai Enarotali<br />
20 Kabupaten Pegunungan Bintang Oksibil<br />
21 Kabupaten Puncak Ilaga<br />
22 Kabupaten Puncak Jaya Kotamulia<br />
23 Kabupaten Sarmi Sarmi<br />
24 Kabupaten Supiori Sorendiweri<br />
25 Kabupaten Tolikara Karubaga<br />
26 Kabupaten Waropen Botawa<br />
27 Kabupaten Yahukimo Sumohai<br />
28 Kabupaten Yalimo Elelim<br />
29 Kota Jayapura -<br />
<br />
UU RI Tahun 2008 Nomor 6 adalah dasar hukum pembentukan Kabupaten Nduga di Provinsi Papua, saat ini tidak terdapat jurisdiksi Kabupaten Nduga Tengah.[3]<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Zainal Abidin Syah 1956 1961 Sultan dari Kesultanan Tidore serta Gubernur Irian Barat.<br />
2. <br />
P. Pamuji 1961 1962 <br />
3. Elias Jan Bonai.jpg Elias Jan Bonai 1962 1964 Gubernur Irian Jaya <br />
4. Frans Kaiseipo.jpg Frans Kaisiepo 1964 1973 <br />
5. Acub Zaenal.jpg Acub Zaenal 1973 1975 <br />
6. Soetran.jpg Sutran 1975 1981 <br />
7. Busiri Suryowinoto.jpg Busiri Suryowinoto 1981 1982 <br />
8. Izaac Hindom.jpg Izaac Hindom 1982 1988 <br />
9. Barnabas-suebu.jpg Barnabas Suebu 1988 1993 Periode pertama.<br />
10. Jacob Pattipi.jpg Jacob Pattipi 1993 1998 <br />
11. Freddy Numberi 2.jpg Freddy Numberi 1998 2001 <br />
12. J.P. Solossa.jpg Jacobus Perviddya<br />
Solossa 2001 2005 Gubernur Papua <br />
13. Sodjuangan-situmorang-060809.jpg Sodjuangan Situmorang 2005 2006 <br />
14. Barnabas Suebu.jpg Barnabas Suebu 2006 2011 Periode kedua.<br />
15. <br />
Syamsul Arief Rifai 2011 sekarang Penjabat Gubernur.<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
[sunting] Geografi<br />
Puncak Jaya, titik tertinggi di Indonesia<br />
Luas wilayah<br />
Luas 420.540 km²<br />
Iklim<br />
Curah hujan 1.800 – 3.000 mm<br />
Suhu udara 19-28°C<br />
Kelembapan 80%<br />
[sunting] Batas wilayah<br />
Utara Samudera Pasifik<br />
Selatan Samudera Hindia, Laut Arafuru, Teluk Carpentaria, Australia<br />
Barat Papua Barat, Kepulauan Maluku<br />
Timur Papua Nugini<br />
[sunting] Kelompok suku asli di Papua<br />
Pribumi Papua dari Lembah Baliem<br />
Peta menunjukkan kota-kota penting di Irjabar dan Papua<br />
Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain:<br />
<br />
* Ansus<br />
* Amungme<br />
* Asmat<br />
* Ayamaru, mendiami daerah Sorong<br />
* Bauzi<br />
* Biak<br />
* Dani<br />
* Empur, mendiami daerah Kebar dan Amberbaken<br />
* Hatam, mendiami daerah Ransiki dan Oransbari<br />
* Iha<br />
* Kamoro<br />
* Mandobo/Wambon<br />
* Mee, mendiami daerah pegunungan Paniai<br />
* Meyakh, mendiami Kota Manokwari<br />
* Moskona, mendiami daerah Merdei<br />
* Nafri<br />
* Sentani, mendiami sekitar danau Sentani<br />
* Souk, mendiami daerah Anggi dan Menyambouw<br />
* Waropen<br />
* Wamesa<br />
* Muyu<br />
* Tobati<br />
* Enggros<br />
* Korowai<br />
* Fuyu<br />
<br />
[sunting] Senjata tradisional<br />
Pisau belati Papua<br />
Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.[4]<br />
[sunting] Catatan<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Sumber: UU RI Tahun 2008 Nomor 6<br />
* http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008.pdf<br />
* http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008pjls.pdf<br />
* http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008.htm<br />
4. ^ Buku Pintar Indonesia.2007<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Papua<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Papua<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Papua<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Papua<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Papua<br />
* (Indonesia) Online Library Papua, Irian Jaya<br />
* (Indonesia) Situs Asset Papua<br />
* (Indonesia) PapuaWeb<br />
* (Indonesia) Peta yang menunjukkan ketiga provinsi baru<br />
* (Indonesia) Sejarah Papua<br />
<br />
l • b • s<br />
Papua<br />
<br />
Pusat pemerintahan: Kota Jayapura<br />
<br />
Kabupaten <br />
Asmat • Biak Numfor • Boven Digoel • Deiyai • Dogiyai • Intan Jaya • Jayapura • Jayawijaya • Keerom • Kepulauan Yapen • Lanny Jaya • Mamberamo Raya • Mamberamo Tengah • Mappi • Merauke • Mimika • Nabire • Nduga • Paniai • Pegunungan Bintang • Puncak • Puncak Jaya • Sarmi • Supiori • Tolikara • Waropen • Yahukimo • Yalimo<br />
Lambang Provinsi Papua<br />
<br />
Kota <br />
Jayapura<br />
<br />
Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
<br />
Ibukota: DKI Jakarta<br />
<br />
Sumatera <br />
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung<br />
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg<br />
<br />
Jawa <br />
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur<br />
<br />
Kalimantan <br />
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur<br />
<br />
Nusa Tenggara <br />
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
Sulawesi <br />
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo<br />
<br />
Maluku dan Papua <br />
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua<br />
<br />
Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia<br />
Flag-map of Indonesia.png Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 4°46′ LS 137°48′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Papua<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Esperanto<br />
* Español<br />
* Euskara<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Latina<br />
* Lietuvių<br />
* Latviešu<br />
* Basa Banyumasan<br />
* Македонски<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Slovenčina<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Türkçe<br />
* Українська<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 21.00, 30 Desember 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-69436044236930784922012-02-27T19:14:00.002-08:002012-02-27T19:14:15.009-08:00Papua BaratPapua Barat<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa<br />
Lambang Papua Barat<br />
Lambang Papua Barat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />
Tulisan Papua Barat menjelaskan nama Provinsi Papua Barat.<br />
Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan.<br />
Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki sumber daya hutan dan sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.<br />
Menara kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.<br />
Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua, sekaligus memilki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan akan mewujudkan masa depan yang cerah.<br />
Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat dan agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.<br />
Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.<br />
Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri dari 12 (dua belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya Papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di wilayah NKRI. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejehteraan dan kemakmuran.<br />
Seutas pita berwarna kuning bertuliskan "CINTAKU NEGERIKU" terletak di bagian bawah perisai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perisai bermakna folosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI.<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
* papuabaratprov.go.id - Lambang Provinsi Papua Barat<br />
<br />
[sembunyikan]<br />
l • b • s<br />
Lambang provinsi di Indonesia<br />
<br />
Sumatera <br />
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung<br />
Garuda Pancasila<br />
<br />
Jawa <br />
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur<br />
<br />
Kalimantan <br />
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur<br />
<br />
Nusa Tenggara <br />
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
Sulawesi <br />
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo<br />
<br />
Maluku dan Papua <br />
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua<br />
Kategori:<br />
<br />
* Lambang provinsi di Indonesia<br />
* Gorontalo<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 16.08, 26 Oktober 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-61378514348146997622012-02-27T19:13:00.003-08:002012-02-27T19:13:49.931-08:00Maluku UtaraMALUKU UTARA<br />
Posted on May 29th, 2010 by kenji<br />
Upacara Adat Kololi Kie (Maluku Utara)<br />
A. Selayang Pandang<br />
Jika berkesempatan mengunjungi Kota Ternate, pulau seluas 5.681,30 km2 yang kini menjadi Ibu Kota Provinsi Maluku Utara, ada baiknya Anda menyaksikan Upacara Adat Kololi Kie. Menurut bahasa setempat, Kololi Kie memiliki arti “keliling gunung”. Jadi, upacara adat ini merupakan ritual mengelilingi sebuah gunung di Pulau Ternate, yaitu Gunung Gamalama. Gunung Gamalama merupakan gunung aktif dengan ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut (dpl) yang menjadi ikon pulau penghasil cengkeh ini.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Menurut situs bkpmd.malutprov.go.id, Upacara Adat Kololi Kie biasanya diadakan apabila terdapat gejala alam yang menandai bakal meletusnya Gunung Gamalama, yang dapat mengganggu ketenangan masyarakat Ternate. Namun pada perkembangannya, selain untuk menghormati keberadaan Gunung Gamalama, upacara adat ini juga menjadi ritual pihak kesultanan dalam menghormati leluhur-leluhur mereka.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Ancaman yang ditimbulkan oleh sebuah gunung terkadang dapat melahirkan satu tradisi yang khas. Menurut Andaya (dalam Reid, 1993: 28-29), di beberapa kawasan di Asia Tenggara, termasuk di daerah Maluku Utara, gunung dianggap sebagai representasi penguasa alam. Oleh sebab itu, keberadaan gunung selalu dihormati dengan cara melakukan ritual tertentu. Sebuah gunung dianggap mewakili sosok yang mengagumkan sekaligus mengancam, sehingga diperlukan upacara penghormatan supaya keberadaannya menjamin ketentraman, keamanan, dan keberadaan masyarakat di sekitarnya. Dalam perspektif ini, Upacara Kololi Kie merupakan upaya untuk menjauhkan masyarakat Ternate dari berbagai ancaman bencana.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
B. Keistimewaan<br />
Upacara Adat Kololi Kie dimulai dari jembatan kesultanan (semacam pelabuhan) yang dikenal dengan nama Jembatan Dodoku Ali. Sebelum rombongan sultan dan para pembesar kerajaan menaiki perahu masing-masing, Imam Masjid Sultan Ternate yang bergelar Jou Kalem akan membacakan doa keselamatan di jembatan ini. Usai berdoa, sultan diikuti para pembesar kerajaan serta para pemimpin soa (kampung) menaiki perahu masing-masing. Perahu sultan dan para pembesar kerajaan memiliki ukuran yang lebih besar dengan bentuk menyerupai naga dan dihiasi kertas serta bendera kebesaraan kesultanan. Sementara perahu-perahu yang lebih kecil (kora-kora) dinaiki oleh para kepala soa dan masyarakat umum.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Pelayaran perahu dimulai dengan mengelililingi perahu sultan sebanyak tiga kali. Setelah itu, dipimpin oleh perahu naga yang ditumpangi sultan, iring-iringan tersebut mulai mengelilingi Pulau Ternate melalui arah utara. Untuk meramaikan suasana, tiap perahu dilengkapi dengan berbagai alat musik, seperti tifa, gong, dan fiol (alat musik gesek). Dalam perjalanan mengililingi Gunung Gamalama, rombongan perahu akan berhenti di tiga tempat untuk melakukan tabur bunga dan memanjatkan doa. Ritual ini merupakan bentuk penghormatan terhadap para leluhur kesultanan.<br />
Selain berhenti di tiga tempat, sultan juga akan dijamu dalam upacara Joko Kaha, yaitu upacara penyambutan yang dilakukan oleh masyarakat adat di tepi Pantai Ake Rica. Setelah perahu-perahu merapat di tepi pantai, sultan dan permaisuri akan turun untuk mencuci kaki, lalu disambut secara adat oleh para tetua desa dan disuguhi berbagai hidangan lezat, seperti nasi kuning, ayam bakar, serta ikan bakar. Upacara penyambutan rombongan ini diiringi oleh alunan berbagai alat musik pukul dan gesek tradisional. Suguhan ini menggambarkan pengakuan masyarakat Ternate terhadap kebesaran sultan dan kerajaannya.<br />
Setelah menikmati hidangan yang ada, sultan dan permaisuri beserta rombongan lainnya melanjutkan pelayaran mengelilingi Gunung Gamalama. Selama perjalanan, peserta Kololi Kie akan memperoleh sambutan meriah dari masyarakat yang menyaksikan iring-ringan perahu dari tepi pantai. Tak hanya itu, pemandangan indah laut Ternate yang tenang, pulau-pulau kecil di sekitar Ternate, serta keanggunan Gunung Gamalama tak akan mudah dilupakan oleh mereka yang mengikuti pelayaran sakral ini. Perjalanan selama kurang lebih empat jam ini kemudian berakhir dan kembali ke Jembatan Dodoku Ali.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kololi Kie dilaksanakan dalam rangkaian acara Festival Legu Gam Moloku Kie Raha, yaitu pada bulan April menjelang ulang tahun Sultan Ternate (Sultan Mudaffar Sjah). Dalam festival ini, selain dapat mengikuti pelayaran Kololi Kie, wisatawan juga dapat menyaksikan berbagai pertunjukan kesenian, karnaval budaya, pameran kerajinan, serta berbagai perlombaan tradisional khas Maluku Utara.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
C. Lokasi<br />
Pelaksanaan Upacara Kololi Kie dimulai dari Jembatan Dodoku Ali, di depan Kedaton Sultan Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Indonesia. Dari jembatan tersebut, upacara mengililingi Gunung Gamalama dimulai hingga kembali lagi ke tempat semula.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
D. Akses<br />
Untuk menuju Kota Ternate, wisatawan dapat menempuh perjalanan udara baik dari Ambon, Manado, Makassar, maupun dari Sorong menuju Bandara Sultan Babullah Ternate. Selain jalur udara, wisatawan juga dapat memanfaatkan pelayaran kapal-kapal Pelni dari berbagai pelabuhan di Nusantara yang merapat di Pelabuhan A. Yani Ternate. Selain pelabuhan A. Yani, ada dua pelabuhan lain di Kota Ternate yang melayani pendaratan kapal Ferry, yaitu Pelabuhan Fery serta Pelabuhan Bastiong. Dari bandara maupun pelabuhan laut, wisatawan dapat memanfaatkan angkutan kota atau taksi untuk sampai ke Jembatan Dodoku Ali atau halaman Kedaton Sultan Ternate, lokasi permulaan Upacara Adat Kololi Kie.Indonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-65459315116170050312012-02-27T19:13:00.000-08:002012-02-27T19:13:19.134-08:00MalukuMaluku<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa<br />
Untuk kegunaan lain dari Maluku, lihat Maluku (disambiguasi).<br />
Maluku<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Maluku<br />
Lambang<br />
Motto: Siwa Lima<br />
( Milik Bersama)<br />
Peta lokasi Maluku<br />
Negara Indonesia<br />
Dasar hukum UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003<br />
Ibu kota Ambon<br />
Koordinat 8º 30' - 2º 30' LS<br />
125º 20' - 135º 10' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Karel Albert Ralahalu<br />
- DAU Rp. 703.993.953.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 705.645 km2<br />
- Daratan 47.350,42 km2<br />
- Perairan 658.294,69 km2<br />
632 pulau besar dan kecil<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 1.531.402<br />
- Kepadatan 2,2/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Alef'uru (56%), Eropa (11%), Arab (8%), Buton (10%), Minahasa (5%)<br />
- Agama Protestan (50.2%), Islam (49,7%), Lainnya (0,17%)<br />
- Bahasa Indonesia, Dialek Melayu Ambon, Tulehu, Kai, Banda, Seith, Yamdena, Kisar, Dammar, Paulohy, Dawera-Daweloor, (lebih dari 130 bahasa)<br />
Zona waktu WIT<br />
Kabupaten 7<br />
Kota 4<br />
Lagu daerah Rasa Sayangeeee, Sarinande, Burung Kaka Tua<br />
Situs web www.malukuprov.go.id<br />
Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sosial Budaya<br />
o 1.1 Suku Bangsa<br />
o 1.2 Bahasa<br />
o 1.3 Agama<br />
o 1.4 Perikanan<br />
o 1.5 Sosial Budaya<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 2.2 Daftar Gubernur<br />
* 3 Perekonomian<br />
o 3.1 Energi<br />
o 3.2 Pariwisata<br />
* 4 Komunikasi:<br />
o 4.1 Ambon Cyber City<br />
o 4.2 Stasiun Televisi Lokal<br />
o 4.3 Surat Kabar Harian<br />
o 4.4 Tabloid/ Koran Mingguan<br />
o 4.5 Stasiun Radio Lokal<br />
* 5 Pendidikan<br />
o 5.1 Perguruan Tinggi[3]<br />
+ 5.1.1 Negeri<br />
+ 5.1.2 Swasta<br />
* 6 Seni dan Budaya<br />
o 6.1 Musik<br />
o 6.2 Tarian<br />
* 7 Adat perkawinan<br />
* 8 Sejarah<br />
o 8.1 Arkeologi<br />
o 8.2 Era Portugis dan Spanyol<br />
o 8.3 Kerajaan Belanda<br />
o 8.4 Perang Dunia II<br />
* 9 Lihat pula<br />
* 10 Referensi dan pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sosial Budaya<br />
[sunting] Suku Bangsa<br />
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.<br />
Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).<br />
Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat serta profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.<br />
Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain, perkawinan dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, Madura, bahkan kebanyakan deng`n bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) kemudian bangsa Arab, India sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama 2300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi. Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa inilah maka Maluku merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai daerah Mestizo. Bahkan hingga sekarang banyak marga di Maluku yang berasal bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden dan lain-lain) serta Portugal (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli dan lain-lain). Ditemukan pula marga bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez dan lain-lain) serta Arab (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff dan lain-lain). Cara penulisan marga asli Maluku pun masih mengikuti ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Louhenapesi), Kallaij (baca: Kalai) dan Akyuwen (baca: Akiwen).<br />
Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan tersebar di berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka yang hijrah keluar negeri disebabkan olah berbagai alasan. Salah satu sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1940-an dan menetap disana hingga sekarang. Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang labih baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang dikemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang cukup besar serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Belgia, Jerman dan berbagai benua lainnya.<br />
[sunting] Bahasa<br />
Lihat pula: Dialek Melayu Ambon<br />
Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah Bahasa Melayu Ambon, yang merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.<br />
<br />
Bahasa yang digunakan di pulau Seram, pulau ibu (Nusa Ina/Pulau asal-muasal) dari semua suku-suku di Provinsi Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut:<br />
<br />
* bahasa Wamale (di Seram Barat)<br />
* bahasa Alune (di Seram Barat)<br />
* bahasa Nuaulu (dipergunakan oleh suku Nuaulu di Seram selatan; antara teluk El-Paputih dan teluk Telutih)<br />
* bahasa Koa (di pegunungan Manusela dan Kabauhari)<br />
* bahasa Seti (di pergunakan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Telutih Timur)<br />
* bahasa Gorom (bangsa yang turun dari Seti dan berdiam di Seram Timur)<br />
<br />
Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. Jika diakumulasikan, secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132 bahasa di kepulauan Maluku, yakni:<br />
<br />
* Alune<br />
* Amahai<br />
* Ambelau<br />
* Asilulu<br />
* Babar Utara<br />
* Babar tenggara<br />
* Banda<br />
* Batuley<br />
* Barakai<br />
* Benggoi<br />
* Boano<br />
* Buli<br />
* Buru<br />
* Dammar Timur<br />
* Damar Barat<br />
* Dawera-Daweloor<br />
* Dobel<br />
* Elpaputih<br />
* Emplawas<br />
* Fordata<br />
* Hoaulu<br />
* Kadai<br />
* Kamarian<br />
* Kai Besar<br />
* Kai Kecil<br />
* Karey<br />
* Kayeli<br />
* Kisar<br />
* Koba<br />
* Kola<br />
* Kompane<br />
* Kur<br />
* Laba<br />
* Laha<br />
* Larike<br />
* Latu<br />
* Leti<br />
* Liana-Seti<br />
* Lisbata-Nuniali<br />
* Lisela<br />
* Lola<br />
* Lorang<br />
* Luhu<br />
* Luang<br />
* Melayu-Ambon<br />
* Melayu-Banda<br />
* Manipa<br />
* Manusela<br />
* Masela Tengah<br />
* Masela Timur<br />
* Masela Barat<br />
* Naka'ela<br />
* Nila<br />
* Nuaulu Utara<br />
* Nuaulu Selatan<br />
* Nusa Laut<br />
* Oirata<br />
* Pagu<br />
* Patani<br />
* Paulohy<br />
* Perai<br />
* Piru<br />
* Rumaolat<br />
* Roma<br />
* Sahu<br />
* Salas<br />
* Saleman<br />
* Saparua<br />
* Sawai<br />
* Seith<br />
* Selaru<br />
* Seluwasan<br />
* Sepa<br />
* Serili<br />
* Serua<br />
* Talur<br />
* Tarangan Timur<br />
* Tarangan Barat<br />
* Tela-Masbuar<br />
* Teluti<br />
* Teor<br />
* Te'un<br />
* Tugun<br />
* Tugutil<br />
* Tulehu<br />
* Wakasihu<br />
* Watubela<br />
* Wemale Utara<br />
* Wemale Selatan<br />
* Yalahatan<br />
* Yamdena<br />
<br />
Dua bahasa yang telah punah adalah Palamata dan Moksela.<br />
Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Portugis, Belanda dan Inggris) menginjakan kakinya di Maluku (termasuk Maluku Utara), bahasa-bahasa tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun.<br />
Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah, mengingat sejak 1980-an berdatangan 5000 KK (lebih) transmigran dari Pulau Jawa. Dengan banyaknya penduduk dari pulau lain tersebut, maka khazanah bahasa di Pulau Seram (dan Maluku) juga bertambah, yaitu kini ada banyak pemakai bahasa-bahasa Jawa, Bali dan sebagainya.<br />
[sunting] Agama<br />
<br />
Masjid di Kaitetu di awal abad ke-20<br />
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh Kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku serta Pedagang Arab di pesisir Pulau Ambon dan sekitarnya sebelumnya. Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2008 adalah Mesjid 1.188 buah, Gereja 1.022 buah, Pura 10 buah dan Wihara 4 buah. Sedangkan Pemeluk agama Islam sebesar 50,03 persen, Kristen Protestan sebesar 39,04 persen, Kristen Katholik 10,06 persen, Hindu 0,20 persen dan Budha 0,03 persen dan lainnya 0,65. Pada tahun 2008, jemaah haji yang pergi ke Mekkah sebanyak 621 orang, dimana jemaah haji terbanyak berasal dari Kota Ambon sebanyak 339 orang.<br />
[sunting] Perikanan<br />
Provinsi Maluku ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010.Ikan yang banyak ditemukan di pasar - pasar di Ambon antara lain ; ikan cakalang, ikan momar, ikan puri, dan masih banyak lagi.<br />
[sunting] Sosial Budaya<br />
Dalam masyarakat Maluku dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut Pela dan Gandong.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Buru Namlea<br />
2 Kabupaten Buru Selatan Namrole<br />
3 Kabupaten Kepulauan Aru Dobo<br />
4 Kabupaten Maluku Barat Daya Wonreli (de facto)<br />
5 Kabupaten Maluku Tengah Masohi<br />
6 Kabupaten Maluku Tenggara Langgur<br />
7 Kabupaten Maluku Tenggara Barat Saumlaki<br />
8 Kabupaten Seram Bagian Barat Piru (de facto)<br />
9 Kabupaten Seram Bagian Timur Bula (de facto)<br />
10 Kota Ambon -<br />
11 Kota Tual -<br />
<br />
[sunting] Daftar Gubernur<br />
Sebagai salah satu Propinsi tertua di Indonesia, Maluku juga telah diperintah berbagai bangsa selama berabad-abad. Adapun daftar Gubernur Maluku sejak Zaman Kolonial dimulai dari Pemerintahan Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris hingga Masa Kemerdekaan Republik Indonesia, adalah sebagai berikut:<br />
No. Nama Masa jabatan<br />
A Masa Pemerintahan Portugal<br />
1 Antonio de Brito 1522 - 1525<br />
2 Garcia Henriques 1525 - 1527<br />
3 Jorge de Meneses 1527 - 1530<br />
4 Gonçalo Pereira 1530 - 1531<br />
5 Vicente da Fonseca 1531 - 1534<br />
6 Tristão de Ataide 1534 - 1536<br />
7 Antonio Galvão 1536 - 1540<br />
8 Jorge de Castro 1540 - 1544<br />
9 Jordão de Freitas 1544 - 1546<br />
10 Bernaldim de Sousa 1546 - 1549<br />
11 Cristovão de Sa Oct 1549 - Oct 1550<br />
12 Francisco Lopes de Sousa 1552 - Feb 1554<br />
13 Cristovão de Sa (memerintah untuk kedua kalinya) Feb 1554 - Nov 1555<br />
14 Duarte d'Eça 1555 - Dec 1558<br />
15 António Pereira Brandão Dec 1558 - Oct 1560<br />
16 Manoel de Vasconcellos Oct 1560 - 1561<br />
17 Bastião Machado Oct 1560 - 1561<br />
18 Henrique de Sa Mar 1562 - 1564<br />
19 Alvaro de Mendonça 1564 - 1567<br />
20 Diogo Lopes de Mesquita 1567 - 1571<br />
21 Alvaro de Ataide 1571 - Dec 1574<br />
22 Nuno Pereira de Lacerda Dec 1574 - 28 Dec 1575<br />
23 Sancho de Vasconcellos 1575 - 1578<br />
24 Diogo de Azambuja Dec 1582 - Jan 1586<br />
25 Duarte Pereire de Sampaio Jan 1586 - 1589<br />
26 Rui Dias da Cunha 1589 - 1592<br />
27 Tristão de Sousa 1592 - 1595<br />
28 Julião de Noronha 1595 - 20 Nov 1598<br />
29 Rui Gonçalves de Sequeira 20 Nov 1598 - Feb 1602<br />
30 Pedro Alvares de Abreu Feb 1602 - 19 May 1605<br />
B Masa Pemerintahan Spanyol 1606 - 1663<br />
1 Juan de Esquivel 1606 - 1609<br />
2 Lucas de Vergara Gaviria 1606 - 1609<br />
3 Cristobál de Azcueata Menchaca 1610 - 1612<br />
4 Jerónimo de Silva 1612 - 1617<br />
5 Lucas de Vergara Gaviria (memerintah untuk kedua kalinya) 1617 - 1620<br />
6 Luis de Bracamonte 1620 - 1623<br />
7 Pedro de Heredia 1623 - 1636<br />
8 Pedro Muñoz de Carmona y Mendiola 1636 - 1640<br />
9 Francesco Suárez de Figueroa 1640 - 1642<br />
10 Pedro Fernández del Rio 1642 - 1643<br />
11 Lorenzo de Olaso Achotegui 1643 - 1652<br />
12 Pedro Fernández del Rio (memerintah untuk kedua kaliya) 1652<br />
13 Francesco de Esteybar 1652 - 1656<br />
14 Diego Sarria Lascano 1659 - 1660<br />
15 Francesco de Esteybar (memerintah untuk kedua kalinya) 1658 - 1659<br />
16 Francesco de Atienza Ibañez 1659 - 1660<br />
17 Juan de Chaves 1660 - 1661<br />
18 Agustín de Cepeda Carnacedo 1661 - 1663<br />
19 Francesco de Atienza Ibañez (memerintah untuk kedua kalinya) 1663<br />
C Masa Pemerintahan Belanda <br />
1 Frank van der Does 1599 - c.1602<br />
2 Jan Pieterszen Suyer Jan 1601 - 1602<br />
3 Christiaen Adriaensz den Dorst Sep 1602 - 1604<br />
4 Anthonie van Suylen van Nyevelt Sep 1602 - 1604<br />
5 Adriaan Antoniszen Jul 1605 - Mar 1606<br />
6 Gerrit Gerritszen van der Buis & Pieter Janszen Boenen 1607 - 1608<br />
7 Adriaen Woutersz 1608 - 1610<br />
8 Paulus van Caerden 1610 - 1612<br />
9 Pieter Both 1612 - 1616<br />
10 Laurens Reaal 1616 - 1621<br />
11 Frederik Houtman 1621 - 1623<br />
12 Jacques le Fèbre 1623 - 1627<br />
13 Gilles van Zeijst 1627 - 1628<br />
14 Pieter Wagensveld 1628 - 1629<br />
15 Gijsbert van Lodestein 1629 - 1633<br />
16 Johan Ottens 1633 - 1635<br />
17 Jan van Broekom 1635 - 1640<br />
18 Anthonij Caen 1640 - 1642<br />
19 Wouter Seroijen 1642 - 1648<br />
20 Gaspar van den Bogaerde 1648 - 1653<br />
21 Jacob Hustaart 1653 - 1656<br />
22 Simon Cos 1656 - 1662<br />
23 Anthonij van Voorst 1662 - 1667<br />
24 Maximilian de Jong 1667 - 1669<br />
25 Abraham Verspreet 1669 - 1672<br />
26 Cornelis Franks 1672 - 1674<br />
27 Willem Corput 1675 - 1675<br />
28 Willem Harthouwer 1676 - 1676<br />
29 Jacob de Ghein 1676 - 1677<br />
30 Robbert Padtbrugge 1677 - 1682<br />
31 Jacob Lobs 1682 - 1686<br />
32 Johan Henrik Thim 1686 - 1689<br />
33 Johannes Cops 1689 - 1692<br />
34 Cornelis van der Duin 1692 - 1696<br />
35 Salomon le Sage 1696 - 1701<br />
36 Pieter Rooselaar 1701 - 1706<br />
37 Jacob Claaszoon 1706 - 1710<br />
38 David van Petersom 1710 - 1715<br />
39 Jacob Bottendorp 1715 - 1720<br />
40 Antoni Heinsius 1720 - 1723<br />
41 Jacob Cloeck 1723 - 1724<br />
42 Joan Happon 1724 - 1728<br />
43 Jacob Christiaan Pielat 1728 - 1731<br />
44 Elias de Haeze 1728 - 1731<br />
45 Johannes Bernard 1728 - 1731<br />
46 Paulus Rouwenhoff 1735 - 1739<br />
47 Marten Lelievelt 1739 - 1744<br />
48 Gerrard van Brandwijk van Blokland 1744 - 1750<br />
49 J.E. van Mijlendonk 1750 - 1754<br />
50 Abraham Abeleven 1754 - 1758<br />
51 Jacob van Schoonderwoert 1754 - 1758<br />
52 Hendrik Breton 1766 - 1767<br />
53 Paulus Jacob Valckenaer 1771 - 1778<br />
54 Jacob Roeland Thomaszen 1778 - 1780<br />
55 Alexander Cornabé 1780 - 1793<br />
56 J. Ekenholm 1793 - 1796<br />
57 Johan Godfried Burdach 1796 - 1799<br />
58 Willem Jacob Cranssen 13 Sep 1799 - 21 Jun 1801<br />
D Masa Pemerintahan Inggris <br />
1 K.T. Farquhar 21 Jun 1801 - 1803<br />
2 H. Webber 1803<br />
3 Peter Adrianus Goldbach 1803 - 1804<br />
4 Carel Lodewijk Wieling 1804 - 1809<br />
5 R. Coop à Groen 1809 - 1810<br />
7 E. Tucker 1810 - 1811<br />
8 Forbes 1811<br />
9 W. Ewer 1811 - 1813<br />
10 W.G. Mackenzie 1813 - 1815<br />
11 R. Stuart 1815 - 1816<br />
12 W.G. Mackenzie (memerintah untuk kedua kalinya) 1816 - 20 Apr 1817<br />
E Masa Kemerdekaan Indonesia Hingga Sekarang <br />
1 Mr. J.J. Latuharhary 1950 - 1955<br />
2 M. Djosan 1955 - 1960<br />
3 Muhammad Padang 1960 - 1965<br />
4 G.J. Latumahina 1965 - 1968<br />
5 Soemitro 1968 - 1973<br />
6 Soumeru 1973 - 1975<br />
7 Hasan Slamet 1975 - 1980<br />
7 Hasan Slamet (memerintah untuk kedua kalinya) 1980 - 1985<br />
8 Sebastian Soekoso 1985 - 1990<br />
9 Sebastian Soekoso (memerintah untuk kedua kalinya) 1990 - 1993<br />
10 M. Akib Latuconsina 1993 - 1998<br />
11 Dr. M. Saleh Latuconsina 1998 - 2003<br />
12 Brigjen TNI (Purn) Karel Albert Ralahalu 2003 - 2013<br />
[sunting] Perekonomian<br />
Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.<br />
<br />
[sunting] Energi<br />
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang. Pulau Halmahera pada lengan bagian barat laut didominasi oleh batuan vulkanik kalsium-alkalin berumur kwarter yang terdiri dari lava breksi dan tufa andesitik-basaltik dikenal dengan formasi Kayasa dan Togawa. Sedangkan pada lengan bagian selatan didominasi oleh batuan sedimen dan batuan vulkanik menengah berumur tersier. Sebagian besar daerah yang sedang berkembang setelah pasca konflik horizontal tahun 1999, membuktikan bahwa sesungguhnya membawah dampak positif yang global contonya Kota Ternate, kota yang kecil tapi menyimpan segudang potensi yang belum digarap secara optimal baik bahan yang bisa diperbaharui dan bahan barang tambang yang tidak dapat diperbaharui.<br />
[sunting] Pariwisata<br />
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang. Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku antara lain:<br />
<br />
* Pantai Natsepa, Ambon<br />
* Pintu Kota, Ambon<br />
* Benteng Duurstede, Saparua<br />
* Benteng Amsterdam, Ambon<br />
* Benteng Victoria, Ambon<br />
* Banda Neira, Banda<br />
* Benteng Belgica, Banda<br />
* Pantai Hunimoa, Ambon<br />
* Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai<br />
* Pantai Ngurtafur, Pulau Warbal, Kai<br />
* Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai<br />
* Sawai, Seram Utara<br />
* Leksula, Buru<br />
* Pintu Kota, Ambon<br />
* Pantai Latuhalat, Ambon<br />
* Tanjung Marthafons, Ambon<br />
* Taman Nasional Manusela, Seram<br />
* Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram<br />
* Pantai Hatuurang<br />
* Pantai Lokki, Seram<br />
* Pantai Englas, Seram<br />
* Pantai Labuan Aisele, Seram Utara<br />
* Pulau Kasa, Seram<br />
* Pulau Pombo<br />
* Pulau Tiga<br />
* Pulau Luciapara<br />
* Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda<br />
* Weluan, Kep. Tanimbar<br />
* Pulau Bais<br />
* Tanjung Sesar, Seram<br />
* Pulau Panjang, Pulau Lulpus dan Pulau Garogos<br />
* Gunung Boy<br />
* Kilfura, Seram<br />
* Pantai Soplessy, Seram<br />
* Gua Lusiala, Seram<br />
* Pantai Kobisadar<br />
* Ahuralo, Amahai<br />
* Gua Hutan Kartenes<br />
* Goa Akohy di Tamilouw, Seram<br />
* Benteng Titaley, Seram<br />
* Danau Binaya, Piliana<br />
<br />
[sunting] Komunikasi:<br />
[sunting] Ambon Cyber City<br />
Pada pertengahan tahun 2008, kota Ambon ditetapkan sebagai Cyber City. Pekerjaan proyek Ambon Cyber City yang dilakukan Pemkot Ambon untuk memberikan kemudahan berakses internet telah selesai hingga akhir Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini semata-mata guna memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berakses dengan mudah dan murah ke "dunia maya", tanpa harus antri di "warung internet" atau berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk berinternet. Hanya dengan modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless, masyarakat sudah bisa menikmati internet dengan mudah berbagai tempat di pusat kota Ambon. Pemkot Ambon pun telah menjalin kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower perusahaan seluler itu, di mana peralatan Cyber akan dipasang pada menara tower milik perusahaan itu, sehingga bisa memancarkan sinyalnya dan menjangkau seluruh wilayah Kota Ambon.<br />
[sunting] Stasiun Televisi Lokal<br />
Maluku juga mempunyai televisi lokal yaitu Molucca Tv dan Ambon Tv.<br />
[sunting] Surat Kabar Harian<br />
<br />
* Ambon Express<br />
* Suara Maluku<br />
* Metro Maluku<br />
* Siwalima<br />
* Radar Ambon<br />
* Titah Siwalima<br />
* Maluku Expose<br />
* Marinyo<br />
* Seram Pos<br />
* Suara Ekspresi<br />
<br />
[sunting] Tabloid/ Koran Mingguan<br />
<br />
* Bela Reformasi<br />
* Dhara Pos<br />
* Maluku Media<br />
* Door<br />
* Gosepa<br />
* Maluku Baru<br />
* Moria<br />
* Maluku News<br />
* Pelangi Maluku<br />
* Suara Rakyat<br />
* Utusan Rakyat<br />
<br />
[sunting] Stasiun Radio Lokal<br />
<br />
* Suara Pelangi<br />
* DMS<br />
* Rock FM<br />
* Binaya<br />
* G-Tavlul<br />
* Dian Mandiri<br />
* Sangkakala<br />
* Baku-Bae<br />
* Resthy Mulya<br />
* Arika Polnam<br />
* Manusela FM<br />
* Kabaresi<br />
<br />
[sunting] Pendidikan<br />
[sunting] Perguruan Tinggi[3]<br />
[sunting] Negeri<br />
Nama Perguruan Tinggi Tahun Pendirian Pemimpin Lokasi Situs Web<br />
Universitas Pattimura (UNPATTI) 1962 Prof. Dr. H.B. Tetelepta, M.Pd. Ambon www.unpatti.ac.id<br />
Politeknik Negeri Ambon (POLNAM) 1985 Ir. H. D. Nikijuluw, M.T. Ambon www.polnam.ac.id<br />
Politeknik Perikanan Negeri Tual (POLIKANT) 2004 Ir. P. Beruatwarin, M.Si. Tual [4]<br />
Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN) 1980 Prof Dr H Dedi Djubaedi, M.Ag. Ambon<br />
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Ambon <br />
R. Souhaly, SM. Mh www.stakpn-ambon.ac.id/<br />
[sunting] Swasta<br />
Nama Perguruan Tinggi Pemimpin Lokasi<br />
Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) DR. A.M.L. Batlayeri Ambon<br />
Universitas Darussalam (UNIDAR) Prof. Drs. Ismail Tahir Ambon<br />
Universitas Iqra Drs. R. Suyatno S. Kusuma, M.Si. Buru<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Ambon F.C. Renyut. S.Sos. M.Si. Ambon<br />
STIA Abdul Aziz Kataloka Drs. J. Madubun. M.Si. Ambon<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Said Perimtah Dr. A. Wattiheluw, S.Sos., M.Si. Masohi<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Darul Rachman Drs. Muuti Matloan Tual<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur P.C. Renwarin, S.E. M.Si. Tual<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Saumlaki Semuel Luturyali, S.H. Saumlaki<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umel Asyara Rumkei, S.E. Tual<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Saumlaki Drs. M.M. Lololuan Saumlaki<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen (STIEM) Rutu Nusa Drs. G.M.B.K. Dahaklory Ambon<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) Mutiara Cilifius Reyaan, S.Sos. Tual<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Kebangsaan Drs. J. Kapressy Masohi<br />
Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir Prof. Dr. Hamadi B. Husein Banda<br />
STKIP Gotong Royong Drs. Autan Sahib Patty Masohi<br />
Akademi Maritim Maluku (AMM) Drs. P.P. Rahaor. M.Pd. Ambon<br />
Akademi Kebidanan (AKBID) Aru Yonita E.O. Uniplaita, A.Kp., M.Kes. Dobo<br />
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada Sahrir Sillehu, S.KM., M.Kes Kairatu, SBB<br />
[sunting] Seni dan Budaya<br />
[sunting] Musik<br />
Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong berukuran besar dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).<br />
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian tradisional seperti Katreji.<br />
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad silam, bangsa Arab datang untuk menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.<br />
Diluar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam bernyanyi. Sejak dahulu pun mereka sudah sering bernyanyi dalam mengiringi tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang terdapat banyak penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda seperti Broery Pesoelima dan Harvey Malaihollo. Belum lagi para penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo serta penyanyi-penyanyi muda berbakat seperti Glen Fredly, Ello Tahitu dan Moluccas.<br />
[sunting] Tarian<br />
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai).<br />
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.<br />
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.<br />
Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.<br />
[sunting] Adat perkawinan<br />
Daerah Maluku yang terdiri dari beratus-ratus pulau mempunyai berbagai suku bangsa, seperti suku Ternate, suku Ambon, suku Seram, suku Tidore, suku Kei dan sebagainya. dibawah ini akan diterangkan mengenai adat perkawinan di Maluku Utara yang banyak didiami oleh suku Ternate dan suku Tidore.[5]<br />
[sunting] Sejarah<br />
Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol dan Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan Sekutu pada era Perang Dunia ke II.<br />
Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan adanya kemunculan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba' (Jawa)namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun 1300an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal yang dimana didominasi oleh Orang Kaya, yang disamping itu lebih efektif digunakan jika berurusan dengan pihak luar.<br />
Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia kemudian datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta dalam Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan pembentukan daerah monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu posisinya.<br />
Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah mati dalam perang rempah-rempah ini. Dan dikemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.<br />
[sunting] Arkeologi<br />
Bukti arkeologi paling awal adanya okupasi manusia di wilayah ini ditemukan sekitar tiga puluh dua ribu tahun, tetapi bukti adanya permukiman yang lebih tua di Australia mungkin mengindikasikan bahwa Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa semakin meluasya hubungan perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap kepulauan lain yang menjadi semakin tinggi, dimulai sekitar sepuluh ribu hingga lima belas tahun kemudian. Batu permata dan perak yang biasanya digunakan sebagai mata uang di semenanjung India sekitar 200 sebelum Masehi telah ditemukan pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu berkembang menjadi daerah kosmopolitan di mana para pedagang rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap disana, termasuk para pedagang Arab dan Cina yang mengunjungi atau bermaksud untuk tinggal di daerah tersebut.<br />
<br />
[sunting] Era Portugis dan Spanyol<br />
Selain dari adanya pengaruh kebudayaan hal yang paling signifikan dari efek kehadiran Portugis adalah gangguan dan disorganisasi perdagangan Asia namun disamping itu adalah adanya penyebaran Agama Kristen di Indonesia Timur termasuk Maluku. Portugis yang telah menaklukkan Malaka pada awal abad keenambelas dan pengaruh mereka terasa sangat kuat di Maluku dan kawasan lain di timur Indonesia. Setelah penaklukan Portugis atas Malaka pada bulan Agustus 1511, Afonso de Albuquerque pelajari rute ke Kepulauan Banda dan Kpulauan Rempah-Rempah lainnya dengan mengirim sebuah penjelajahan tiga kapal ekspedisi di bawah pimpinan António de Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco Serrano. Di tengah perjalanan untuk kembali, Francisco Serrao yang terdampar di pulau Hitu (Ambon utara) pada 1512. Ia mendirikan hubungan ddngan penguasa lokal yang terkesan dengan kemampuan militer. Adanya pertikaian antara Kerajaan Ternate dan Tidore juga melibatkan Portugis.<br />
Setelah bergabung dengan Ternate, Serrão kemudian membangun benteng di pulau tersebut dan menjadi kepala duitan dari para serdadu Portugis di bawah pelayanan satu dari dua sultan yang berkuasa mengendalikan perdagangan rempah-rempah. Namun dengan adanya penyebaran agama Kristen mengakibatkan terjadinya ketegangan dengan Penguasa Ternate yang adalah Muslim. Ferdinand Magellan Serrão mendesak dia untuk bergabung di Maluku dan memberikan informasi para penjelajah tentang Kepulauan rempah-rempah. Akan tetapi, keduanya meninggal sebelum sempat bertemu satu sama lain. Pada tahun 1535 Raja Tabariji diberhantikan dan dikirim ke Goa oleh Portugis. Ia kemudaun menganut Kristen serta mengubah namanya menjadi Dom Manuel. Setelah dinyatakan bersalah, dia dikirim kembali ke takhtanya kembali, tetapi meninggal dalam perjalanan di Melaka pada 1545. Meskipun begitu, ia mewariskan pulau Ambon kepada Ayah Baptisnya yang adalah seorang Portugis, Jordão de Freitas. Setelah kejadian pembunuhan Sultan Hairun oleh Portugis, Ternate keudian mengusir mereka pada tahun 1575 setelah pengepungan selama 5 tahun.<br />
Pendaratan Portugis yang pertama di Ambon terjadi pada tahun 1513, yang dikemudian hari akan menjadi pusat kegiatan Portugal di Maluku setelah pengusiran dari Ternate. Kekuatan Eropa didaerah tersebut pada saat itu lemah dan Ternate makin menyebarkan kekuasaannya sebagai Kerajaan Islam anti Portugis dibawah pimpinan Sultan Baab Ullah dan anaknya Sultan Said. Di Ambon, Portugis mendapat perlawanan dari penduduk muslim lokal di daerah utara pulau tesebut terutama di Hitu yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan agama dengan kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis tidak pernah berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat produksi pala.<br />
Spanyol kemudian mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore. Misionaris dan saah satu dari Orang Suci Katholik, Santo Fransiscus Xaverius (Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-1547 kepada orang Ambon, Ternate dan Morotai serta meletakkan dasar untuk misi permanen disana. Dengan tibanya beliau disana, 10.000 orang telah dibaptis menjadi Katholik, dengan persentase terbanyak di pulau Ambon dan sekitar tahun 1590 terdapat 50.000 bahkan 60.000 orang telah dibaptis, walaupun beberapa daerah sekitarnya tetap menjadi daerah Muslim.<br />
Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas Kristen dalam jumlah besar di daerah timur Indonesia selama beberapa waktu, serta telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan Eropa, khususnya di antara orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah besar kata berasal dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu merupakan bahasa pergaulan sampai awal abad kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa Indonesia seperti pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, semua berasal dari bahasa Portugis. Banyak pula nama-nama keluarga di Maluku berasal dari Portugis seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues dan da Silva.<br />
[sunting] Kerajaan Belanda<br />
Orang Belanda tiba pada tahun 1599 dan melaporkan adanya usaha Portugis untuk memonopoli perdagangan tradisional mereka. Setelah Orang Ambon berhasil membantu Belanda dalam membangun benteng di Hitu Lama, Portugis memulai kampanye melawan bantuan terhadap Ambon dari Belanda. Setelah 1605 Frederik Houtman menjadi gubernur Belanda pertama Ambon. VOC merupakan perusahan perdagangan Belanda yang terhambat oleh tiga faktor daam menjalankan usahanya yaitu: Portugis, penduduk lokal dan Inggris. Sekali lagi, penyelundupan merupakan satu-satunya cara untuk monopoli Eropa. Selama abad ke-17, Banda melakukan perdagangan bebas dengan Ingris. Upaya Belanda adalah dengan mengurangi jumlah penduduk asli Banda lalu mengirim lainnya ke luar pulai serta mendirikan instalasi budak kerja.<br />
Walaupun lainnya kembali menetap di Kepulauan Banda, sisa wilayah Maluku lainnya tetap sangat sulit untuk berada dibawah kontrol asing bahkan setelah Portugis mendirikan stasiun perdagangannya di Makassar, terjadi pemberontakan penduduk lokal pada tahun 1636 dan 1646. Dibawah kontrol kompeni Maluku teradministrasi menjadi residen Belanda yaitu Ternate di Utara dan Amboyna (Ambon) di selatan.<br />
[sunting] Perang Dunia II<br />
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh , melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang dengan Jepang. Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara Jepang di desa Tawiri. Dan untuk memperingatinya dibangun monumen Australia di desa Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura). Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan sebagai salah satu propinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Propinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik Maluku Selatan (RMS).<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Marga Ambon<br />
* Daftar tokoh Maluku<br />
<br />
[sunting] Referensi dan pranala luar<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Daftar Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Maluku<br />
4. ^ Statuta Peliteknik Perikanan Negeri Tual<br />
5. ^ Buku Pintar Indonesia. Edi Sigar.2007<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Maluku<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Maluku<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Maluku<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Maluku<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Maluku<br />
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Maluku<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Negara di Asia Tenggara<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Maluku<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 5°32′ S19 E°region:ID_type:adm1st_scale:5000000′ {{{6}}}<br />
Kategori:<br />
<br />
* Maluku<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Lietuvių<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Srpskohrvatski / Српскохрватски<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 12.58, 11 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-46215951128230430752012-02-27T19:11:00.000-08:002012-02-27T19:11:05.024-08:00Sulawesi BaratSulawesi Barat<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Sulawesi Barat<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Sulawesi Barat<br />
Lambang<br />
Motto: "Mellete Diatonganan; "<br />
( Meniti pada Kebenaran)<br />
Peta lokasi Sulawesi Barat<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 5 Oktober 2004 (hari jadi)<br />
Dasar hukum UU 26/2004<br />
Ibu kota Mamuju<br />
Koordinat 3º 50' - 0º 40' LS<br />
117º 20' - 120º 10' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Anwar Adnan Saleh<br />
- DAU Rp. 441.578.798.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 16.796,19 km2<br />
Populasi [2]<br />
- Total 1.158.336<br />
- Kepadatan 69/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%), Suku Lainnya (19,15%)<br />
- Agama Islam (83,1%), Kristen (14,36%), Hindu (1,88%), Buddha (0,04%), Lain-lain (0,62%)<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia, bahasa Mandar, bahasa Bugis, bahasa Toraja, bahasa Makassar<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 5<br />
Situs web http://www.sulbar.net<br />
http://www.malaqbi.com<br />
Peta Sulawesi Barat<br />
Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi yang dibentuk pada 5 Oktober 2004 ini berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibukotanya ialah Mamuju. Luas wilayahnya sekitar 16,796.19 km². Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%).<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sumber Kekayaan Alam<br />
o 1.1 Masa penjajahan<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 2.2 Daftar gubernur<br />
* 3 Catatan kaki<br />
* 4 Lihat juga<br />
* 5 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sumber Kekayaan Alam<br />
Sulawesi Barat dikenal memiliki banyak objek lokasi wisata. Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa dan cengkeh. Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi.<br />
[sunting] Masa penjajahan<br />
Pada masa penjajahan, wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah bagian dari 7 wilayah pemerintahan yang dikenal dengan nama Afdeling Mandar yang meliputi empat onder afdeling, yaitu:<br />
<br />
1. Onder Afdeling Majene beribukota Majene;<br />
2. Onder Afdeling Mamuju beribukota Mamuju;<br />
3. Onder Afdeling Polewali beribukota Polewali;<br />
4. Onder Afdeling Mamasa beribukota Mamasa.<br />
<br />
Onder Afdeling Majene, Mamuju dan Polewali yang terletak di sepanjang garis pantai barat pulau Sulawesi mencakup 7 wilayah kerajaan (Kesatuan Hukum Adat) yang dikenal dengan nama Pitu Baqbana Binanga (Tujuh Kerajaan di Muara Sungai) yang meliputi:<br />
<br />
1. Balanipa di Onder Afdeling Polewali(dipimpin oleh Ambo Caca Daeng Magasing);<br />
2. Binuang di Onder Afdeling Polewali;<br />
3. Sendana di Onder Afdeling Majene;<br />
4. Banggae/Majene di Onder Afdeling Majene;<br />
5. Pamboang di Onder Afdeling Majene;<br />
6. Mamuju di Onder Afdeling Mamuju;<br />
7. Tappalang di Onder Afdeling Mamuju.<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Majene Majene<br />
2 Kabupaten Mamasa Mamasa<br />
3 Kabupaten Mamuju Mamuju<br />
4 Kabupaten Mamuju Utara Pasangkayu<br />
5 Kabupaten Polewali Mandar Polewali<br />
<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
Urutan Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Oentarto Sindung Mawardi<br />
(Pejabat Gubernur) 16 Oktober 2004 21 Oktober 2005 1<br />
2. <br />
Syamsul M. Rivai<br />
(Pejabat Gubernur) 21 Oktober 2005 14 Desember 2006 2<br />
3. AnwarAdnanSaleh.jpg Anwar Adnan Saleh 14 Desember 2006 2011 3<br />
Keterangan:<br />
<br />
1Oentarto sebelumnya menjabat Dirjen Otda Depdagri. Oentarto dilantik oleh Mendagri Hari Sabarno<br />
2Syamsul dilantik oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf<br />
3Ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Gubernur Sulbar pada 28 Agustus 2006. Dilantik oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf<br />
<br />
<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
<br />
[sunting] Lihat juga<br />
<br />
* Sandeq<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Sulbar<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Sulbar<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Sulbar<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Sulbar<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Sulbar<br />
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Barat<br />
<br />
l • b • s<br />
Sulawesi Barat<br />
<br />
Pusat pemerintahan: Mamuju, Kabupaten Mamuju<br />
<br />
Kabupaten <br />
Majene • Mamasa • Mamuju • Mamuju Utara • Polewali Mandar<br />
Lambang Provinsi Sulawesi Barat<br />
<br />
Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
<br />
Ibukota: DKI Jakarta<br />
<br />
Sumatera <br />
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung<br />
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg<br />
<br />
Jawa <br />
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur<br />
<br />
Kalimantan <br />
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur<br />
<br />
Nusa Tenggara <br />
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
Sulawesi <br />
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo<br />
<br />
Maluku dan Papua <br />
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua<br />
<br />
Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia<br />
Garuda Pancasila Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 2°27′ LS 119°21′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Sulawesi Barat<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Türkçe<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 19.49, 12 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-73167704596520957802012-02-27T19:10:00.000-08:002012-02-27T19:10:32.293-08:00GorontaloGorontalo<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
<br />
Gorontalo<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Gorontalo<br />
Lambang<br />
Motto: "Duluo Limo Lo Pohalaa" "Bumi Serambi Madinah"<br />
Peta lokasi Gorontalo<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 16 Februari 2001 (hari jadi)<br />
Ibu kota Kota Gorontalo<br />
Koordinat 0º 0' - 1º 30' LU<br />
120º 50' - 123º 50' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Dr. Ir. Gusnar Ismail, M.M.<br />
- DAU Rp 461.118.102.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 12,215,44 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 1.038.585<br />
- Kepadatan 85.025,4/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Gorontalo (90%) , Mongondow<br />
- Agama Islam (92%), Kristen, Animisme.<br />
- Bahasa Bahasa Gorontalo, Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 5<br />
Kota 1<br />
Lagu daerah Hulonthalo Lipuu<br />
Situs web www.gorontaloprov.go.id<br />
Gorontalo adalah provinsi yang ke-32 di Indonesia. Sebelumnya Gorontalo merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000.<br />
Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 12.215,44 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 1,038.585 jiwa (berdasarkan Sensus Penduduk 2010), dengan tingkat kepadatan penduduk 85 jiwa/km². Penjabat Gubernur Gorontalo yang pertama adalah Drs. Tursandi Alwi yang dilantik pada peresmian Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2001. Tanggal ini selanjutnya, sekalipun masih kontroversial, diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo hingga sekarang (2011).<br />
Sampai dengan September 2011, wilayah adminitrasi Provinsi Gorontalo mencakup 5 kabuapten (Kabupaten Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Gorontalo Utara, dan Pohuwato), 1 kota (Kota Gorontalo), 75 kecamatan, 532 desa, dan 69 kelurahan. Data ini terus mengalami perubahan seiring dengan adanya proses pemekaran kabupaten/ kota, kecamatan, desa, atau kelurahan yang ada di Provinsi Gorontalo hingga sekarang.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Letak Geografis<br />
* 2 Batas Wilayah<br />
* 3 Pemerintahan<br />
o 3.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 3.2 Kecamatan dan Desa/Kelurahan<br />
o 3.3 Daftar Gubernur<br />
* 4 Arti Lambang Daerah[7]<br />
o 4.1 Arti Simbol<br />
o 4.2 Arti Warna<br />
* 5 Bahasa daerah<br />
* 6 Media<br />
o 6.1 Media cetak<br />
* 7 Rumah adat<br />
* 8 Senjata tradisional<br />
* 9 Sejarah<br />
o 9.1 Pra-Kolonial[8]<br />
o 9.2 Zaman Kolonial[8]<br />
o 9.3 Pasca-Kolonial[8]<br />
* 10 Referensi<br />
* 11 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Letak Geografis<br />
Provinsi Gorontalo terletak pada bagian utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0,19’ – 1,15‘ LU dan 121,23’ –123,43’ BT. Letaknya sangatlah strategis, karena diapit oleh dua perairan (Teluk Tomini di selatan dan Laut Sulawesi di utara) dan 2 KAPET (Kawasan Ekonomi Tepadu), yaitu: KAPET Bitui, Sulawesi Tengah dan KAPET Bitung, Sulawesi Utara.<br />
[sunting] Batas Wilayah<br />
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo[3], batas wilayah Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:<br />
<br />
* Utara: Laut Sulawesi<br />
* Timur: Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara<br />
* Selatan: Teluk Tomini<br />
* Barat: Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, Provinsi Sulawesi Tengah<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
Provinsi Gorontalo pada awal berdirinya hanya terdiri dari 2 kabupaten dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, Provinsi Gorontalo kini terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota, yaitu sebagai berikut.<br />
Kabupaten/Kota Ibu Kota Dasar Hukum Luas (km2) Persentase<br />
Kabupaten Boalemo[4] Tilamuta UU No.50 Tahun 1999 2.567,36 21,02%<br />
Kabupaten Bone Bolango[5] Suwawa UU No.6 Tahun 2003 1.984,40 16,24%<br />
Kabupaten Gorontalo[4] Limboto UU No.29 Tahun 1959 2.124,60 17,39%<br />
Kabupaten Gorontalo Utara[5] Kwandang UU No.11 Tahun 2007 1.230,07 10,07%<br />
Kabupaten Pohuwato[6] Marisa UU No.6 Tahun 2003 4.244,31 34,75%<br />
Kota Gorontalo[4] - UU No.38 Tahun 2000 64,79 0,53%<br />
[sunting] Kecamatan dan Desa/Kelurahan<br />
Wilayah administrasi Provinsi Gorontalo terdiri atas 75 kecamatan dan 601 desa/kelurahan yang tersebar di semua kabupaten/kota sebagai berikut.<br />
Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan<br />
Kabupaten Boalemo 7 84<br />
Kabupaten Bone Bolango 17 156<br />
Kabupaten Gorontalo 18 169<br />
Kabupaten Gorontalo Utara 11 60<br />
Kabupaten Pohuwato 13 82<br />
Kota Gorontalo 9 50<br />
[sunting] Daftar Gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Tursandi Alwi (Pejabat Gubernur) 16 Februari 2001 12 September 2001 Dilantik oleh Mendagri dan Otonomi Daerah Surjadi Soedirdja<br />
2. Fadel-muhammad.jpg Fadel Muhammad 12 September 2001 17 Januari 2007 Pasangan Ir. Fadel Muhammad dan Ir. Gusnar Ismail MM<br />
adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur periode 2001-2006<br />
17 Januari 2007 21 Oktober 2009 Pasangan Ir. Fadel Muhammad dan Ir. Gusnar Ismail MM<br />
adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur periode 2007-2012. Ini merupakan periode ke-2 pasangan ini.<br />
4. <br />
Dr.Ir.H.Gusnar Ismail, M.M. 26 Oktober 2009 Januari 2012 Diangkat menjadi gubernur karena<br />
Fadel Muhammad diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI.<br />
<br />
[sunting] Arti Lambang Daerah[7]<br />
[sunting] Arti Simbol<br />
<br />
* Model pohon kelapa yang melengkung: gerak dinamis dan tidak diam, tetapi selalu berbuat untuk masa depan.<br />
* Sayap maleo yang mengembang: dinamika siap untuk tinggal landas dan siap bersaing serta berjumlah 16 helai menandakan tanggal kelahiran Provinsi Gorontalo (16 Februari 2000).<br />
* Buku yang terbuka: keinginan masyarakat untuk untuk siap meraih prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus.<br />
* Bintang: cita-cita yang tinggi dan lambang keagamaan.<br />
* Pita: keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam, dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.<br />
* Padi dan Kapas: kemakmuran dan kesejahteraan (seperti pada Pancasila).<br />
* Rantai: pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika serta berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari.<br />
* Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942.<br />
<br />
[sunting] Arti Warna<br />
<br />
* Biru keunguan: tenang, setia, dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.<br />
* Hijau: kesuburan.<br />
* Kuning: keagungan dan kemuliaan.<br />
* Putih: kesucian dan keluhuran.<br />
* Merah: keberanian dan perjuangan.<br />
<br />
[sunting] Bahasa daerah<br />
Sebenarnya ada banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa yang cukup dikenal masyarakat di wilayah ini, yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa, dan Bahasa Atinggola. Dalam proses perkembangannya Bahasa Gorontalo lebih dominan sehingga menjadi lebih dikenal oleh masyarakat di seantero Gorontalo. Saat ini Bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh Bahasa Indonesia, sehingga kemurnian bahasanya agak sulit diperoleh di Gorontalo.<br />
[sunting] Media<br />
[sunting] Media cetak<br />
Hingga saat ini ada 2 buah harian/surat kabar yang terbit di Gorontalo, yaitu Gorontalo Post dan Tribun Gorontalo. Beberapa waktu lalu sempat juga terbit Limboto Express, media milik Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang kemudian sudah tidak terbit lagi. Selain itu juga pernah terbit Koran Gorontalo yang juga tidak berumur panjang.<br />
[sunting] Rumah adat<br />
Dulohupa.jpg<br />
<br />
* Bandayo Po Boide<br />
* Dulohupa<br />
<br />
[sunting] Senjata tradisional<br />
<br />
* Sabele/Parang<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Gorontalo seperti daerah lainnya di Indonesia pernah lama dijajah oleh Belanda akan tetapi lebih dahulu merdeka ketimbang Indonesia. Gorontalo merdeka pada tahun 1942 ketika penjajah Belanda digantikan oleh Jepang. Pada tanggal 23 Januari 1942 itulah Gorontalo merdeka dengan perjuangan rakyat bersama tokoh pejuang heroiknya, yaitu Nani Wartabone dan Kusno Danupoyo.[rujukan?]<br />
[sunting] Pra-Kolonial[8]<br />
Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).<br />
Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang.<br />
Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.<br />
Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.<br />
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :<br />
<br />
* Pohala'a Gorontalo<br />
* Pohala'a Limboto<br />
* Pohala'a Suwawa<br />
* Pohala'a Boalemo<br />
* Pohala'a Atinggola<br />
<br />
Pohala'a Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol di antara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal.<br />
[sunting] Zaman Kolonial[8]<br />
Raja Gorontalo, assistent-resident dan kepala adat (foto oleh Hendrik Veen, 1874)<br />
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu<br />
<br />
* Onder Afdeling Kwandang<br />
* Onder Afdeling Boalemo<br />
* Onder Afdeling Gorontalo<br />
<br />
Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :<br />
<br />
* Distrik Kwandang<br />
* Distrik Limboto<br />
* Distrik Bone<br />
* Distrik Gorontalo<br />
* Distrik Boalemo<br />
<br />
Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :<br />
<br />
* Afdeling Gorontalo<br />
* Afdeling Boalemo<br />
* Afdeling Buol<br />
<br />
[sunting] Pasca-Kolonial[8]<br />
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.<br />
Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia.<br />
Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ UU No.28 Tahun 2000<br />
4. ^ a b c Kabupaten Induk<br />
5. ^ a b Pemekaran Kabupaten Gorontalo<br />
6. ^ Pemekaran Kabupaten Boalemo<br />
7. ^ Lambang Provinsi Gorontalo<br />
8. ^ a b c Sejarah Gorontalo<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Gorontalo<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Gorontalo<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Gorontalo<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Gorontalo<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Gorontalo<br />
<br />
l • b • s<br />
Gorontalo<br />
<br />
Pusat pemerintahan: Kota Gorontalo<br />
<br />
Kabupaten <br />
Boalemo • Bone Bolango • Gorontalo • Gorontalo Utara • Pohuwato<br />
Lambang Provinsi Gorontalo<br />
<br />
Kota <br />
Gorontalo<br />
<br />
Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
<br />
Ibukota: DKI Jakarta<br />
<br />
Sumatera <br />
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung<br />
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg<br />
<br />
Jawa <br />
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur<br />
<br />
Kalimantan <br />
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur<br />
<br />
Nusa Tenggara <br />
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
Sulawesi <br />
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo<br />
<br />
Maluku dan Papua <br />
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua<br />
<br />
Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia<br />
Koordinat: 0°41′ LU 122°21′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Gorontalo<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 18.53, 5 November 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-49711338099930284422012-02-27T19:09:00.003-08:002012-02-27T19:09:48.279-08:00Sulawesi TenggaraSulawesi Tenggara<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa<br />
Sulawesi Tenggara<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Sulawesi Tenggara<br />
Lambang<br />
Peta lokasi Sulawesi Tenggara<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 22 September 1964<br />
Dasar hukum UU 13/1964<br />
Ibu kota Kendari<br />
Koordinat 6º 30' - 2º 30' LS<br />
120º 30' - 124º 50' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Nur Alam, SE<br />
- DAU Rp. 700.836.557.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 38.140 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 2.230.569<br />
- Kepadatan 58,5/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Buton (23%), Bugis (19%), Tolaki (16%), Muna (15%)<br />
- Agama Islam, Kristen, Hindu<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 10<br />
Kota 2<br />
Kecamatan 104<br />
Desa/kelurahan 1.529<br />
Lagu daerah Peia Tawa-tawa<br />
Situs web www.sultraprov.go.id<br />
Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.<br />
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' - 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Demografi<br />
* 3 Perekonomian<br />
* 4 Pemerintahan<br />
o 4.1 Kabupaten dan kota<br />
o 4.2 Daftar gubernur<br />
o 4.3 Perwakilan di Jakarta<br />
+ 4.3.1 Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara<br />
+ 4.3.2 Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara<br />
* 5 Catatan kaki<br />
* 6 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dengan Bau-bau sebagai ibukota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasar Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten, yaitu: Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton dengan Bau-bau sebagai ibukota provinsi. Namun, karena suatu hal ibukota provinsi berganti menjadi di Kendari. Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota.<br />
[sunting] Demografi<br />
Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959.414 jiwa.<br />
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02%.[rujukan?] Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif, yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.<br />
Struktur umur penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa (35,75%) dari total penduduk, sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).<br />
[sunting] Perekonomian<br />
Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:<br />
<br />
1. Pertanian, meliputi: kakao, kacang mede, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan vanili<br />
2. Kehutanan, meliputi: kayu gelondongan dan kayu gergajian<br />
3. Perikanan, meliputi: perikanan darat dan perikanan laut<br />
4. Peternakan, meliputi: sapi, kerbau dan kambing<br />
5. Pertambangan, meliputi: aspal, nikel, emas, marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat<br />
6. Pariwisata, meliputi:<br />
<br />
* Wisata sejarah, seperti:<br />
o Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia;<br />
o Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak menggunkan paku;<br />
o Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari tiga abad;<br />
o Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di Sulawesi Tenggara;<br />
o Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang Kerajaan dan Kesultanan Buton.<br />
<br />
* Wisata budaya, seperti:<br />
o Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara;<br />
o Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi;<br />
o Tari Lariangi dari Kabupaten Wakatobi;<br />
o Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi;<br />
o Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi);<br />
o Pengrajin Besi, di Binongko, Kabupaten Wakatobi;<br />
o Upacara Adat Posuo (Masyarakat Buton Raya);<br />
o Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi;<br />
o Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi;<br />
o Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton;<br />
o Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di Kota Baubau;<br />
o Layang-layang tradisional Khagati, dari Kabupaten Muna;<br />
* o Tari Potong Pisang, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;<br />
o Aduan Kuda, dari Kabupaten Muna;<br />
o Upacara Adat Religi Goraana Oputa, oleh masyarakat Buton Raya;<br />
o Upacara Adat Religi Qunua, oleh masyarakat Buton Raya;<br />
o Gambus dan Dole-dole, alat musik khas masyarakat Buton Raya;<br />
o Atraksi Perahu Naga, di Kota Baubau;<br />
o Tari Lulo Alu, dari Kabaena Kabupaten Bombana;<br />
o Upcara adat Bangka Mbule Mbule di Kabupaten Wakatobi.<br />
<br />
* Wisata alam, seperti:<br />
o Taman Nasional Wakatobi, di Kabupaten Wakatobi yang merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang memiliki spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850 spesies karang dunia;<br />
o Pantai Nirwana, di Kota Baubau;<br />
o Pantai Lakeba, di Kota Baubau;<br />
o Gua Moko, di Kota Baubau;<br />
o Gua lakasa, di Kota Baubau;<br />
o Pantai Kamali, di Kota Baubau;<br />
o Wantiro, di Kota Baubau;<br />
o Hutan Tirta Rimba, di Kota Baubau;<br />
o Batu Poaro, di Kota Baubau;<br />
o Gua Kaisabu, di Kota Baubau;<br />
o Lagawuna, di Kota Baubau;<br />
o Air Terjun Samparona, di Kota Baubau;<br />
o Hutan Lambusango, di Kabupaten Buton yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang endemik diantaranya Anoa;<br />
o Suaka Margasatwa Buton Utara, di Kabupaten Buton Utara;<br />
o Cagar Alam Wakonti, di Kota Baubau;<br />
o Permandian Bungi, di Kota Baubau;<br />
o Kali Baubau, di Kota Baubau;<br />
o Kolagana, di Kota Baubau;<br />
o Sulaa, di Kota Baubau;<br />
o Wisata Bawah Laut Basilika, di Kabupaten Buton yang merupakan kawasan pengembangan terpadu BASILIKA (Pulau Batauga, Pulau Siompu, Pulau Liwutongkidi dan Pulau Kadatua). Tujuannya adalah untuk mengembangkan objek wisata bahari (bawah laut) di kabupaten yang kaya dengan aneka wisata baharinya itu;<br />
o Baubau Letter, di Kota Baubau;<br />
o Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di dunia yang terletak di Kabupaten Kolaka Utara;<br />
o Air Terjun Moramo, di Kabupaten Konawe Selatan;<br />
o Goa Kobori, di Kabupaten Muna;<br />
o Danau Napabale, di Kabupaten Muna;<br />
o Kaburaburana, air terjun bertingkat di Kabupaten Buton.<br />
o Pantai Batu Gong di Kabupaten Konawe<br />
o Pantai Toronipa di Kabupaten Konawe<br />
o Permandian Cekdam di kabupaten Konawe<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bombana Rumbia<br />
2 Kabupaten Buton Pasarwajo<br />
3 Kabupaten Buton Utara Buranga<br />
4 Kabupaten Kolaka Kolaka<br />
5 Kabupaten Kolaka Utara Lasusua<br />
6 Kabupaten Konawe Unaaha<br />
7 Kabupaten Konawe Selatan Andolo<br />
8 Kabupaten Konawe Utara Wanggudu<br />
9 Kabupaten Muna Raha<br />
10 Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi<br />
11 Kota Bau-Bau -<br />
12 Kota Kendari -<br />
<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. Jwayong.gif J. Wayong 1964 1965 <br />
2. LHadi.gif Laode Hadi 1965 1967 <br />
3. Edysabara.gif Eddy Sabara 1967 1978 <br />
4. ASilondae.gif H. Abdullah Silondae 1978 1981 <br />
5. Edysabara.gif Eddy Sabara 1981 1982 Pejabat Gtbernur<br />
6. Alala.gif Ir. H. Alala 1982 1992 <br />
7. Kaemoedin.gif Drs. Laode Kaimuddin 1992 2002 <br />
8. Ali-mazi.jpg Ali Mazi, SH 2002 2008 <br />
9. Nur alam.jpg Nur Alam 2008 2013 <br />
<br />
[sunting] Perwakilan di Jakarta<br />
[sunting] Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara<br />
<br />
* Andi Rahmat (Fraksi Partai Demokrat)dari PKS?<br />
* Yan Hendrizal (Ffraksi Partai Keadilan Sejahtera)<br />
* Wa Ode Nurhayati (Partai Amanat Nasional)<br />
* Umar Arsal Al Habsy (Partai Demokrat)<br />
* Oheo Sinapoy (Partai Golkar)<br />
<br />
[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara<br />
<br />
* La Ode Ida<br />
* Drs. Kamaruddin MBA<br />
* Abd. Jabbar Toba<br />
* Abidi Mustafa<br />
* Andrew Anano Latama<br />
* Haris Pallisuri<br />
* Suleman<br />
<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Sultenggara<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Sultenggara<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Sultenggara<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Sultenggara<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Sultenggara<br />
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Tenggara<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Sulawesi Tenggara<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 4°30′ LS 122°44′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Sulawesi Tenggara<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Bahasa Banjar<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Türkçe<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 09.48, 10 Desember 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-61941564499914752762012-02-27T19:09:00.000-08:002012-02-27T19:09:17.038-08:00Sulawesi SelatanSulawesi Selatan<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Sulawesi Selatan<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Sulawesi Selatan<br />
Lambang<br />
Motto: "Todo Poli"<br />
( Teguh dalam keyakinan)<br />
Peta lokasi Sulawesi Selatan<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 13 Desember 1960 (hari jadi)<br />
Dasar hukum UU No. 47 Tahun 1960<br />
Ibu kota Makassar<br />
Koordinat 8º - 0º 12' LS<br />
116º 48' - 122º 36' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Syahrul Yasin Limpo<br />
- DAU Rp. 816.757.969.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 62.482,54 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 8.032.551<br />
- Kepadatan 128,6/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Bugis (41,9%), Makassar (25,43%), Toraja (9,02%), Mandar (6,1%) [3]<br />
- Agama Islam (87.88%), Protestan (8.19%), Katolik (1.51%), Budha (0.88%), Hindu (0.02%)<br />
- Bahasa Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa Toraja, Bahasa Mandar, Bahasa Luwu<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 20<br />
Kota 3<br />
Kecamatan 285<br />
Desa/kelurahan 664<br />
Lagu daerah Anging Mamiri, Ati Raja, Bunga-Bunganna Masamba<br />
Situs web www.sulsel.go.id<br />
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Geografi<br />
* 2 Sosial Kemasyarakatan<br />
o 2.1 Suku Bangsa<br />
o 2.2 Bahasa<br />
o 2.3 Agama<br />
o 2.4 Jumlah Penduduk<br />
* 3 Pemerintahan<br />
o 3.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 3.2 Daftar gubernur<br />
o 3.3 Perwakilan<br />
* 4 Catatan kaki<br />
* 5 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Geografi<br />
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.<br />
[sunting] Sosial Kemasyarakatan<br />
[sunting] Suku Bangsa<br />
Perempuan dari Suku Toraja dengan pakaian adatnya<br />
Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Duri, Pattinjo, Bone, Maroangin, Endekan, Pattae dan Kajang/Konjo<br />
[sunting] Bahasa<br />
Bahasa yang umum digunakan adalah Makassar, Bugis, Luwu, Toraja, Mandar, Duri, Konjo dan Pattae.<br />
[sunting] Agama<br />
Mayoritas beragama Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja dan sebagian wilayah lainnya beragama Kristen.<br />
[sunting] Jumlah Penduduk<br />
Sampai dengan Mei 2010, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 8.032.551 jiwa dengan pembagian 3.921.543 orang laki-laki dan 4.111.008 orang perempuan.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
5 tahun setelah kemerdekaan, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950, yang menjadi dasar hukum berdirinya Provinsi Administratif Sulawesi. 10 tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 47 Tahun 1960 yang mengesahkan terbentuknya Sulawesi Selatan dan Tenggara. 4 tahun setelah itu, melalui UU Nomor 13 Tahun 1964 pemerintah memisahkan Sulawesi Tenggara dari Sulawesi Selatan. Terakhir, pemerintah memecah Sulawesi Selatan menjadi dua, berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.<br />
Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara dan Polewali Mandar yang tadinya merupakan kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan resmi menjadi kabupaten di provinsi Sulawesi Barat seiring dengan berdirinya provinsi tersebut pada tanggal 5 Oktober 2004 berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bantaeng Bantaeng<br />
2 Kabupaten Barru Barru<br />
3 Kabupaten Bone Watampone<br />
4 Kabupaten Bulukumba Bulukumba<br />
5 Kabupaten Enrekang Enrekang<br />
6 Kabupaten Gowa Sunggu Minasa<br />
7 Kabupaten Jeneponto Jeneponto<br />
8 Kabupaten Kepulauan Selayar Benteng<br />
9 Kabupaten Luwu Palopo<br />
10 Kabupaten Luwu Timur Malili<br />
11 Kabupaten Luwu Utara Masamba<br />
12 Kabupaten Maros Maros<br />
13 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Pangkajene<br />
14 Kabupaten Pinrang Pinrang<br />
15 Kabupaten Sidenreng Rappang Sidenreng<br />
16 Kabupaten Sinjai Sinjai<br />
17 Kabupaten Soppeng Watan Soppeng<br />
18 Kabupaten Takalar Takalar<br />
19 Kabupaten Tana Toraja Makale<br />
20 Kabupaten Toraja Utara Rantepao<br />
21 Kabupaten Wajo Sengkang<br />
22 Kota Makassar -<br />
23 Kota Palopo -<br />
24 Kota Parepare -<br />
<br />
Pada tahun 2008 Kabupaten Toraja Utara dijadwalkan terbentuk, menyusul terbitnya Amanat Presiden Yudhoyono, bernomor R.68/Pres/12/2007 pada tanggal 10 Desember 2007, mengenai pemekaran 12 kabupaten/kota.<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
Kediaman gubernur di Makassar (1865-1900)<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
A.A. Rivai 1960 1966 <br />
2. <br />
Achmad Lamo 1966 1978 <br />
3. <br />
Andi Odang 1978 1983 <br />
4. <br />
Achmad Amiruddin 1983 1993 <br />
5. <br />
Zainal Basri Palaguna 1993 2003 <br />
6. AMIN SYAM1.jpg HM Amin Sjam 2003 2007 <br />
7. <br />
Ahmad Tanribali Lamo 2008 <br />
Pejabat Gubernur<br />
8. SyahrulYasinLimpo2.jpg Syahrul Yasin Limpo 2008 sekarang <br />
<br />
[sunting] Perwakilan<br />
Pada tingkat provinsi, DPRD Sulawesi Selatan tersedia 75 kursi yang dikuasai oleh Partai Golkar sebanyak 18 kursi, menurun dari 33 kursi dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul Partai Demokrat dengan 10 kursi (melonjak dari hanya 1 kursi dari periode sebelumnya).[4]<br />
Partai Kursi %<br />
Partai Golkar 18 -<br />
Partai Demokrat 10 -<br />
PAN 7 -<br />
PKS 7 -<br />
Partai Hanura 7 -<br />
PDK 7 -<br />
PPP 5 -<br />
PDI-P 3 -<br />
PKPI 2 -<br />
PBB 2 -<br />
PDS 2 -<br />
Partai Gerindra 1 -<br />
Partai RepublikaN 1 -<br />
PBR 1 -<br />
PKB 1 -<br />
PPDI 1 -<br />
Total 75 100,0<br />
Komposisi ini baru berlaku sejak dilantik pada bulan Oktober 2009. 11 orang anggota adalah perempuan.<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 11 Januari 2003. ISBN 9812302123.<br />
4. ^ Wajah Baru Dominasi DPRD Sulsel. VivaNews Edisi 18-05-2009.<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Sulsel<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Sulsel<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Sulsel<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Sulsel<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Sulsel<br />
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Selatan<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Sulawesi Selatan<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Garuda Pancasila Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 4°42′ LS 119°52′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Sulawesi Selatan<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русс�$BAий<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 10.51, 11 Desember 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-12669746665010514742012-02-27T19:08:00.001-08:002012-02-27T19:08:07.312-08:00Sulawesi TengahSulawesi Tengah<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Sulawesi Tengah<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Sulawesi Tengah<br />
Lambang<br />
Motto: "Maliu Ntinuvu"<br />
(Bahasa Kaili: "Mempersatukan semua unsur dan potensi yang ada")<br />
Peta lokasi Sulawesi Tengah<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 13 April 1964 (hari jadi)<br />
Dasar hukum UU No. 13/1964<br />
Ibu kota Palu<br />
Koordinat 3º 30' LS - 1º 50' LU<br />
119º 0' - 124º 20' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Drs. H. Longki Djanggola, M.Si.[1]<br />
- Wakil Gubernur Sudarto<br />
- Sekretaris Daerah Drs. Rais Lamangkona, M.T.<br />
- DAU Rp 743.161.759.000 (2011)[2]<br />
Luas<br />
- Total 61.841,29 km² km2<br />
Populasi (2010)[3]<br />
- Total 2.633.420 jiwa<br />
- Kepadatan Kesalahan ekspresi: Kata "jiwa" tak dikenal/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Kaili (20%), Bugis (14%), Gorontalo (18%),<br />
- Agama Islam (76.6%), Protestan (17.3%), Katolik (3.2%), Hindu (2.7%), Budha (0.16%)<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia, Pamona, Mori, Kaili dan lain-lain<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 9<br />
Kota 1<br />
Kecamatan 147<br />
Lagu daerah Tananggu Kaili, Tondok Kadadingku, Rano Poso, Wita Mori<br />
Situs web www.sulteng.go.id<br />
Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Palu.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Kabupaten dan Kota<br />
* 3 Daftar Nama Kabupaten/ Kota, Ibu Kota, Jumlah Kecamatan, dan Desa/Kelurahan<br />
o 3.1 Daftar Gubernur<br />
o 3.2 Perwakilan di Jakarta<br />
+ 3.2.1 Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tengah<br />
+ 3.2.2 Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tengah<br />
* 4 Demografi<br />
o 4.1 Budaya<br />
o 4.2 Kesenian<br />
o 4.3 Agama<br />
o 4.4 lklim<br />
o 4.5 Flora dan Fauna<br />
o 4.6 Senjata Tradisional<br />
* 5 Referensi<br />
* 6 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.<br />
Semenjak tahun 1905, wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan Landschap-landschap atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain:<br />
<br />
1. Poso Lage di Poso<br />
2. Lore di Wianga<br />
3. Tojo di Ampana<br />
4. Pulau Una-una di Una-una<br />
5. Bungku di Bungku<br />
6. Mori di Kolonodale<br />
7. Banggai di Luwuk<br />
8. Parigi di Parigi<br />
9. Moutong di Tinombo<br />
10. Tawaeli di Tawaeli<br />
11. Banawa di Donggala<br />
12. Palu di Palu<br />
13. Sigi/Dolo di Biromaru<br />
14. Kulawi di Kulawi<br />
15. Tolitoli di Tolitoli<br />
<br />
Dalam perkembangannya, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh Indonesia, Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:<br />
<br />
1. Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.<br />
2. Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Karesidenan Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1940, Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja.<br />
3. Sulawesi Tengah bagian Timur (Teluk Tolo) masuk Wilayah Karesedenan Sulawesi Timur Bau-bau.<br />
<br />
Tahun 1964 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah.<br />
Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una. Kini berdasarkan pemekaran wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 10 daerah, yaitu 9 kabupaten dan 1 kota.<br />
Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, diantaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi obyek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.<br />
Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.<br />
Ibukota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas 10 kabupaten dan 1 kota, 147 kecamatan, dan 1.664 desa/ kelurahan. Provinsi ini memiliki luas daratan 61.841,29 km2 (BPS 2010), dengan penduduk 2.633.420 jiwa (SP 2010), dengan tingkat kepadatan penduduk 43 jiwa/ km2.<br />
Adapun daftar lengkap nama kabupaten/ kota, nama ibu kota, serta jumlah kecamatan, dan desa/ kelurahan di Provinsi Sulawesi tengah hingga saat ini (September 2011) adalah sebagai berikut.<br />
[sunting] Daftar Nama Kabupaten/ Kota, Ibu Kota, Jumlah Kecamatan, dan Desa/Kelurahan<br />
Kabupaten/Kota Ibu Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan<br />
Kabupaten Banggai Luwuk 13 255<br />
Kabupaten Banggai Kepulauan Bangfai 19 174<br />
Kabupaten Buol Buol 11 107<br />
Kabupaten Donggala Donggala 15 143<br />
Kabupaten Morowali Bungku 13 245<br />
Kabupaten Parigi Moutong Parigi 20 175<br />
Kabupaten Poso Poso 18 156<br />
Kabupaten Sigi Sigi Biromaru 15 160<br />
Kabupaten Tojo Unauna Ampana 9 122<br />
Kabupaten Tolitoli Tolitoli 10 84<br />
Kota Palu - 4 43<br />
Provinsi Sulawesi Tengah Palu 147 1.664<br />
[sunting] Daftar Gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning 13 April 1964 13 April 1968 <br />
2. <br />
Kol. Mohammad Yasin 13 April 1968 April 1973 <br />
3. <br />
Brigjen Albertus Maruli Tambunan April 1973 28 September 1978 <br />
4. <br />
Brigjen Moenafri, SH 28 September 1978 22 Oktober 1979 <br />
5. <br />
Kol. R. H. Eddy Djadjang Djajaatmadja 22 Oktober 1979 22 Oktober 1980 <br />
6. <br />
Mayjen H. Eddy Sabara November 1980 Februari 1981 Pejabat Gubernur<br />
7. <br />
Drs. H. Ghalib Lasahido 19 Desember 1981 Februari 1986 <br />
8. <br />
Abdul Aziz Lamadjido, SH Februari 1986 16 Februari 1996 <br />
9. Paliudju.JPG Mayjen TNI (Purn). H. Bandjela Paliudju 16 Februari 1996 20 Februari 2001 periode pertama<br />
10. Aminuddin ponulele.jpg Prof. (Em) Drs. H. Aminuddin Ponulele, M.S. 20 Februari 2001 2006 <br />
11. <br />
Gumyadi 2006 24 Maret 2006 Penjabat Gubernur<br />
12. Paliudju.JPG Mayjen TNI (Purn). H. Bandjela Paliudju 24 Maret 2006 17 Juni 2011 periode kedua<br />
13. <br />
Longki Djanggola 17 Juni 2011 sekarang <br />
<br />
[sunting] Perwakilan di Jakarta<br />
[sunting] Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tengah<br />
<br />
1. Syarifuddin Sudding, SH. MH. dari Partai Hati Nurani Rakyat<br />
2. Ir. H. Rendy Lamadjido dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan<br />
3. Akbar Zulfakar Sipanawa dari Partai Keadilan Sejahtera<br />
4. Murad U. Nasir dari Partai Golongan Karya<br />
5. Muhidin M. Said, SE. MBA. dari Partai Golongan Karya<br />
6. Verna Gladies Merry Inkiriwang dari Partai Demokrat<br />
<br />
[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tengah<br />
<br />
* Nurmawati Dewi Bantilan, SE.<br />
* H. Sudarto, SH.<br />
* Ahmad Syaifullah Malonda, SH.<br />
* Shaleh Muhammad Aljufri, MA.<br />
<br />
[sunting] Demografi<br />
Penduduk asli Rulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis atau suku, yaitu:<br />
<br />
1. Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala dan kota Palu<br />
2. Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Donggala<br />
3. Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso<br />
4. Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso<br />
5. Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali<br />
6. Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali<br />
7. Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai<br />
8. Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai<br />
9. Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai<br />
10. Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai<br />
11. Etnis Bare'e berdiam di kabupaten Touna<br />
12. Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan<br />
13. Etnis Buol mendiami kabupaten Buol<br />
14. Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli<br />
15. Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong<br />
16. Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli<br />
17. Etnis Dondo berdiam di Dondo, kabupaten Tolitoli<br />
18. Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli<br />
19. Etnis Dampelas berdiam di kabupaten Donggala<br />
<br />
Di samping 13 kelompok etnis, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Da'a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea dan Suku Ta' di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.<br />
Selain penduduk asli, Sulawesi Tengah dihuni pula oleh transmigran seperti dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang juga banyak mendiami wilayah Sulawesi Tengah adalah Bugis, Makasar dan Toraja serta etnis lainnya di Indonesia sejak awal abad ke 19 dan sudah membaur. Jumlah penduduk di daerah ini sekitar 2.128.000 jiwa yang mayoritas beragama Islam, lainnya Kristen, Hindu dan Budha. Tingkat toleranri beragama sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.<br />
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman utama. Kopi, kelapa, kakao dan cengkeh merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang merupakan andalan Sulawesi Tengah.<br />
Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur serta tuak yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu.<br />
[sunting] Budaya<br />
Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.<br />
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.<br />
Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti nampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.<br />
Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.<br />
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat.<br />
[sunting] Kesenian<br />
Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrumen seperti suling, gong dan gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat - waino - musik tradisional - ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan keagamaan dan ditampilkan ketika festival.<br />
Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu. Dero adalah salah satu tarian dimana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama pendudukan jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II.<br />
[sunting] Agama<br />
Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72.36% penduduknya memeluk agama Islam, 24.51% memeluk agama Kristen dan 3.13% memeluk agama Hindu serta Budha. Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatera Barat dan diteruskan oleh Al Alimul Allamah Al-Habib As Sayyed Idrus bin Salim Al Djufri, seorang guru pada sekolah Alkhairaat dan juga diusulkan sebagai Pahlawan nasional. Salah seorang cucunya yang bernama Salim Assegaf Al Jufri menduduki jabatan sebagai Menteri Sosial saat ini.<br />
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh missioner Belanda, A.C Cruyt dan Adrian.<br />
[sunting] lklim<br />
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.<br />
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.<br />
[sunting] Flora dan Fauna<br />
Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, dimana flora dan faunanya berbeda jauh dengan flora dan fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan flora dan fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau Timor. Garis maya yang membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan flora dan faunanya disebut Wallacea, karena teori ini dikemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.<br />
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.<br />
[sunting] Senjata Tradisional<br />
Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang (Guma).<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Gubernur Diminta Tingkatkan Koordinasi dengan Pusat", Media Indonesia, 19 Juni 2011. Diakses pada 19 Juni 2011.<br />
2. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
3. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Sultengah<br />
* (Indonesia$29 Profil Ekonomi Sultengah<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Sultengah<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Sultengah<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Sultengah<br />
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Tengah<br />
* (Indonesia) Biro Informasi dan Komunikasi Provinsi Sulawesi Tengah<br />
* (Indonesia) Step! Magz, Palu Youth Movement Magazine<br />
* (Indonesia) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Sulawesi Tengah<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 0°58′ LS 121°44′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Sulawesi Tengah<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Occitan<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 12.07, 10 November 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-1205731903696749842012-02-27T19:07:00.001-08:002012-02-27T19:07:38.563-08:00Kalimantan TimurKalimantan Timur<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Untuk wilayah Kalimantan Timur pada masa Republik Indonesia Serikat, lihat Negara Kalimantan Timur.<br />
Kalimantan Timur<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Kalimantan Timur<br />
Lambang<br />
Motto: Ruhui Rahayu<br />
(Bahasa Banjar: "kehidupan yang harmonis, sejahtera, aman dan tenteram")<br />
Peta lokasi Kalimantan Timur<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 1 Januari 1957<br />
Dasar hukum UU No. 25 Tahun 1956<br />
Ibu kota Samarinda<br />
Koordinat 2º 25' LS - 4º 24' LU<br />
113º 44' - 119º 00' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Awang Faroek Ishak<br />
- DAU Rp. 51.446.845.000,- (2011)[1]<br />
Luas[2]<br />
- Total 245.237,80 km2<br />
Populasi (2010)[3]<br />
- Total 3.550.586<br />
- Kepadatan 14,5/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Jawa (29,55%), Bugis (18,26%), Banjar (13,94%), Dayak (9,91%), Kutai (9,21%), Madura (1,24%), Tionghoa (1,16%), dan Lain-lain (16,73%).[4]<br />
- Agama Islam (82,3%), Kristen (Protestan & Katolik) (16,4%), Hindu (0,58%), dan Budha (0,78%) (2009)[5]<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia, Banjar, Dayak, Kutai<br />
Zona waktu WITA (UTC+8)<br />
Kabupaten 10<br />
Kota 4<br />
Kecamatan 122[6]<br />
Desa/kelurahan 191 / 1.347[6]<br />
Lagu daerah Indung-Indung, Buah Bolok, Lamin Talunsur<br />
Rumah tradisional Rumah Lamin<br />
Senjata tradisional Mandau, Bujak, Serepang, Kelibit, Sumpit, Gayang<br />
Situs web www.kaltimprov.go.id<br />
Kalimantan Timur adalah wilayah yang berstatus provinsi di Indonesia. Provinsi ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan.<br />
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah 245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.[6]<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
o 1.1 Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur<br />
o 1.2 Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Gubernur<br />
o 2.2 Daftar wakil gubernur<br />
+ 2.2.1 Pembantu Gubernur<br />
o 2.3 Kabupaten dan Kota<br />
* 3 Kondisi Geografis dan Sumber Daya Alam<br />
o 3.1 Keanekaragaman Hayati<br />
o 3.2 Sumber Daya Alam<br />
* 4 Perekonomian<br />
* 5 Sosial Kemasyarakatan<br />
o 5.1 Suku Bangsa<br />
o 5.2 Bahasa Daerah<br />
o 5.3 Pariwisata, Seni dan Budaya<br />
+ 5.3.1 Lagu Daerah<br />
+ 5.3.2 Seni Suara<br />
+ 5.3.3 Seni Berpantun<br />
o 5.4 Agama<br />
* 6 Seni dan Budaya<br />
o 6.1 Musik<br />
o 6.2 Tarian<br />
o 6.3 Penyembuhan Penyakit<br />
o 6.4 Tolak Bala/Hajatan/Selamatan<br />
o 6.5 Perkawinan<br />
o 6.6 Senjata Tradisional<br />
o 6.7 Upacara Adat Kematian<br />
* 7 Referensi<br />
* 8 Lihat pula<br />
* 9 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kalimantan Timur<br />
Sebelum masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau, wilayah ini sangat jarang penduduknya. Sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.<br />
Wilayah Kalimantan Timur meliputi Pasir, Kutai, Berau dan juga Karasikan diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa (Amuntai) hingga masa Kesultanan Banjar. Sebelum adanya perjanjian Bungaya, Sultan Makassar pernah meminjam tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang[7], mangkubumi dan penasehat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654[8][9] yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)[7] sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Sejak 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.<br />
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. [10] Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall. [11] Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda.[12] Kaltim 1800-1850.[13] Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo. [14] Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen (wilayah dependensi)[15] Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo.[16][17] Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.[18]<br />
provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.<br />
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.<br />
Kantor Gubernur Kalimantan Timur.<br />
[sunting] Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur<br />
Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).<br />
Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:<br />
<br />
* Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:<br />
<br />
1. Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.<br />
2. Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.<br />
<br />
* Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:<br />
<br />
1. Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong<br />
2. Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.<br />
3. Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.<br />
4. Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.<br />
<br />
[sunting] Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru<br />
Gedung DPRD Kaltim<br />
Berdarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:<br />
<br />
1. Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar<br />
2. Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta<br />
3. Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau<br />
4. Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan<br />
5. Kota Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi kotamadya)<br />
6. Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)<br />
<br />
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.<br />
Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai<br />
1. Aji pangeran tumenggung.jpg A.P.T. Pranoto 1956 1962<br />
2. Inche Abdoel Moeis.jpg I.A. Moeis[19] 1959 1959<br />
3. 03-Gubernur-03 A Moes Hasan.jpg A. Moeis Hasan 10 Agustus 1962 14 September 1966<br />
4. Soekadio.jpg Soekadio 1966 1967<br />
5. Abdulwahabsyahranie.jpg Abdoel Wahab Sjahranie 1967 1978<br />
6. Errysoepardjan.jpg Ery Soepardjan 1978 1983<br />
7. Soewandi-roestam.jpg H. Soewandi 1983 1988<br />
8. 09-gubernur-09 HM Ardans.jpg H.M. Ardans, SH 1988 1998<br />
9. 10-Gubernur-10 Suwarna AF.jpg Suwarna A.F.[20] 1998 2006<br />
10. Yurnalisngayoh.jpg Drs. Yurnalis Ngayoh[21] 8 Desember 2006 3 Juli 2008<br />
<br />
Tarmizi abdul karim.JPG Tarmizi Abdul Karim[22] 3 Juli 2008 17 Desember 2008<br />
11. Awang Faroek Ishak.jpg Awang Faroek Ishak[23] 17 Desember 2008 sekarang<br />
[sunting] Daftar wakil gubernur<br />
No. Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. H.M. Ardans, SH 1983 1988 <br />
2. H. Harsono, S.Sos 1988 1993 <br />
3. Suwarna A.F. 1993 1998 <br />
4. Drs.H. Chaidir Hafiedz 1998 2002 <br />
5. Drs. Yurnalis Ngayoh 1998 2003 <br />
6. Drs. Yurnalis Ngayoh 2003 2006 <br />
7. Farid Wadjdy 2008 sekarang <br />
Saat ini Gubernur dijabat oleh Awang Faroek Ishak. Ia mencalonkan diri sebagai menjadi Gubernur Kalimantan Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada putaran kedua dan dilantik pada 17 Desember 2008.<br />
[sunting] Pembantu Gubernur<br />
Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Dearah Provinsi Kalimantan Timur dalam mengelola Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di daerah ini, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yang bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah Selatan, yaitu:<br />
<br />
1. Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau, Bulungan dan Kota Administratif Tarakan.<br />
2. Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Kotamadya Balikpapan, Kabupaten Kutai, Kabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.<br />
<br />
Kemudian institusi dua Pembantu Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara tersebut telah ditiadakan sejak tahun 1999. Kebijakan penghapusan institusi ini semata-mata untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dibagi menjadi 10 kabupaten dan 4 kota, yaitu:<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Berau Tanjungredep<br />
2 Kabupaten Bulungan Tanjungselor<br />
3 Kabupaten Kutai Barat Sendawar<br />
4 Kabupaten Kutai Kartanegara Tenggarong<br />
5 Kabupaten Kutai Timur Sangatta<br />
6 Kabupaten Malinau Malinau<br />
7 Kabupaten Nunukan Nunukan<br />
8 Kabupaten Paser Tanah Grogot<br />
9 Kabupaten Penajam Paser Utara Penajam<br />
10 Kabupaten Tana Tidung Tideng Pale<br />
11 Kota Balikpapan -<br />
12 Kota Bontang -<br />
13 Kota Samarinda -<br />
14 Kota Tarakan -<br />
<br />
[sunting] Kondisi Geografis dan Sumber Daya Alam<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Kalimantan Timur<br />
Salah satu kawasan Hutan hujan tropis di Pujungan, Malinau.<br />
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas di Indonesia dengan luas wilayah kurang lebih 245.237,80 km² atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. [24]<br />
[sunting] Keanekaragaman Hayati<br />
Kalimantan Timur memiliki kekayaan flora dan fauna.[25] Di Kalimantan Timur kira-kira tumbuh sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan,[rujukan?] antara lain anggrek hitam yang harga per bunganya dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga Rp, 500.000,-<br />
[sunting] Sumber Daya Alam<br />
Masalah sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai Timur ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih tersisa, seperti Taman Nasional Kayan Mentarang di bagian utara provinsi ini. Pemerintah lokal masih berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini.<br />
[sunting] Perekonomian<br />
Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.<br />
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.<br />
Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain.<br />
Tapi ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas, yaitu transportasi. Banyak bagian di provinsi ini masih tidak memilikh jalan aspal, jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan pesawat terbang dan tak heran jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara perintis. Selain itu, akan ada rencana pembuatan Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar perekonomian.<br />
[sunting] Sosial Kemasyarakatan<br />
[sunting] Suku Bangsa<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Suku bangsa di Kalimantan Timur<br />
Tarian dari warga Suku Dayak Kenyah.<br />
Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku melayu asli Kalimantan Timur, yang awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.<br />
Di Kalimantan Timur terdapat juga banyak suku suku pendatang dari luar, seperti Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar. Bahasa Banjar,Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur. Suku Banjar dan Bugis banyak mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan.<br />
[sunting] Bahasa Daerah<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa daerah di Kalimantan Timur<br />
Bahasa-bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Tidung,Bahasa Banjar, Bahasa Berau dan Bahasa Kutai. Bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.<br />
[sunting] Pariwisata, Seni dan Budaya<br />
[sunting] Lagu Daerah<br />
<br />
* Burung Enggang (bahasa Kutai)<br />
* Meharit (Bahasa Kutai)<br />
* Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)<br />
* Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)<br />
* Bebilin (Bahasa Tidung)<br />
* Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)<br />
* Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)<br />
* Ayen Sae (Bahasa Dayak)<br />
* Sorangan (Bahasa Banjar)<br />
* Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)<br />
* Buah Bolok (Bahasa Kutai)<br />
* Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)<br />
* Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)<br />
* Rambai Manguning (Bahasa Banjar)<br />
* Ading Manis (Bahasa Banjar)<br />
* Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)<br />
* Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)<br />
* Berampukan (Bahasa Kutai)<br />
* Undur Hudang (Bahasa Kutai)<br />
* Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)<br />
* Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)<br />
* Citra Niaga (Bahasa Kutai)<br />
* Taman Anggrek Kersik Luwai<br />
* Ne Poq Batangph<br />
* Banuangku<br />
* Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)<br />
* Mambari Maras (Bahasa Banjar)<br />
* Kambang Goyang (Bahasa Banjar)<br />
* Apandang Jakku<br />
* Keledung<br />
* Ketuyak<br />
* Jalung<br />
* Antu<br />
* Mena Wang Langit<br />
* Tung Tit<br />
* To Kejaa<br />
* Ting Ting Nging<br />
* Endut-Endut<br />
* Enjung-Enjung<br />
* Julun Lajun<br />
* Sungai Mahakam<br />
* Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)<br />
* Jagung Tepian<br />
* Kandania<br />
* Sarang Kupu<br />
* Adui Indung<br />
* Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)<br />
* Nasib Awak<br />
* Tenau<br />
* Luwai<br />
* Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)<br />
* Leleng (Bahasa Kenyah)<br />
* Merutuh(Bahasa Tonyooi-Benuaq)<br />
<br />
[sunting] Seni Suara<br />
<br />
* Bedeguuq (Dayak Benuaq)<br />
* Berijooq (Dayak Benuaq)<br />
* Ninga (Dayak Benuaq)<br />
* Enluei (Dayak Wehea)<br />
<br />
[sunting] Seni Berpantun<br />
<br />
* Perentangin (Dayak Benuaq)<br />
* Ngelengot (Dayak Benuaq)<br />
* Ngakey (Dayak Benuaq)<br />
* Ngeloak (Dayak Benuaq)<br />
<br />
[sunting] Agama<br />
Masyarakat di Kalimantan Timur menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu:<br />
<br />
* Buddha<br />
* Hindu<br />
* Islam<br />
* Katolik<br />
* Kristen<br />
<br />
[sunting] Seni dan Budaya<br />
[sunting] Musik<br />
<br />
* Tingkilan (suku Kutai)<br />
* Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea)<br />
<br />
[sunting] Tarian<br />
<br />
* Tarian Bedewa dari suku Tidung (Kabupaten Nunukan)<br />
* Tarian Iluk Bebalon dari suku Tidung (Kota Tarakan)<br />
* Tarian Besyitan dari suku Tidung (Kabupaten Malinau)<br />
* Tarian Kedandiu dari suku Tidung (Kabupaten Bulungan)<br />
* Tarian Gantar dari Suku Dayak Benuaq<br />
* Tarian Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq<br />
* Tarian Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq<br />
* Tarian Kencet dari Suku Dayak Kenyah<br />
* Tarian Datun dari Suku Dayak Kenyah<br />
* Tarian Hudoq dari Suku Dayak Wehea<br />
* Tarian Kejien dari Suku Dayak Wehea<br />
* Belian<br />
* Tarian Jepin Ujang Bentawol Suku Tidung (Kota Tarakan)<br />
<br />
[sunting] Penyembuhan Penyakit<br />
<br />
* Beliatn Bawo (suku Dayak Benuaq)<br />
* Beliatn Sentiyu (suku Dayak Benuaq)<br />
* Beliatn Kenyong (Suku Dayak Benuaq)<br />
* Beliatn Luangan (suku Dayak Benuaq)<br />
* Beliatn Bejamu (suku Dayak Benuaq)<br />
<br />
[sunting] Tolak Bala/Hajatan/Selamatan<br />
<br />
* Nuak (dari Suku Dayak Benuaq)<br />
* Bekelew (suku Dayak Benuaq)<br />
* Nalitn Tautn (suku Dayak Benuaq)<br />
* Paper Maper (suku Dayak Benuaq)<br />
* Besamat (suku Dayak Benuaq)<br />
* Pakatn Nyahuq (suku Dayak Benuaq)<br />
<br />
[sunting] Perkawinan<br />
<br />
* Ngompokng (suku Dayak Benuaq)<br />
* Tari Kanjar (suku Kutai)<br />
<br />
[sunting] Senjata Tradisional<br />
Mandau<br />
<br />
* Mandau - Manaau<br />
* Gayang<br />
* Keris Buritkang<br />
* Sumpit - Potaatn<br />
* Perisai - Keleubet<br />
* Tombak - Belokokng<br />
<br />
[sunting] Upacara Adat Kematian<br />
<br />
* Kwangkey/Kuangkay (suku Dayak Benuaq)<br />
* Kenyeuw (suku Dayak Benuaq)<br />
* Parepm Api/Tooq (suku Dayak Benuaq)<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ http://www.bappeda-kaltim.com/geografi.php<br />
3. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
4. ^ http://kaltim.bps.go.id/<br />
5. ^ http://kaltim.bps.go.id/KDA09/09-5.pdf<br />
6. ^ a b c http://www.indonesia.go.id/index.php/content/view/341/869/<br />
7. ^ a b (Melayu) Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.ISBN 983-62-1240-X<br />
8. ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1857). Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde. 6. Lange & Co.. pp. 243.<br />
9. ^ (Indonesia) Lombard (1996). Nusa Jawa: silang budaya kajian sejarah terpadu: Jaringan Asia,. 2. PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 129. ISBN 9796054531. ISBN 978-979-605-453-4 ISBN 979-605-452-3 ISBN 978-979-605-452-7<br />
10. ^ (Indonesia) Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860, Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965<br />
11. ^ (Inggris) Magenda, Burhan Djabier (2010). East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy. Equinox Publishing. ISBN 602-8397-21-0.ISBN 978-602-8397-21-6<br />
12. ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indië. s.n..<br />
13. ^ (Inggris) (2007)"Borneo, 1800-1857". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.<br />
14. ^ (Inggris) (2007)"Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.<br />
15. ^ (Inggris) (2007)"Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.<br />
16. ^ (Inggris) (2009)"Administrative divisions in Dutch Borneo, 1902". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.<br />
17. ^ (Inggris) (2007)"Administrative divisions in Dutch and British Borneo, 1902". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.<br />
18. ^ (Inggris) (2007)"Borneo in 1942". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses pada 9 Agustus 2011.<br />
19. ^ Menjadi Gubernur Swatantra Tingkat I Kaltim.<br />
20. ^ Pada tahun 2006 diberhentikan karena kasus korupsi.<br />
21. ^ Sebelumnya menjadi wakil gubernur hingga pada tahun 2006 menjadi Pelaksana Tugas Gubernur menggantikan Suwarna A.F. yang ditahan karena kasus korupsi. Kemudian, pada tanggal 10 Maret 2008, Yurnalis Ngayoh dilantik menjadi Gubernur Kaltim hingga bulan Juli 2008.<br />
22. ^ Sebagai Pejabat Gubernur Kalimantan Timur karena Pilgub Kaltim 2008 berlangsung 2 putaran sehingga gubernur baru tidak bisa dilantik yang rencananya pada bulan Juli 2008 menjadi bulan Desember 2008 setelah Pilgub Kaltim 2008 selesai.<br />
23. ^ Dilantik sebagai Gubernur Kaltim pada tanggal 17 Desember 2008 setelah memenangkan perolehan suara pada Pilgub Kaltim 2008 putaran kedua.<br />
24. ^ Profil Kalimantan Timur di Indonesia.go.id<br />
25. ^ (Inggris) Guhardja, Edi (2000). Rainforest ecosystems of East Kalimantan: El Niño, drought, fire and human impacts. Springer. ISBN 4431702725.ISBN 9784431702726<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Sebatik<br />
* Negara Kalimantan Timur<br />
* Daftar masakan dan makanan khas Kalimantan Timur<br />
* Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2008<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Kaltim<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Kaltim<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Kaltim<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Kaltim<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Kaltim<br />
* (Indonesia) Kalimantan Timur dalam angka, dari Biro Pusat Statistik<br />
* (Indonesia) Profil Kaltim dari Badan Koordinasi Penanaman Modal<br />
* (Indonesia) WACANA PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR<br />
<br />
Compass rose pale.svg Sarawak Sabah Laut Sulawesi Compass rose pale.svg<br />
Kalimantan Barat Utara Selat Makassar<br />
Barat Kalimantan Timur Timur<br />
Selatan<br />
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Selat Makassar<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Kalimantan Timur<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 0°57′ LU 116°26′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Kalimantan Timur<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Беларуская<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Lietuvių<br />
* Basa Banyumasan<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Română<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* ไทย<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 11.00, 11 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-47347857883993128092012-02-27T19:06:00.000-08:002012-02-27T19:06:22.587-08:00Sulawesi UtaraSulawesi Utara<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Sulawesi Utara<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Sulawesi Utara<br />
Lambang<br />
Motto: "Si Tou Timou Tumou Tou"<br />
(Bahasa Minahasa: "Manusia hidup untuk menghidupi/mendidik/menjadi berkat orang lain")<br />
Peta lokasi Sulawesi Utara<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 14 Agustus 1959 (hari jadi)<br />
Dasar hukum UU 13/1964<br />
Ibu kota Manado<br />
Koordinat 0º 0' - 6º 0' LU<br />
122º 40' - 127º 20' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Drs. Sinyo H. Sarundayang<br />
- Wakil Gubernur Drs. Djouhari Kansil, M.Pd<br />
- DAU Rp. 619.711.007.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 15.364,08 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 2.265.937<br />
- Kepadatan 147,5/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Minahasa (30%), Sangir (19,8%), Mongondow (11,3%), Gorontalo (7,4%), Tionghoa (3%)<br />
- Agama Protestan (65%), Islam (27%), Katolik (6%), Kong Hu Cu (1%), Buddha dan Hindu (1%)<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia, Bahasa Manado<br />
Zona waktu WITA(UTC+8)<br />
Kabupaten 9<br />
Kota 4<br />
Kecamatan 100<br />
Desa/kelurahan 1.196<br />
Situs web www.sulut.go.id<br />
Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung Pulau Sulawesi, dan berbatasan dengan Negara Filipina di sebelah utara. Ibu kota Sulawesi Utara adalah Manado.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 2.2 Daftar gubernur<br />
* 3 Media massa<br />
o 3.1 Media Online<br />
o 3.2 Media Cetak<br />
o 3.3 Siaran Televisi Lokal<br />
* 4 Makanan Khas<br />
* 5 Lihat pula<br />
* 6 Catatan kaki<br />
* 7 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Sulawesi Utara<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bolaang Mongondow Kotamobagu<br />
2 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Uki<br />
3 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tutuyan<br />
4 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Boroko<br />
5 Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahuna<br />
6 Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Ondong Siau<br />
7 Kabupaten Kepulauan Talaud Melonguane<br />
8 Kabupaten Minahasa Tondano<br />
9 Kabupaten Minahasa Selatan Amurang<br />
10 Kabupaten Minahasa Tenggara Ratahan<br />
11 Kabupaten Minahasa Utara Airmadidi<br />
12 Kota Bitung -<br />
13 Kota Kotamobagu -<br />
14 Kota Manado -<br />
15 Kota Tomohon -<br />
<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
Berikut ini adalah daftar Gubernur Propinsi Sulawesi Utara:<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. Sam Ratulangi.jpg Sam Ratulangi 1945 1949 <br />
2. Arnold achmad baramuli.jpg Arnold Achmad Baramuli 23 Maret 1960 15 Juli 1962 <br />
3. <br />
F. J. Tumbelaka 15 Juli 1962 19 Maret 1965 <br />
4. Soenandar-Priyoseodarmo-cropped.JPG Soenandar Prijosoedarmo 19 Maret 1965 27 April 1966 <br />
5. <br />
Abdullah Amu 27 April 1966 2 Maret 1967 <br />
6. HV Worang.jpg Hein Victor Worang 2 Maret 1967 21 Juni 1978 <br />
7. <br />
Willy Lasut 21 Juni 1978 20 Oktober 1979 <br />
8. <br />
Erman Hari Rustaman 20 Oktober 1979 3 Maret 1980 <br />
9. 100801acDukaCita.jpg Gustaf Hendrik Mantik 3 Maret 1980 3 Maret 1985 <br />
10. <br />
Cornelis John Rantung 3 Maret 1985 1 Maret 1995 <br />
11. EE Mangindaan.jpg Evert Ernest Mangindaan 1 Maret 1995 31 Maret 2000 <br />
12. Adolf jouke sondakh.jpg Adolf Jouke Sondakh 1 April 2000 18 Maret 2005 <br />
13. <br />
Lucky Harry Korah 18 Maret 2005 13 Agustus 2005 Pejabat Gubernur<br />
14. SH Sarundajang.jpg Sinyo Harry Sarundajang 13 Agustus 2005 sekarang <br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Daftar gubernur di Indonesia<br />
[sunting] Media massa<br />
[sunting] Media Online<br />
<br />
* Manado News<br />
* Sulut<br />
* Berita Manado<br />
* Manado Today<br />
* Suara Manado<br />
* SULUTinfo<br />
* Tribun Manado<br />
<br />
[sunting] Media Cetak<br />
<br />
* Harian Komentar<br />
* Manado Post<br />
* Tribun Manado<br />
<br />
[sunting] Siaran Televisi Lokal<br />
<br />
* Pacific TV<br />
* Manado TV<br />
* TV5d<br />
* TVRI Manado<br />
<br />
[sunting] Makanan Khas<br />
Makanan khas Sulawesi Utara yang paling populer adalah Tinutuan atau Midal (bubur Manado). Di daerah Minahasa terdapat makanan khas yang jarang ditemui di daerah lainnya di Indonesia, seperti rintek wuuk (biasa disebut RW) atau daging anjing, daging ular dan paniki (daging kelelawar). Makanan khas lainnya seperti woku blanga dan cakalang fufu sering ditemui di daerah pesisir.<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Daftar provinsi Indonesia<br />
* Daftar tokoh Sulawesi Utara<br />
<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Sulut<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Sulut<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Sulut<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Sulut<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Sulut<br />
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawasi Utara<br />
<br />
$0A<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Sulawesi Utara<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 1°15′ LU 124°31′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Gubernur Sulawesi Utara<br />
* Daftar gubernur provinsi di Indonesia<br />
* Sulawesi Utara<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Basa Banyumasan<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Türkçe<br />
* Українська<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
* Bân-lâm-gú<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 14.37, 15 Desember 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-70567263280747304842012-02-27T19:05:00.000-08:002012-02-27T19:05:23.864-08:00Kalimantan SelatanKalimantan Selatan<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Kalimantan Selatan<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Kalimantan Selatan<br />
Lambang<br />
Motto: Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing<br />
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir)<br />
Peta lokasi Kalimantan Selatan<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 14 Agustus 1950<br />
Ibu kota Banjarmasin<br />
Koordinat 5º 20' - 1º 10' LS<br />
114º 0' - 117º 40' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Drs. H. Rudy Ariffin<br />
- DAU Rp504.876.152.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 36.985 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 3.626.119<br />
- Kepadatan 98/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Banjar , Dayak ,Jawa , Bugis [3$5D<br />
- Agama Islam (96,80%), Protestan (2,85%), Katolik (1,81%), Hindu (0,95%), Buddha (0,17%)<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia(id), Bahasa Banjar (bjn), Bahasa Bakumpai (bkr), Bahasa Bukit (bvu), Bahasa Dusun Deyah (dun), Bahasa Maanyan (mhy)<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 11<br />
Kota 2<br />
Kecamatan 138<br />
Desa/kelurahan 1.958<br />
Lagu daerah Ampar-ampar Pisang<br />
Situs web www.kalselprov.go.id<br />
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin.<br />
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.545.100 jiwa (2010).[4] Pertumbuhan Kalsel Sepanjang Tahun 2010 Mencapai 5,58 Prsen.[5][6] Luas wilayah Kalimantan Selatan lebih kecil daripada luas wilayah Jawa Timur.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Kondisi dan sumber daya alam<br />
o 2.1 Geografi<br />
o 2.2 Keanekaragaman hayati<br />
o 2.3 Sumber daya alam<br />
* 3 Kependudukan<br />
o 3.1 Suku bangsa<br />
o 3.2 Bahasa<br />
o 3.3 Agama<br />
* 4 Pemerintahan<br />
o 4.1 Perwakilan<br />
* 5 Pendidikan<br />
* 6 Perekonomian<br />
o 6.1 Tenaga kerja<br />
o 6.2 Pertanian & Perkebunan<br />
o 6.3 Industri<br />
o 6.4 Jasa<br />
o 6.5 Pertambangan<br />
o 6.6 Ekspor & Impor<br />
o 6.7 Keuangan & Perbankan<br />
o 6.8 Transportasi<br />
* 7 Pariwisata, Seni dan Budaya<br />
o 7.1 Pariwisata<br />
o 7.2 Olahraga<br />
o 7.3 Musik<br />
o 7.4 Tarian tradisional<br />
o 7.5 Rumah Adat<br />
o 7.6 Makanan dan Minuman<br />
* 8 Pers dan media<br />
o 8.1 Bahasa Daerah<br />
o 8.2 Daerah Pemilihan DPR RI 2009<br />
o 8.3 Dewan Perwakilan Daerah<br />
o 8.4 Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan 2009<br />
* 9 Seni dan Budaya<br />
o 9.1 Seni Karawitan<br />
o 9.2 Teatter tradisional dan wayang<br />
o 9.3 Tarian<br />
o 9.4 Lagu<br />
o 9.5 Rumah Adat<br />
o 9.6 Pakaian Adat<br />
* 10 Pariwisata dan peninggalan sejarah<br />
* 11 Rujukan<br />
* 12 Pranala luar<br />
* 13 Referensi<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kalimantan Selatan<br />
Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Daha, Negara Dipa, dan Kesultanan Banjar.<br />
[sunting] Kondisi dan sumber daya alam<br />
[sunting] Geografi<br />
Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.<br />
[sunting] Keanekaragaman hayati<br />
Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi.<br />
[sunting] Sumber daya alam<br />
Wiki letter w.svg Bagian ini membutuhkan pengembangan<br />
[sunting] Kependudukan<br />
[sunting] Suku bangsa<br />
Kelompok etnik di Kalimantan Selatan menurut Museum Lambung Mangkurat, antara lain:[7]<br />
<br />
1. Orang Banjar Kuala, di daerah Banjarmasin sampai Martapura[8]<br />
2. Orang Banjar Batang Banyu, di daerah Margasari sampai Kelua<br />
3. Orang Banjar Pahuluan, di daerah Tanjung sampai Pelaihari (luar Martapura)<br />
4. Suku Bukit, di daerah Dayak Pitap, Haruyan Dayak, Loksado, Harakit, Paramasan, Bajuin, Riam Adungan, Sampanahan, Hampang, Bangkalan Dayak<br />
5. Suku Berangas, di daerah Berangas, Ujung Panti, Lupak, Aluh Aluh<br />
6. Suku Bakumpai, di daerah Bakumpai, Marabahan, Kuripan, Tabukan<br />
7. Suku Maanyan, di daerah Maanyan Warukin, Maanyan Pasar Panas, Maanyan Juai (Dayak Balangan), Dayak Samihim<br />
8. Suku Abal, di daerah Kampung Agung sampai Haruai<br />
9. Suku Dusun Deyah, di kecamatan Muara Uya, Upau dan Gunung Riut<br />
10. Suku Lawangan, di desa Binjai, Dambung Raya<br />
11. Orang Madura Madurejo, di desa Madurejo, Mangkauk<br />
12. Orang Jawa Tamban, di desa Purwosari<br />
13. Orang Cina Parit, di daerah Pelaihari<br />
14. Suku Bajau, di daerah Semayap, Tanjung Batu<br />
15. Orang Bugis Pagatan, di daerah Pagatan<br />
16. Suku Mandar, di daerah pesisir pulau Laut dan pulau Sebuku<br />
<br />
Selain ke-16 suku tersebut, terdapat juga Suku Bali (di desa Barambai, Sari Utama), Suku Sunda, dan suku asal NTB dan NTT di Unit Pemukiman Transmigrasi.<br />
Delapan etnik terbanyak di Kalimantan Selatan (dalam sensus belum disebutkan beberapa suku kecil yang merupakan penduduk asli), yaitu:[9]<br />
Nomor Suku Bangsa Jumlah<br />
1 Suku Banjar 2.271.586<br />
2 Suku Jawa 391.030<br />
3 Suku Bugis 73.037<br />
4 Suku Madura 36.334<br />
5 Suku Bukit (Dayak Meratus) 35.838<br />
6 Suku Mandar 29.322<br />
7 Suku Bakumpai 20.609<br />
8 Suku Sunda 18.519<br />
9 Suku-suku lainnya 99.165<br />
Kelompok etnik berdasarkan urutan keberadaannya di Kalimantan Selatan adalah:<br />
<br />
1. Austrolo-Melanosoid (sudah punah)<br />
2. Dayak (rumpun Ot Danum)<br />
3. Suku Dayak Bukit<br />
4. Suku Banjar (1526)<br />
5. Suku Bajau, Suku Bugis (1750) dan Suku Mandar<br />
6. Suku Jawa dan Suku Madura<br />
7. Etnis Tionghoa-Indonesia dan Etnis Arab-Indonesia[10][11][12][13]<br />
8. Etnis Eropa (1860-1942), umumnya sudah kembali ke Eropa[14]<br />
<br />
[sunting] Bahasa<br />
Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah, yakni bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus, dituturkan bahasa-bahasa dari rumpun Dayak, seperti bahasa Dusun Deyah, bahasa Maanyan, dan bahasa Bukit.<br />
[sunting] Agama<br />
Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Di samping itu juga ada yang beragama Kristen dan Kaharingan, khususnya di kawasan Pegunungan Meratus, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Gubernur Kalimantan Selatan dan Daftar kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan<br />
Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Pada jalan raya di depannya terletak tugu batu 0 km Banjarmasin<br />
Kantor Residen Belanda di Kampung Amerong (sekarang lokasi Kantor Gubernur Kalsel)<br />
Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.<br />
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.<br />
[sunting] Perwakilan<br />
Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009, Kalimantan Selatan mengirimkan 11 wakil ke DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD. Sedangkan untuk DPRD Sumatera Barat tersusun dari perwakilan sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:<br />
[sunting] Pendidikan<br />
[sunting] Perekonomian<br />
[sunting] Tenaga kerja<br />
[sunting] Pertanian & Perkebunan<br />
[sunting] Industri<br />
[sunting] Jasa<br />
[sunting] Pertambangan<br />
[sunting] Ekspor & Impor<br />
[sunting] Keuangan & Perbankan<br />
[sunting] Transportasi<br />
[sunting] Pariwisata, Seni dan Budaya<br />
[sunting] Pariwisata<br />
[sunting] Olahraga<br />
[sunting] Musik<br />
[sunting] Tarian tradisional<br />
Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang.<br />
[sunting] Rumah Adat<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rumah Banjar<br />
Rumat adat Sumatera Barat, khususnya dari etnis Banjar adalah Rumah Banjar dan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.<br />
[sunting] Makanan dan Minuman<br />
Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan dodol kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi.<br />
[sunting] Pers dan media<br />
[sunting] Bahasa Daerah<br />
<br />
* Bahasa Melayu Lokal:<br />
o Bahasa Banjar (bjn)<br />
+ Dialek Banjar Hulu<br />
+ Dialek Banjar Kuala<br />
+ Bahasa Barangas)<br />
o Bahasa Melayu Bukit (bvu)<br />
* Bahasa Barito<br />
o Barito Barat<br />
+ Barito Barat bagian Selatan:<br />
# Bahasa Bakumpai (bkr)<br />
o Barito Timur<br />
+ Barito Timur bagian Utara:<br />
# Bahasa Lawangan-Pasir(lbx)<br />
+ Barito Timur bagian Tengah dan Selatan<br />
# Bagian Tengah:<br />
* Bahasa Dusun Deyah (dun)<br />
# Bagian Selatan:<br />
* Bahasa Maanyan (mhy)<br />
<br />
[sunting] Daerah Pemilihan DPR RI 2009<br />
Daerah Pemilihan DPR RI tahun 2009 (Bahasa Melayu: Kawasan Parlemen) adalah:<br />
Daerah Pemilihan Nama Jumlah kursi<br />
Kalimantan Selatan 1 Habib Aboe Bakar Alhabsyi[15][16]<br />
Ismet Ahmad[16]<br />
Taufiq Effendi 6 kursi<br />
Kalimantan Relatan 2 Gusti Iskandar Sukma Alamsyah[16]<br />
Abadi Noor Supit<br />
Aditya Mufti Arifin[16]<br />
Bahrudin Syarkawie[16]<br />
[ 5 kursi<br />
<br />
1. Kalimantan Selatan 1: Banjar, Barito Kuala, Tapin, Tabalong, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara<br />
2. Kalimantan Selatan 2: Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru<br />
<br />
[sunting] Dewan Perwakilan Daerah<br />
Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang berasal dari Kalimantan Selatan adalah:<br />
<br />
* Adhariani[16]<br />
* Gusti Farid Hasan Aman[16]<br />
* Habib Hamid Abdullah[16]<br />
* Mohammad Sofwat Hadi[16]<br />
<br />
[sunting] Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan 2009<br />
Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan (Bahasa Melayu: Dewan Undangan Negeri) adalah:<br />
Nomor Daerah Jumlah kursi<br />
Kalimantan Selatan 1 Banjarmasin 10 kursi<br />
Kalimantan Selatan 2 Banjar, Banjarbaru 10 kursi<br />
Kalimantan Selatan 3 Barito Kuala 5 kursi<br />
Kalimantan Selatan 4 Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah 10 kursi<br />
Kalimantan Selatan 5 Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong 8 kursi<br />
Kalimantan Selatan 6 Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru 12 kursi<br />
[sunting] Seni dan Budaya<br />
Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.<br />
[sunting] Seni Karawitan<br />
<br />
1. Gamelan Banjar<br />
2. Musik Panting (suku Banjar)<br />
3. Musik Kangkurung/Kukurung (suku Dayak Bukit)<br />
4. Musik Bumbung<br />
5. Musik Kintung<br />
6. Musik Kangkanong<br />
7. Musik Salung<br />
8. Musik Suling<br />
9. Musik Bambang<br />
10. Musik Masukkiri (suku Bugis)<br />
<br />
[sunting] Teater tradisional dan wayang<br />
<br />
* Mamanda (teater tradisional suku Banjar)<br />
* Lamut (suku Banjar)<br />
* Madihin (suku Banjar)<br />
* Wayang Kulit Banjar (suku Banjar)<br />
* Wayang Gung (wayang orang suku Banjar)<br />
* Balian(suku Dayak Bukit)<br />
<br />
[sunting] Tarian<br />
Tarian suku Banjar:<br />
<br />
* Baksa Kambang<br />
* Radap Rahayu<br />
* Kuda Gepang<br />
* Tarian suku Banjar lainnya<br />
<br />
Tarian suku Dayak Bukit:<br />
<br />
* Tari Tandik Balian<br />
* Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)<br />
* Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)<br />
<br />
[sunting] Lagu<br />
Lagu Daerah suku Banjar antara lain:<br />
<br />
* Ampar-ampar Pisang<br />
* Sapu Tangan Babuncu Ampat<br />
* Paris Barantai<br />
* Lagu daerah Banjar lainnya<br />
<br />
[sunting] Rumah Adat<br />
<br />
* Rumah Adat Suku Banjar disebut Rumah Bubungan Tinggi<br />
* Rumah Adat Suku Dayak Bukit disebut Balai<br />
<br />
[sunting] Pakaian Adat<br />
Lihat pula: Busana Pengantin Banjar<br />
<br />
* Pakaian Pengantin Suku Banjar ada 4 jenis, yaitu:<br />
o Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut<br />
o Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari<br />
o Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan<br />
o Pangantin Babaju Kubaya Panjang<br />
<br />
* Pakaian Pemuda-pemudi ada 2 jenis, yaitu:<br />
o Pakaian Nanang<br />
o Galuh Banjar<br />
<br />
[sunting] Pariwisata dan peninggalan sejarah<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar tempat wisata di Kalimantan Selatan<br />
[sunting] Rujukan<br />
<br />
1. Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.<br />
2. Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.<br />
3. Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.<br />
4. Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.<br />
5. Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.<br />
6. Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.<br />
7. Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.<br />
8. Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.<br />
9. M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat, Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Peta Kalimantan Selatan<br />
* (Indonesia) Sejarah Banjar<br />
* (Indonesia) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007<br />
* (Indonesia) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006<br />
* (Indonesia) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005<br />
* (Indonesia) BUKU PROFIL PENATAAN RUANG PROPINSI KALIMANTAN SELATAN 2003<br />
* (Indonesia) Perda n0.9 tahun 2000<br />
* (Indonesia) Korem 101/Antasari<br />
<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Kalsel<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Kalsel<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Kalsel<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Kalsel<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Kalsel<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ "INDONESIA: Population and Administrative Divisions" (PDF). The Permanent Committee on Geographical Names. 14 Januari 2003.<br />
4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama A<br />
5. ^ (Indonesia)INDRA AP FM (8 Februari 2011). "Pertumbuhan Kalsel Sepanjang Tahun 2010 Mencapai 5,58 Persen". Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Diakses pada 12 April 2011.<br />
6. ^ BPS<br />
7. ^ (Sumber: Peta alam dan foto kelompok etnik Kalimantan Selatan, Museum Lambung Mangkurat, nomor 11 s/d 16 adalah suku pendatang dari luar Kalimantan)<br />
8. ^ karena letaknya yang strategis orang Banjar Kuala menyebar ke sekitar sungai Barito dan pesisir Kalimantan lainnya<br />
9. ^ Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000<br />
10. ^ Foreign Orientals in the Netherlands Indies, 1920<br />
11. ^ Chinese and Peranakan in the Indonesian archipelago, 1920<br />
12. ^ Chinese in urban and rural Indonesia, ca 1940<br />
13. ^ Location of Chinese officers in the Netherlands Indies, 1867<br />
14. ^ Europeans (including Japanese) in the outer islands, 1920<br />
15. ^ www.aboebakar.info<br />
16. ^ a b c d e f g h i (Indonesia) Santoso, F. Harianto (2010). Wajah DPR & DPD 2009-2014: latar belakang pendidikan dan karier. Penerbit Buku Kompas. ISBN 9797094715.ISBN 9789797094713<br />
<br />
Compass rose pale.svg Kalimantan Tengah <br />
Kalimantan Timur Compass rose pale.svg<br />
Kalimantan Tengah Utara Selat Makassar<br />
Barat Kalimantan Selatan Timur<br />
Selatan<br />
<br />
Laut Jawa <br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Kalimantan Selatan<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 3.48453156796°LS 114.833782951°BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Kalimantan Selatan<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Bahasa Banjar<br />
* ᨅᨔ ᨕᨘᨁᨗ<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Lietuvių<br />
* Basa Banyumasan<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 15.39, 20 November 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-27123851260037135872012-02-27T19:03:00.000-08:002012-02-27T19:03:09.603-08:00Kalimantan TengahKalimantan Tengah<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Kalimantan Tengah<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Kalimantan Tengah<br />
Lambang<br />
Motto: Isen Mulang<br />
(Bahasa Sangen: Pantang Mundur)<br />
Peta lokasi Kalimantan Tengah<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 23 Mei 1957 (hari jadi)<br />
Ibu kota Palangka Raya<br />
Koordinat 3º 50' LS - 1º 10' LU<br />
110º 20' - 116º 0' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Agustin Teras Narang, SH<br />
- DAU Rp. 795.816.335.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 157.983 km2<br />
Populasi (2010)<br />
- Total 2.202.599<br />
- Kepadatan 13,9/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Banjar (24,20%), Jawa (18,06%),<br />
Ngaju (18,02%), Dayak Sampit (9,57%), Bakumpai (7,51%), Madura (3,46%), Katingan (3,34%), Maanyan (2,80%) [2]<br />
- Agama Islam (69,67%), Protestan (16,41%), Hindu (10,69), Katolik (3,11%), Buddha (0,12%)<br />
- Bahasa Bahasa Dayak, Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 13<br />
Kota 1<br />
Kecamatan 88<br />
Desa/kelurahan 1.136<br />
Lagu daerah Kalayar, Naluya, Palu Cempang Pupoi, Tumpi Wayu, Saluang Kitik-Kitik, Manasai<br />
Situs web www.kalteng.go.id<br />
Kalimantan Tengah adalah salah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).<br />
Provinsi ini mempunyai 13 kabupaten dan 1 kotamadya.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Kondisi dan Sumber Daya Alam<br />
o 2.1 Kondisi Alam<br />
o 2.2 Keanekaragaman Hayati<br />
o 2.3 Sumber Daya Alam<br />
* 3 Sosial Kemasyarakatan<br />
o 3.1 Suku Bangsa<br />
* 4 Bahasa<br />
o 4.1 Agama<br />
o 4.2 Pendidikan<br />
* 5 Pemerintahan<br />
o 5.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 5.2 Daftar gubernur<br />
o 5.3 Unsur Musyawarah Pimpinan Daerah<br />
* 6 Perekonomian<br />
o 6.1 Tenaga Kerja<br />
o 6.2 Potensi Perikanan<br />
o 6.3 Pertambangan<br />
o 6.4 Transportasi<br />
+ 6.4.1 Jarak Palangka Raya (0 km Jalan Nasional) dengan ibukota kabupaten[19]<br />
* 7 Seni dan Budaya<br />
o 7.1 Seni Musik<br />
o 7.2 Seni Vokal<br />
o 7.3 Tarian<br />
o 7.4 Seni Kriya<br />
o 7.5 Seni bela diri<br />
o 7.6 Upacara Adat<br />
o 7.7 Pakaian Pengantin<br />
* 8 Pranala luar<br />
* 9 Referensi<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Busana Adat Kotawarigin Barat yang dipengaruh budaya Melayu-Banjar dan Jawa-Surakarta.<br />
Pada abad ke-14 Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit memerintah di Kerajaan Negara Dipa (Amuntai) dengan wilayah mandalanya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil (Kapuas-Murung), Biaju Besar (Kahayan), Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang yang kepala daerah-daerah tersebut disebut Mantri Sakai, sedangkan wilayah Kotawaringin pada masa itu merupakan kerajaan tersendiri.[3]<br />
Pada abad ke-16 Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Dipa yang telah memindahkan ibukota ke hilir sungai Barito tepatnya di Banjarmasin, dengan wilayah mandalanya yang semakin meluas meliputi daerah-daerah dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Tentara Biaju kerapkali dilibatkan dalam revolusi di istana Banjar, bahkan dengan aksi pemotongan kepala (ngayau) misalnya saudara muda Nyai Biang Lawai bernama Panglima Sorang yang diberi gelar Nanang Sarang membantu Raja Maruhum menumpas pemberontakan anak-anak Kiai Di Podok. Orang Biaju (sebutan Dayak pada jaman dulu) juga membantu Pangeran Dipati Anom (ke-2) untuk merebut tahta dari Sultan Ri'ayatullah. Raja Maruhum menugaskan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk binti Dipati Ngganding dan Nyai Tapu binti Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting.[3] Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah. Kontrak pertama Kotawaringin dengan VOC-Belanda terjadi pada tahun 1637.[4]Menurut laporan Radermacher, pada tahun 1780 telah terdapat pemerintahan pribumi seperti Kyai Ingebai Suradi Raya kepala daerah Mendawai, Kyai Ingebai Sudi Ratu kepala daerah Sampit, Raden Jaya kepala daerah Pembuang dan kerajaan Kotawaringin dengan rajanya yang bergelar Ratu Kota Ringin[5]<br />
Berdasarkan traktat 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam dari Banjarmasin menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa sepanjang daerah Kuin Utara, Martapura sampai Tamiang Layang dan Mengkatip menjadi daerah protektorat VOC, Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Tengah beserta daerah-daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Secara de facto wilayah pedalaman Kalimantan Tengah tunduk kepada Hindia Belanda semenjak Perjanjian Tumbang Anoi pada tahun 1894. Selanjutnya kepala-kepala daerah di Kalimantan Tengah berada di bawah Hindia Belanda.[6]<br />
Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, daerah-daerah di wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling menurut Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.[7] Daerah-daerah di Kalteng tergolang sebagai negara dependen dan distrik dalam Kesultanan Banjar.[8]<br />
Sebelum abad XIV, daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang masih murni, belum ada pendatang dari daerah lain. Saat itu satu-satunya alat transportasi adalah perahu. Tahun 1350 Kerajaan Hindu mulai memasuki daerah Kotawaringin. Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku diangkat menjadi Menteri Kerajaan. Tahun 1520, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kesultanan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1615 Kesultanan Banjar mendirikan Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi daerah pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah : Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap bebas, dipimpin langsung oleh para kepala suku, bahkan banyak dari antara mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman. Di daerah Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang besar. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, diantaranya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca. Di kemudian hari nama pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah. Tahun 1787, dengan adanya perjanjian antara Sultan Banjar dengan VOC, berakibat daerah Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh daerah, dikuasai VOC. Sekitar tahun 1835 misionaris Kristen mulai beraktifitas secara leluasa di selatan Kalimantan. Pada 26 Juni 1835, Barnstein, penginjil pertama Kalimantan tiba dan mulai menyebarkan agama Kristen di Banjarmasin. Pemerintah lokal Hindia Belanda malahan merintangi upaya-upaya misionaris[9] Pada tanggal 1 Mei 1859 pemerintah Hindia Belanda membuka pelabuhan di Sampit.[10] Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengawasan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak abad XIX, penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga abad XX. Perlawanan secara frontal, berakhir tahun 1905, setelah Sultan Mohamad Seman gugur sebagai kusuma bangsa di Sungai Menawing dan dimakamkan di Puruk Cahu. Tahun 1835, Agama Kristen Protestan mulai masuk ke pedalaman. Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, para penjajah tidak mampu menguasai Kalimantan secara menyeluruh. Penduduk asli tetap bertahan dan mengadakan perlawanan. Pada Agustus 1935 terjadi pertempuran antara suku Dayak Punan yaitu Oot Marikit dengan kaum penjajah. Pertempuran diakhiri dengan perdamaian di Sampit antara Oot Marikit dengan menantunya Pangenan atau Panganon dengan Pemerintah Belanda. Menurut Hermogenes Ugang , pada abad ke 17, seorang misionaris Roma Katholik bernama Antonio Ventimiglia pernah datang ke Banjarmasin. Dengan perjuangan gigih dan ketekunannya hilir-mudik mengarungi sungai besar di Kalimantan dengan perahu yang telah dilengkapi altar untuk mengurbankan Misa, ia berhasil membaptiskan tiga ribu orang Ngaju menjadi Katholik. Pekerjaan beliau dipusatkan di daerah hulu Kapuas (Manusup) dan pengaruh pekerjaan beliau terasa sampai ke daerah Bukit. Namun, atas perintah Sultan Banjarmasin, Pastor Antonius Ventimiglia kemudian dibunuh. Alasan pembunuhan adalah karena Pastor Ventimiglia sangat mengasihi orang Ngaju, sementara saat itu orang-orang Ngaju mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Sultan Surya Alam/Tahliluulah, karena orang Biaju (Ngaju) pendukung Gusti Ranuwijaya penguasa Tanah Dusun-saingannya Sultan Surya Alam/Tahlilullah dalam perdagangan lada.[11] Dengan terbunuhnya Pastor Ventimiglia maka beribu-ribu umat Katholik orang Ngaju yang telah dibapbtiskannya, kembali kepada iman asli milik leluhur mereka. Yang tertinggal hanyalah tanda-tanda salib yang pernah dikenalkan oleh Pastor Ventimiglia kepada mereka. Namun tanda salib tersebut telah kehilangan arti yang sebenarnya. Tanda salib hanya menjadi benda fetis (jimat) yang berkhasiat magis sebagai penolak bala yang hingga saat ini terkenal dengan sebutan lapak lampinak dalam bahasa Dayak atau cacak burung dalam bahasa Banjar.<br />
Di masa penjajahan, suku Dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri. Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam pendidikan formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat sukunya dengan mendirikan Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe , Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan, dan masih banyak lainnya. Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis. Kemtdian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia. Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh J. Uvang Uray , F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo. Akhirnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia dibawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak lainnya.<br />
Tahun 1942, Kalimantan Tengah disebut Afdeeling Kapoeas-Barito yang terbagi 6 divisi.[12]<br />
[sunting] Kondisi dan Sumber Daya Alam<br />
[sunting] Kondisi Alam<br />
Bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Berbatasan dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembap yang dilintasi oleh garis equator.<br />
[sunting] Keanekaragaman Hayati<br />
Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini. Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi tinggi.<br />
[sunting] Sumber Daya Alam<br />
Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa sekitar 25% dari luas wilayah. Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.<br />
Banyak ragam potensi sumber alam, antara lain yang sudah diusahakan berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu permata dan lain-lain.<br />
[sunting] Sosial Kemasyarakatan<br />
[sunting] Suku Bangsa<br />
Suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Tengah terdiri atas Dayak Hulu dan Dayak Hilir. Dayak Hulu terdiri atas : Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Murung, Dayak Taboyan, Dayak Lawangan, Dayak Dusun dan Dayak Maanyan. Sedangkan Dayak Hilir terdiri atas: Dayak Ngaju, Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, dan Dayak Sampit. Suku Dayak yang dominan di Kalimantan Tengah adalah suku Dayak Ngaju, suku lainnya yang tinggal di pesisir adalah Banjar Melayu Pantai merupakan 24,20% populasi. Disamping itu ada pula suku Jawa, Madura, Bugis dan lain-lain. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%.[13]<br />
Komposisi Sukubangsa di Kalimantan Tengah Suku Bangsa Central Borneo 1930 (termasuk sebagian Kalbar)[14][15] Kalteng 2000[13] 2010<br />
Total 393,282 - -<br />
Dayak 63,49% - -<br />
Dayak Ngaju (Dayak) 18,02% -<br />
Dayak Sampit (Dayak) 9,57% -<br />
Dayak Bakumpai (Dayak) 7,51% -<br />
Dayak Katingan (Dayak) 3,34% -<br />
Dayak Maanyan (Dayak) 2,80% -<br />
Melayu 26,64% (Melayu Banjar) -<br />
Melayu Banjar 5,95% 24,20% -<br />
Jawa 2,51% 18,06% -<br />
Bugis 1,09% - -<br />
Madura - 3,46% -<br />
Suku lainnya 0,32% ...% -<br />
[sunting] Bahasa<br />
Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah, bahasa daerah (lokal) terdapat pada 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi 9 bahasa dominan dan 13 bahasa minoritas, yaitu:<br />
<br />
* Bahasa dominan :<br />
<br />
1. Bahasa Melayu<br />
2. Bahasa Banjar<br />
3. Bahasa Ngaju<br />
4. Bahasa Manyan<br />
5. Bahasa Ot Danum<br />
6. Bahasa Katingan<br />
7. Bahasa Bakumpai<br />
8. Bahasa Tamuan<br />
9. Bahasa Sampit[16]<br />
<br />
* Bahasa kelompok minoritas :<br />
<br />
1. Bahasa Mentaya<br />
2. Bahasa Pembuang<br />
3. Bahasa Dusun Kalahien<br />
4. Bahasa Balai<br />
5. Bahasa Bulik<br />
6. Bahasa Mendawai<br />
7. Bahasa Dusun Bayan<br />
8. Bahasa Dusun Tawoyan<br />
9. Bahasa Dusun Lawangan<br />
10. Bahasa Dayak Barean<br />
11. Bahasa Dayak Bara Injey<br />
12. Bahasa Kadoreh<br />
13. Bahasa Waringin<br />
14. Bahasa Kuhin (bahasa daerah pedalaman Seruyan Hulu)<br />
<br />
[sunting] Agama<br />
Seperti daerah lain di Indonesia, di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat berbagai jenis agama dan kepercayaan yang menyebar diseluruh daerah ini, antara lain :<br />
<br />
1. Islam<br />
2. Kristen Protestan<br />
3. Katolik<br />
4. Hindu Bali<br />
5. Budha<br />
6. Hindu Kaharingan<br />
<br />
Kaharingan adalah kepercayaan penduduk asli Kalimantan Tengah yang hanya terdapat di daerah Kalimantan sehingga untuk dapat diakui sebagai agama maka digabungkan dalam agama Hindu. Penganut Agama Hindu Kaharingan tersebar di daerah Kalimantan Tengah dan banyak terdapat di bagian hulu sungai, antara lain hulu sungai Kahayan, sungai Katingan dan hulu sungai lainnya.[17]<br />
[sunting] Pendidikan<br />
Geliat dunia pendidikan di Kalimantan Tengah sekarang sedang berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya berbagai lembaga pendidikan serta keberadaan beberapa Universitas dan Sekolah Tinggi di Kalimantan Tengah.<br />
Universitas Negeri Palangka Raya dan Untama merupakan Universitas-universitas Negeri yang ada di Kalimantan Tengah, selain itu terdapat Universitas Muhammadiyah serta beberapa sekolah tinggi lainnya yang ikut memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kalimantan Tengah, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai serta Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Palangka Raya. Tak lupa pula berbagai Universitas maupun Sekolah Tinggi rintisan yang terdapat di Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi beberapa Daerah Tingkat II, yaitu:<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Barito Selatan Buntok<br />
2 Kabup`ten Barito Timur Tamiang<br />
3 Kabupaten Barito Utara Muara Teweh<br />
4 Kabupaten Gunung Mas Kuala Kurun<br />
5 Kabupaten Kapuas Kuala Kapuas<br />
6 Kabupaten Katingan Kasongan<br />
7 Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun<br />
8 Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit<br />
9 Kabupaten Lamandau Nanga Bulik<br />
10 Kabupaten Murung Raya Purukcahu<br />
11 Kabupaten Pulang Pisau Pulang Pisau<br />
12 Kabupaten Sukamara Sukamara<br />
13 Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang<br />
14 Kota Palangka Raya -<br />
<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. RTA Milono.jpg R.T.A. Milono 1 Januari 1957 30 Juni 1958 Gubernur Pembentuk Propinsi Kalteng<br />
2. Tjilik Riwut.jpg Tjilik Riwut 30 Juni 1958 Februari 1967 Gubernur Kalteng Pertama - Babat Alas<br />
3. ReynouldSilvanus1.jpg Reinout Sylvanus Februari 1967 3 Oktober 1978 <br />
4. WA Gara.jpg Willy Annania Gara 3 Oktober 1978 7 Oktober 1983 <br />
5. Eddy Sabara.jpg Eddy Sabara 7 Oktober 1983 23 Januari 1984 <br />
6. Gatot Amrih.jpg Gatot Amrih 23 Oktober 1984 21 Januari 1989 <br />
7. <br />
Suparmanto 23 Januari 1989 22 Januari 1993 <br />
9. <br />
Rappiudin Hamarung Juli 1999 8 Maret 2000 <br />
10. <br />
$0A Asmawi Agani 8 Maret 2000 23 Maret 2005 <br />
11. Sodjuangan-situmorang-060809.jpg Sodjuangan Situmorang 23 Maret 2005 4 Agustus 2005 Penjabat Gubernur<br />
12. Agustin-teras-narang.jpg Agustin Teras Narang 4 Agustus 2005 3 Agustus 2010 periode pertama<br />
4 Agustus 2010 sekarang periode kedua<br />
<br />
[sunting] Unsur Musyawarah Pimpinan Daerah<br />
<br />
* Gubernur : Agustin Teras Narang, S.H.<br />
* Wakil Gubernur : Ir. H. Achmad Diran<br />
* Sekretaris Daerah : DR. Siun Jarias, S.H, M.H.<br />
* Ketua DPRD : R. Atu Narang<br />
* Kapolda : Brigjend. Pol. Drs. H. Damianus Jackie<br />
* Bandar : BOLOT<br />
<br />
[sunting] Perekonomian<br />
[sunting] Tenaga Kerja<br />
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih Menurut Kegiatan[18]<br />
Kegiatan Utama Februari 2006 Agustus 2006 Februari 2007 Februari 2008<br />
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih 1.387.244 1.398.307 1.411.568 1.438.271<br />
Angkatan Kerja 991.764 944.266 1.100.430 1.077.831<br />
Bekerja 991.764 944.266 1.045.186 1.026.211<br />
[sunting] Potensi Perikanan<br />
Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat besar, khususnya perikanan air tawar. Hal itu dikarenakan luasnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalimantan Tengah.<br />
[sunting] Pertambangan<br />
Sebagian besar penduduk di wilayah Katingan, Khususnya Kecamatan Katingan Tengah bermata pencaharian sebagai petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh adalah emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Masyarakat dalam melakukan penambangan masih bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.<br />
[sunting] Transportasi<br />
Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya telah bisa melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta direct, menggunakan pesawat jet berbadan lebar jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400. Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air dan Batavia Air. Bandar udara kesayangan masyarakat Palangka Raya ini memiliki pcn 29 fczu, bisa dilintasi dengan mobil maupun taksi.<br />
[sunting] Jarak Palangka Raya (0 km Jalan Nasional) dengan ibukota kabupaten[19]<br />
ibukota kabupaten Darat (km) Keterangan<br />
Batas Kalteng-Kalsel - (Anjir Serapat)<br />
KLK 142 km <br />
TML 418 km <br />
BNT 511 km <br />
MTW 605 km -<br />
PRC 702 km -<br />
KKN 180 km -<br />
KSN 88 km -<br />
SPT 227 km -<br />
KLP 702 km -<br />
PBU 449 km -<br />
SKR 686 km -<br />
Batas Kalteng-Kalbar - (Kudangan)<br />
[sunting] Seni dan Budaya<br />
[sunting] Seni Musik<br />
Rumah Betang di Kampung Tumbang Anoi (tempo dulu) di perhuluan sungai Kahayan.<br />
Arsitektur Rumah Baanjung tipe Rumah Balai Bini di Kumai, merupakan hunian keluarga inti dalam rumah sendiri-sendiri pada masyarakat pesisir Kalimantan Tengah.<br />
Seni musik yang dikenal di daerah ini antara lain:<br />
Chordophone<br />
<br />
* Kacapi<br />
* Rebab<br />
<br />
Idiophone<br />
<br />
* Berbagai jenis Gong<br />
* Kangkanung<br />
<br />
Membranophone<br />
<br />
* Berbagai jenis Kendang (Gandang)<br />
* Katambung<br />
<br />
[sunting] Seni Vokal<br />
Seni vokal yang populer di wilayah ini adalah:<br />
<br />
* Karungut<br />
* Kandan<br />
* Mansana<br />
* Kalalai Lalai<br />
* Ngendau<br />
* Natum<br />
* Dodoi<br />
* Marung<br />
<br />
[sunting] Tarian<br />
Jenis-jenis tarian yang terdapat di daerah ini antara lain:<br />
<br />
* Tari Hugo dan Huda<br />
* Tari Putri Malawen<br />
* Tari Tuntung Tulus dari Barito Timur<br />
* Tari Giring-giring<br />
* Manasai<br />
* Tari Balian Bawo<br />
* Tari Balian Dadas<br />
* Manganjan<br />
<br />
[sunting] Seni Kriya<br />
Seni kriya yang berkembang di wilayah ini adalah:<br />
<br />
* Seni Pahat patung Sapundu<br />
* Seni lukis<br />
* Tatto<br />
* Anyaman<br />
* Seni dari bahan Getah Nyatu<br />
<br />
[sunting] Seni bela diri<br />
1. Kuntau<br />
[sunting] Upacara Adat<br />
<br />
* Wadian<br />
* Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)<br />
* Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)<br />
* Balian (upacara atau prosesi pengobatan)<br />
* Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)<br />
* Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka)<br />
* Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)<br />
<br />
[sunting] Pakaian Pengantin<br />
Pengantin pria Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut, selempit perak atau tali pinggang dan tutup kepala. Perhiasan yang dipakai adalah inuk atau kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan kalung yang terbuat dari gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang, kalung dan subang.<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Kalteng<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Kalteng<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Kalteng<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Kalteng<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Kalteng<br />
* (Indonesia) Situs Lembaga Studi Dayak 21<br />
* (Indonesia) Situs Orang Palangka Raya<br />
* (Indonesia) Situs Komunitas Warga Kalimantan Tengah<br />
* (Indonesia) Portal Daring Tentang Kalimantan Tengah<br />
* (Indonesia) Dayak Art Music<br />
* (Indonesia) www.nila-riwut.com<br />
* (Indonesia) Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah<br />
* (Indonesia) Situs Pemerintah Kota Palangka R`ya<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 13 Januari 2003.<br />
3. ^ a b (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.ISBN 983-62-1240-X<br />
4. ^ (Belanda) L. C. van Dijk, Ne©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Camobdja, Siam en Cochin-China, Scheltema, 1862<br />
5. ^ (Inggris) The New American Encyclopaedia (1865). The New American Encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge. 2. D. Appleton.<br />
6. ^ (Inggris)Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië. 23. Nederlandsch-Indië. pp. 205.<br />
7. ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indië. s.n..<br />
8. ^ (Inggris)Royal Geographical Society (Great Britain) (1856). A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical. 5. A. Fullarton.<br />
9. ^ (Indonesia) Ukur, Fridolin (2000). Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835. BPK Gunung Mulia. hlm. 42. ISBN 9789799290588. ISBN 979-9290-58-9<br />
10. ^ (Inggris) Cilacap (1830-1942): bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Kepustakaan Populer Gramedia. 13 Januari 2002. ISBN 9789799023698.ISBN 979-9023-69-6<br />
11. ^ http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf<br />
12. ^ Borneo in 1942<br />
13. ^ a b (Indonesia) Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia: demografi-politik pasca-Soeharto, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-799-083-4, 9789797990831<br />
14. ^ (Inggris) A. J. Gooszen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942, KITLV Press, 1999 ISBN 90-6718-128-5, 9789067181280<br />
15. ^ Administrative subdivisions in Dutch Borneo and Sarawak, 1930<br />
16. ^ Bahasa Sampit<br />
17. ^ (Perancis)Sevin, Olivier (1983). Les Dayak du centre Kalimantan: étude géographique du Pays ngaju, de la Seruyan à la Kahayan. IRD Editions. ISBN 9782709907002.ISBN 2-7099-0700-3<br />
18. ^ Sumber: Badan Pusat Statisktik, Provinsi Kalimantan Tengah<br />
19. ^ PROFIL DAERAH KALIMANTAN TENGAH STRUKTUR, LUAS, DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI<br />
<br />
Compass rose pale.svg Kalimantan Barat <br />
Kalimantan Timur Compass rose pale.svg<br />
Kalimantan Barat Utara Kalimantan Selatan<br />
Barat Kalimantan Tengah Timur<br />
Selatan<br />
<br />
Laut Jawa Kalimantan Selatan<br />
l • b • s<br />
Kalimantan Tengah<br />
<br />
Pusat pemerintahan: Kota Palangka Raya<br />
<br />
Kabupaten <br />
Barito Selatan • Barito Timur • Barito Utara • Gunung Mas • Kapuas • Katingan • Kotawaringin Barat • Kotawaringin Timur • Lamandau • Murung Raya • Pulang Pisau • Sukamara • Seruyan<br />
Lambang Kalimantan Tengah<br />
<br />
Kota <br />
Palangka Raya<br />
<br />
Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
<br />
Ibukota: DKI Jakarta<br />
<br />
Sumatera <br />
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung<br />
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg<br />
<br />
Jawa <br />
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur<br />
<br />
Kalimantan <br />
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur<br />
<br />
Nusa Tenggara <br />
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
Sulawesi <br />
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo<br />
<br />
Maluku dan Papua <br />
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua<br />
<br />
Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia<br />
Flag-map of Indonesia.png Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 1°23′ LS 113°17′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Kalimantan Tengah<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Lietuvių<br />
* Монгол<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 05.07, 9 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-56409275233353039742012-02-27T19:00:00.000-08:002012-02-27T19:00:07.262-08:00Kalimantan BaratKalimantan Barat<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Kalimantan Barat<br />
— Provinsi —<br />
Bendera Kalimantan Barat<br />
Bendera Lambang Kalimantan Barat<br />
Lambang<br />
Motto: "Akcaya"<br />
(Bahasa Indonesia: "Tak Kunjung Binasa")<br />
Peta lokasi Kalimantan Barat<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 1 Januari 1957 (hari jadi)<br />
Dasar hukum undang-undang dasar<br />
Ibu kota Pontianak<br />
Koordinat 3º 20' LS - 2º 30' LU<br />
107º 40' - 114º 30' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Drs. Cornelis, MH<br />
- DAU Rp. 845.483.888.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 146.807 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 4.393.239<br />
- Kepadatan 29,9/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Dayak (35%), Melayu (13%), Sambas (12%), Tionghoa (9%), Jawa (9%), Kendayan (8%))[3]<br />
- Agama Islam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%)<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia, Bahasa Dayak, Bahasa melayu, Bahasa Tionghoa<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 10<br />
Kota 2<br />
Kecamatan 136<br />
Desa/kelurahan 1445<br />
Lagu daerah Cik Cik Periook<br />
Situs web www.kalbarprov.go.id<br />
Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak.<br />
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.[4]<br />
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.<br />
Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.[5] Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.<br />
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Kondisi Alam<br />
* 3 Sosial Kemasyarakatan<br />
o 3.1 Suku Bangsa<br />
o 3.2 Bahasa<br />
o 3.3 Agama<br />
o 3.4 Pendidikan<br />
* 4 Batas wilayah<br />
* 5 Pemerintahan<br />
o 5.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 5.2 Daftar gubernur<br />
* 6 Perekonomian<br />
o 6.1 Pertanian & Perkebunan<br />
* 7 Seni dan Budaya<br />
o 7.1 Tarian Tradisional<br />
+ 7.1.1 Alat Musik Tradisional<br />
o 7.2 Senjata Tradisional<br />
o 7.3 Sastra lisan<br />
o 7.4 Tenun<br />
o 7.5 Kerajinan Tangan<br />
o 7.6 Kue Tradisional<br />
o 7.7 Masakan dan makanan Tradisional<br />
* 8 Referensi<br />
* 9 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Menurut kakawin Nagarakretagama (1365), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit[6], bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura.[7] Menurut Hikayat Banjar (1663), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar sejak zaman Hindu.[8] Pada tahun 1604 pertama kalinya Belanda berdagang dengan Sukadana.[9]) Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Sesuai perjanjian 20 Oktober 1756 VOC Belanda berjanji akan membantu Sultan Banjar Tamjidullah I untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Sanggau, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi). Daerah-daerah lainnya merupakan milik Kesultanan Banten, kecuali Sambas. Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana (sebagian besar Kalbar) diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Alam direstui VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut.[10] Pada tahun 1789 Sultan Pontianak dibantu Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda untuk menduduki negeri Mempawah. Tahun 1846 daerah koloni Belanda di pulau Kalimantan memperoleh pemerintahan khusus sebagai Dependensi Borneo.[11] Pantai barat Borneo terdiri atas asisten residen Sambas dan asisten residen Pontianak. Divisi Sambas meliputi daerah dari Tanjung Dato sampai muara sungai Doeri. Sedangkan divisi Pontianak yang berada di bawah asisten residen Pontianak meliputi distrik Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Simpang, Sukadana, Matan, Tayan, Meliau, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Sepapoe, Belitang, Silat, Salimbau, Piassa, Jongkong, Boenoet, Malor, Taman, Ketan, dan Poenan [12]Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, 14 daerah di wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.[13] Pada 1855, negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda menjadi Karesidenan Sambas.<br />
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.[14]<br />
Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. [15]<br />
[sunting] Kondisi Alam<br />
Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata antara 26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%.<br />
[sunting] Sosial Kemasyarakatan<br />
[sunting] Suku Bangsa<br />
Menurut sensus tahun 1930 penduduk Kalimantan Barat Laut (Afdeeling Singkawang dan Afdeeling Pontianak, tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang) terdiri atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), Banjar (1,06%), Bugis (9,85%), Jawa (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak diketahui (12,88%).[16] Sukubangsa tahun 1930 di seluruh Kalbar pada keempat afdeeling yang dominan besar yaitu Dayak (40,4%), Melayu (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan Tionghoa (13%).[17]<br />
Komposisi Sukubangsa di Kalimantan Barat Suku Bangsa Borneo Barat Laut 1930[18] Kalbar 2000 2010<br />
Total 454,172 - -<br />
Rumpun Dayak 43,02% 35% -<br />
Dayak Kendayan (Dayak) 8% -<br />
Dayak Pesaguan (Dayak) ...% -<br />
Melayu 29,74% 13% -<br />
Melayu Sambas (Melayu) 12% -<br />
Banjar 1,06% ...% -<br />
Jawa 2,99% 9% -<br />
Bugis 9,85% ...% -<br />
Suku lainnya 0,47% ...% -<br />
Rumpun Tionghoa 12,88% 9% -<br />
<br />
Daftar suku-suku di Kalimantan Barat selengkapnya adalah:<br />
<br />
* Suku Dayak terdiri dari:<br />
<br />
1. Rumpun Kanayatn,<br />
2. Rumpun Ibanic,<br />
3. Rumpun Bidoih (Kidoh-Madeh),<br />
4. Rumpun Banuaka",<br />
5. Rumpun Kayaanic,<br />
6. Rumpun Uut Danum,<br />
<br />
* Kelompok Dayak yang mandiri atau tak mempunyai rumpun suku, terdiri atas:<br />
<br />
1. Suku Iban (Ibanic)<br />
2. Suku Bidayuh (Bidoih)<br />
3. Suku Seberuang (Ibanic)<br />
4. Suku Mualang (Ibanic)<br />
5. Suku Kanayatn<br />
6. Suku Mali<br />
7. Suku Benawas<br />
8. Suku Sekujam<br />
9. Suku Sekubang<br />
10. Suku Kantuk (Ibanic)<br />
11. Suku Lebang (Lebang Hilir dan Lebang Hulu , tersebar di kawasan Kelam, Dedai, dan Kayan Hilir )<br />
12. Suku Ketungau (Ibanic) ( Ketungau Asli daerah kapuas hulu, Ketungau sesat daerah kabupaten sekadau, Ketungau Banyor daerah Belitang.<br />
13. Suku Desa (Ibanic)<br />
14. Suku Hovongan (Kayanic)<br />
15. Suku Uheng Kereho (Kayanic)<br />
16. Suku Babak<br />
17. Suku Badat<br />
18. Suku Barai<br />
19. Suku Bugau (Ibanic)<br />
20. Suku Bukat (Kayanic)<br />
21. Suku Galik (Bidoih)<br />
22. Suku Gun (Bidoih)<br />
23. Suku Jangkang (Bidoih)<br />
24. Suku Kalis (Banuaka")<br />
25. Suku Kayan<br />
26. Suku Kayaan Mendalam (Kayaanic)<br />
27. Suku Kede (Ibanic)<br />
28. Suku Kerambai<br />
29. Suku Klemantan<br />
30. Suku Pos<br />
31. Suku Punti/Pontetn<br />
32. Suku Randuk<br />
33. Suku Ribun (Bidoih)<br />
34. Suku Cempedek<br />
35. Suku Dalam<br />
36. Suku Darok<br />
37. Suku Kopak<br />
38. Suku Koyon<br />
39. Suku Lara (Kanaykatn)<br />
40. Suku Senunang<br />
41. Suku Sisakng<br />
42. Suku Sintang<br />
43. Suku Suhaid (Ibanic)<br />
44. Suku Sungkung (Bidayuh)<br />
45. Suku Limbai<br />
46. Suku Mayau<br />
47. Suku Mentebak<br />
48. Suku Menyangka<br />
49. Suku Menyuke<br />
50. Suku Sanggau<br />
51. Suku Sani<br />
52. Suku Sekajang<br />
53. Suku Selayang<br />
54. Suku Selimpat<br />
55. Suku Dusun<br />
56. Suku Embaloh (Banuaka")<br />
57. Suku Empayeh<br />
58. Suku Engkarong<br />
59. Suku Ensanang<br />
60. Suku Menyanya<br />
61. Suku Merau<br />
62. Suku Muara<br />
63. Suku Muduh<br />
64. Suku Muluk<br />
65. Suku Ngabang<br />
66. Suku Ngalampan<br />
67. Suku Ngamukit<br />
68. Suku Nganayat<br />
69. Suku Panu<br />
70. Suku Pengkedang<br />
71. Suku Pompakng<br />
72. Suku Senangkan<br />
73. Suku Suruh<br />
74. Suku Tabuas<br />
75. Suku Taman<br />
76. Suku Tingui<br />
77. Rumpun Uut Danum di Kalimantan Barat: Dohoi, Cohie, Pangin, Limbai, Sebaung<br />
<br />
* Sak Senganan (Ibanic Moslem),<br />
* Suku Melayu<br />
* Suku lainnya:<br />
<br />
1. Suku Banjar<br />
2. Suku Pesaguan<br />
3. Suku Bugis<br />
4. Suku Sunda<br />
5. Suku Jawa<br />
6. Suku Madura<br />
7. Suku Minang<br />
8. Suku Batak<br />
<br />
* Tionghoa<br />
<br />
1. Hakka<br />
2. Tiochiu<br />
<br />
[sunting] Bahasa<br />
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).<br />
Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati).<br />
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu Riau.<br />
[sunting] Agama<br />
Mayoritas penduduk Kalimantan Barat memeluk agama Islam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%).<br />
[sunting] Pendidikan<br />
Perguruan Tinggi/Universitas yang ada di Kalimantan Barat antara lain:<br />
<br />
1. Universitas Tanjungpura<br />
2. Sekolah Tinggi Pastoral Santo Agustinus Keuskupan Agung Pontianak (STP ST. AGUSTINUS KAP)<br />
3. Politeknik Negeri Pontianak<br />
4. STIPER Panca Bhakti Pontianak<br />
5. STAIN Pontianak<br />
6. STMIK Pontianak<br />
7. Politeknik Kesehatan<br />
8. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak<br />
9. Universitas Muhammadiyah<br />
10. ASMI Pontianak<br />
11. ABA Pontianak<br />
12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma<br />
13. Akademi Sekretari dan Manajemen Widya Dharma<br />
14. Akademi Bahasa Asing Widya Dharma<br />
15. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Dharma<br />
16. Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ)<br />
17. STIE Pontianak<br />
18. Universitas Pancabakti<br />
19. STIH Singkawang<br />
20. Universitas Kapuas, Sintang<br />
21. Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka<br />
22. STKIP PGRI Pontianak<br />
23. AMIK Bina Sarana Informatika Pontianak<br />
24. STKIP Singkawang<br />
<br />
[sunting] Batas wilayah<br />
Provinsi Kalimantan Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:<br />
Utara Sarawak, Malaysia Timur<br />
Selatan Laut Jawa<br />
Barat Laut Natuna, Selat Karimata dan Samudra Pasifik<br />
Timur Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
Ibu kota Kalimantan Barat adalah kota Pontianak.<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bengkayang Bengkayang<br />
2 Kabupaten Kapuas Hulu Putussibau<br />
3 Kabupaten Kayong Utara Sukadana<br />
4 Kabupaten Ketapang Ketapang<br />
5 Kabupaten Kubu Raya Sungai Raya<br />
6 Kabupaten Landak Ngabang<br />
7 Kabupaten Melawi Nanga Pinoh<br />
8 Kabupaten Pontianak Mempawah<br />
9 Kabupaten Sambas Sambas<br />
10 Kabupaten Sanggau Sanggau<br />
11 Kabupaten Sekadau Sekadau<br />
12 Kabupaten Sintang Sintang<br />
13 Kota Pontianak -<br />
14 Kota Singkawang -<br />
<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Adji Pangeran Afloes 1957 1958 Penjabat Gubernur<br />
2. <br />
Djenal Asikin Judadibrata 1958 1959 <br />
3. <br />
Johanes Chrisostomus Oevang Oeray 1960 1966 <br />
4. <br />
Soemardi, Bc.H.K. 1967 1972 <br />
5. <br />
Kol. Kadarusno 1972 1977 <br />
6. <br />
H. Soedjiman 1977 1987 <br />
7. <br />
Brigjend. TNI (Purn.) H. Parjoko Suryokusumo 1987 1993 <br />
8. <br />
Mayjend. TNI (Purn.) H. Aspar Aswin 1993 13 Januari 2003 <br />
9. Usman jafar.jpg H. Usman Ja'far 13 Januari 2003 14 Januari 2008 <br />
10. Drs Cornelis.jpg Drs. Cornelis, M.H. 14 Januari 2008 sekarang <br />
<br />
[sunting] Perekonomian<br />
[sunting] Pertanian & Perkebunan<br />
Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat diantaranya adalah padi, jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan diantaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit sampai Oktober 2010 sudah mencapai 592,000 ha. Kebun-kebun tersebut sebagian dibangun di hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan. Kebun-kebun sawit menguntungkan pengusaha dan penguasa. Para petani peserta menderita sengsara. Pendapatan petani sawit binaan PTPN XIII hanya 6,6 ons beras per hari/orang. Sedangkan pengelolaan kebun dengan pola kemitraan hanya memberi 3,3 ons beras per hari/orang. Kondisi ini lebih buruk dari tanaman paksa (kultuurstelsel) zaman Hindia Belanda.[rujukan?]<br />
[sunting] Seni dan Budaya<br />
[sunting] Tarian Tradisional<br />
Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.<br />
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.<br />
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.<br />
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.<br />
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.<br />
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.<br />
[sunting] Alat Musik Tradisional<br />
Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.<br />
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya Kotavak.<br />
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek.<br />
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".<br />
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.<br />
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.<br />
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.<br />
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum. Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set.<br />
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.<br />
[sunting] Senjata Tradisional<br />
<br />
* Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.[rujukan?]<br />
* Keris<br />
* Tumbak<br />
* Sumpit (Sohpot: sebutan Uut Danum)<br />
* Senapang Lantak<br />
* Duhung (Uut Danum)<br />
* Isou Bacou atau Parang yang kedua sisinya tajam (Uut Danum)<br />
* Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut Danum)<br />
<br />
[sunting] Sastra lisan<br />
Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:<br />
<br />
* Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik: Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.<br />
* Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya beda.<br />
* Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat Dayak Kanayatn.<br />
<br />
Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (zaman kedua), Tahtum (zaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada zaman tertua atau pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan zaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada zaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak Uut Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka mengayau sepanjang sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu mereka mencari sasaran ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa mencapai belasan malam untuk satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau perkawinan. Kandan adalah bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa digunakan untuk menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang yang mempelajari bahasa Kandan ini harus membayar kepada gurunya. Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra untuk mengolok-olok atau bergurau.<br />
[sunting] Tenun<br />
Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:<br />
<br />
* Tenun Daerah Sambas<br />
* Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau<br />
* Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang<br />
* Tenun Kapuas Hulu<br />
<br />
[sunting] Kerajinan Tangan<br />
Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:<br />
<br />
* Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu.<br />
* Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.<br />
* Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.<br />
* Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.<br />
<br />
[sunting] Kue Tradisional<br />
Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:<br />
<br />
* Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih dilestarikan.<br />
* Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan makanan tradisional<br />
* Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.<br />
* Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.<br />
* Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau<br />
* Lempok, terdapat di pontianak dibuat dari Durian (hampir semua suku Dayak dan Melayu mempunyai kebiasaan membuat Lempok)<br />
* Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.<br />
* Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.<br />
<br />
[sunting] Masakan dan makanan Tradisional<br />
Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah ini adalah:<br />
<br />
* Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak<br />
* Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas<br />
* Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu<br />
* Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang<br />
* Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat Dayak.<br />
* Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak<br />
* Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk Tionghoa Singkawang dan sekitarnya<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 10 Januari 2003.<br />
4. ^ (Inggris) Soetarto, Endriatmo (2001). Decentralisation of administration, policy making and forest management in Ketapang District, West Kalimantan. CIFOR. hlm. 1. ISBN 9798764854.ISBN 978-979-8764-85-1<br />
5. ^ (Indonesia) Ishak, Awang Faroek. Membangun Wilayah Perbatasan Kalimantan dalam Rangka Memelihara dan Mempertahankan Integritas Nasional. Penerbit Indomedia. hlm. 15. ISBN 9799733650.ISBN 978-979-97336-5-8<br />
6. ^ (Inggris)Veth, P. J. (1854). Borneo's Wester-Afdeeling, geographisch, statistisch, historisch, voorafgegaan door eene algemeene schets des ganschen eilands. 1. Joh. Noman.<br />
7. ^ (Indonesia) Pramono, Djoko (2005). Budaya bahari. Gramedia Pustaka Utama. ISBN*979-22-1351-1.ISBN 978-979-22-1351-5<br />
8. ^ J. J. Ras, Hikajat Bandjar: A study in Malay historiograph, Martinus Nijhoff, 1968<br />
9. ^ (Inggris)J. H., Moor (1837). Notices of the Indian archipelago & adjacent countries: being a collection of papers relating to Borneo, Celebes, Bali, Java, Sumatra, Nias, the Philippine islands .... Singapore: F.Cass & co..<br />
10. ^ (Inggris)Soekmono, Soekmono (1981). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 3. Kanisius,. ISBN 9794132918.ISBN 978-979-413-291-3<br />
11. ^ (Inggris) Townsend, George Henry (1867). A manual of dates: a dictionary of reference to the most important events in the history of mankind to be found in authentic records (edisi ke-2). Warne. hlm. 160.<br />
12. ^ (Belanda)Allen's Indian mail, and register of intelligence for British and foreign India, China, and all parts of the East, Volume 4, 1846<br />
13. ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indië. s.n..<br />
14. ^ De Nederlandsch-indische Strafvordering<br />
15. ^ (Indonesia) Djoko Pramono, Budaya bahari, Gramedia Pustaka Utama, 2005 ISBN 979-22-1351-1, 9789792213515<br />
16. ^ (Inggris) Gooszen, A. J. (1999). Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942. KITLV Press. hlm. 106. ISBN 90-6718-128-5.ISBN 978-90-6718-128-0<br />
17. ^ (Inggris) Kratoska, Paul H. (2002). Paul H. Kratoska. ed. Southeast Asian minorities in the wartime Japanese empire. Routledge. hlm. 154. ISBN 070071488X.ISBN 978-0-7007-1488-9<br />
18. ^ tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat<br />
* (Indonesia) Portal Real Time Pertama Di Kalimantan Barat<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Kalbar<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Kalbar<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Kalbar<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Kalbar<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Kalbar<br />
<br />
Compass rose pale.svg Laut Cina Selatan Sarawak Kalimantan Timur Compass rose pale.svg<br />
Kepulauan Riau Utara Kalimantan Tengah<br />
Barat Kalimantan Barat Timur<br />
Selatan<br />
Bangka Belitung Laut Jawa Kalimantan Tengah<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Kalimantan Barat<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Flag-map of Indonesia.png Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 0°30′ LS 111°7′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Kalimantan Barat<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Bahasa Banjar<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* Eesti<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Lietuvių<br />
* Basa Banyumasan<br />
* Malagasy<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 17.59, 3 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-83952891064810785742012-02-27T18:57:00.002-08:002012-02-27T18:57:44.677-08:00NTTNusa Tenggara Timur<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia<br />
<br />
Nusa Tenggara Timur<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Nusa Tenggara Timur<br />
Lambang<br />
Peta lokasi Nusa Tenggara Timur<br />
Negara Indonesia<br />
Dasar hukum UU 64/1958<br />
Ibu kota Kupang<br />
Koordinat 11º 10' - 7º 30' LS<br />
118º 30' - 125º 20' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Frans Lebu Raya<br />
- DAU Rp. 752.057.444.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 48.718,10 km2<br />
Populasi (2010)<br />
- Total 4.679.316<br />
- Kepadatan 96/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Atoni atau Dawan (21%), Manggarai (15%), Sumba (13%), Lamaholot (5%), Belu (6%), Rote (5%), Lio (4%), Tionghoa (3%)[2]<br />
- Agama Katolik Roma (78%), Protestan (17%), Islam (9%), Lainnya (1%)[3]<br />
- Bahasa Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 15<br />
Kota 1<br />
Kecamatan 186<br />
Desa/kelurahan 2.650<br />
Lagu daerah Moree<br />
Situs web www.nttprov.go.id<br />
Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, Timor Barat.<br />
Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Flores, Sumba dan Timor Barat.<br />
Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Arti lambang<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 2.2 Daftar gubernur<br />
* 3 Populasi<br />
* 4 Ekonomi<br />
* 5 Kepulauan<br />
* 6 Batas wilayah<br />
* 7 Lihat pula<br />
* 8 Pranala luar<br />
* 9 Referensi<br />
<br />
[sunting] Arti lambang<br />
Arti lambang Kabupaten Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:<br />
<br />
* Berbentuk perisai dengan sudut lima dengan maksud, selain melambangkan makna perlindungan rakyat juga melambangkan Pancasila.<br />
* Dalam perisai terBerkas: bintang, komodo, padi dan kapas, tombak dan pohon Beringin.<br />
* Bintang melambangkan keagungan Tuhan yang Maha Esa, komodo (buaya darat) satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih lestari. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pulau komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat komodo.<br />
* Padi-kapas melambangkan kemakmuran.<br />
* Tombak melambangkan keagungan dan kejayaan.<br />
* Pohon beringin melambangkan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara.<br />
* Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Alor Kalabahi<br />
2 Kabupaten Belu Atambua<br />
3 Kabupaten Ende Ende<br />
4 Kabupaten Flores Timur Larantuka<br />
5 Kabupaten Kupang Kupang<br />
6 Kabupaten Lembata Lewoleba<br />
7 Kabupaten Manggarai Ruteng<br />
8 Kabupaten Manggarai Barat Labuan Bajo<br />
9 Kabupaten Manggarai Timur Borong<br />
10 Kabupaten Ngada Bajawa<br />
11 Kabupaten Nagekeo Mbay<br />
12 Kabupaten Rote Ndao Baa<br />
13 Kabupaten Sabu Raijua Seba<br />
14 Kabupaten Sikka Maumere<br />
15 Kabupaten Sumba Barat Waikabubak<br />
16 Kabupaten Sumba Barat Daya Tambolaka<br />
17 Kabupaten Sumba Tengah Waibakul<br />
18 Kabupaten Sumba Timur Waingapu<br />
19 Kabupaten Timor Tengah Selatan Soe<br />
20 Kabupaten Timor Tengah Utara Kefamenanu<br />
21 Kota Kupang Kupang<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Brigjen J.Lala Mentik 1960 1965 <br />
2. <br />
El Tari 1966 1978 <br />
3. Ben mboi.jpg Brigjen Ben Mboi 1978 1988 <br />
4. <br />
Hendrik Fernandez 1988 1993 <br />
5. <br />
Brigjen Herman Musakabe 1993 1998 <br />
6. Piet Tallo.jpg Piet Alexander Tallo, SH 1998 2003 <br />
2003 2008 <br />
7. A lebu raya.jpg Drs. Frans Lebu Raya 2008 2013 <br />
[sunting] Populasi<br />
Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.448.873 jiwa dimana penduduk laki-laki sebanyak 2.213.608 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.235.265 jiwa (2007). [4] Sebagian besar penduduk beragama Kristen dengan persentase ± 89% (mayoritas Katolik), ± 9% Muslim, ± 0,2% Hindu atau Buddha dan ± 3% untuk lainnya. Nusa Tenggara Timur menjadi tempat perlindungan untuk kalangan Kristen di Indonesia yang menjauhkan diri dari konflik agama di Maluku dan Irian Jaya.<br />
Tingkat pendaftaran sekolah menengah adalah 39% yang jauh dibawah rata-rata Indonesia, yaitu 80.49% tahun 2003/04 (menurut UNESCO). Minuman berupa air bersih, sanitasi dan kurangnya sarana kesehatan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi anak (32%) dan kematian bayi (71 per 1000) juga lebih besar dari kebanyakan provinsi Indonesia lainnya.<br />
[sunting] Ekonomi<br />
Menurut berbagai standar ekonomi, ekonomi di provinsi ini lebih rendah dari pada rata-rata Indonesia, dengan tingginya inflasi (15%), pengangguran (30%) dan tingkat suku bunga (22-24%).<br />
[sunting] Kepulauan<br />
Seperti halnya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang didominasi oleh kepulauan, tiga pulau utama di wilayah ini adalah Flores, Sumba, dan Timor Barat.<br />
Sedangkan pulau-pulau lain diantaranya adalah Pulau Adonara, Alor, Babi, Besar, Bidadari, Dana, Komodo, Rinca, Lomblen, Loren, Ndao, Palue, Pamana, Pamana Besar, Pantar, Rusa, Raijua, Rote (pulau terselatan di Indonesia), Sawu, Semau dan Solor.<br />
<br />
Add caption here<br />
<br />
Formasi Batu di Kepulauan Komodo<br />
<br />
Pemandangan dari Labuan Bajo<br />
[sunting] Batas wilayah<br />
Utara Laut Flores<br />
Selatan Samudra Hindia<br />
Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat<br />
Timur Timor Leste, Provinsi Maluku, dan Laut Banda<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Sasando, instrumen musik petik dari daerah ini<br />
* Pasola, permainan lempar lembing dari atas kuda<br />
* Nyale, upacara penangkapan cacing laut di pantai<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Waingapu.Com | Portal Komunitas Orang Sumba<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi NTB<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi NTB<br />
* (Indonesia) Profil Wisata NTB<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional NTB<br />
* (Indonesia) Statistik Regional NTB<br />
* (Inggris) Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur<br />
* (Inggris) Situs resmi Dinas Pariwisata NTT<br />
* (Inggris) Resort di Sumba Timur<br />
* (Inggris) Trilateral Relationship - Kupang, Darwin dan Dilli<br />
* (Indonesia) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 10 Januari 2003.<br />
3. ^ Sensus 2008<br />
4. ^ Badan Pusat Statisktik Kabupaten Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Nusa Tenggara Timur<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Flag-map of Indonesia.png Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 9°24′ LS 122°4′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Català<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* Euskara<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* हिन्दी<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Lietuvių<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Srpskohrvatski / Српскохрватски<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 08.52, 26 Desember 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-69694711111842700792012-02-27T18:55:00.000-08:002012-02-27T18:55:24.385-08:00NTBNusa Tenggara Barat<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa<br />
Nusa Tenggara Barat<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Nusa Tenggara Barat<br />
Lambang<br />
Peta lokasi Nusa Tenggara Barat<br />
Negara Indonesia<br />
Ibu kota Mataram<br />
Koordinat 9º 20' - 6º 20' LS<br />
115º 30' - 119º 30' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur M. Zainul Majdi<br />
- DAU Rp. 646.671.083.000,- (2011)[1]<br />
Luas[2]<br />
- Total 20.153,15 km2<br />
Populasi (2010)[3]<br />
- Total 4.496.855<br />
- Kepadatan 223,1/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Sasak (68%), Bima (13%), Sumbawa (8%), Bali (3%), Suku Indo-Arya (8%)[4]<br />
- Agama Islam (96%), Hindu (3%), Buddha (0.5%), Katolik (0.5%)<br />
- Bahasa Indonesia, Sasak<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 7<br />
Kota 2<br />
Kecamatan 94<br />
Desa/kelurahan 762<br />
Lagu daerah Orlen-orlen<br />
Situs web www.ntbprov.go.id<br />
Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di Pulau Lombok.<br />
Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara suku Bima dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Arti Lambang<br />
* 2 Sejarah<br />
o 2.1 Zaman Majapahit<br />
o 2.2 Masuknya Islam<br />
o 2.3 Masuknya Kolonialisme<br />
* 3 Batas wilayah<br />
* 4 Pemerintahan<br />
o 4.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 4.2 Daftar gubernur<br />
o 4.3 Wakil di DPR dan DPD 2009 - 2014<br />
+ 4.3.1 Anggota DPR dari Provinsi Nusa Tenggara Barat<br />
+ 4.3.2 Anggota DPD dari Provinsi Nusa Tenggara Barat<br />
* 5 Pranala luar<br />
* 6 Referensi<br />
<br />
[sunting] Arti Lambang<br />
Berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari 6 unsur, yakni: bintang, kapas dan padi, menjangan gunung dan kubah.<br />
<br />
* Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958.<br />
* Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58.<br />
* Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI.<br />
* Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa.<br />
* Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok.<br />
* Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Merekonstruksi sejarah Kerajaan Selaparang menjadi sebuah bangunan kesejarahan yang utuh dan menyeluruh agaknya memerlukan pengkajian yang mendalam. Permasalahan utamanya terletak pada ketersediaan sumber-sumber sejarah yang layak dan memadai. Sumber-sumber yang ada sekarang, seperti Babad dan lain-lain memerlukan pemilihan dan pemilahan dengan kriteria yang valid dan reliable. Apa yang tertuang dalam tulisan sederhana ini mungkin masih mengundang perdebatan. Karena itu sejauh terdapat perbedaan-perbedaan dalam pengungkapannya akan dlmuat sebagai gambaran yang masih harus ditelusurl sebagal bahan pengkajlan leblh ianjut.<br />
Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga deskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan.<br />
[sunting] Zaman Majapahit<br />
Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui ekspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343 sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352.<br />
Ekspedisi ini, lanjut Djelenga, meninggalkan jejak kerajaan Gelgel di Bali. Sedangkan di Lombok dalam perkembangannya meninggalkan jejak berupa empat kerajaan utama saling bersaudara, yaitu Kerajaan Bayan di barat, Kerajaan Selaparang di Timur, Kerajaan Langko di tengah dan Kerajaan Pejanggik di selatan. Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat kerajaan-kerajaan kecil, seperti Parwa dan Sokong serta beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini selanjutnya menjadi wilayah yang merdeka setelah kerajaan Majapahit runtuh.<br />
Di antara kerajaan dan desa itu yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok. Disebutkan kota Lombok terletak di teluk Lombok yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini menjadikannya banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Palembang, Banten, Gresik dan Sulawesi.<br />
[sunting] Masuknya Islam<br />
Belakangan, ketika Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Rangkesari, Pangeran Prapen, putera Sunan Ratu Giri datang mengislamkan kerajaan Lombok. Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan upaya dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya yang memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara.<br />
"Susuhnii Ratu Giri memerintahkan keyakinan baru disebarkan ke seluruh pelosok. Dilembu Manku Rat dikirim bersama bala tentara ke Banjarmasin, Datu bandan di kirim ke Makasar, Tidore, Seram dan Galeier dan Putra Susuhunan, Pangeran Prapen ke Bali, Lombok dan Sumbawa. Prapen pertama kali berlayar ke Lombok, dimana dengan kekuatan senjata ia memaksa orang untuk memeluk agama Islam. Setelah menyelesaikan tugasnya, Prapen berlayar ke Sumbawa dan Bima. Namun selama ketiadaannya, karena kaum perempuan tetap menganut keyakinan Pagan, masyarakat Lombok kembali kepada faham pagan. Setelah kemenangannya di Sumbawa dan Bima, Prapen kembali dan dengan dibantu oleh Raden Sumuliya dan Raden Salut, ia mengatur gerakan dakwah baru yang kali ini mencapai kesuksesan. Sebagian masyarakat berlari ke gunung-gunung, sebagian lainnya ditaklukkan lalu masuk Islam dan sebagian lainnya hanya ditaklukkan. Prapen meninggalkan Raden Sumuliya dan Raden Salut untuk memelihara agama Islam dan ia sendiri bergerak ke Bali, dimana ia memulai negosiasi (tanpa hasil) dengan Dewa Agung Klungkung."<br />
Proses pengislaman oleh Sunan Prapen menuai hasil yang menggembirkan, hingga beberapa tahun kemudia seluruh pulau Lombok memeluk agama Islam, kecuali beberapa tempat yang masih memepertahankan adat istiadat lama.<br />
Sementara di Kerajaan Lombok, sebuah kebijakan besar dilakukan Prabu Rangkesari dengan memindahkan pusat kerajaan ke Desa Selaparang atas usul Patih Banda Yuda dan Patih Singa Yuda. Pemindahan ini dilakukan dengan alasan letak Desa Selaparang lebih strategis dan tidak mudah diserang musuh dibandingkan posisi sebelumnya.<br />
Menurut Fathurrahman Zakaria, dari wilayah pusat kerajaan yang baru ini, panorama Selat Alas yang indah membiru dapat dinikmati dengan latar belakang daratan Pulau Sumbawa dari ujung utara ke selatan dengan sekali sapuan pandangan. Dengan demikian semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera dapat diketahui. Wilayah ini juga memiliki daerah belakang berupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan ditata rapi bertingkat-tingkat sampai hutan Lemor yang memiliki sumber air yang melimpah.<br />
Di bawah pimpinan Prabu Rangkesari, Kerajaan Selaparang berkembang menjadi kerajaan yang maju di berbagai bidang. Salah satunya adalah perkembangan kebudayaan yang kemudian banyak melahirkan manusia-manusia sebagai khazanah warisan tradisional masyarakat Lombok hari ini. ahli sejarah berkebangsaan Belanda L. C. Van den Berg menyatakan bahwa, berkembangnya Bahasa Kawi sangat memengaruhi terbentuknya alam pikiran agraris dan besarnya peranan kaum intelektual dalam rekayasa sosial politik di Nusantara, Fathurrahman Zakaria (1998) menyebutkan bahwa para intelektual masyarakat Selaparang dan Pejanggik sangat mengetahui Bahasa Kawi. Bahkan kemudian dapat menciptakan sendiri aksara Sasak yang disebut sebagai jejawen. Dengan modal Bahasa Kawi yang dikuasainya, aksara Sasak dan Bahasa Sasak, maka para pujangganya banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi atau menyalin manusia Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Lontar-lontar dimaksud, antara lain Kotamgama, Lapel Adam, Menak Berji, Rengganis dan lain-lain. Bahkan para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, seperti lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sidik Anak Yatim dan sebagainya.<br />
Dengan mengkaji lontar-lontar tersebut, menurut Fathurrahman Zakaria (1998) kita akan mengetahui prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam rekayasa sosial politik dan sosial budaya kerajaan dan masyarakatnya. Dalam bidang sosial politik misalnya, Lontar Kotamgama lembar 6 lembar menggariskan sifat dan sikap seorang raja atau pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma dan Warsa.<br />
<br />
* Danta artinya gading gajah, apabila dikeluarkan tidak mungkin dimasukkan lagi.<br />
* Danti artinya ludah, apabila sudah dilontarkan ke tanah tidak mungkin dijilat lagi.<br />
* Kusuma artinya kembang, tidak mungkin kembang itu mekar dua kali.<br />
* Warsa artinya hujan, apabila telah jatuh ke bumi tidak mungkin naik kembali menjadi awan.<br />
<br />
Itulah sebabnya seorang raja atau pemimpin hendaknya tidak salah dalam perkataan.<br />
Selain itu, dalam lontar-lontar yang ada diketahui bahwa istilah-istilah dan ungkapan yang syarat dengan ide dan makna telah dipergunakan dalam bidang politik dan hukum, misalnya kata hanut (menggunakan hak dan kewajiban), tapak (stabil), tindih (bertata krama), rit (tertib), jati (utama),tuhu (sungguh-sungguh), bakti (bakti, setia) atau terpi (teratur). Dalam bidang ekonomi, seperti itiq (hemat), loma (dermawan), kencak (terampil) atau genem (rajin).<br />
Kemajuan Kerajaan Selaparang ini membuat kerajaan Gelgel di Bali merasa tidak senang. Gelgel yang merasa sebagai pewaris Majapahit, melakukan serangan ke Kerajaan Selaparang pada tahun 1520, akan tetapi menemui kegagalan.<br />
Mengambil pelajaran dari serangan yang gagal pada 1520, Gelgel dengan cerdik memaanfaatkan situasai untuk melakukan infiltrasi dengan mengirimkan rakyatnya membuka pemukiman dan persawahan di bagian selatan sisi barat Lombok yang subur. Bahkan disebutkan, Gelgel menempuh strategi baru dengan mengirim Dangkiang Nirartha untuk memasukkan faham baru berupa singkretisme Hindu-Islam. Walau tidak lama di Lombok, tetapi ajaran-ajarannya telah dapat memengaruhi beberapa pemimpin agama Islam yang belum lama memeluk agama Islam. Namun niat Kerajaan Gelgel untuk menaklukkan Kerajaan Selaparang terhenti karena secara internal kerajaan Hindu ini juga mengalami stagnasi dan kelemahan di sana-sini.<br />
[sunting] Masuknya Kolonialisme<br />
Kedatangan VOC Belanda ke Indonesia yang menguasai jalur perdagangan di utara telah menimbulkan kegusaran Gowa, sehingga Gowa menutup jalur perdagangan ke selatan dengan cara menguasai Pulau Sumbawa dan Selaparang. Untuk membendung misi kristenisasi menuju ke barat, maka Gowa juga menduduki Flores Barat dengan membangun Kerajaan Manggarai.<br />
Ekspansi Gowa ini menyebabkan Gelgel yang mulai bangkit tidak senang. Gowa dihadapkan pada posisi dilematis, mereka khawatir Belanda memanfaatkan Gelgel. Maka tercapai kesepakatan dengan Gelgel melalui perjanjian Saganing pada tahun 1624 yang isinya antara lain Gelgel tidak akan bekerja sama dengan Belanda dan Gowa akan melepaskan perlindungannya atas Selaparang yang dianggap halaman belakang Gelgel.<br />
Akan tetapi terjadi perubahan sikap sepeninggal Dalem Sagining yang digantikan oleh Dalem Pemayun Anom. Terjadi polarisasi yang semakin jelas, yakni Gowa menjalin kerjasama dengan Mataram di Jawa dalam rangka menghadapi Belanda. Sebaliknya Belanda berhasil mendekati Gelgel, sehingga pada tahun 1640, Gowa masuk kembali ke Lombok. Bahkan pada tahun 1648, salah seorang Pangeran Selaparang dari Trah Pejanggik bernama Mas Pemayan dengan gelar Pemban Mas Aji Komala, diangkat sebagai raja muda, semacam gubernur mewakili Gowa, berkedudukan di bagian bara pulau Sumbawa.<br />
Akhirnya perang antara Gowa dengan Belanda tidak terelakkan. Gowa melakukan perlawanan keras terutama dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur. Sejarah mencatat Gowa harus menerima perjanjian Bungaya pada tahun 1667. Bungaya adalah sebuah wilayah yang terletak disekitar pusat kerajaan Gelgel di Klungkung yang menandai eratnya hubungan Gelgel-Belanda. Konon Gelgel berusaha memanfaatkan situasi dengan mengirimkan ekspedisi langsung ke pusat pemerintahan Selaparang pada tahun 1668-1669, tetapi ekspedisi tersebut gagal.<br />
Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan tetangganya, yaitu Kerajaan Gelgel, namun pada saat yang bersamaan, suatu kekuatan baru dari arah barat telah muncul pula. Embrio kekuatan ini telah ada sejak permulaan abad ke-15 dengan datangnya para imigran petani liar dari Karang Asem (Bali) secara bergelombang dan mendirikan koloni di kawasan Kotamadya Mataram sekarang ini. Kekuatan itu telah menjelma sebagai sebuah kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Pagutan dan Pagesangan yang berdiri pada tahun 1622.<br />
Namun bahaya yang dinilai menjadi ancaman utama dan akan tetap muncul secara tiba-tiba yaitu kekuatan asing, Belanda yang sewaktu-waktu akan melakukan ekspansi. Kekuatan dari tetangga dekat diabaikan, karena Gelgel yang demikian kuat mampu dipatahkan. Sebab itu sebelum kerajaan yang berdiri di wilayah kekuasaannya di bagian barat ini berdiri, hanya diantisipasi dengan menempatkan pasukan kecil di bawah pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa.<br />
Di balik itu memang ada faktor-faktor lain terutama masalah perbatasan antara Selaparang dan Pejanggik yang tidak kunjung selesai. Hal ini menyebabkan adanya saling mengharapkan peran yang lebih di antara kedua kerajaan serumpun ini atau saling lempar tanggung jawab. Dalam kecamuk peperangan dan upaya mengahadapi masalah kekuatan yang baru tumbuh dari arah barat itu, maka secara tiba-tiba saja, tokoh penting di lingkungan pusat kerajaan, yaitu patih kerajaan sendiri yang bernama, Raden Arya Banjar Getas, ditengarai berselisih pendapat dengan rajanya. Raden Arya Banjar Getas akhirnya meninggalkan Selaparang dan hijrah mengabdikan diri di Kerajaan Pejanggik yang dulu (Kerajaan Pejanggik) berada di Daerah Pejanggik yang berada di Kecamatan Jonggat<br />
Atas prakarsanya sendiri, Raden Arya Banjar Getas dapat menyeret Pejanggik bergabung dengan sebuah Ekspedisi Tentara Kerajaan Karang Asem yang sudah mendarat menyusul di Lombok Barat. Semula berdasarkan informasi awal yang diperoleh, maksud kedatangan ekspedisi itu akan menyerang Kerajaan Pejanggik.<br />
Namun dalam kenyataan sejarah, ekspedisi itu telah menghancurkan Kerajaan Selaparang karena wilayah tersebut dapat ditaklukkan hampir tanpa perlawanan, sebab sudah dalam keadaan sangat lemah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1672. Pusat kerajaan hancur dan rata dengan tanah serta raja beserta seluruh keluarganya mati terbunuh.<br />
Selaparang jatuh hanya tiga tahun setelah menghadapi Belanda. Empat belas tahun kemudian, pada tahun 1686 Kerajaan Pejanggik dibumi hanguskan oleh Kerajaan Mataram Karang Asem. Akibat kekalahan Pejanggik, maka Kerajaan Mataram mulai berdaulat menjadi penguasa tunggal di Pulau Lombok setelah sebelumnya juga meluluh lantakkan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.<br />
[sunting] Batas wilayah<br />
Utara Laut Flores<br />
Selatan Samudra Hindia<br />
Barat Provinsi Bali<br />
Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bima Raba<br />
2 Kabupaten Dompu Dompu<br />
3 Kabupaten Lombok Barat Mataram<br />
4 Kabupaten Lombok Tengah Praya<br />
5 Kabupaten Lombok Timur Selong<br />
6 Kabupaten Lombok Utara Tanjung<br />
7 Kabupaten Sumbawa Sumbawa Besar<br />
8 Kabupaten Sumbawa Barat Taliwang<br />
9 Kota Bima -<br />
10 Kota Mataram -<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota 1 Kabupaten Bima Raba 2 Kabupaten Dompu Dompu 3 Kabupaten Lombok Barat Gerung 4 Kabupaten Lombok Tengah Praya 5 Kabupaten Lombok Timur Selong 6 Kabupaten Lombok Utara Tanjung 7 Kabupaten Sumbawa Sumbawa Besar 8 Kabupaten Sumbawa Barat Taliwang 9 Kota Bima Bima 10 Kota Mataram Mataram<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Ruslan Tjakraningrat 1958 1968 <br />
2. <br />
H.R. Wasita Kusumah 1968 1979 <br />
3. <br />
Gatot Suherman 1979 1988 <br />
4. <br />
Warsito 1988 1998 <br />
5. <br />
Harun Al Rasyid 1998 2003 <br />
6. <br />
Lalu Serinata 2003 2008 <br />
7. <br />
M. Zainul Majdi 2008 2013 <br />
[sunting] Wakil di DPR dan DPD 2009 - 2014<br />
[sunting] Anggota DPR dari Provinsi Nusa Tenggara Barat<br />
<br />
* Nanang Samodra dari Partai Demokrat<br />
* Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera<br />
* Muhammad Lutfi dari Partai Golkar<br />
* Sunardi Ayub dari Partai Hati Nurani Rakyat<br />
* Izzul Islam dari Partai Persatuan Pembangunan<br />
* Rahmat Hidayat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan<br />
* Syafruddin dari Partai Amanat Nasional<br />
* Adi Putra Taher dari Partai Golkar<br />
* Wayan Gunastra dari Partai Demokrat<br />
* Abdurrahman Abdullah dari Partai Demokrat<br />
<br />
[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Nusa Tenggara Barat<br />
<br />
* Prof. Dr. Farouk Muhammad<br />
* Baiq Diah Ganefi, SH<br />
* H.L. Abdul Muhyi Abidin, S.Ag.<br />
* H.L. Supardan Kasiran<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Luas Nusa Tenggara Barat menurut BPS Nusa Tenggara Barat<br />
3. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
4. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 12 Januari 2003.<br />
<br />
* (Indonesia) Profil Demografi NTB<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi NTB<br />
* (Indonesia) Profil Wisata NTB<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional NTB<br />
* (Indonesia) Statistik Regional NTB<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Nusa Tenggara Barat<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Flag-map of Indonesia.png Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 7°52′ LS 117°35′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Nusa Tenggara Barat<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Català<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Türkçe<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 19.02, 12 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-16562850436005233262012-02-27T18:54:00.000-08:002012-02-27T18:54:26.351-08:00BaliBali<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Artikel ini adalah tentang Pulau dan Provinsi Bali. Untuk kegunaan lainnya, lihat Bali (disambiguasi).<br />
Bali<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Bali<br />
Lambang<br />
Motto: "Bali Dwipa Jaya"<br />
(Bahasa Kawi: "Pulau Bali Jaya")<br />
Peta lokasi Bali<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 14 Agustus 1959 (hari jadi)<br />
Ibu kota Denpasar (dahulu Singaraja)<br />
Koordinat 9º 0' - 7º 50' LS<br />
114º 0' - 116º 0' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (2008-2013)<br />
- DAU Rp. 560.673.539.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 5.634 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 3.891.428<br />
- Kepadatan 690,7/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Bali (89%), Jawa (7%), Baliaga (1%), Madura (1%)[3]<br />
- Agama Hindu (92,3%), Islam (5,7%), Lainnya (2%)<br />
- Bahasa Bahasa Bali, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sasak, Bahasa Madura dan lain-lain<br />
Zona waktu WITA<br />
Kabupaten 8<br />
Kota 1<br />
Lagu daerah Bali Jagaddhita<br />
Situs web www.baliprov.go.id<br />
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.<br />
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Geografi<br />
o 1.1 Batas wilayah<br />
* 2 Sejarah<br />
* 3 Demografi<br />
* 4 Transportasi<br />
* 5 Pemerintahan<br />
o 5.1 Daftar kabupaten dan kota di Bali<br />
o 5.2 Daftar gubernur<br />
o 5.3 Perwakilan<br />
* 6 Budaya<br />
o 6.1 Musik<br />
o 6.2 Tari<br />
+ 6.2.1 Tarian wali<br />
+ 6.2.2 Tarian bebali<br />
+ 6.2.3 Tarian balih-balihan<br />
o 6.3 Pakaian daerah<br />
+ 6.3.1 Pria<br />
+ 6.3.2 Wanita<br />
o 6.4 Makanan<br />
+ 6.4.1 Makanan utama<br />
+ 6.4.2 Jajanan<br />
* 7 Senjata<br />
* 8 Rumah Adat<br />
* 9 Pahlawan Nasional<br />
* 10 Dalam budaya populer<br />
* 11 Catatan kaki<br />
* 12 Referensi<br />
* 13 Lihat pula<br />
* 14 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Geografi<br />
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.<br />
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.<br />
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.<br />
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.<br />
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.<br />
[sunting] Batas wilayah<br />
Utara Laut Bali<br />
Selatan Samudera Indonesia<br />
Barat Provinsi Jawa Timur<br />
Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat<br />
[sunting] Sejarah<br />
Sawah di sekitar puri Gunung Kawi, Tampaksiring, Bali.<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Bali<br />
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.[4] Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.[5] Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.[rujukan?]<br />
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.<br />
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.<br />
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.<br />
Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Larga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.<br />
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.<br />
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.<br />
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[6]<br />
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.<br />
[sunting] Demografi<br />
Lahan sawah di Bali<br />
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha, Islam, Protestan dan Katolik.<br />
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.<br />
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.<br />
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.<br />
[sunting] Transportasi<br />
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi.<br />
Jenis kendaraan umum di Bali antara lain:<br />
<br />
* Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik<br />
* Ojek, taksi sepeda motor<br />
* Bemo, melayani dalam dan antarkota<br />
* Taksi<br />
* Komotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai Kuta dan sekitarnya<br />
* Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.<br />
<br />
Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat jam.<br />
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
Peta topografi Pulau Bali<br />
[sunting] Daftar kabupaten dan kota di Bali<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Badung Badung<br />
2 Kabupaten Bangli Bangli<br />
3 Kabupaten Buleleng Singaraja<br />
4 Kabupaten Gianyar Gianyar<br />
5 Kabupaten Jembrana Negara<br />
6 Kabupaten Karangasem Karangasem<br />
7 Kabupaten Klungkung Klungkung<br />
8 Kabupaten Tabanan Tabanan<br />
9 Kota Denpasar -<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Keterangan<br />
1 Anak agung bagus sutedja.gif Anak Agung Bagus Sutedja 1950 1958 <br />
2 <br />
I Gusti Bagus Oka 1958 1959 <br />
3 Anak agung bagus sutedja.gif Anak Agung Bagus Sutedja 1959 1965 <br />
4 <br />
I Gusti Putu Martha 1965 1967 <br />
5 <br />
Soekarmen 1967 1978 <br />
6 Ida Bagus Mantra.jpg Prof. Dr. Ida Bagus Mantra 1978 1988 <br />
7 Ib oka.gif Prof. Dr. Ida Bagus Oka 1988 1993 <br />
8 Dewa beratha.jpg Drs. Dewa Made Beratha 1998 2008 <br />
9 I Made Mangku Pastika (sebagai Gubernur Bali).jpg I Made Mangku Pastika 2008 2013 <br />
[sunting] Perwakilan<br />
Empat anggota DPD (2004-2009) dari Provinsi Bali adalah I Wayan Sudirta, S.H., Nyoman Rudana, Drs. Ida Bagus Gede Agastia dan Dra. Ida Ayu Agung Mas.<br />
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke Senayan dengan komposisi empat wakil dari PDI-P, masing-masing dua dari Partai Golkar dan Partai Demokrat serta satu orang dari Partai Gerindra.<br />
Pada tingkat provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan 24 kursi, menurun dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul Partai Golkar dengan dua belas kursi.[7]<br />
Kursi %<br />
PDI-P 24<br />
Partai Golkar 12<br />
Partai Demokrat 10<br />
Partai Gerindra 2<br />
PNBK 2<br />
PKPB 1<br />
PKPI 1<br />
Partai Hanura 1<br />
Pakar Pangan 1<br />
PNI Marhaenisme 1<br />
Total 55 100,0<br />
Empat orang anggota adalah perempuan.<br />
[sunting] Budaya<br />
[sunting] Musik<br />
Seperangkat gamelan Bali.<br />
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.<br />
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.<br />
<br />
* Gamelan<br />
* Jegog<br />
* Genggong<br />
* Silat Bali<br />
<br />
[sunting] Tari<br />
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.[8]<br />
Pakar seni tari Bali I Made Bandem[9] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai koreografi tari modern lainnya.<br />
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.<br />
Penari belia sedang menarikan Tari Belibis, koreografi kontemporer karya Ni Luh Suasthi Bandem.<br />
Pertunjukan Tari Kecak.<br />
[sunting] Tarian wali<br />
<br />
* Sang Hyang Dedari<br />
* Sang Hyang Jaran<br />
* Tari Rejang<br />
* Tari Baris<br />
* Tari Janger<br />
<br />
[sunting] Tarian bebali<br />
<br />
* Tari Topeng<br />
* Gambuh<br />
<br />
[sunting] Tarian balih-balihan<br />
<br />
* Tari Legong<br />
* Arja<br />
* Joged Bumbung<br />
* Drama Gong<br />
* Barong<br />
* Tari Pendet<br />
* Tari Kecak<br />
* Calon Arang<br />
<br />
[sunting] Pakaian daerah<br />
Pakaian dadrah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.<br />
[sunting] Pria<br />
Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.<br />
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:<br />
<br />
* Udeng (ikat kepala)<br />
* Kain kampuh<br />
* Umpal (selendang pengikat)<br />
* Kain wastra (kemben)<br />
* Sabuk<br />
* Keris<br />
* Beragam ornamen perhiasan<br />
<br />
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.<br />
[sunting] Wanita<br />
Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.<br />
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:<br />
<br />
* Gelung (sanggul)<br />
* Sesenteng (kemben songket)<br />
* Kain wastra<br />
* Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada<br />
* Selendang songket bahu ke bawah<br />
* Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam<br />
* Beragam ornamen perhiasan<br />
<br />
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.<br />
[sunting] Makanan<br />
[sunting] Makanan utama<br />
<br />
* Ayam betutu<br />
* Babi guling<br />
* Bandot<br />
* Be Kokak Mekuah<br />
* Be Pasih mesambel matah<br />
* Bebek betutu<br />
* Berengkes<br />
* Grangasem<br />
<br />
<br />
<br />
* Jejeruk<br />
* Jukut Urab<br />
* Komoh<br />
* Lawar<br />
* Nasi Bubuh<br />
* Nasi Tepeng<br />
* Penyon<br />
* Sate Kablet<br />
<br />
<br />
<br />
* Sate Lilit<br />
* Sate pentul<br />
* Sate penyu<br />
* Sate Tusuk<br />
* Timbungan<br />
* Tum<br />
* Urutan Tabanan<br />
<br />
[sunting] Jajanan<br />
<br />
* Bubuh Sagu<br />
* Bubuh Sumsum<br />
* Bubuh Tuak<br />
* Jaja Batun Duren<br />
* Jaja Begina<br />
* Jaja Bendu<br />
* Jaja Bikang<br />
* Jaja Engol<br />
<br />
<br />
<br />
* Jaja Godoh<br />
* Jaja Jongkok<br />
* Jaja Ketimus<br />
* Jaja Klepon<br />
* Jaja Lak-Lak<br />
* Jaja Sumping<br />
* Jaja Tain Buati<br />
* Jaja Uli misi Tape<br />
<br />
<br />
<br />
* Jaja Wajik<br />
* Kacang Rahayu<br />
* Rujak Bulung<br />
* Rujak Kuah Pindang<br />
* Rujak Manis<br />
* Rujak Tibah<br />
* Salak Bali<br />
<br />
[sunting] Senjata<br />
<br />
* Keris<br />
* Tombak<br />
* Tiuk<br />
* Taji<br />
* Kandik<br />
* Caluk<br />
* Arit<br />
* Udud<br />
* Gelewang<br />
* Trisula<br />
* Panah<br />
* Penampad<br />
* Garot<br />
* Tulud<br />
* Kis-Kis<br />
* Anggapan<br />
* Berang<br />
* Blakas<br />
* Pengiris<br />
<br />
[sunting] Rumah Adat<br />
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)<br />
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.<br />
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.<br />
[sunting] Pahlawan Nasional<br />
<br />
* Untung Suropati<br />
* I Gusti Ngurah Rai<br />
* I Gusti Ketut Jelantik<br />
<br />
[sunting] Dalam budaya populer<br />
<br />
* Road to Bali, film komedi Hollywood tahun 1952 yang dibintangi oleh Bing Crosby dan Bob Hope<br />
<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 10 Januari 2004.<br />
4. ^ Taylor (2003), hlm. 5, 7; Hinzler (1995)<br />
5. ^ Taylor (2003), hlm. 12; Lonely Planet (1999), hlm. 15.<br />
6. ^ 'Bali', in Robert Cribb, ed., The Indonesian killings of 1965-1966: studies from Java and Bali (Clayton, Vic.: Monash University Centre of Southeast Asian Studies, Monash Papers on Southeast Asia no 21, 1990), pp. 241-248<br />
7. ^ DPRD Bali Didominasi Legislator Baru. VivaNews Edisi 18-05-2009.<br />
8. ^ Pengkatagorian oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Bali, tahun 1971. Artikel oleh Tisna, I Gusti Raka Panji, Sekilas Tentang Dinamika Seni Pertunjukan Tradisional Bali dalam Konteks Pariwisata Budaya, dalam situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Copyright © 2006.<br />
9. ^ Bandem, I Made, Frederik Eugene deBoer. Balinese Dance in Transition Kaja and Kelod. 2nd ed. Oxford University Press, USA. 1995. ISBN-13: 978-967-65-3071-4<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
* Miguel Covarrubias, Island of Bali, 1946. ISBN 962-593-060-4<br />
* Foley, Kathy; Sedana, I Nyoman (Autumn 2005), "Mask Dance from the Perspective of a Master Artist: I Ketut Kodi on "Topeng"", Asian Theatre Journal (University of Hawai'i Press) 22 (2): 199-213.<br />
* Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. ISBN 0-674-01137-6.<br />
* Gold, Lisa (2005). Music in Bali: Experiencing Music, Expressing Culture. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-514149-0.<br />
* Greenway, Paul (10 Januari 1999). Bali and Lombok. Melbourne: Lonely Planet. ISBN 0-86442-606-2.<br />
* Herbst, Edward (1997). Voices in Bali: Energes and Perceptions in Vocal Music and Dance Theater. Hanover: University Press of New England. ISBN 0-8195-6316-1.<br />
* Hinzler, Heidi (1995) Artifacts and Early Foreign Influences. From Oey, Eric (Editor) (10 Januari 1995). Bali. Singapore: Periplus Editions. hlm. 24–25. ISBN 962-593-028-0.<br />
* Ricklefs, M. C. (1993). A History of Modern Indonesia Since C. 1300, Second Edition. MacMillan. ISBN 978-0333576892.<br />
* Sanger, Annette (1988), "Blessing or Blight? The Effects of Touristic Dance-Drama on village Life in Singapadu, Bali", Come Mek Me Hol' Yu Han': The Impact of Tourism on Traditional Music (Berlin: Jamaica Memory Bank): 89-104.<br />
* Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press. ISBN 0-300-10518-5.<br />
* Vickers, Adrian (1995), From Oey, Eric (Editor) (10 Januari 1995). Bali. Singapore: Periplus Editions. hlm. 26–35. ISBN 962-593-028-0.<br />
* Pringle, Robert (2004). Bali: Indonesia's Hindu Realm; A short history of. Short History of Asia Series. Allen & Unwin. ISBN 1-86508-863-3.<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Bom Bali<br />
* Film Long Road to Heaven<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
Search Wikimedia Commons Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:<br />
Bali<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Bali<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Bali<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Bali<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Bali<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Bali<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Bali<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 8°27′ LS 115°4′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Bali<br />
* Pulau di Indonesia<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Proyek lain<br />
<br />
* Commons (kategori)<br />
* Wikitravel<br />
<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* Afrikaans<br />
* العربية<br />
* Беларуская<br />
* Български<br />
* বাংলা<br />
* Brezhoneg<br />
* Bosanski<br />
* Català<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Dansk<br />
* Deutsch<br />
* Ελληνικά<br />
* English<br />
* Esperanto<br />
* Español<br />
* Eesti<br />
* Euskara<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Galego<br />
* ગુજરાતી<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* עברית<br />
* हिन्दी<br />
* Hrvatski<br />
* Magyar<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* ქართული<br />
* Қазақша<br />
* 한국어<br />
* Lumbaart<br />
* Lietuvių<br />
* Latviešu<br />
* Basa Banyumasan<br />
* Македонски<br />
* Монгол<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Norsk (nynorsk)<br />
* Norsk (bokmål)<br />
* Kapampangan<br />
* Polski<br />
* Piemontèis<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Română<br />
* Русский<br />
* संस्कृतम्<br />
* Sicilianu<br />
* Srpskohrvatski / Српскохрватски<br />
* Simple English<br />
* Slovenčina<br />
* Slovenščina<br />
* Српски / Srpski<br />
* Seeltersk<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* தமிழ்<br />
* తెలుగు<br />
* ไทย<br />
* Tagalog<br />
* Türkçe<br />
* Українська<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 吴语<br />
* 中文<br />
* Bân-lâm-gú<br />
* 粵語<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 14.38, 2 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-86698270837467559742012-02-27T18:53:00.001-08:002012-02-27T18:53:43.019-08:00BantenBanten<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Untuk Banten sebagai kesultanan, lihat Kesultanan Banten.<br />
Untuk penggunaan lain dari nama Banten, lihat Banten (disambiguasi).<br />
Banten<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Banten<br />
Lambang<br />
Motto: Iman Taqwa<br />
Peta lokasi Banten<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 4 Oktober 2000 (hari jadi)<br />
Ibu kota Kota Serang<br />
Koordinat 5° 7' 50" - 7° 1' 11" LS<br />
105° 1' 11" - 106° '12" BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Hj. Ratu Atut Chosiyah<br />
- DAU Rp. 460.383.683.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 9.160,70 km2<br />
Populasi ([2])<br />
- Total 10.644.030<br />
- Kepadatan 1.161,9/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Banten (47%), Sunda (23%), Jawa (12%), Betawi (9,62%), Tionghoa (1,1%), Batak (0,93%), Minangkabau (0,81%), Lain-lain (5,54%)[3]<br />
- Agama Islam (96,6%), Kristen (1,2%), Katolik (1%), Buddha (0,7%), Hindu (0,4%)<br />
- Bahasa Sunda, Jawa Banten, Indonesia, dan Betawi<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 4<br />
Kota 4<br />
Situs web http://www.bantenprov.go.id<br />
Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Geografis<br />
o 1.1 Batas wilayah<br />
o 1.2 Topografi<br />
* 2 Sejarah<br />
* 3 Budaya dan nilai<br />
o 3.1 Bahasa<br />
o 3.2 Senjata tradisional<br />
o 3.3 Rumah adat<br />
* 4 Pemerintahan<br />
o 4.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 4.2 Kota-kota penting lain<br />
o 4.3 Perwakilan di Jakarta<br />
+ 4.3.1 Anggota DPR<br />
+ 4.3.2 Anggota DPD<br />
o 4.4 Daftar gubernur dan Wakil Gubernur<br />
* 5 Pendidikan<br />
o 5.1 Perguruan Tinggi Negeri<br />
o 5.2 Perguruan Tinggi Kedinasan<br />
o 5.3 Perguruan Tinggi Swasta<br />
* 6 Ekonomi dan kependudukan<br />
* 7 Transportasi<br />
o 7.1 Perhubungan darat<br />
+ 7.1.1 Jalan<br />
+ 7.1.2 Terminal<br />
+ 7.1.3 Angkutan umum<br />
+ 7.1.4 Kereta api<br />
o 7.2 Perhubungan laut<br />
o 7.3 Perhubungan udara<br />
* 8 Tempat wisata di Banten<br />
o 8.1 Masjid Agung Banten<br />
o 8.2 Taman Nasional Ujung Kulon<br />
o 8.3 Pulau Dua/Pulau Burung<br />
o 8.4 Pulau Umang<br />
o 8.5 Gunung Karakatau<br />
o 8.6 Rawadano<br />
o 8.7 Kang dan Nong Banten<br />
+ 8.7.1 Pemenang Kang dan Nong Banten<br />
+ 8.7.2 Pemenang Kang dan Nong Banten Tahun 2008<br />
o 8.8 Pemenang Kang dan Nong Banten 2011<br />
* 9 Lain-lain<br />
o 9.1 Stasiun televisi<br />
* 10 Olahraga<br />
o 10.1 Lippo Village International Circuit<br />
o 10.2 Sepak Bola<br />
* 11 Pranala luar<br />
* 12 Referensi<br />
<br />
[sunting] Geografis<br />
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan dan 1.273 desa.<br />
Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah Tangerang raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang selatan) merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.<br />
[sunting] Batas wilayah<br />
Utara Laut Jawa<br />
Selatan Samudera Indonesia<br />
Barat Selat Sunda<br />
Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Jawa Barat<br />
[sunting] Topografi<br />
Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:<br />
<br />
* Wilayah datar (kemiringan 0 - 2 %) seluas 574.090 hektare<br />
* Wilayah bergelombang (kemiringan 2 - 15%) seluas 186.320 hektare<br />
* Wilayah curam (kemiringan 15 - 40%) seluas 118.470,50 hektare<br />
<br />
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.<br />
[sunting] Sejarah<br />
Lukisan François Valentijn tahun 1694<br />
Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke 5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di kampung lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman. Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Serayu dan Kali Brebes dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Banten menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Banten adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk.<br />
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten, yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin, mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Dan pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran, ibukota atau pakuan (berasal dar kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf merupakan penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang "sah" karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja.<br />
Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Banten merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Banten terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan dan kesenian rakyat dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah mesjid agung.<br />
Pada awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonmian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten dan disusul oleh orang Belanda.<br />
Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten (1684) akibat tindakan orang Belanda.<br />
Litografi berdasarkan lukisan oleh Abraham Salm dengan pemandangan di Banten (1865-1872)<br />
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Batavia, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.<br />
[sunting] Budaya dan nilai<br />
Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai.<br />
Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.<br />
Di Provinsi Banten terdapat Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak.<br />
[sunting] Bahasa<br />
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian timur Provinsi Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglang menggunakan Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan Bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa dan dialek Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.<br />
[sunting] Senjata tradisional<br />
Golok<br />
Golok adalah senjata tradisional di Banten sama seperti senjata tradisional Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta<br />
[sunting] Rumah adat<br />
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang Baduy.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kota. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Banten, beserta ibukota.<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Logo<br />
Banten coa.png<br />
1 Kabupaten Tangerang Tigaraksa <br />
Logo kab tangerang.gif<br />
2 Kabupaten Serang Ciruas <br />
Logo serang.gif<br />
3 Kabupaten Lebak Rangkasbitung <br />
Logo lebak.gif<br />
4 Kabupaten Pandeglang Pandeglang <br />
Logo Pandeglang.gif<br />
5 Kota Tangerang - <br />
Lambang Kota Tangerang.png<br />
6 Kota Serang - <br />
Lambang Kota Serang.jpg<br />
7 Kota Cilegon - <br />
Lambang Kota Cilegon.png<br />
8 Kota Tangerang Selatan Ciputat <br />
Tangerang Selatan-logo.png<br />
Catatan :<br />
<br />
* Kabupaten Tangerang sebelumnya beribukota di Kota Tangerang.<br />
* Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan Kecamatan Ciruas sebagai lokasi Puspemkab Kabupaten Serang.<br />
* Kota Cilegon dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 10 April 1999 dari wilayah Kabupaten Serang. Cilegon sebelumnya adalah kota administratif.<br />
* Kota Tangerang dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 27 Februari 1993 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Tangerang sebelumnya adalah kota administratif.<br />
* Kota Tangerang Selatan dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 29 Oktober 2008 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Sebelumnya adalah Kota Cipasera<br />
<br />
[sunting] Kota-kota penting lain<br />
Terdapat beberapa kota penting lain di Banten selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:<br />
<br />
* Anyer, Kabupaten Serang<br />
* Balaraja, Kabupaten Tangerang<br />
* Bojonegara, Kabupaten Serang<br />
* Karawaci Kabupaten Tangerang<br />
* Labuan, Kabupaten Pandeglang<br />
* Merak, Kota Cilegon<br />
* Serpong, Kota Tangerang Selatan<br />
<br />
[sunting] Perwakilan di Jakarta<br />
[sunting] Anggota DPR<br />
Provinsi Banten memiliki 22 wakil di DPR, enam orang masing-masing dari Daerah Pemilihan Banten I (barat daya) dan II (barat laut), dan sepuluh orang dari Daerah Pemilihan Banten III (timur).<br />
[sunting] Anggota DPD<br />
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009, anggota DPD asal Banten untuk periode 2009-2014 adalah Abdi Sumaithi, Andika Hazrumy, Drs. H. Abdurachman, M.Ap., dan H. Ahmad Subadri.<br />
[sunting] Daftar gubernur dan Wakil Gubernur<br />
Pada saat terbentuknya Provinsi Banten, Gubernur Hakamudin Djamal dipilih oleh Pemerintah Pusat. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Djoko Munandar dan Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama. Pada awal 2006, Atut Chosiyah sebagai Pelaksana Tugas Gubernur. Akhirnya, tanggal 6 Desember 2006 dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah langsung, yang dimenangi oleh pasangan Ratu Atut Choisiyah dan Mohammad Masduki, kedua-duanya menjabat pada periode 2007-2011.<br />
;tr><br />
No. Nama Foto Dari Sampai Keterangan<br />
1. Hakamuddin Djamal Hakamuddin Djamal 17 November 2000 11 Januari 2002 Pejabat Gubernur<br />
2. Djoko Munandar Djoko Munandar 11 Januari 2002 10 Oktober 2005 Dinonaktifkan karena terkait kasus korupsi.<br />
3. Ratu Atut Chosiyah Ratu Atut Chosiyah 20 Oktober 2005 10 Januari 2007 Pelaksana Tugas Gubernur (Plt)<br />
4 Ratu Atut Chosiyah Ratu Atut Chosiyah 11 Januari 2007 sekarang <br />
<br />
Wakil Gubernur<br />
No. Nama Foto Dari Sampai Keterangan<br />
1. Ratu Atut Chosiyah Ratu Atut Chosiyah 11 Januari 2002 11 Oktober 2005 <br />
4 Mohammad Masduki Mohammad Masduki 11 Januari 2007 sekarang <br />
<br />
[sunting] Pendidikan<br />
Perguruan Tinggi di Banten :<br />
[sunting] Perguruan Tinggi Negeri<br />
<br />
* Universitas Sultan Ageng Tirtayasa<br />
* Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah<br />
* Universitas Terbuka Pondok Cabe<br />
* Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang<br />
* IAIN Banten<br />
<br />
[sunting] Perguruan Tinggi Kedinasan<br />
<br />
* Sekolah Tinggi Akuntansi Negara<br />
* Akademi Meteorologi dan Geofisika<br />
<br />
[sunting] Perguruan Tinggi Swasta<br />
<br />
* Universitas Pelita Harapan<br />
* Universitas Multimedia Nusantara<br />
* Universitas Bina Nusantara KampusAlam Sutera<br />
* Universitas Pembangunan Jaya<br />
* Universitas Swiss German Serpong<br />
* Universitas Pamulang<br />
* Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang<br />
* Universitas Pramita Indonesia<br />
* Universitas Serang Raya<br />
* Universitas Mathla'ul Anwar Banten<br />
* Universitas Banten Jaya Serang, Banten<br />
* Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, Bumi Serpong Damai<br />
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten<br />
* Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Yuppentek Tangerang<br />
* STIA Maulana Yusuf Banten<br />
* STAKAD Perguruan Buddhi<br />
* STMIK Raharja<br />
* STKIP Setia budhi Rangkasbitung<br />
* Bina Sarana Informatika<br />
* Perguruan Tinggi Raharja Tangerang<br />
* Politeknik Piksi Input Serang<br />
* $3Cli>Politeknik Krakatau Institut Teknologi Indonesia Serpong<br />
* Institut Ilmu Al Qur`an<br />
<br />
[sunting] Ekonomi dan kependudukan<br />
Pada tahun 2006, penduduk Banten berjumlah 9.351.470 jiwa, dengan perbandingan 3.370.182 jiwa (36,04%) anak-anak, 240.742 jiwa (2,57%) lanjut usia, sisanya 5.740.546 jiwa berusia di antara 15 sampai 64 tahun.<br />
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan (49,75%), diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (17,13%), pengangkutan dan komunikasi (8,58%) dan pertanian yang hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja, industri menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh pertanian (21,14%), perdagangan (20,84%) dan transportasi/komunikasi yang hanya 9,50%.<br />
[sunting] Transportasi<br />
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik skala lokal, regional, nasional bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap pergerakan barang dan penumpang yang dari dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi Banten.<br />
Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja Pembangunan yang mempunyai ikon atau ciri khas prasarana perhubungan di Provinsi Banten karena aktivitasnya yang lebih menonjol dibandingkan dengan prasarana perhubungan lainnya.<br />
<br />
* Wilayah Kerja I, yaitu Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Di dalamnya terdapat Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang masuknya barang dan penumpang ke Indonesia.<br />
* Wilayah Kerja II, yaitu Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Di dalamnya terdapat pelabuhan penyeberangan Merak yang menjadi gerbang masuknya barang dan penumpang dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.<br />
* Wilayah Kerja III, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Di dalamnya terdapat Stasiun Kereta Api yang merupakan gerbang masuk barang dan penumpang terutama dari dan ke Jakarta.<br />
<br />
Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan kedalam tiga bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan laut dan perhubungan udara. Ketiga bagian tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun perekonomian di Provinsi Banten.<br />
[sunting] Perhubungan darat<br />
[sunting] Jalan<br />
Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang 249,246 km berada dalam kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi sedang dan sepanjang 26,840 dalam kondisi rusak. Kondisi jalan provinsi hingga akhir tahun 2006 dengan total panjang jalan sebesar 889,01 km berada dalam kondisi baik sebesar 203,670 km, kondisi sedang 380,020 km dan kondisi rusak sebesar 305,320 km.<br />
Ruas jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini mempunyai volume lalu-lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti kelancaran arus lalu-lintas terganggu karena adanya aktivitas perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar badan jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten Utara (Merak-Tangerang) dan ruas Ciputat-Batas DKI.<br />
Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan Provinsi pada umumnya cukup baik dengan rasio volume lalu-lintas per kapasitas rata-rata sebesar 0,4. Kemacetan lalu-lintas pada umumnya bersifat lokal yang terjadi pada pusat-pusat kegiatan masyarakat.<br />
[sunting] Terminal<br />
Sebagai simpul transportasi, terminal berfungsi sebagai tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang serta perpindahan antar moda transportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan pergerakan penumpang dan barang. Terdapat 4 (empat) terminal di Provinsi Banten Yaitu Terminal Pakupatan, Terminal Porisplawad, Terminal Labuan dan Terminal Merak.<br />
[sunting] Angkutan umum<br />
Orang Belanda di Muara Binuangeun, sepulang dari memancing di Pulau Tinjil (tahun 1936)<br />
Untuk melayani pergerakan penumpang dan barang dalam wilayah Provinsi Banten, terdapat angkutan umum Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi pada saat ini masih dilayani dengan kendaraan ukuran kecil dan dalam penyelenggaraannya masih dirasakan belum terpadu secara maksimal. Terdapat 63 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 3.788 yang melayani Antar Kota Dalam Provinsi lintas Kab/Kota Tangerang. Sedangkan untuk AKDP lintas Serang, Cilegon, Pandeglang dan Lebak dilayani dengan 66 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.436.<br />
Untuk menjangkau kawasan-kawasan yang masih belum tersedia angkutan umum, terdapat beberapa angkutan perintis yang melayani jalur Cikeusik-Muara Binuangeun-Sp.Bayah-Cikotok-Pasir Kurai-Cibareno dengan jarak sepanjang 106 km. Angkutan perintis ini dilayani oleh 2 buah bis DAMRI ukuran sedang<br />
[sunting] Kereta api<br />
Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel kereta api sepanjang 305,9 kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang masih beroperasi dengan rata–rata jumlah pergerakan kereta penumpang sekitar 22 kereta/hari dan kereta barang sebanyak 16 kereta/hari. Semakin menurunnya pelayanan sarana tersebut berimplikasi terhadap kecenderungan semakin menurunnya pula pada jumlah angkutan penumpang dan barang.<br />
Jaringan kereta api di wilayah Provinsi Banten sepanjang 305,90 km merupakan ‘single track’ yang terdiri dari lintas operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Cilegon-Cigading sepanjang 141,6 km dan lintas tidak operasi (jalur mati) Rangkasbitung-Labuan, Saketi-Bayah dan Cigading-Anyer Kidul sepanjang 164,3 km.<br />
[sunting] Perhubungan laut<br />
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta<br />
Di Provinsi Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan yang terdiri dari 2 pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak diusahakan yang terdiri dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Labuan dan Pelabuhan Bojonegara<br />
[sunting] Perhubungan udara<br />
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta secara nasional merupakan bandar udara utama di Indonesia sebagai pintu gerbang masuknya barang dan penumpang dari dalam maupun luar negeri. Disamping itu terdapat juga bandara lainnya seperti bandar udara Pondok Cabe dan Bandara Budiarto di Tangerang serta Bandara Gorda yang ada di kabupaten Serang<br />
Bandar Udara Pondok Cabe merupakan bandara untuk kegiatan ‘general aviation’, bandara Budiarto merupakan bandara yang digunakan untuk training kegiatan penerbangan. Sementara bandara Gorda digunakan sebagai bandara militer.<br />
[sunting] Tempat wisata di Banten<br />
Masjid Agung Banten, seb. 1926<br />
[sunting] Masjid Agung Banten<br />
Lihat Masjid Agung Banten<br />
<br />
[sunting] Taman Nasional Ujung Kulon<br />
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu taman nasional dan lokasi konservasi alam yang penting di Indonesia dan dunia. Selain keindahan hutan tropis dataran rendah, badak bercula satu merupakan primadona daya tarik dari lokasi ini.<br />
Taman nasional ini terletak di semenanjung paling barat Pulau Jawa, ditambah dengan beberapa pulau kecil seperti halnya Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, dan Pulau Panaitan. Titik tertinggi adalah Gunung Honje. Ciri khas taman nasional ini adalah perannya sebagai habitat alami berbagai jenis hewan yang dilindungi, seperti badak jawa, rusa, kijang, banteng, berbagai jenis primata, babi hutan, kucing hutan, kukang, dan aneka jenis burung.<br />
Kawasan ini dapat dicapai melalui Labuan atau melalui jalan laut dengan perahu menuju salah satu pulau yang ada. Ujung Kulon telah dilengkapi dengan berbagai sarana jaringan telekomunikasi, listrik, dan air bersih.<br />
Sarana pariwisata seperti penginapan, pusat informasi, pemandu wisata, dan sarana transportasi juga telah tersedia. UNESCO telah menyatakan bahwa area Ujung Kulon merupakan situs cagar alam warisan dunia.<br />
[sunting] Pulau Dua/Pulau Burung<br />
Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan alam laut berupa gugus karang, berbagai jenis ikan laut, dan tentu saja berbagai jenis burung. Luas kawasan ini sekitar 30 ha. Setiap tahun antara bulan April dan Agustus, pulau ini dikunjungi oleh beribu-ribu burung dari 60 jenis yang berasal dari berbagai negara. Sekitar empat puluh ribu burung-burung tersebut terbang dari benua Australia, Asia, dan Afrika.<br />
Pulau Dua bisa dicapai dengan perahu tradisional atau perahu motor; atau dengan berjalan kaki dalam waktu 15 s/d 30 menit melalui daerah pertambakan di Desa Sawah Luhur, Kasemen. Memang, akibat sedimentasi selama puluhan tahun, pulau ini telah menyatu dengan daratan Jawa.<br />
[sunting] Pulau Umang<br />
Pulau Umang memiliki luas sekitar 5 Ha, dan terletak di kawasan objek wisata pantai Pandeglang, berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung. Kawasan wisata ini dikelola oleh sebuah perusahaan swasta yang menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan hiburan yang menarik. Di pulau ini, terdapat resort yang ditata dengan sentuhan artistik alami, dilengkapi dengan ruang pertemuan, kafe, spa, pusat bisnis, sunset lounge, klub pantai, kolam renang dan sebagainya. Selain itu, tersedia fasilitas olahraga dan rekreasi air, jogging track, cross country, lapangan tenis, tempat karaoke, dan lain-lain. Kita dapat menuju ke pulau ini dengan relatif mudah.<br />
Perusahaan pengelola kawasan ini menyediakan rental mobil dari Jakarta menuju pulau ini, atau dapat juga dicapai dari kawasan Ujung Kulon.<br />
[sunting] Gunung Karakatau<br />
Gunung Krakatau yang sebenarnya termasuk wilayah propinsi Lampung ini terletak di perairan selat Sunda. Dan merupakan salah satu gunung yang paling terkenal di dunia, karena letusannya yang dahsyat pada tahun 1883. Suara letusan terdengar sampai ke kawasan benua Australia, bahkan awan panasnya menyelimuti beberapa kawasan Eropa selama seminggu. Ledakan dahsyat gunung Krakatau kemudian membentuk anak gunung yang kini dikenal sebagai Anak Krakatau yang muncul ke permukaan pada tahun 1928 yang hingga kini masih tetap aktif. Meski berada di Selat Sunda serta wilayah Lampung, kawasan wisata alam ini lebih mudah dicapai dari pantai Anyer-Carita dan izin mendarat di Pulau Gunung Api Anak Krakatau juga bisa diperoleh di kawasan ini, dibutuhkan waktu sekitar satu jam dengan menggunakan perahu motor cepat untuk mencapainya. Lokasi wisata ini menavarkan wisata alam seperti misalnya berkemah, berjalan kaki, memancing, dan pemandangan alam laut yang indah.<br />
[sunting] Rawadano<br />
Rawadano atau nama lain Cagar Alam Rawa Danau terletak di kabupaten Serang, dan berjarak 101 km dari Jakarta. Kawasan ini merupakan kawasan yang didominasi rawa-rawa, juga terdapat sebuah danau. Luas kawasan ini sekitar 2.500 ha yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon. Pulau ini menjadi tempat bersarang bagi aneka jenis binatang reptil, seperti ular dan buaya. Tidak kurang dari 250 jenis burung bermukim di kawasan ini. Kita dapat mencapai lokasi ini melalui tiga jalur, yaitu; Jakarta-Cilegon-Anyer-Rawaadano, Jakarta-Serang-Padarincang-Rawadano, dan Jakarta-Serang-Anyer-Cinangka-Padarincang-Rawadano.<br />
[sunting] Kang dan Nong Banten<br />
Kang dan Nong Banten adalah sebutan untuk Duta Wisata, Pemuda Dan Pembangunan Provinsi Banten. Dilaksanakan pertama kali pada tahun 2000 dan diikuti oleh 3 kabupaten yakni Cilegon, Serang dan Pandeglang. Baru pada tahun 2001 Tangerang dan Lebak ikut serta. Kabupaten Tangerang tercatat sebagai kabupaten tersukses sepanjang penyelenggaraan Kang dan Nong Banten. Tercatat 10 gelar Juara Utama direngkuh Kang Nong Kabupaten Tangerang, bahkan untuk gelar Kang disabet oleh kabupaten tangerang berturut-turut tanpa putus. Prestasi terbaik kabupaten Tangerang diukir pada tahun 2008 dimana Kabupaten Tangerang menyabet 7 dari 12 gelar yang diperebutkan. Dengan tambahan 7 gelar tersebut Kabupaten Tangerang secara total telah merebut 30 gelar juara sejak keikutsertaan pertama mereka pada 2001.<br />
[sunting] Pemenang Kang dan Nong Banten<br />
<br />
* 2000 : Gerry & Maya Soviasari (Asal Kab. Serang)<br />
* 2001 : Ade Komarudin (Kab. Tangerang) & Mega Putri Aulia(Kab.Serang)<br />
* 2002 : Hendri Siswanto(Kab. Tangerang)& Henny Murniaty (Kota Cilegon)<br />
* 2003 : Tb. Didi Hamidi(Kab. Tangerang)& Riandini (Kota Tangerang)<br />
* 2004 : tidak diselenggarakan, bersamaan dengan Pemilu 2004<br />
* 2005 : Abdul Rosyid (Kab.Tangerang)& Riska Inki Fitria (Kab.Tangerang)<br />
* 2006 : Brata Manggala (Kab. Tangerang) & Ressa Puspita Rosaliana(Kab.Serang)<br />
* 2007 : Rocky Pandu K (Kab. Tangerang) & Yona Wahyuni Kemala (Kab. Tangerang)<br />
* 2008 : Yulianto Wibisono(Kab. Tangerang) & Novi Nurul Fatimah(Kab. Tangerang)<br />
<br />
[sunting] Pemenang Kang dan Nong Banten Tahun 2008<br />
<br />
* Pemenang 1 :Yulianto Wibisono(Kab. Tangerang) & Novi Nurul Fatimah(Kab. Tangerang)<br />
* Wakil 1 : Akhmad Fakih (Kab. Tangerang)& Putri Indriani(Kab. Tangerang)<br />
* Wakil 2 : Indra Pratama (Kab. Serang) & Henifah (Kab. Tangerang)<br />
* Harapan1 : Rezza Martadinata (Kab. Tangerang) & Sally Kartika (Kab.Serang)<br />
* Harapan2 : Febryan Krisnan D (Kota Tangerang) & Tri Sheradonna A(Kab. Tangerang)<br />
* Favorit : Rio Dwi Prawira (Kota Serang) & Shanty Destiyani (Kota Cilegon)<br />
<br />
[sunting] Pemenang Kang dan Nong Banten 2011<br />
<br />
* Kang Banten 2011 : M Bima Juliansyah (Kab Tanggerang)<br />
<br />
Nong Banten 2011 : RA Mega Arimurti (Kab tanggerang)<br />
<br />
* Wakil I Kang : Firman Fajar Saputra (Kota Serang)<br />
<br />
Wakil II Nong : Syifa Hafizah (Kota Tanggerang Selatan)<br />
<br />
* Wakil II Kang : Angga Dwi Putra (Kota Cilegon)<br />
<br />
Wakil II Nong : Anne Karina Sekar (Kota Cilegon)<br />
<br />
* Harapan I Kang : Suhud Suryadi (Kota Tanggerang Selatan)<br />
<br />
Harapan I Nong : Reggy Ratih (Kab Lebak)<br />
<br />
* Harapan II Kang : Hasnal Fuad (Kota Serang)<br />
<br />
Harapan II Nong : Riri Ananingdyah (Kota Tanggerang)<br />
<br />
* Favorit Kang : M Aghi Gumelar (Kab Pandeglang)<br />
<br />
Favorit Nong : Mutia Dara (Kota Serang)<br />
[sunting] Lain-lain<br />
[sunting] Stasiun televisi<br />
Stasiun televisi yang ada di Banten antara lain adalah Banten TV, Carlita TV, Baraya TV dan Cahaya TV<br />
[sunting] Olahraga<br />
[sunting] Lippo Village International Circuit<br />
sirkuit jalan raya pertama berstandar internasional di Indonesia ini yang terletak di Karawaci Tangerang Akan menjadi persinggahan balapan internasional sampai 20 tahun ke depan. sirkuit sepanjang 3,2 kilometer ini akan menjadi arena balap A1 dan Formula 1, dan merupakan sirkuit kedua di indonesia setelah sirkuit sentul yang pernah di pakai pada event A1<br />
[sunting] Sepak Bola<br />
Beberapa klub olahraga yang terdapat di Banten antara lain Tangerang Wolves (sepak bola), Persita Tangerang (sepak bola), Persikota Tangerang (sepak bola), Perserang Serang (sepak bola), PS Krakatau Steel (sepak bola) Gelanggang olahraga yang terdapat di Banten antara lain Stadion Benteng, Stadion Maulana Yusuf dan Stadion Krakatau Steel.<br />
[sunting] Pranala luar<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000<br />
<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Banten<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Banten<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Banten<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Banten<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Banten<br />
* (Indonesia) Berita Banten<br />
* (Indonesia) Tangsel Raya<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Website Radar Banten<br />
* (Indonesia) Portal Berita Tangerang-TangerangOnline.com<br />
* (Indonesia) Portal Berita Pertama Tangerang Selatan<br />
* (Indonesia) Portal Komunitas Sepeda Gunung<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 12 Januari 2003.<br />
<br />
Compass rose pale.svg Selat Sunda Laut Jawa DKI Jakarta Compass rose pale.svg<br />
Selat Sunda Utara Jawa Barat<br />
Barat Banten Timur<br />
Selatan<br />
Selat Sunda Samudra Hindia Jawa Barat<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Banten<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 6°13′ LS 105°56′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Banten<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Български<br />
* Bahasa Banjar<br />
* Català<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Dansk<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한국어<br />
* Basa Banyumasan<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Norsk (bokmål)<br />
* Kapampangan<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* ไทย<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
* Bân-lâm-gú<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 14.50, 3 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-46007598730209296802012-02-27T18:52:00.003-08:002012-02-27T18:52:39.997-08:00DI YogyakartaDaerah Istimewa Yogyakarta<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
<br />
<br />
Ini adalah artikel bagus. Klik untuk informasi lebih lanjut.<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
— Provinsi —<br />
Bendera Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
Bendera Lambang Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
Lambang<br />
Motto: [1]"Amemayu Hayuning Bawana"<br />
(Bahasa Jawa: Mengalir dalam hembusan alam)<br />
Peta lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 4 Maret 1950<br />
Dasar hukum U.U.No 3/1950<br />
Ibu kota Yogyakarta<br />
Koordinat 8º 30' - 7º 20' LS<br />
109º 40' - 111º 0' BT<br />
Pemerintahan<br />
- +Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X<br />
- DAU Rp. 620.812.328.000,- (2011)[2]<br />
Luas<br />
- Total 3.185,80 km2<br />
Populasi (2010)[3]<br />
- Total 3.452.390<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Jawa (97%), Sunda (1%) [4]<br />
- Agama Islam (91,4%), Katolik (5,4%), Protestan (2,9%), Lain-lain (0,3%)<br />
- Bahasa Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 4<br />
Kota 1<br />
Kecamatan 78<br />
Desa/kelurahan 440<br />
Situs web http://www.pemda-diy.go.id<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat Provinsi di Indonesia yang meliputi [Negara] Kesultanan Yogyakarta dan [Negara] Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2[5].<br />
Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menyebabkan sering terjadinya penyingkatan nomenkaltur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa ini sering diidentikkan dengan kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walaupun memiliki luas terkecil kedua setelah Provinsi DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional dan internasional. Daerah Istimewa Yogyakart` menjadi tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi daerah terparah akibat bencana gempa pada tanggal 27 Mei 2006 dan erupsi Gunung Merapi pada medio Oktober-November 2010.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Asal Usul (Origins)<br />
* 2 Kondisi Geografi<br />
* 3 Perekonomian<br />
o 3.1 Penanaman Modal dan Industri<br />
o 3.2 Perdagangan dan UKM<br />
o 3.3 Pertanian dan kehutanan<br />
o 3.4 ESDM<br />
o 3.5 Pariwisata<br />
* 4 Sosial Budaya<br />
o 4.1 Kependudukan dan tenaga kerja<br />
o 4.2 Kesejahteraan dan kesehatan<br />
o 4.3 Pendidikan<br />
o 4.4 Kebudayaan<br />
o 4.5 Keagamaan<br />
* 5 Tata Ruang dan Infrastruktur<br />
o 5.1 Tata ruang<br />
o 5.2 Prasarana<br />
o 5.3 Transportasi<br />
* 6 Mitigasi Bencana<br />
* 7 Pemerintahan Daerah Istimewa<br />
o 7.1 Asal Usul (Origins)<br />
o 7.2 Kepala dan Wakil Kepala Daerah Istimewa<br />
o 7.3 Birokrasi dan kelembagaan<br />
o 7.4 Lembaga Perwakilan Rakyat<br />
o 7.5 Legislator dan Senator<br />
* 8 Bentuk keistimewaan<br />
* 9 Pemerintahan Kabupaten dan Kota<br />
o 9.1 Asal-Usul (Origins)<br />
o 9.2 Pemerintahan Kabupaten dan Kota<br />
* 10 Kerjasama<br />
* 11 Daftar Beberapa Pendidikan Tinggi Negeri<br />
* 12 Daftar Pendidikan Tinggi Swasta<br />
o 12.1 Universitas<br />
o 12.2 Sekolah Tinggi<br />
o 12.3 Akademi dan Politeknik<br />
* 13 Daftar Objek Wisata dan Kuliner<br />
* 14 Provinsi Kembar<br />
* 15 Lihat pula<br />
* 16 Pranala luar<br />
* 17 Referensi<br />
<br />
[sunting] Asal Usul (Origins)<br />
<br />
Yogyakarta sebelum tahun 1945 dengan enklave-enklave Surakarta dan Mangkunagaran<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Keistimewaan dan Pemerintahan Prop. DIY<br />
untuk tahun 1945-sekarang<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kasultanan Yogyakarta<br />
untuk tahun 1755-1950<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kadipaten Paku Alaman<br />
untuk tahun 1813-1950<br />
[6] Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem pemerintahannya (susunan asli), wilayah dan penduduknya.<br />
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:<br />
<br />
1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.<br />
2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah).<br />
3. Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah).<br />
<br />
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.<br />
Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949[7] pernah dijadikan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Tanggal 4 Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.<br />
[sunting] Kondisi Geografi<br />
<br />
Rupa bumi yang berbentuk gunung api<br />
[8] DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 7o3’-8o12’ Lintang Selatan dan 110o00’-110o50’ Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.<br />
Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik khusus, mempunyai daya tarik sebagai obyek penelitian, pendidikan, dan pariwisata.<br />
<br />
Karts mendominasi struktur rupa bumi di wilayah Gunungkidul bagian selatan<br />
Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak di wilayah Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping (limestone) dan bentang alam karst yang tandus dan kekurangan air permukaan, dengan bagian tengah merupakan cekungan Wonosari (Wonosari Basin) yang telah mengalami pengangkatan secara tektonik sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi Wonosari). Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan), dengan bahan induk batu gamping dan mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal dan vegetasi penutup sangat jarang.<br />
Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam dan potensi air tanah kecil.<br />
Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin dan eolin yang belum didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang lahan marin dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk pasirnya, merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.<br />
<br />
Dataran Pantai Parangtritis<br />
Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan prasarana dan sarana wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antar wilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan memiliki kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju dan berkembang.<br />
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di barat dan DAS Opak-Oya di timur. Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, Sungai Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Opak, dan Sungai Oya.<br />
[sunting] Perekonomian<br />
<br />
Pasar tradisional sebagai pusat perekonomian yang berbasis kerakyatan<br />
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM; Pertanian; Ketahanan Pangan; Kehutanan dan Perkebunan; Perikanan dan Kelautan; Energi dan Sumber Daya Mineral; serta Pariwisata.<br />
[sunting] Penanaman Modal dan Industri<br />
Penanaman Modal di DIY dilaksanakan melalui program peningkatan promosi dan kerjasama investasi serta program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. Capaian investasi total pada tahun 2010 mencapai Rp 4.580.972.827.244,00 dengan rincian PMDN sebesar Rp 1.884.925.869.797,00 dan PMA sebesar 2.696.046.957.447,00 [9]. Unit usaha di DIY di tahun 2010 ada sekitar 78.122 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 292.625 orang dan nilai investasi sebesar Rp. 878.063.496.000,00 [10].<br />
[sunting] Perdagangan dan UKM<br />
[11] Varian produk ekspor DIY andalan meliputi produk olahan kulit, tekstil dan kayu. Pakaian jadi tekstil dan mebel kayu merupakan produk yang mempunyai nilai ekspor tertinggi. Namun demikian secara umum ekspor ke mancanegara didominasi oleh produk-produk yang dihasilkan dengan nilai seni dan kreatif tinggi yang padat karya (labor intensive). Program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di DIY, salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro dan kecil dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui kelompok (sentra) karena upaya ini lebih efektif dan efisien, di samping itu dengan sentra akan banyak melibatkan usaha mikro dan kecil. Pada 2010 tercatat koperasi aktif sebanyak 1.926 koperasi dan UKM tercatat 13.998 unit usaha[12].<br />
[sunting] Pertanian dan kehutanan<br />
<br />
Pertanian tetap menjadi andalan<br />
[13] Tingkat kesejahteraan petani dalam bidang pertanian di Provinsi DIY yang diukur dengan Nilai Tukar Petani (NTP) NTP dapat menjadi salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di suatu wilayah. Pada 2010 NTP sebesar 112,74% [14]. Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak asasi manusia. Secara umum ketersediaan pangan di Provinsi DIY cukup karena berkaitan dengan musim panen sehingga diperlukan pengaturan distribusi oleh pemerintah. Pemenuhan kebutuhan ikan di DIY dapat dipenuhi dari perikanan tangkap maupun budidaya. Untuk perikanan tangkap dilakukan melalui pengembangan pelabuhan perikanan Sadeng dan Glagah. Produksi perikanan budidaya tahun 2010 mencapai 39.032 ton dan perikanan tangkap mencapai 4.906 ton, dengan konsumsi ikan sebesar 22,06 kg/kap/tahun[15].<br />
Hutan di Provinsi DIY didominasi oleh hutan produksi, yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Persentase luas hutan di DIY pada tahun 2010 sebesar 5,87% dengan rehabilitasi lahan kritis sebesar 9,93% dan kerusakan kawasan hutan sebesar 4,94% [16]. Sektor perkebunan, dari segi produksi tanaman perkebunan yang potensial di DIY adalah kelapa dan tebu. Kegiatan perkebunan diprioritaskan dalam rangka pengutuhan tanaman memenuhi skala ekonomi serta peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk tanaman untuk meningkatkan pendapatan petani.<br />
[sunting] ESDM<br />
[17] Sumber daya mineral atau tambang yang ada di DIY adalah Bahan Galian C yang meliputi, pasir, kerikil, batu gamping, kalsit, kaolin, dan zeolin serta breksi batu apung. Selain bahan galian Golongan C tersebut, terdapat bahan galian Golongan A yang berupa Batu Bara. Batu bara ini sangat terbatas jumlahnya, begitu pula untuk bahan galian golongan B berupa Pasir Besi (Fe), Mangan (Mn), Barit (Ba), dan Emas (Au) yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo . Dalam bidang ketenagalistrikan, khususnya listrik, minyak dan gas di Provinsi DIY dipasok oleh PT. PLN dan PT Pertamina<br />
[sunting] Pariwisata<br />
<br />
Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, sebuah tujuan wisata<br />
[18] Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya obyek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Pada 2010 tercatat kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian 152.843 dari mancanegara dan 1.304.137 orang dari nusantara[19]. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Tercatat ada 37 hotel berbintang dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada 2010. Adapaun penyelenggaraan MICEsebanyak 4.509 kali per tahun atau sekitar 12 kali per hari[20]. Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreatifitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan. Pada tahun 2010 tedapat 91 desa wisata dengan 51 diantaranya yang layak dikunjungi. Tiga desa wisata di kabupaten Sleman hancur terkena erupsi gunung Merapi sedang 14 lainnya rusak ringan [21].<br />
Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi obyek wisata yang terjangkau dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (multiplier effect) yang nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan.<br />
[sunting] Sosial Budaya<br />
Kondisi sosial budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi Kependudukan; Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Kesejahteraan Sosial; Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; dan Keagamaan<br />
[sunting] Kependudukan dan tenaga kerja<br />
<br />
Aktifitas penduduk<br />
[22]Laju pertumbuhan penduduk di DIY antara 2003-2007 sebanyak 135.915 jiwa atau kenaikan rata-rata pertahun sebesar 1,1%. Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk di DIY menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari 72,4 tahun pada tahun 2002 menjadi 72,9 tahun pada tahun 2005. Ditinjau dari sisi distribusi penduduk menurut usia, terlihat kecenderungan yang semakin meningkat pada penduduk usia di atas 60 tahun.<br />
Proporsi distribusi peduduk berdasarkan usia produktif memiliki akibat pada sektor tenaga kerja. Angkatan kerja di DIY pada 2010 sebesar 71,41%[23]. Di sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan. Pengangguran di DIY menjadi problematika sosial yang cukup serius karena karakter pengangguran DIY menyangkut sebagian tenaga-tenaga profesional dengan tingkat pendidikan tinggi.<br />
Salah satu cara untuk mengatasi masalah kependudukan dan ketenagakerjaan adalah dengan mengadakan program transmigrasi. Pelaksanaan pemberangkatan transmigran asal DIY sampai pada tahun 2008 melalui program transmigrasi sejumlah 76.495 Kk atau 274.926 Jiwa. Ditinjau dari pola transmigrasi sudah mencerminkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat, melalui Transmigrasi Umum (TU), Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM). Untuk pensebarannya sudah mencakup hampir seluruh Provinsi. Rasio jumlah tansmigran swakarsa mandiri pada 2010 mencapai 20% dari total transmigran yang diberangkatkan[24].<br />
[sunting] Kesejahteraan dan kesehatan<br />
<br />
Pendidikan untuk semua<br />
[25]Sebagai salah satu aspek yang penting dalam kehidupan, pembangunan kesehatan menjadi salah satu instrumen di dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tahun 2007 jumlah keluarga miskin sebanyak 275.110 RTM dan menerima bantuan raskin dari pemerintah pusat (meningkat 27 persen dibanding periode tahun 2006 sebanyak 216.536 RTM). Penduduk DIY menurut tahapan kesejahteraan tercatat bahwa pada tahun 2007 kelompok pra sejahtera 21,12%; Sejahtera I 22,70%; Sejahtera II 23,69%; Sejahtera III 26,83%; dan Sejahtera III plus 5,66% . Tingkat kesejahteraan pada tahun 2010 meningkat dengan penurunan persentase penduduk miskin menjadi 16,83%[26].<br />
Arah pembangunan kesehatan di DIY secara umum adalah untuk mewujudkan Provinsi DIY yang memiliki status kesehatan masyarakat yang tinggi tidak hanya dalam batas nasional tetapi memiliki kesetaraan di tataran internasional khususnya Asia Tenggara dengan mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikan DIY sebagai pusat mutu dalam pelayanan kesehatan, pendidikan pelatihan kesehatan serta konsultasi kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2010 menempatkan DIY sebagai provinsi dengan indikator kesehatan terbaik dan paling siap dalam mencapai MDG’s[27].<br />
Pada tahun 2010 capaian indikator kesehatan untuk umur harapan hidup berada pada level usia 74,20 tahun. Angka kematian balita sebesar 18/1000 KH, angka kematian bayi sebesar 17/1000 KH, dan angka kematian ibu melahirkan sebesar 103/100.000 KH. Prevalensi gizi buruk sebesar 0.70%, Cakupan Rawat Jalan Puskesmas 16% sedangkan Cakupan Rawat Inap Rumah Sakit sebesar 1,32%[28].<br />
Dari 118 Puskesmas, 20% puskesmas telah menerapkan sistern manajemen mutu melalui pendekatan ISO 9001:200; 7% rumah sakit telah menerapkan ISO 9001:200; 25% rumah sakit di DIY telah terakreditasi dengan 5 standar; 17% RS terakreditasi dengan 12 standar; dan 5% RS telah terakreditasi dengan 16 standar pelayanan. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki unit pelayanan gawat darurat meningkat menjadi 40% dan RS dengan pelayanan kesehatan jiwa meningkat menjadi 9%. Meskipun demikian cakupan rawat jalan tahun 2006 baru mencapai 10% (nasional 15%) sementara untuk rawat inap 1,2% (nasional 1,5%). Rasio pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota telah mencapai 100%. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk menunjukkan tren meningkat sebesar 39,64 pada tahun 2006. Adapun program jamkesos tahun 2010 dianggarkan Rp. 34.978.592.000,00[29].<br />
Penyakit jantung dan stroke telah menjadi pembunuh nomor satu di DIY sementara faktor risiko penyakit jantung penduduk DIY ternyata cukup tinggi. Rumah tangga di DIY yang tidak bebas asap rokok sebesar 56%, sedangkan remaja yang perokok aktif sebesar 9,3%. Sebanyak 52% penduduk DIY kurang melakukan aktifitas olahraga dan hanya 19,8% penduduk DIY yang mengkonsumsi serat mencukupi. Dalam tiga tahun terakhir angka obesitas pada anak-anak di DIY meningkat hampir 7%.<br />
[sunting] Pendidikan<br />
[30]Penyebaran sekolah untuk jenjang SD/MI sampai Sekolah Menengah sudah merata dan menjangkau seluruh wilayah sampai ke pelosok desa. Jumlah SD/MI yang ada di Provinsi DIY pada tahun 2008 adalah sejumlah 2.035, SMP/MTs/SMP Terbuka sejumlah 529, dan SMA/MA/SMK sejumlah 381 sekolah negeri maupun swasta. Ketersediaan ruang belajar dapat dikatakan sudah memadai dengan rasio siswa per kelas untuk SD/MI : 22, SMP/MTs : 33, SMA/MA/SMK : 31. Sedangkan tingkat ketersediaan guru di Provinsi DIY juga cukup memadai dengan rasio siswa per guru untuk SD/MI: 13, SMP/MTs: 11, SMA/MA/SMK: 9. Untuk tahun 2010 pembinaan guru jenjang SD/MI sebanyak 3.900 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 24.093 guru. Jenjang SMP/MTs sebanyak 3.939 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 12.971 guru. Dan untuk SMA/MA sebanyak 4.826 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 15.067 guru[31].<br />
Para lulusan jenjang SD/MI pada umumnya dapat melanjutkan ke SMP/MTs, sejalan kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan pemerintah. Pada tahun 2010, angka kelulusan SD/MI mencapai 96,47%, SMP/MTs mencapai 81,84% dan SMA/MA/SMK sebesar 88,98%. Sedangkan angka putus sekolah di tahun yang sama sebesar 0,07% untuk SD/MI; 0,17% untuk SMP/MTs; dan 0,44% untuk SMA/MA/SMK[32]. Sementara itu jumlah perguruan tinggi di Provinsi DIY baik negeri, swasta maupun kedinasan seluruhnya sebanyak 136 institusi dengan rincian 21 universitas, 5 institut, 41 sekolah tinggi, 8 politeknik dan 61 akademi yang diasuh oleh 9.736 dosen.<br />
[sunting] Kebudayaan<br />
<br />
Wujud cagar budaya yang masih dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu Indonesia<br />
[33]DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.<br />
DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya dan beradat tradisi. Selain itu, Provinsi DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua diantaranya yaitu museum Ullen Sentalu dan museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, seangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%[34].<br />
[sunting] Keagamaan<br />
[35]Penduduk DIY mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 90,96%, selebihnya beragama Kristen, Katholik, Hindu, Budha. Sarana ibadah terus mengalami perkembangan, pada tahun 2007 terdiri dari 6214 masjid, 3413 langgar, 1877 musholla, 218 gereja, 139 kapel, 25 kuil/pura dan 24 vihara/klenteng. Jumlah pondok pesantren pada tahun 2006 sebanyak 260, dengan 260 kyai dan 2.694 ustadz serta 38.103 santri. Sedangkan jumlah madrasah baik negeri maupun swasta terdiri dari 148 madrasah ibtidaiyah, 84 madrasah tsanawiyah dan 35 madrasah aliyah. Aktivitas keagamaan juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2007 terdapat 3.064 jamaah haji.<br />
[sunting] Tata Ruang dan Infrastruktur<br />
<br />
Tugu Pal Putih, salah satu landmark tertua yang menandai tata ruang DIY, Gunung Merapi-Tugu-Keraton-Panggung Krapyak-Laut selatan<br />
Kondisi bentang alam DIY yang beragam dan aspek filosofi kebudayaan mempengaruhi pengembangan tata ruang/wilayah dan pembangunan infrastruktur di DIY.<br />
[sunting] Tata ruang<br />
[36]Model yang digunakan dalam tata ruang wilayah DIY adalah corridor development atau disebut dengan “pemusatan intensitas kegiatan manusia pada suatu koridor tertentu” yang berfokus pada Kota Yogyakarta dan jalan koridor sekitarnya. Dalam konteks ini, aspek pengendalian dan pengarahan pembangunan dilakukan lebih menonjol dalam koridor prioritas, terhadap kegiatan investasi swasta, dibandingkan dengan investasi pembangunan oleh pemerintah yang dengan sendirinya harus terkendali. Untuk mendukung aksesibilitas global wilayah DIY, maka diarahkan pengembangan pusat-pusat pelayanan antara lain Pusat Kegiatan Nasional (PKN)/Kota Yogyakarta, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sleman, PKW Bantul, dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Prov DIY 2009-2029 mengatur pengembangan tata ruang di DIY. Penataan ruang ini juga memiliki keterkaitan dengan mitigasi bencana di DIY.<br />
[sunting] Prasarana<br />
[37]Prasarana jalan yang tersedia di Provinsi DIY tahun 2007 meliputi Jalan Nasional (168,81 Km), Jalan Provinsi (690,25 Km), dan Jalan Kabupaten (3.968,88 Km), dengan jumlah jembatan yang tersedia sebanyak 114 buah dengan total panjang 4.664,13 meter untuk jembatan nasional dan 215 buah dengan total panjang 4.991,3 meter untuk jembatan provinsi. Di wilayah perkotaan, dengan kondisi kendaraan bermotor yang semakin meningkat (rata-rata tumbuh 13% per tahun), sedangkan kondisi jalan terbatas, maka telah mengakibatkan terjadinya kesemrawutan dan kemacetan lalu lintas dan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat setiap tahun.<br />
[sunting] Transportasi<br />
<br />
Salah satu transportasi yang dikembangkan di DIY<br />
[38]Pelayanan angkutan kereta api pemberangkatan dan kedatangan berpusat di Stasiun Kereta Api Tugu untuk kelas eksekutif dan bisnis, sedangkan Stasiun Lempuyangan untuk melayani angkutan penumpang kelas ekonomi dan barang. Saat ini untuk meningkatkan layanan jalur Timur-Barat sudah dibangun jalur ganda (double track) dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Kutoarjo. Berkaitan dengan keselamatan lalulintas, permasalahan yang berkaitan dengan layanan angkutan kereta api antara lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga. Selain kerata api, Pemprov DIY mengembangkan layanan Bus Trans Jogja yang menjadi prototipe layanan angkutan massal di masa mendatang.<br />
Untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan, Waduk Sermo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki luas areal 1,57 km2 dan lempunyai keliling ± 20 km menyebabkan terpisahnya hubungan lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di sektor transportasi laut di Provinsi DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK) yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan.<br />
Di sektor transportasi udara, Bandara Adisutjipto yang telah menjadi bandara internasional sejak 2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik domestik maupun internasional. Keterbatasan fasilitas sisi udara dan darat yang berada di Bandara Adisutjipto menyebabkan fungsi Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa tidak dapat optimal. Status bandara yang “enclave civil” menyebabkan landas pacu yang ada dimanfaatkan untuk dua kepentingan yakni penerbangan sipil dan latihan terbang militer.<br />
[sunting] Mitigasi Bencana<br />
<br />
Korban harta benda di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi<br />
[39]Terkait dengan potensi bencana alam, penanggulangan bencana memegang peranan yang sangat penting, baik pada saat sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bencana dapat dilihat sebagai interaksi antara ancaman bahaya dengan kerentanan masyarakat dan kurangnya kapasitas untuk menangkalnya. Penanggulangan bencana diarahkan pada bagaimana mengelola risiko bencana sehingga dampak bencana dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali.<br />
Secara geologis DIY merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana alam. Potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi:<br />
<br />
1. Bahaya alam Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara dan wilayah-wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi;<br />
2. Bahaya gerakan tanah/batuan dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo yang mengancam di wilayah Kulon Progo bagian utara dan barat, serta pada lereng Pengunungan Selatan (Baturagung) yang mengancam wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian utara dan bagian timur wilayah Kabupaten Bantul.<br />
3. Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul;<br />
* 4. Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan, khususnya pada kawasan bentang alam karst;<br />
5. Bahaya tsunami, berpotensi terjadi di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul, khususnya pada pantai dengan elevasi (ketinggian) kurang dari 30m dari permukaan air laut.<br />
6. Bahaya alam akibat angin berpotensi terjadi di wilayah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan daerah-daerah Kabupaten Sleman bagian utara, serta wilayah perkotaan Yogyakarta;<br />
7. Bahaya gempa bumi, berpotensi terjadi di wilayah DIY, baik gempa bumi tektonik maupun vulkanik. Gempa bumi tektonik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan kawasan tumbukan lempeng (subduction zone) di dasar Samudra Indonesia yang berada di sebelah selatan DIY. Selain itu secara geologi di wilayah DIY terdapat beberapa patahan yang diduga aktif. Wilayah dataran rendah yang tersusun oleh sedimen lepas, terutama hasil endapan sungai, merupakan wilayah yang rentan mengalami goncangan akibat gempa bumi.<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan Daerah Istimewa<br />
<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta 1945<br />
[sunting] Asal Usul (Origins)<br />
Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan metamorfosis dari Pemerintahan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Pemerintahan Negara Kadipaten Pakualaman, khususnya bagian Parentah Jawi yang semula dipimpin oleh Pepatih Dalem untuk Negara Kesultanan Yogyakarta dan Pepatih Pakualaman untuk Negara Kadipaten Pakualaman. Oleh karena itu Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki hubungan yang kuat dengan Keraton Yogyakarta maupun Puro Paku Alaman. Sehingga tidak mengherankan banyak pegawai negeri sipil daerah yang juga menjadi Abdidalem Keprajan Keraton maupun Puro. Walau demikian mekanisme perekrutan calon pegawai negeri sipil daerah tetap dilakukan sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />
[sunting] Kepala dan Wakil Kepala Daerah Istimewa<br />
Menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), Kepala dan Wakil Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden[40] dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu[41], di zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya; dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu. Dengan demikian Kepala Daerah Istimewa, sampai tahun 1988, dijabat secara otomatis oleh Sultan Yogyakarta yang bertahta dan Wakil Kepala Daerah Istimewa, sampai tahun 1998, dijabat secara otomatis oleh Pangeran Paku Alam yang bertahta.<br />
Nomenklatur Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa baru digunakan mulai tahun 1999 dengan adanya UU Nomor 22 Tahun 1999. Adapun daftar Kepala dan Wakil Kepala Daerah Istimewa sebagai berikut:<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. Sultan Hamengku Buwono IX blackwhite.png ISKS Hamengkubuwono IX 17 Agustus 1945 1 Oktober 1988 Masa jabatan seumur hidup,<br />
pegawai negara dengan NIP 010000001.<br />
2. COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Pangeran Adipati Ario Praboe Soerjodilogo hoofd van het vorstenhuis Pakoe Alam in Jogjakarta TMnr 10018766.jpg KGPAA Paku Alam VIII 1 Oktober 1988 3 Oktober 1998 Wakil Gubernur,<br />
melaksanakan tugas Gubernur dalam jabatan Penjabat Gubernur,<br />
Masa jabatan seumur hidup,<br />
pegawai negara dengan NIP 010064150.<br />
3. Sultan hamengkubuwono tenth.jpg ISKS Hamengkubuwono X 3 Oktober 1998 9 Oktober 2003 Masa jabatan pertama.<br />
9 Oktober 2003 9 Oktober 2008 Masa jabatan kedua.<br />
9 Oktober 2008 9 Oktober 2011 Perpanjangan masa jabatan kedua.<br />
9 Oktober 2011 9 Oktober 2012 Perpanjangan kedua masa jabatan kedua.<br />
[sunting] Birokrasi dan kelembagaan<br />
<br />
Dari sini-lah keistimewaan DIY berasal<br />
[42]Di bidang pengembangan kelembagaanPemerintah Provinsi DIY telah menetap Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi DIY, Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi DIY, Perda Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DIY; serta menerapkannya mulai tahun 2009.<br />
[43]Perangkat daerah di DIY antara lain terdiri atas:<br />
<br />
* Sekretariat Daerah<br />
* Sekretariat DPRD<br />
* Dinas Kebudayaan<br />
* Dinas Kehutanan Dan Perkebunan<br />
* Dinas Kelautan Dan Perikanan<br />
* Dinas Kesehatan<br />
* Dinas Pariwisata<br />
* Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral<br />
* Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset<br />
* Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga<br />
* Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatija<br />
* Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah<br />
* Dinas Pertanian<br />
* Dinas Sosial<br />
* Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi<br />
* Inspektorat<br />
* Badan Perencanaan Pembangunan Daerah<br />
* Badan Kepegawaian Daerah<br />
* Badan Kerjasama Dan Penanaman Modal<br />
* Badan Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat<br />
* Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan<br />
* Badan Lingkungan Hidup<br />
* Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Masyarakat<br />
* Badan Pendidikan Dan Pelatihan<br />
* Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah<br />
* Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi<br />
* Rumah Sakit Grhasia<br />
* Satuan Polisi Pamong Praja<br />
<br />
Selain itu di DIY dibentuk Ombudsman Daerah sejak tahun 2004 dengan keputusan Gubernur.<br />
[sunting] Lembaga Perwakilan Rakyat<br />
Lembaga Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta dirintis dengan pembentukan KNI Daerah Yogyakarta di tahun 1945[44]. Pada Mei 1946 KNI Daerah Yogyakarta dibubarkan dan dibentuk Parlemen Lokal pertama di Indonesia dengan nama Dewan Daerah[45]. Walaupun anggotanya tidak dipilih melalui pemilihan umum, parlemen ini tetap bekerja mewakili rakyat sampai tahun 1948 saat Invasi Belanda ke Kota Yogyakarta. Pada 1951, setelah melalui pemilihan umum bertingkat[46] terbentuklah parlemen lokal yang lebih permanen dengan nama "Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta" [47].<br />
Saat ini, DPRD DI Yogyakarta hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut [48]:<br />
Partai Kursi %<br />
PDI-P 11 -<br />
Partai Demokrat 10 -<br />
PAN 8 -<br />
Partai Golkar 7 -<br />
PKS 7 -<br />
PKB 5 -<br />
Partai Gerindra 3 -<br />
PPP 2 -<br />
Partai Hanura 1 -<br />
PKPB 1 -<br />
Total 55 100,0<br />
[sunting] Legislator dan Senator<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta diwakili sembilan wakil di DPR RI (legislator) dan empat wakil di DPD (senator).<br />
Daftar legislator<br />
Nomor Nama Gelar<br />
(Akademis/Keagamaan/<br />
Kebangsawanan dsb) Partai Pemilih Keterangan<br />
1 Roy Suryo Notodiprojo KRMT P.Demokrat 97.643 Suara -<br />
2 Totok Daryanto H, SE. PAN 96.792 Suara -<br />
3 Gandung Pardiman N/A P.Golkar 75.374 Suara -<br />
4 Djuwarto H PDIP 51.935 Suara -<br />
5 Eddy Mihati Dra, MSi. PDIP 35.290 Suara -<br />
6 Agus Poernomo SIP. PKS 31.533 Suara -<br />
7 Agus Sebastian SE, MM P.Demokrat 26.750 Suara -<br />
8 Agus Sulistiyono H, SE PKB 26.515 Suara -<br />
Daftar senator<br />
Nomor Nama Gelar<br />
(Akademis/Keagamaan/<br />
Kebangsawanan dsb) Pemilih Keterangan<br />
1 Hemas Gusti Kangjeng Ratu 941.153 Suara Permaisuri Sultan Yogyakarta<br />
Periode II<br />
2 Cholid Mahmud H, ST, MT. 181.415 Suara -<br />
3 A. Hafidh Asrom H. Drs, MM. 171.108 Suara Periode II<br />
4 Muhammad Afnan Hadikusumo N/A 106.117 Suara -<br />
[sunting] Bentuk keistimewaan<br />
[49]Bentuk keistimewaan bagi Pemerintahan DI Yogyakarta saat ini masih menjadi ranah politik di DPR Pusat. Namun menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), Pemerintahan di Daerah Istimewa tidak berbeda dengan daerah biasa. Yang berbeda/yang menjadikan istimewa adalah mengenai pengangkatan kepala daerahnya dan juga boleh memiliki wakil kepala daerah jika daerah istimewa tersebut merupakan gabungan dari dua daerah atau lebih. Sebab pada saat itu daerah biasa tidak dapat memiliki wakil kepala daerah. Hanya itulah satu-satunya bentuk keistimewaan dan tidak ada yang lain.<br />
Adapun alasan keistimewaan Yogyakarta diakui oleh pemerintahan RI menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), adalah Yogyakarta mempunyai hak-hak asal-usul dan di jaman sebelum Republik Indonesia sudah mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat Istimewa (zelfbestuure landschappen).<br />
[sunting] Pemerintahan Kabupaten dan Kota<br />
<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta 2007<br />
[sunting] Asal-Usul (Origins)<br />
[50]Kabupaten dan Kota yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta juga merupakan metamorfosis dari Kabupaten-kabupaten Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Kabupaten-kabupaten tersebut merupakan kabupaten administratif tanpa ada perwakilan rakyat. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah:<br />
<br />
1. Kabupaten Kabupaten Kota Kasultanan dengan bupatinya KRT Hardjodiningrat,<br />
2. Kabupaten Bantul dengan bupatinya KRT Joyodiningrat,<br />
3. Kabupaten Gunungkidul dengan bupatinya KRT Suryodiningrat,<br />
4. Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Sentolo dengan bupatinya KRT Secodiningrat.<br />
5. Kabupaten Kota Pakualaman dengan bupatinya KRT Brotodiningrat,<br />
6. Kabupaten Adikarto yang beribukota di Wates, dengan bupatinya KRT Suryaningprang.<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan Kabupaten dan Kota<br />
Kabupaten dan Kota yang berada di wilayah DIY sekarang ini dibentuk pada kurun waktu 1950-1951[51][52] dan 1957-1958[53]. Tidak ada perbedaan antara pemerintahan kabupaten dan kota yang berada di wilayah DIY dengan di Indonesia pada umumnya. Adapun daftar kabupaten dan kota di wilayah DIY sebagai berikut:<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Keterangan<br />
1 Kabupaten Bantul Kecamatan Bantul -<br />
2 Kabupaten Gunung Kidul Kecamatan Wonosari -<br />
3 Kabupaten Kulon Progo Kecamatan Wates gabungan antara Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Sentolo dengan Kabupaten Adikarto yang beribukota di Wates<br />
4 Kabupaten Sleman Kecamatan Sleman -<br />
5 Kota Yogyakarta Kecamatan Umbulharjo gabungan antara Kabupaten Kota Kasultanan dan Kabupaten Kota Paku Alaman<br />
[sunting] Kerjasama<br />
<br />
Prefektur Kyoto, sebuah kerjasama sister province yang telah berjalan lebih dari 25 tahun<br />
Sampai tahun 2010. Pemprov DIY memiliki kerjasama dengan daerah lain yang dituangkan dalam tiga puluh perjanjian kerjasama yang masih berlaku. Dua puluh satu buah kerjasama dengan daerah lain di dalam negeri dan sembilan sisanya dengan daerah lain di luar negeri[54], seperti program Sister Province dengan prefektur Kyoto Jepang[55] dan Negara Bagian California Amerika Serikat[56]. Perjanjian kerjasama yang baru mulai 2010 dilakukan dengan delapan daerah di dalam negeri dan dua kesepakatan dengan daerah lain di luar negeri[57].<br />
Sedangkan kerjasama dengan pihak ketiga (swasta), Pemprov DIY memiliki lima puluh satu perjanjian kerjasama yang masih berlaku. Empat puluh enam dengan pihak ketiga dalam negeri dan lima sisanya dengan pihak ketiga luar negeri. Sementara itu di tahun 2010 ini Pemprov membuat empat perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga dalam negeri dan satu perjanjian dengan pihak ketiga luar negeri[58].<br />
<br />
Balairung UGM, simbol pendidikan tinggi di DIY<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Amanat 5 September 1945<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Amanat 30 Oktober 1945<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Maklumat Yogyakarta Nomor 18 Tahun 1946<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: UU Nomor 22 Tahun 1948<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: UU Nomor 15 Tahun 1950<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: UU Nomor 16 Tahun 1950<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: UU Nomor 19 Tahun 1950<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: PP Nomor 31 Tahun 1950<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: PP Nomor 32 Tahun 1950<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: UU Nomor 18 Tahun 1951<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: UU Darurat Nomor 5 Tahun 1957<br />
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: UU Nomor 14 Tahun 1958<br />
[sunting] Daftar Beberapa Pendidikan Tinggi Negeri<br />
<br />
* Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan universitas tertua yang didirikan oleh Negara Indonesia.<br />
* Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)<br />
* Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga<br />
* Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta)<br />
* Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara<br />
* Akademi Kulit Kemenperin<br />
* Poltekes Kemenkes<br />
<br />
[sunting] Daftar Pendidikan Tinggi Swasta<br />
[sunting] Universitas<br />
<br />
* Universitas Ahmad Dahlan (UAD)<br />
* Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)<br />
* Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY)<br />
* Universitas Islam Indonesia (UII) yang merupakan universitas swasta tertua di Indonesia<br />
* Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)<br />
* Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)<br />
* Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta<br />
* Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)<br />
* Universitas Sanata Dharma (USD)<br />
* Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY)<br />
<br />
[sunting] Sekolah Tinggi<br />
<br />
* STIE SBI<br />
* STIE YKPN<br />
* STMIK Akakom<br />
* STMIK AMIKOM Yogyakarta (dulu AMIKOM)<br />
* Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta (STP AMPTA)<br />
* Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD"<br />
* Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (STTA)<br />
* Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD)<br />
* Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS Yogyakarta),<br />
<br />
[sunting] Akademi dan Politeknik<br />
<br />
* AA YKPN<br />
* POLISENI<br />
* POLTEKES<br />
<br />
[sunting] Daftar Objek Wisata dan Kuliner<br />
<br />
* Malioboro<br />
* Kebun Binatang Gembira Loka<br />
* Istana Air Taman Sari<br />
* Monumen Jogja Kembali<br />
* Museum Keraton Yogyakarta<br />
* Museum Sonobudoyo<br />
* Lereng Merapi<br />
* Pemakaman Imogiri<br />
* Kaliurang<br />
* Pantai Parangtritis<br />
* Pantai Baron<br />
* Pantai Samas<br />
* Goa Selarong<br />
* Candi Prambanan<br />
* Candi Kalasan<br />
* Kraton Ratu Boko<br />
* Pasar Seni gabusan Bantul<br />
* Kerajinan kulit Manding Bantul<br />
* angkringan dengan menu khas mahasiswa,<br />
* Bakmi godhog di Pojok Beteng,<br />
* sate kelinci di Kaliurang plus jadah Mbah Carik,<br />
* sate karang Kotagedhe,<br />
* sego abang Njirak Gunung Kidul.<br />
* Sate Klathak Wonokromo.<br />
* Bakmi Pundong atau mie Jawa<br />
* Bakmi pak Mo Code Bantul<br />
* Bakmi Gilang Bantul<br />
<br />
[sunting] Provinsi Kembar<br />
<br />
* Bendera Jepang Prefektur Kyoto, Jepang,<br />
* Bendera Amerika Serikat Negara Bagian California, Amerika Serikat.<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Daftar Provinsi Indonesia<br />
* Kasultanan Yogyakarta<br />
* Kadipaten Paku Alaman<br />
* Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat<br />
* Sejarah Keistimewaan dan Pemerintahan Prop. DIY<br />
* Daftar museum di Yogyakarta<br />
* TransJogja<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* Situs Pemerintah Kota Yogyakarta<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Yogyakarta<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Yogyakarta<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Yogyakarta<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Yogyakarta<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Yogyakarta*<br />
* Yogyakarta, Surga Wisatawan di Pulau Jawa<br />
<br />
* Panduan Pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ lebih tepat disebut sebagai filosofi<br />
2. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
3. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
4. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 12 Januari 2003.<br />
5. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
6. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009) dan keterangan Sri Sultan Hamengkubuwono di depan Komisi II DPR RI pada saat RDP RUU Keistimewaan DIY<br />
7. ^ Penetapan tanggal ini adalah yang sering dipergunakan secara umum, walaupun sebenarnya baru dimulai pada 6 Januari 1946 dan berakhir pada 15 Agustus 1950 sore hari. Kedua tanggal yang terakhir ini jarang digunakan dan jarang yang merujuk. Namun jika kita melihat dan membandingkan berbagai dokumen yang ada, maka akan terlihat dua tanggal yang terakhir inilah yang dipergunakan.<br />
8. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
9. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
10. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
11. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
12. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
13. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
14. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
15. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
16. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
17. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
18. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
19. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
20. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
21. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
22. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
23. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
24. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
25. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
26. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
27. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
28. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
29. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
30. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
31. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
32. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
33. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
34. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
35. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
36. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
37. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
38. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
39. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
40. ^ bukan dipilih<br />
41. ^ din`sti/keluarga kerajaan (bersifat turun temurun/ascribed status)<br />
42. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)<br />
43. ^ situs resmi Pemprov DIY<br />
44. ^ Amanat 30 Oktober 1945<br />
45. ^ Maklumat Nomor 18 Tahun 1946<br />
46. ^ P.J. Suwarno. (1994) Hamengku Buwono IX dan Sistem Birokrasi Pemerintahan Yogyakarta 1942-1974: sebuah tinjauan historis. Yogyakarta: Kanisius<br />
47. ^ Nomenklatur yang diberikan oleh UU Nomor 3 Tahun 1950<br />
48. ^ 10 Parpol di DPRD DIY. Kompas Daring. Edisi 18-05-2009.<br />
49. ^ Artikel ini dibuat berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1948 tentang UU Pokok Pemerintahan Daerah berikut dengan Penjelasannya<br />
50. ^ Artikel terdahulu<br />
51. ^ Pembentukan Kabupaten dengan UU Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo UU Nomor 18 Tahun 1951 Perubahan Undang-undang Nr 15 tahun 1950 Republik Indonesia Untuk Penggabungan Daerah-daerah Kabupaten Kulon-Progo dan Adikarto dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo. UU Nomor 15 Tahun 1950 diberlakukan dengan PP Nomor 32 Tahun 1950<br />
52. ^ Pembentukan Kota dengan UU Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta. UU Nomor 16 Tahun 1950 diberlakukan dengan PP Nomor 32 Tahun 1950.<br />
53. ^ Wilayah enklave Provinsi Jawa Tengah yang berada di dalam wilayah DIY dilepaskan dari Provinsi Jawa Tengah dan dimasukkan ke dalam wilayah DIY pada kabupaten yang melingkungi wilayah enclave tersebut dengan UU Darurat Nomor 5 Tahun 1957 yang ditetapkanmenjadi UU Nomor 15 Tahun 1958<br />
54. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
55. ^ Kyoto prefecture List of Friendly and Sister City<br />
56. ^ BILL NUMBER: SCR 23 CHAPTERED<br />
57. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
58. ^ ILPPD Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010<br />
<br />
Didahului oleh:<br />
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat<br />
Kadipaten Paku Alaman Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
1950–1965 Digantikan oleh:<br />
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
Didahului oleh:<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
1965–sekarang Digantikan oleh:<br />
Sedang berjalan<br />
Compass rose pale.svg Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Compass rose pale.svg<br />
Jawa Tengah Utara Jawa Tengah<br />
Barat DI Yogyakarta Timur<br />
Selatan<br />
Samudra Hindia Samudra Hindia Samudra Hindia<br />
l • b • s<br />
Negara di Asia Tenggara<br />
<br />
Negara berdaulat <br />
Brunei · Filipina · Indonesia · Kamboja · Laos · Malaysia · Myanmar · Singapura · Thailand · Timor Leste · Vietnam<br />
Asia Tenggara<br />
<br />
Dependensi <br />
Pulau Natal (Australia) · Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia)<br />
<br />
Daerah yang dipertentangkan <br />
Sungai Naf (Bangladesh, Myanmar) · Tepi Macclesfield (RRC, RC, Vietnam) · Kepulauan Paracel (RRC, RC, Vietnam) · Kepulauan Pratas (RRC, RC) · Sabah (Malaysia, Filipina) · Beting Scarborough (Filipina, RRC, RC) · Kepulauan Spratly (Brunei, Malaysia, Filipina, RRC, ROC, Vietnam)<br />
<br />
Gerakan separatis <br />
Maluku · Papua · Chinland · Nagaland · Wa · Zogam · Bangsamoro · Patani · Sabah<br />
l • b • s<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
<br />
Pusat pemerintahan: Kota Yogyakarta<br />
<br />
Kabupaten <br />
Bantul • Gunungkidul • Kulon Progo • Sleman<br />
Lambang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta<br />
<br />
Kota <br />
Yogyakarta<br />
<br />
Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
<br />
Ibukota: DKI Jakarta<br />
<br />
Sumatera <br />
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung<br />
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg<br />
<br />
Jawa <br />
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur<br />
<br />
Kalimantan <br />
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur<br />
<br />
Nusa Tenggara <br />
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur<br />
<br />
Sulawesi <br />
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo<br />
<br />
Maluku dan Papua <br />
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua<br />
<br />
Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia<br />
Koordinat: 7°52′ LS 110°25′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Yogyakarta<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Česky<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Basa Banyumasan<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Українська<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 12.09, 4 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-207369238138796112012-02-27T18:51:00.000-08:002012-02-27T18:51:39.539-08:00Jawa TimurJawa Timur<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Question book-new.png<br />
<br />
Jawa Timur<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Jawa Timur<br />
Lambang<br />
Motto: Jer Basuki Mawa Béya<br />
(bahasa Jawa: "Keberhasilan membutuhkan suatu pengorbanan"<br />
Peta lokasi Jawa Timur<br />
Negara Indonesia<br />
Dasar hukum UU No. 2/1950<br />
Ibu kota Surabaya<br />
Koordinat 9º 0' - 4º 50' LS<br />
110º 30' - 116º 30' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur DR. H. Soekarwo, SH, MHum<br />
- Wakil Gubernur Drs. H. Saifullah Yusuf<br />
- DAU Rp. 1.347.501.699.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 47.922 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 37.476.011<br />
- Kepadatan 782/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Jawa (79%), Madura (18%), Osing (1%), Tionghoa (1%)[3]<br />
- Agama Islam (90%), Protestan (6%), Katolik (2%), Buddha (0,4%), Hindu (1%), Konghucu (0.6%)<br />
- Bahasa Bahasa Jawa, Bahasa Madura, Bahasa Osing, Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 29<br />
Kota 9<br />
Kecamatan 637<br />
Desa/kelurahan 8.418<br />
Situs web http://www.jatim.go.id<br />
Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibukotanya adalah Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah penduduknya 37.070.731 jiwa (2005). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia(Pulau Sempu dan Nusa Barung).<br />
Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
o 1.1 Prasejarah<br />
o 1.2 Era klasik<br />
o 1.3 Kolonialisme<br />
o 1.4 Kemerdekaan<br />
* 2 Geografi<br />
o 2.1 Relief<br />
o 2.2 Hidrografi<br />
o 2.3 Iklim<br />
* 3 Pembagian administratif<br />
* 4 Penduduk<br />
o 4.1 Suku bangsa<br />
o 4.2 Bahasa<br />
o 4.3 Agama<br />
* 5 Seni dan budaya<br />
o 5.1 Kesenian<br />
o 5.2 Budaya dan adat istiadat<br />
o 5.3 Arsitektur<br />
* 6 Pemerintahan dan Politik<br />
* 7 Daftar gubernur<br />
o 7.1 Pemerintah Daerah<br />
o 7.2 Pertahanan dan Keamanan<br />
o 7.3 Perwakilan<br />
* 8 Transportasi<br />
o 8.1 Transportasi darat<br />
o 8.2 Kereta api<br />
o 8.3 Transportasi laut<br />
o 8.4 Transportasi udara<br />
* 9 Perekonomian<br />
o 9.1 Perindustrian<br />
o 9.2 Pertambangan dan energi<br />
* 10 Sosial<br />
o 10.1 Pendidikan<br />
o 10.2 Kesehatan<br />
* 11 Pariwisata<br />
* 12 Olahraga<br />
* 13 Kota-kota<br />
* 14 Kawasan lindung<br />
o 14.1 Kawasan suaka alam<br />
o 14.2 Kawasan pelestarian alam<br />
* 15 Makanan khas<br />
* 16 Catatan kaki<br />
* 17 Lihat pula<br />
* 18 Pranala luar<br />
* 19 Referensi<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Jawa Timur<br />
[sunting] Prasejarah<br />
Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecantrhropus mojokertensis di Kepuhlagen-Mojokerto, Pithecanthropus erectus di Trinil-Ngawi, dan Homo wajakensis di Wajak-Tulungagung.<br />
[sunting] Era klasik<br />
Prasasti Dinoyo yang ditemukan di dekat Kota Malang adalah sumber tertulis tertua di Jawa Timur, yakni bertahun 760. Pada tahun 929, Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, serta mendirikan Wangsa Isyana yang kelak berkembang menjadi Kerajaan Medang, dan sebagai suksesornya adalah Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Janggala, dan Kerajaan Kadiri. Pada masa Kerajaan Singhasari, Raja Kertanagara melakukan ekspansi hingga ke Melayu. Pada era Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk, wilayahnya hingga mencapai Malaka dan Kepulauan Filipina.<br />
Bukti awal masuknya Islam ke Jawa Timur adalah adanya makam nisan di Gresik bertahun 1102, serta sejumlah makam Islam pada kompleks makam Majapahit.<br />
Tetapi setelah penemuan munculnya candi Jedong di Daerah Wagir , Malang , Jawa Timur yang diyakini lebih tua dari Prasasti Dinoyo , yakni sekitar abad 6 Masehi.<br />
[sunting] Kolonialisme<br />
Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Jawa Timur. Kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Pulau Madura pada tahun 1596. Surabaya jatuh ke tangan VOC pada tanggal 13 Mei 1677. Ketika pemerintahan Stamford Raffles, Jawa Timur untuk pertama kalinya dibagi atas karesidenan, yang berlaku hingga tahun 1964.<br />
[sunting] Kemerdekaan<br />
Kantor gubernur Jawa Timur di Surabaya di tahun 1951<br />
Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 provinsi dan Jawa Timur termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Jawa Timur adalah R. Soerjo, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.<br />
Tanggal 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura dan tanggal 26 November 1948 dibentuk Negara Jawa Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Jawa Timur dibubarkan dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950, dan tanggal 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibentuk Provinsi Jawa Timur.<br />
[sunting] Geografi<br />
Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung dan Pulau Sempu.<br />
[sunting] Relief<br />
Gunung Bromo, dengan latar belakang Gunung Semeru<br />
Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus.<br />
Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi: Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah Tenggara Madiun tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno (3.239 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Wayang (2.198 meter), Gunung Kawi (2.681 meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter); pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.192 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan: Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter) dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.332 meter).<br />
Pada bagian selatan terdapat rangkaian perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta.<br />
[sunting] Hidrografi<br />
Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas (290 km) dan Bengawan Solo. Sungai Brantas memiiki mata air di daerah Malang. Sesampai di Mojokerto, Sungai Brantas pecah menjadi dua: Kali Mas dan Kali Porong; keduanya bermuara di Selat Madura. Bengawan Solo berasal dari Jawa Tengah, akhirnya bermuara di Gresik. Kedua sungai tersebut dikelola oleh PT Jasa Tirta.<br />
Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, pemeliharaan ikan, dan pariwisata.<br />
[sunting] Iklim<br />
Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 °C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Pani (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 °C,yang menyebabkan turunnya salju lembut.<br />
[sunting] Pembagian administratif<br />
Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia.<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bangkalan Bangkalan<br />
2 Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi<br />
3 Kabupaten Blitar Kanigoro [4]<br />
4 Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro<br />
5 Kabupaten Bondowoso Bondowoso<br />
6 Kabupaten Gresik Gresik<br />
7 Kabupaten Jember Jember<br />
8 Kabupaten Jombang Jombang<br />
9 Kabupaten Kediri Kediri [5]<br />
10 Kabupaten Lamongan Lamongan<br />
11 Kabupaten Lumajang Lumajang<br />
12 Kabupaten Madiun Madiun [6]<br />
13 Kabupaten Magetan Magetan<br />
14 Kabupaten Malang Kepanjen[7]<br />
15 Kabupaten Mojokerto Mojokerto[8]<br />
16 Kabupaten Nganjuk Nganjuk<br />
17 Kabupaten Ngawi Ngawi<br />
18 Kabupaten Pacitan Pacitan<br />
19 Kabupaten Pamekasan Pamekasan<br />
20 Kabupaten Pasuruan Pasuruan<br />
21 Kabupaten Ponorogo Ponorogo<br />
22 Kabupaten Probolinggo Kraksaan[9]<br />
23 Kabupaten Sampang Sampang<br />
24 Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo<br />
25 Kabupaten Situbondo Situbondo[10]<br />
26 Kabupaten Sumenep Sumenep<br />
27 Kabupaten Trenggalek Trenggalek<br />
28 Kabupaten Tuban Tuban<br />
29 Kabupaten Tulungagung Tulungagung<br />
30 Kota Batu[11] -<br />
31 Kota Blitar -<br />
32 Kota Kediri -<br />
33 Kota Madiun -<br />
34 Kota Malang -<br />
35 Kota Mojokerto -<br />
36 Kota Pasuruan -<br />
37 Kota Probolinggo -<br />
38 Kota Surabaya -<br />
<br />
[sunting] Penduduk<br />
Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2005 adalah 37.070.731 jiwa, dengan kepadatan 774 jiwa/km2. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Malang, sedang kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Surabaya. Laju pertumbuhan penduduk adalah 0,59% per tahun (2004).<br />
[sunting] Suku bangsa<br />
Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, namun demikian, etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan. Suku Madura mendiami di Pulau Madura dan daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara dan selatan. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura bahkan merupakan mayoritas. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas Suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal.<br />
Suku Tengger, konon adalah keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di Pegunungan Tengger dan sekitarnya. Suku Osing tinggal di sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi. Orang Samin tinggal di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro.<br />
Selain penduduk asli, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab; mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku Bali juga tinggal di sejumlah desa di Kabupaten Banyuwangi. Dewasa ini banyak ekspatriat tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya dan sejumlah kawasan industri lainnya.<br />
[sunting] Bahasa<br />
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur memiliki beberapa dialek/logat. Di daerah Mataraman (eks-Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa Jawa Solo-an). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah.<br />
Dialek Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa Dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa walikan atau osob kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosa kata (vocabulary) bahasa walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Cina dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup. Produksi bahasa walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia)yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan supporter. Seperti retropus elite atau supporter elit. Otruham untuk menyebut supporter dari wilayah Muharto. Saat ini Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SLTA.<br />
Bahasa Madura dituturkan oleh Suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya Bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian penduduk menuturkan dalam dua bahasa: Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah timur Pulau Madura menggunakan Bahasa Madura dengan dialek tersendiri, bahkan dalam beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur Bahasa Madura di Pulau Madura (mutually unintellegible).<br />
Suku Osing di Banyuwangi menuturkan Bahasa Osing. Bahasa Tengger, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Suku Tengger, dianggap lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuna.<br />
Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan Boso Suroboyoan, Bahasa Madura, dan Bahasa Jawa Tengahan.<br />
[sunting] Agama<br />
Suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam. Sedangkan Suku Tengger menganut agama Hindu.<br />
Orang Tionghoa umumnya menganut Konghucu, meski ada pula sebagian yang menganut Buddha, Kristen, dan Katolik; bahkan Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng.<br />
[sunting] Seni dan budaya<br />
[sunting] Kesenian<br />
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.<br />
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.<br />
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.<br />
Terdapat pula kebudayaan semacam barong sai di Jawa Timur. Kesenian itu ada di dua kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Wulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki macan kadhuk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui.<br />
[sunting] Budaya dan adat istiadat<br />
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.<br />
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.<br />
Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.<br />
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.<br />
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.<br />
<br />
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.<br />
Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.<br />
[sunting] Arsitektur<br />
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).<br />
Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.<br />
[sunting] Pemerintahan dan Politik<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. RT-Soerjo.jpg R. M. T. Ario Soerjo 1945 1947 <br />
2. Dr-Moerdjani.jpg Dr. Moerdjani 1947 1949 <br />
3. R-Samadikoen.jpg R. Samadikun 1949 1957 <br />
4. Rt-Milano.jpg R. T. A. Milono 1957 1959 <br />
5. R-Soewondo-Ranoewidjojo.jpg R. Soewondo Ranuwidjojo 1959 1963 <br />
6. Moh-Wijono.jpg Moch. Wijono 1963 1967 <br />
7. RP-Moch-Noer - cropped.JPG R.P. Mohammad Noer 1967 1978 <br />
8. Soenandar-Priyoseodarmo-cropped.JPG Soenandar Prijosoedarmo 1978 1983 <br />
9. Wahono.jpg Wahono 1983 1988 <br />
10. SOELARSO 1.jpg Soelarso 1988 1993 <br />
11. Basofi-Sudirman-cropped.JPG Basofi Sudirman 1993 1998 <br />
12. ImamUtomo1.jpg Imam Utomo 1998 2008 <br />
13. Setia purwaka.jpg Setia Purwaka 2008 2009 Pejabat (Pj.) gubernur.<br />
14. Gubernur-jatim-soekarwo.jpg Soekarwo 2009 2014 <br />
<br />
[sunting] Pemerintah Daerah<br />
Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil gubernur. Jabatan Gubernur Jawa Timur secara resmi saat ini adalah Soekarwo, yang terpilih dalam Pilkada Jatim yang berlangsung dalam dua putaran. Ia menggantikan Setia Purwaka yang ditunjuk Menteri Dalam Negeri sebagai Penjabat Sementara Gubernur Jawa Timur setalah Gubernur Imam Utomo mengakhiri masa jabatannya pada 29 September 2008. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada Langsung) untuk pertama kalinya diselenggarakan pada tahun 2008. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 22 Dinas Daerah, 16 Badan, 3 Kantor, serta 5 Badan Rumah Sakit. Sementara dalam koordinasi wilayah, dibentuk 4 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil): Bakorwil I Madiun, Bakorwil II Bojonegoro, Bakorwil III Malang, dan Bakorwil IV Pamekasan.<br />
[sunting] Pertahanan dan Keamanan<br />
Jawa Timur merupakan wilayah Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Surabaya. Kawasan Kostrad terdapat di Singosari (Malang) dan Kraton (Pasuruan). Surabaya merupakan Daerah Basis Armada Timur TNI-AL. Kawasan TNI-AU terdapat di Bandara Iswahyudi (Madiun), Bandara Abdurrahman Saleh (Malang), Satuan Radar (Jombang), serta di Raci (Pasuruan) dan di Punung (Pacitan). Kawasan Air Weapon Range TNI-AU terdapat di Pantai Pasirian (Lumajang). Bumi Marinir terdapat di Karangpilang (Surabaya). Daerah latihan militer antara lain terdapat di Gunung Bancak (Bangkalan), Gunung Majang Komplek (Jember), Teleng Gesingan (Pacitan), serta di Asembagus (Situbondo).<br />
Polda Jawa Timur membawahi 38 kabupaten/kota dengan rincian satu polres kota besar (Polrestabes Surabaya), 8 kepolisian resor kota, dan 29 kepolisian resor.<br />
[sunting] Perwakilan<br />
Jawa Timur mengirim 88 wakil ke DPR RI dari sebelas daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD.<br />
DPRD Jawa Timur hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari dua belas partai, dengan perincian sebagai berikut:[12]<br />
Partai Kursi %<br />
Partai Demokrat 22 22<br />
PDI-P 17 17<br />
PKB 13 13<br />
Partai Golkar 11 11<br />
Partai Gerindra 8 8<br />
PAN 7 7<br />
PKS 7 7<br />
PKNU 5 5<br />
PPP 4 4<br />
Partai Hanura 4 4<br />
PDS 1 1<br />
PBR 1 1<br />
Total 100 100,0<br />
[sunting] Transportasi<br />
Jawa Timur memiliki sistem transportasi darat, laut, dan udara. Sungai di Jawa Timur umumnya tidak dapat dilayari, kecuali di Surabaya dapat dilalui perahu kecil.<br />
[sunting] Transportasi darat<br />
Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai jalan arteri primer, di antaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-Surabaya-Banyuwangi) dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Jaringan jalan tol di Jawa Timur meliputi jalan tol Surabaya-Gempol dan jalan tol Surabaya-Manyar. Saat ini tengah dikembangkan jalan tol trans-Jawa, di antaranya jalan tol Surabaya-Mojokerto-Kertosono-Madiun-Mantingan, jalan tol Gempol-Malang-Kepanjen, jalan tol Gempol-Probolinggo-Banyuwangi, serta jalan tol dalam kota Surabaya: tol lingkar timur dan tol tengah kota. Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura telah selesai pembangunannya dan kini telah dapat digunakan.<br />
Kota-kota di Jawa Timur dihubungkan dengan jaringan bus antarkota. Bus dengan Surabaya-Tuban-Semarang, Surabaya-Madiun-Yogyakarta, Surabaya-Malang, Surabaya-Kediri, dan Surabaya-Jember-Banyuwangi, umumhya beroperasi selama 24 jam penuh. Rute dengan jarak menengah dilayani oleh bus antarkota yang berukuran lebih kecil, seperti jurusan Surabaya-Mojokerto atau Madiun-Ponorogo. Rute dengan jarak jauh seperti Jakarta, Sumatera, dan Bali-Lombok umumnya dilayani oleh bus malam. Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo adalah terminal terbesar di Indonesia.<br />
Setiap kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angkudes) yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan daerah sekitarnya. Di Surabaya angkutan seperti ini dikenal dengan sebutan lyn atau bemo. Taksi dengan argometer dapat dijumpai di Surabaya-Gresik-Sidoarjo, Malang, dan Kediri. Sebagai alternatif taksi, di Surabaya terdapat angguna (angkutan serba guna), yang menggantikan helicak (di Jakarta disebut bajaj) sejak tahun 1990-an. Bus kota dapat dijumpai di Surabaya dan Jember. Becak adalah moda angkutan tradisional yang dapat dijumpai hampir di setiap wilayah, meski di sejumlah tempat dilarang beroperasi. Belakangan, terdapat becak bermesin yang dikenal dengan sebutan bentor (Jawa: becak montor = becak bermotor).<br />
[sunting] Kereta api<br />
Sistem perkeretaapian di Jawa Timur telah dibangun sejak era kolonialisme Hindia-Belanda. Jalur kereta api di Jawa Timur terdiri atas jalur utara (Surabaya Pasar Turi-Semarang-Jakarta), jalur tengah (Surabaya Gubeng-Yogyakarta-Jakarta), jalur lingkar selatan (Surabaya Gubeng-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya), dan jalur timur (Surabaya Gubeng-Jember-Banyuwangi). Jawa Timur juga terdapat sistem transportasi kereta komuter dengan rute Surabaya-Sidoarjo-Porong, Surabaya-Lamongan, Surabaya-Mojokerto, Madiun-Kertosono, dan Malang-Kepanjen.<br />
[sunting] Transportasi laut<br />
Pelabuhan Internasional Hub Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan berskala nasional di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Paiton di Kabupaten Probolinggo, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, serta Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep<br />
Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, di antaranya Ujung-Kamal (menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura) dan Pelabuhan Ketapang (menghubungan Banyuwangi dengan Gilimanuk, Bali), Pelabuhan Kalianget (menghubungkan Madura dengan kepulauan), serta Pelabuhan Jangkar di Situbondo.<br />
[sunting] Transportasi udara<br />
Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri. Bandara umum lainnya adalah Bandara Abdul Rachman Saleh di Kabupaten Malang, Bandara Noto Hadinegoro di Kabupaten Jember, Bandara Iswahyudi di Madiun, Bandara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi, serta Bandara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep.<br />
[sunting] Perekonomian<br />
[sunting] Perindustrian<br />
Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri besar kereta api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT Leces di Probolinggo), pabrik rokok ( Wismilak di Surabaya Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan Petrokimia. Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIEB) di kabupaten Madiun, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor; Industri kerajinan kulit berupa tas dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang sangat terkenal.<br />
[sunting] Pertambangan dan energi<br />
Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, ditambang di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, dimana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menikmati pembangkit energi mikrohidro dan energi surya.<br />
[sunting] Sosial<br />
[sunting] Pendidikan<br />
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), Politeknik Negeri Surabaya (PNS) dan IAIN Sunan Ampel. Di Malang terdapat Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Di Jember terdapat Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember (POLIJE). Di Madiun terdapat Universitas Merdeka Madiun, IKIP PGRI Madiun, Politeknik Negeri Madiun, dan Institut Kereta Api Madiun, dan Politeknik Banyuwangi (POLIWANGI) yang akan di jadikan Politeknik Negeri<br />
Perguruan tinggi negeri termuda di Jawa Timur adalah Universitas Trunojoyo, yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. Untuk perguruan tinggi kedinasan, di Surabaya terdapat Akademi Angkatan Laut (AAL), dan di Malang terdapat Sekolan Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Malang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar, karena banyaknya perguruan tinggi di kota ini. Perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Timur antara lain Universitas Kristen Petra dan Universitas Surabaya di Surabaya, serta Universitas Muhammadiyah dan Universitas Merdeka di Malang.<br />
Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yanf terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum.<br />
[sunting] Kesehatan<br />
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Soetomo di Surabaya dikenal sebagai rumah sakit terlengkap di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia. Rumah sakit ternama lainnya adalah Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Internasional di Surabaya, Rumah Sakit Dr. Syaiful Anwar (RSSA) di Malang, Rumah Sakit Dr. Sardono di Madiun, serta Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya.<br />
[sunting] Pariwisata<br />
COLLECTIE TROPENMUSEUM Rotsboog aan de kust van Oost-Java toegangspoort van en offerplaats aan de Godin der Zuidzee TMnr 10001092.jpg<br />
Jawa Timur memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu icon wisata Jawa Timur adalah Gunung Bromo, yang dihuni oleh Suku Tengger, dimana setiap tahun diselenggarakan upacara Kasada. Daerah pegunungan Malang dan Batu dikenal sebagai kawasan wisata alami yang banyak terdapat tempat peristirahatan, seperti daerah "Puncak" di Jawa Barat. Demikian pula daerah pegunungan di perbatasan Pasuruan-Mojokerto, seperti Prigen, Tretes, dan Trawas. Wisata alam lainnya di Jawa Timur adalah Taman Nasional (4 dari 12 Taman Nasional di Jawa), Kebun Raya Purwodadi di Purwodadi, Pasuruan, dan Taman Safari Indonesia II di Prigen.<br />
Jawa Timur juga terdapat peninggalan sejarah pada era klasik. Situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit, terdapat belasan candi dan makam raja-raja Majapahit. Candi-candi lainnya menyebar di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, di antaranya Candi Penataran di Blitar. Di Madura, Sumenep merupakan pusat kerajaan Madura, dimana terdapat keraton, museum, dan makam raja-raja Madura (Asta Tinggi).<br />
Jawa Timur dikenal memiliki panorama pantai yang sangat indah. Di pantai selatan terdapat Pantai Prigi,Pelang, dan Pantai Pasir Putih di Trenggalek, Pantai Popoh di Tulungagung, Pantai Ngliyep di Malang, dan Pantai Watu Ulo di Jember. Di pantai utara terdapat Pantai Tanjung Kodok di Kabupaten Lamongan, kini telah dikelola dan dikembangkan oleh Pemkab Lamongan menjadi kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL) disebut juga Jatim Park II, Pantai Kenjeran di Surabaya, dan Pantai Pasir Putih di Situbondo. Danau di Jawa Timur antara lain Telaga Sarangan di Magetan, Bendungan Sutami di Malang, dan Bendungan Selorejo di Blitar.<br />
Kawasan pesisir utara terdapat sejumlah makam para wali, yang menjadi wisata religi para peziarah bagi umat Islam. Lima dari sembilan walisongo dimakamkan di Jawa Timur: Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Sunan Drajat di Paciran (Lamongan), dan Sunan Bonang di Tuban. Di kawasan pesisir utara ini juga terdapat gua-gua yang menarik: Gua Maharani di Lamongan dan Gua Akbar di Tuban. Makam proklamator Soekarno terdapat di Kota Blitar.<br />
Surabaya merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis Jawa Timur, dimana terdapat Tugu Pahlawan, Museum Mpu Tantular, Kebun Binatang Surabaya, Monumen Kapal Selam, Ampel Denta, Tunjungan, dan Kya-Kya. Jatim Park di Batu dan Wisata Bahari Lamongan merupakan miniatur Jawa Timur, yang juga merupakan wisata edukasi.<br />
Di Bojonegoro terdapat wisata Kayangan Api yaitu api abadi yang sudah ada sejak ratusan tahun,dimana pada waktu PON XV Tahun 2000 diambil api PON dari sini,selain itu juga terdapat Wanawisata Dander, Waduk Pacal di Bojonegoro<br />
[sunting] Olahraga<br />
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah klub sepak bola profesional terbanyak di Indonesia. Klub Liga Super Indonesia yang berasal dari Jatim adalah Persik Kediri, Persema Malang, Arema Indonesia, Persibo Bojonegoro, Deltras Sidoarjo, Persela Lamongan, dan Persebaya Surabaya.<br />
Jawa Timur pernah dua kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON), yakni PON VII tahun 1969 dan PON XV tahun 2000. Semenjak tahun 1996 Tim Sepak Bola Jawa Timur selalu meraih medali emas termasuk pada tahun 2008 dan tercatat sebagai medali emas yang keempat diterima berurutan.<br />
Jawa Timur juga menjadi tempat penyelengaraan ajang balap sepeda Tour de East Java.<br />
[sunting] Kota-kota<br />
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, hierarki perkotaan di Jawa Timur terdiri atas perkotaan metropolitan, perkotaan menengah, dan perkotaan kecil.<br />
<br />
* Perkotaan metropolitan meliputi Perkotaan Surabaya Metropolitan Area (Kota Surabaya, perkotaan Sidoarjo dan sekitarnya, perkotaan Gresik dan sekitarnya, serta perkotaan Bangkalan dan sekitarnya) dan Perkotaan Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan perkotaan Kepanjen dan sekitarnya).<br />
* Perkotaan menengah terdiri atas: Perkotaan Tuban, Perkotaan Lamongan, Perkotaan Jombang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Perkotaan Bojonegoro, Kota Madiun, Kota Kediri, Perkotaan Jember, Perkotaan Banyuwangi, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Perkotaan Pamekasan dan Kota Batu.<br />
* Perkotaan Kecil terdiri atas: Perkotaan Sampang, perkotaan Sumenep, Perkotaan Ngawi, Perkotaan Magetan, Perkotaan Nganjuk, Perkotaan Bondowoso, Perkotaan Tulungagung, Perkotaan Trenggalek, Perkotaan Ponorogo, Perkotaan Situbondo, Perkotaan Pacitan, Perkotaan Lumajang, Perkotaan Kepanjen, Perkotaan Kraksaan dan Perkotaan Caruban.<br />
<br />
[sunting] Kawasan lindung<br />
[sunting] Kawasan suaka alam<br />
Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa. Saat ini Jawa Timur terdapat 17 cagar alam dam 2 suaka margasatwa. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi yang terdapat di Bondowoso, Probolinggo, dan Jember. Sementara Suaka Margasatwa Pulau Bawean berada di Pulau Bawean.<br />
[sunting] Kawasan pelestarian alam<br />
Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya (tahura), dan taman wisata alam.<br />
<br />
* Kawasan taman nasional meliputi:<br />
o Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo.<br />
o Taman Nasional Baluran di Perbatasan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi.<br />
o Taman Nasional Meru Betiri di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.<br />
o Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi.<br />
o Taman Nasional laut Sepanjang dan Saobi di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep.<br />
* Kawasan hutan raya yaitu Taman Hutan Raya R. Soerjo yang berada di sebagian wilayah Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang.<br />
* Taman wisata alam, meliputi Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso; serta Taman Wisata Tretes di Gunung Baung, di Kabupaten Pasuruan.<br />
<br />
[sunting] Makanan khas<br />
Makanan khas Jawa Timur di antaranya adalah rawon dan rujak petis. Surabaya terkenal akan rujak cingur, semanggi, lontong balap, sate kerang, dan lontong kupang. Kediri terkenal akan tahu takwa, tahu pong, dan getuk pisang. Madiun dikenal akan nasi pecel madiun dan sebagai penghasil brem. Kecamatan Babat, Lamongan terkenal akan wingko babat nya. Malang dikenal sebagai penghasil keripik tempe selain itu Cwie Mie dan Bakso juga merupakan kuliner khas daerah ini. Bondowoso merupakan penghasil tape yang sangat manis. Gresik terkenal dengan nasi krawu, otak-otak bandeng,bonggolan dan pudak nya. Sidoarjo terkenal akan kerupuk udang dan petisnya. Dan Trenggalek merupakan penghasil Tempe Kripik. Blitar memiliki makanan khas nasi pecel. Buah yang terkenal asli Blitar yaitu Rambutan. Banyuwangi terkenal dengan sego tempong dan makanan khas campurannya yaitu rujak soto dan pecel rawon.<br />
Jagung dikenal sebagai salah satu makanan pokok orang Madura, sementara ubi kayu yang diolah menjadi gaplek dahulu merupakan makanan pokok sebagian penduduk di Pacitan dan Trenggalek.<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 10 Januari 2003.<br />
4. ^ Rencana untuk memindahkan Ibukota Kabupaten ke Kec. Wlingi dibatalkan dan dipindah ke Kec. Kanigoro sesuai dengan PP No.03 Tahun 2010<br />
5. ^ Semula Pusat pemerintahan secara bertahap akan dipindahkan ke Pare tetapi tidak berhasil, sehingga ditempatkan di Kec. Ngasem tepatnya di daerah yang biasa disebut Katang-Sukorejo.<br />
6. ^ Ada rencana untuk memindahkan Ibukota Kabupaten ke Caruban, dan sudah dirintis dengan banyak Kantor-Kantor Pemerintahan dibangun di Caruban<br />
7. ^ Kabupaten Malang sebelumnya beribukota di Kota Malang.<br />
8. ^ Pusat pemerintahan secara bertahap akan dipindahkan ke Mojosari<br />
9. ^ Pusat pemerintahan Kabupaten Probolinggo pindah ke Kraksaan sesuai PP No. 02 Tahun 2010 tanggal 5 Januari 2010, sebelumnya ibukota berada di Kota Probolinggo<br />
10. ^ Kabupaten ini dahulu bernama Kabupaten Panarukan. Karena pusat pemerintahannya berada di Situbondo, kabupaten ini namanya diganti menjadi Kabupaten Situbondo.<br />
11. ^ Batu dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 21 Juni 2001, dari sebagian wilayah Kabupaten Malang. Sebelumnya Batu adalah kota administratif.<br />
12. ^ Taselan, F. Demokrat Gusur Dominasi PKB di DPRD Jatim. Media Indonesia Daring. Edisi 18-05-2009.<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Daftar kabupaten dan kota di Jawa Timur<br />
* Daftar Provinsi Indonesia<br />
* Tapal Kuda<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Media Supporter Indonesia<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Jatim<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Jatim<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Jatim<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Jatim<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Jatim<br />
<br />
Situs resmi Templat:Dinas Kebudayaan dan Pariwisata<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
* Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2006.<br />
* Jawa Timur Dalam Angka 2006. Badan Perencana Provinsi Jawa Timur dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2006.<br />
* Enriklopedia Nasional Indonesia.<br />
<br />
Compass rose pale.svg Jawa Tengah Laut Jawa Laut Jawa Compass rose pale.svg<br />
Jawa Tengah Utara Selat Bali<br />
Barat Jawa Timur Timur<br />
Selatan<br />
Samudra Hindia Samudra Hindia Samudra Hindia<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Jawa Timur<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 7°43′ LS 112°44′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Jawa Timur<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Български<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Basa Banyumasan<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Norsk (bokmål)<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Română<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tagalog<br />
* Українська<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
* Bân-lâm-gú<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 00.13, 20 Desember 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-72074409570130942362012-02-27T18:50:00.003-08:002012-02-27T18:50:47.885-08:00Jawa TengahJawa Tengah<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Jawa Tengah<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Jawa Tengah<br />
Lambang<br />
Motto: "Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja"<br />
(Berjanji akan berusaha keras dan setia terhadap negara)<br />
Peta lokasi Jawa Tengah<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 15 Agustus 1950<br />
Ibu kota Semarang<br />
Koordinat 8º 30' - 5º 40' LS<br />
108º 30' - 111º 30' BT (termasuk Kepulauan Karimunjawa)<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Bibit Waluyo<br />
- Wakil Gubernur Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si<br />
- DAU Rp. 1.276.180.223.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 32.548,20 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 32.380.687<br />
- Kepadatan 994,9/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Jawa (98%), Sunda (1%) [3], Tionghoa, dll.<br />
- Agama Islam 93.9%, Protestan 1.7%, Katolik 2.2%, Hindu 0.08%, Buddha 0.64%, dan Kejawen 0.33%<br />
- Bahasa Bahasa Jawa, Indonesia, Sunda, Tiochiu, Mandarin<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 29<br />
Kota 6<br />
Kecamatan 534<br />
Desa/kelurahan 854031820<br />
Situs web www.jatengprov.go.id<br />
[4]<br />
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.<br />
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Daftar kabupaten dan kota<br />
* 3 Daftar gubernur<br />
o 3.1 Perwakilan<br />
* 4 Geografi<br />
o 4.1 Relief<br />
o 4.2 Hidrologi<br />
o 4.3 Gunung berapi<br />
o 4.4 Keadaan tanah<br />
o 4.5 Iklim<br />
* 5 Penduduk<br />
o 5.1 Demografi<br />
o 5.2 Suku<br />
o 5.3 Bahasa<br />
o 5.4 Agama<br />
* 6 Perekonomian<br />
* 7 Transportasi<br />
* 8 Komunikasi dan Media Massa<br />
* 9 Pendidikan dan Kebudayaan<br />
o 9.1 Pendidikan Bahasa Daerah<br />
+ 9.1.1 Pendidikan Bahasa Jawa dialek Brebes - Tegal<br />
# 9.1.1.1 Pengembangan Pendidikan Bahasa Jawa dialek Brebes - Tegal<br />
+ 9.1.2 Pendidikan Bahasa Sunda dialek Tenggara<br />
# 9.1.2.1 Pengembangan Pendidikan Bahasa Sunda dialek Tenggara<br />
+ 9.1.3 Pendidikan Bahasa Sunda dialek Timur Laut<br />
# 9.1.3.1 Pengembangan Pendidikan Bahasa Sunda dialek Timur Laut<br />
o 9.2 Perguruan Tinggi dan Akademi<br />
* 10 Pariwisata<br />
* 11 Lihat pula<br />
* 12 Pranala luar<br />
* 13 Catatan kaki<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Rembang Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.<br />
Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.<br />
Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Jepara-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu.<br />
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946 Pemerintah membentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan.<br />
Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.<br />
Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi), serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).<br />
[sunting] Daftar kabupaten dan kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Kecamatan dan kelurahan<br />
1 Kabupaten Banjarnegara Banjarnegara Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
2 Kabupaten Banyumas Purwokerto Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
3 Kabupaten Batang Batang Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
4 Kabupaten Blora Blora Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
5 Kabupaten Boyolali Boyolali Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
6 Kabupaten Brebes Brebes Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
7 Kabupaten Cilacap Cilacap Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
8 Kabupaten Demak Demak Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
9 Kabupaten Grobogan Purwodadi Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
10 Kabupaten Jepara Jepara Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
11 Kabupaten Karanganyar Karanganyar Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
12 Kabupaten Kebumen Kebumen Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
13 Kabupaten Kendal Kendal Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
14 Kabupaten Klaten Klaten Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
15 Kabupaten Kudus Kudus Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
16 Kabupaten Magelang Kota Mungkid Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
17 Kabupaten Pati Pati Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
18 Kabupaten Pekalongan Kajen Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
19 Kabupaten Pemalang Pemalang Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
20 Kabupaten Purbalingga Purbalingga Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
21 Kabupaten Purworejo Purworejo Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
22 Kabupaten Rembang Rembang Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
23 Kabupaten Semarang Ungaran Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
24 Kabupaten Sragen Sragen Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
25 Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
26 Kabupaten Tegal Slawi Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
27 Kabupaten Temanggung Temanggung Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
28 Kabupaten Wonogiri Wonogiri Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
29 Kabupaten Wonosobo Wonosobo Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
30 Kota Magelang - Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
31 Kota Pekalongan - Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
32 Kota Salatiga - Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
33 Kota Semarang - Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
34 Kota Surakarta - Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
35 Kota Tegal - Daftar kecamatan dan kelurahan<br />
<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
Gubernur Jawa Tengah saat ini adalah Bibit Waluyo. Struktur Pemerintahan Daerah Jawa Tengah terdiri atas Sekretariat Daerah (yang meliputi 3 asisten dan membawahi 9 biro), 19 dinas, 6 kantor, 15 badan, serta 7 badan rumah sakit daerah.<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. Raden panji suroso.jpg Panji Suroso 1945 1945 <br />
2. 13 wongsonegoro.jpg K.R.T. Mr. Wongsonegoro 1945 1949 <br />
3. <br />
R. Boedijono 1949 1954 periode pertama<br />
4. <br />
R. Boedijono 1954 1958 periode kedua<br />
5. <br />
R. M. T. Soekardji Mangoen Koesoemo 1958 1960 <br />
6. <br />
R. M. Hadisoebeno Sosrowerdojo 1960 <br />
7. <br />
Mochtar 1960 1966 <br />
8. <br />
Moenadi 1966 1974 <br />
9. Soepardjo-rustam.jpg Soepardjo Rustam 1974 1982 <br />
10. <br />
Muhammad Ismail 1983 1993 <br />
11. <br />
Soewardi 1993 1998 <br />
12. Mardiyanto.jpg Mardiyanto 24 Agustus 1998 2007 berhenti setelah diangkat menjadi Mendagri<br />
13. Alu Mufiz.jpg Ali Mufiz 28 September 2007 2008 Sebelumnya menjabat Wakil Gubernur<br />
14. <br />
Bibit Waluyo 22 Agustus 2008 2013 <br />
<br />
[sunting] Perwakilan<br />
Jawa Tengah mengirim 77 wakil dari sepuluh daerah pemilihan ke DPR RI dan empat wakil ke DPD.<br />
DPRD Jawa Tengah hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:[5][6]<br />
Partai Kursi %<br />
PDI-P 23 -<br />
Partai Demokrat 16 -<br />
Partai Golkar 11 -<br />
PKS 10 -<br />
PAN 10 -<br />
PKB 9 -<br />
Partai Gerindra 9 -<br />
PPP 7 -<br />
Partai Hanura 4 -<br />
PKNU 1 -<br />
Total 100 100,0<br />
[sunting] Geografi<br />
Peta Administrasi Provinsi Jawa Tengah<br />
[sunting] Relief<br />
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.<br />
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.<br />
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).<br />
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.<br />
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.<br />
[sunting] Hidrologi<br />
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di antaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di antaranya adalah Serayu dan Kali Progo. Di antara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), dan Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen).<br />
[sunting] Gunung berapi<br />
Terdapat 6 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).<br />
[sunting] Keadaan tanah<br />
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.<br />
[sunting] Iklim<br />
Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.<br />
[sunting] Penduduk<br />
[sunting] Demografi<br />
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687 jiwa terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,553 juta jiwa).<br />
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.<br />
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).<br />
Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).<br />
[sunting] Suku<br />
Komposisi etnis Jawa Tengah pada tahun 2000 Etnis Jumlah (%)<br />
Jawa 97,96<br />
Sunda 1,05<br />
Tionghoa 0,54<br />
Madura 0,05<br />
Batak 0,05<br />
Arab 0,03<br />
Minangkabau 0,02<br />
Betawi 0,02<br />
Melayu 0,02<br />
Bugis 0,01<br />
Banjar 0,01<br />
Lain-lain 0,24<br />
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2000[7]<br />
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini.<br />
Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa$2C dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.<br />
Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.<br />
Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.<br />
[sunting] Bahasa<br />
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.<br />
Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.<br />
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian selatan, dan Kabupaten Cilacap bagian utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur penduduknya yang merupakan suku Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya, sebagai bagian dari peninggalan kerajaan Galuh di Cilacap dan Brebes.[8], dialek Bahasa Sunda yang ada di wilayah Jawa Tengah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :<br />
<br />
1. Bahasa Sunda dialek Timur-Laut, digunakan di wilayah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon wilayah timur dan Kabupaten Brebes wilayah Barat dan Selatan.<br />
2. Bahasa Sunda dialek Tenggara, digunakan di wilayah Kabupaten Ciamis sekitar Kota Ciamis dan Kota Banjar dan wilayah Kabupaten Cilacap bagian Utara.<br />
<br />
Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah :<br />
<br />
1. dialek Pekalongan<br />
2. dialek Kedu<br />
3. dialek Bagelen<br />
4. dialek Semarang<br />
5. dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)<br />
6. dialek Blora<br />
7. dialek Surakarta<br />
8. dialek Yogyakarta<br />
9. dialek Madiun<br />
10. dialek Banyumasan (Ngapak)<br />
11. dialek Tegal-Brebes<br />
<br />
[sunting] Agama<br />
<br />
Islam <br />
<br />
88%<br />
Katholik <br />
<br />
7%<br />
Kristen <br />
<br />
2%<br />
Budha <br />
<br />
1%<br />
Hindu <br />
<br />
0.5%<br />
Lainnya <br />
<br />
0.6%<br />
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.<br />
Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan populasi Kristen terbesar di Indonesia , Lain daerah Suatu Desa di Sumpiuh, Banyumas 100 % Beragama Islam dan Banyumas adalah Populasi Islam terbesar di Indonesia.<br />
[sunting] Perekonomian<br />
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.<br />
Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Cilacap terdapat industri semen.<br />
Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.<br />
[sunting] Transportasi<br />
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini telah dibangun ruas jalan tol yang menghubungkan Semarang dan Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan perekonomian.<br />
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1862 dengan rute Semarang-Yogyakarta, namun jalur ini sekarang tidak lagi dipakai. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005.<br />
Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di Surakarta merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit.<br />
[sunting] Komunikasi dan Media Massa<br />
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah TV Borobudur, Pro-TV, Cakra Semarang TV dan TVKU (di Semarang); TATV (di Surakarta); TegalTV (di Tegal); Kebumen TV (di Kebumen); dan Banyumas TV (di Banyumas).<br />
Suara Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah[rujukan?]; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Solo. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solo Pos, Radar Tegal, Radar Banyumas, Joglosemar).<br />
[sunting] Pendidikan dan Kebudayaan<br />
Kebudayaan yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah mayoritas merupakan kebudayaan Jawa, namun terdapat pula kantong-kantong kebudayaan Sunda di wilayah sebelah barat yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat terutama di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap<br />
[sunting] Pendidikan Bahasa Daerah<br />
Secara umum pendidikan yang ada di Jawa Tengah terutama pendidikan bahasa daerah mengajarkan Pendidikan Bahasa Daerah Bahasa Jawa (Bahasa Jawa Baku dialek Surakarta-Yogyakarta) untuk seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai dengan SK Gubernur No.895.5/01/2005, namun beberapa tahun terakhir terutama periode 2000-an, beberapa Kabupaten / Kota terutama di wilayah barat menginginkan untuk mengajarkan Bahasa Jawa dengan dialek mereka sendiri, semisalnya Bahasa Jawa dialek Brebes-Tegal. Hal tersebut dilakukan karena menurut mereka Bahasa Jawa Baku (dialek Surakarta - Yogyakarta) tidak mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari terlebih tujuan dari pengajaran bahasa daerahadalah untuk mengembangkan sekaligus melindungi bahasa daerah berikut dialeknya dari kepunahan.<br />
[sunting] Pendidikan Bahasa Jawa dialek Brebes - Tegal<br />
Pada Kongres Pertama Bahasa Tegal tanggal 4 April 2006 di Hotel Bahari Inn, Kota Tegal memberikan sebuah rekomendasi bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah salah satunya adalah pembudayaan bahasa tegal melalui strategi kurikuler (diajarkan di sekolah). Selama ini sesuai dengan SK Gubernur No.895.5/01/2005 untuk siswa SD/SMP/SMA wilayah Jawa Tengah diberlakukan kurikulum bahasa Jawa (dialek Surakarta - Yogyakarta) sebagai muatan lokal (mulok. Namun bagi siswa yang sehari-hari berbahasa Tegal, pelajaran bahasa Jawa (baku) dirasakan sangat sulit, kebanyakan siswa tidak menguasai materi yang diajarkan. Mata pelajaran bahasa Jawa dengan segala bentuk kaidah-kaidah khusus yang rumit,justru tidak membuat siswa (Tegal) mampu berbahasa Jawa (dialek Surakarta - Yogyakarta) dengan baik. [9]<br />
Kongres yang digagas oleh Yono Daryono, tersebut menghadirkan beberapa tokoh antara lain SN Ratmana (cerpenis), Ki Enthus Susmono (dalang Tegal), Eko Tunas (penyair Tegal). Tujuan digelarnya kongres itu adalah mengangkat status dialek Tegalan menjadi bahasa Tegal.<br />
[sunting] Pengembangan Pendidikan Bahasa Jawa dialek Brebes - Tegal<br />
Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, berencana memasukkan pelajaran bahasa Tegal dalam kurikulum muatan lokal untuk diajarkan kepada siswa mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai sekolah menengah umum/kejuruan. Supriyanto (Pakar Bahasa dari Universitas Negeri Semarang) mengatakan melalui pelajaran bahasa Tegal diharapkan para siswa dapat melestarikan, mempertahankan, serta memasyarakatkan bahasa asli daerah mereka. Saat ini, dinas pendidikan dan kebudayaan sedang menyusun silabus, materi pelajaran, buku ajar, serta menyiapkan jurnal tentang bahasa Tegal untuk siswa sekolah dasar.<br />
“ "Selain mempelajari bahasa Tegal sebagai materi pokok, para siswa juga diajarkan bahasa daerah lain seperti bahasa daerah Solo, Banyumas, Surabaya, serta daerah lainnya sebagai bahasa standar, sehingga jika berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa luar daerah Tegal, para siswa dapat memahami bahasa mereka, hingga kini bahasa Tegal yang belum terlalu banyak terpengaruhi oleh bahasa lain atau biasa dikenal dengan bahasa 'Tegal Deles" (Tegal murni/asli) terdapat di wilayah Tegal pesisir serta Banyumas bagian selatan." (Supriyanto. Pakar Bahasa Universitas Negeri Semarang) ”<br />
.<br />
Ia mengatakan, sebagai tenaga pengajar bahasa Tegal, dinas pendidikan bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Bahari Center Tegal, sudah merekrut serta melatih sejumlah calon tenaga pengajar khusus bahasa Tegal, karena sekitar akhir 2011, bahasa Tegal sudah siap diajarkan di semua sekolah dasar di Kota Tegal, sedangkan untuk tingkat SMP akan dijarkan mulai 2013, kemudian 2014 baru tingkat SMA.[10]<br />
[sunting] Pendidikan Bahasa Sunda dialek Tenggara<br />
Keinginan untuk mengajarkan dan menggunakan bahasa daerahnya tidak hanya menjadi keinginan masyarakat Brebes - Tegal saja yang secara nyata masih termasuk Suku Jawa, namun masyarakat suku Sunda yang tinggal di wilayah Provinsi Jawa Tengah utamanya di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap juga menginginkan hal yang sama. Budaya dan bahasa Sunda yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat adalah warisan dari Kerajaan Galuh abad ke 14, dimana sesuai dengan naskah Bujangga Manik bahwa wilayah kerajaan Galuh (suku Sunda) sebelah timur mencapai bantaran Ci Pemali (Kali Pemali) di Brebes dan Ci Serayu (Kali Serayu) yang mengalir dari Dataran Tinggi Dieng hingga ke Muara Sungai di Cilacap.<br />
Suku Sunda di Kabupaten Cilacap menempati wilayah sebelah Utara, misalnya di Kecamatan Dayeuhluhur, Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Majenang. Para pendidik yang cinta bahasa ibu, sebetulnya ingin memilih anak-anak memiliki mulok bahasa Sunda, tetapi bahan-bahan tak disediakan. Pernah suatu saat guru mulok di Dayeuhluhur mengeluh tatkala sekolah "memaksakan kehendak" memilih mulok bahasa Sunda, tetapi bahan pelajaran tak ada.<br />
Ketika pihak sekolah mencari bacaan Sunda ke wilayah Priangan (Provinsi Jawa Barat), pihak Diknas setempat kurang setuju, dengan mengatakan :<br />
“ "Boleh memilih mulok Bahasa Sunda, tetapi bacaan Sunda sebaiknya lebih memberikan pengetahuan sosial-budaya Cilacap, kan bakal lebih baik bila anak-anak di Cilacap diberi bacaan bahasa Sunda, tetapi isinya berbicara soal Legenda Cilacap, bukan legenda Situ Bagendit dari Garut sana" ”<br />
.<br />
Dinas Pendidikan Cilacap beralasan karena yang jadi masalah, bacaan berbahasa Sunda yang didatangkan dari Priangan, semuanya hanya memberikan informasi sosial budaya Priangan (Pronvisi Jawa Barat).<br />
Menjadi lebih sulit lagi, karena tak ada bacaan bahasa Sunda yang diterbitkan khusus untuk Cilacap atau Brebes.[11]<br />
[sunting] Pengembangan Pendidikan Bahasa Sunda dialek Tenggara<br />
Pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Pendidikan setempat telah mengijinkan adanya pengajaran Bahasa Sunda di wilayah-wilayah Kecamatan yang didiami oleh penduduk suku Sunda akan tetapi tanpa payung hukum pengajaran Bahsa Sunda seringkali Guru pengajar di wilayah tersebut membuat sendiri bahan ajar Pendidikan Daerah Bahasa Sunda dialek Tenggara (Ciamis) untuk wilayah Cilacap bagian Utara, dikarenakan keberatan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap atas buku Pelajaran Bahasa Sunda Baku (dialek Priyangan) untuk diajarkan di Cilacap.<br />
[sunting] Pendidikan Bahasa Sunda dialek Timur Laut<br />
Hampir sama dengan keadaan dan perkembangan bahasa serta budaya sunda di Kabupaten Cilacap, di wilayah Brebes bahasa sunda juga tergolong bahasa minoritas. Suku Sunda di wilayah Kabupaten Brebes tinggal di Kecamatan sebelah barat dan Selatan, semisal di kecamatan Salem, Bantarkawung, Ketanggungan, Banjarharjo dan beberapa desa di kecamtan Tanjung (Sarireja dan Luwungbata), Kecamatan Larangan (Wlahar, Kamal dan Pamulihan) dan Kecamatan Kersana (Kradenan dan Sindang Jaya).<br />
Bahasa Sunda dan bahasa Jawa dipakai secara bersama di beberapa desa di kecamatan Bumiayu (Pruwatan dan Laren), kecamatan Bantarkawung (Cinanas, Cibentang, Karang Pari, Pangebatan, dan Bantarkawung), Kecamatan Ketanggungan (Pamedaran, Baros, Kubangsari, Kubangjati, Dukuh Badag, dan Kubangwungu), Banjarharjo (Banjarharjo, Cimunding, Ciawi, Tegalreja, dan Banjar Lor), Kecamatan Losari (Karang Junti dan Babakan) dan Kecamatan Kersana (kubangpari).<br />
Masyarakat suku Sunda di Kabupaten Brebes, bahasa sundanya sejajar dengan orang Kuningan yaitu menggunakan pengajaran Bahasa Sunda dialek Timur-Laut yang juga digunakan di wilayah Kabupaten Cirebon sebelah Timur. berikut berapa contoh percakapannya dalam tingkatan lumrah (digunakan kepada teman atau sebaya) :<br />
<br />
1. Misah lulus ujian nyaneh kudu di ajar = agar lulus ujian kamu harus belajar<br />
2. Iraha nyaneh mangkat = kapan kamu pergi<br />
3. Naha nyaneh telat = mengapa ia terlambat?<br />
<br />
Ciri Bahasa Sunda dialek Timur Laut ini masuk dalam ragam Bahasa Sunda Cirebon dimana ciri dialek Timur Laut ini menggunakan kata "Nyaneh" dan bukannya "maneh" seperti yang dugunakan pada Bahasa Sunda Baku (dialek Priyangan).<br />
[sunting] Pengembangan Pendidikan Bahasa Sunda dialek Timur Laut<br />
Pengembangan Bahasa Sunda dialek Timur-Laut yang ada di Kabupaten Brebes sama halnya dengan pengembangan Bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap yaitu terhalang dengan tidak adanya payung hukum yang menjadi dasar pelaksanaannya karena Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2005 hanya mengisyaratkan tentang pengajaran Bahasa Jawa Baku (dialek Surakarta - Yogyakarta untuk seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah.<br />
keterbatasan pengembangan selanjutnya juga terbentur dengan adanya buku bacaan serta bahan ajar dialek Timur-Laut, karena kebanyakan bahan ajar yang ada di Provinsi Jawa Barat menggunakan Bahasa Sunda Baku (dialek Priyangan).[12]<br />
[sunting] Perguruan Tinggi dan Akademi<br />
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, serta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto<br />
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah antara lain Universitas Semarang (USM), Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang ( UNIMUS ), Universitas Pekalongan UNIKAL serta Universitas Panca Sakti di Tegal.<br />
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang. LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).<br />
[sunting] Pariwisata<br />
Bengawan Solo di Kota Cepu, Kabupaten Blora<br />
Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah) [(Museum Jawa Tengah Ranggawarsita)]dan Museum Rekor Indonesia (MURI).<br />
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang. Candi Mendut dan Pawon juga terletak satu kompleks dengan Borobudur.<br />
Candi Prambanan di perbatasan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Di kawasan Dieng terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno. Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.<br />
Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di luar kota ini adalah Air Terjun Grojogan Sewu dan candi-candi peninggalan Majapahit di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Fosil Sangiran yang terletak di jalur Solo-Purwodadi.<br />
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah obyek wisata alam menarik, di antaranya Goa Jatijajar dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di bagian utara terdapat Obyek Wisata Guci di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.<br />
Kawasan pantura barat banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura barat terdapat 3 makam wali sanga, yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus. Kudus juga dikenal sebagai 'kota kretek', dan kota ini juga terdapat museum kretek.<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Makanan khas Jawa Tengah<br />
* Daftar Provinsi Indonesia<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Jateng<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Jateng<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Jateng<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Jateng<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Jateng<br />
<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 14 Januari 2003.<br />
4. ^ http://www.indonesia.go.id/index.php/content/view/614/826/<br />
5. ^ Sudibyo, TW. Rekap Pileg di Jateng, DPRD Jateng Didominasi Muka Baru. DetikNews. Edisi 19-05-2009.<br />
6. ^ PDIP Raih Kursi Terbanyak DPRD Jateng. AntaraNews. Edisi 19-05-2009.<br />
7. ^ Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Anan; Indonesia's population: ethnicity and religion in a changing political landscape, 2003<br />
8. ^ Permana, Merdeka. 2010 "Sunda Lelea yang Terkatung-katung": Pikiran Rakyat<br />
9. ^ Utomo, M. Hadi. 2010 "Menanti Kurikulum Bahasa Tegal".ccvcku.wordpress.com<br />
10. ^ 2011 "Bahasa Tegal Bakal Masuk Kurikulum" Media Indonesia<br />
11. ^ Permana, Merdeka. 2010 "Sunda Lelea yang Terkatung-katung" : Pikiran Rakyat<br />
12. ^ Permana, Merdeka. 2010 "Sunda Lelea yang Terkatung-katung" : Pikiran Rakyat<br />
<br />
Compass rose pale.svg Jawa Barat Laut Jawa Laut Jawa Compass rose pale.svg<br />
Jawa Barat Utara Jawa Timur<br />
Barat Jawa Tengah Timur<br />
Selatan<br />
Samudra Hindia DI Yogyakarta Jawa Timur<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Jawa Tengah<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
LinkFA-star.png<br />
Koordinat: 6°58′ LS 110°7′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Jawa Tengah<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Български<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Dansk<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Basa Banyumasan<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Norsk (bokmål)<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Română<br />
* Русский<br />
* Slovenčina<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* ไทย<br />
* Українська<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
* Bân-lâm-gú<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 10.45, 30 Desember 2011.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-33245357312726707482012-02-27T18:50:00.000-08:002012-02-27T18:50:06.862-08:00Jawa BaratJawa Barat<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Jawa Barat<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Jawa Barat<br />
Lambang<br />
Motto: "Gemah Ripah Repeh Rapih"<br />
(Bahasa Sunda: "Makmur Sentosa Sederhana Rapi")<br />
Peta lokasi Jawa Barat<br />
Negara Indonesia<br />
Ibu kota Bandung<br />
Koordinat 8º 0' - 5º 40' LS<br />
106º 0' - 109º 0' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur H. Ahmad Heryawan<br />
- Wakil Gubernur H. Yusuf Macan Effendi<br />
- DAU Rp. 1.181.553.108.000,- (2011)[1]<br />
Luas[2]<br />
- Total 34.816,96 km2<br />
Populasi (2010)[3]<br />
- Total 43.021.826<br />
- Kepadatan 1.235,7/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Sunda (73,73%), Jawa (11,04%), Betawi (5,33%), Cirebon (5%), Batak (0,77%), Minangkabau (0,47%), Tionghoa (0,46%)[4]<br />
- Agama Islam (93,87%), Protestan (4,34%), Katolik (1,11%), Buddha (0,46%), Hindu (0,22%)[5]<br />
- Bahasa Bahasa Sunda, Bahasa Cirebonan, Bahasa Cirebon dialek Indramayu, Bahasa Melayu dialek Betawi (Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat (Perda Prov. Jabar) No. 5 Tahun 2003)<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 17<br />
Kota 9<br />
Kecamatan 558<br />
Desa/kelurahan 5.778<br />
Situs web http://www.jabarprov.go.id<br />
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bandung. Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ibt kota negara Indonesia. Pada tahun 2000, Provinsi Jawa Barat dimekarkan dengan berdirinya Provinsi Banten, yang berada di bagian barat. Saat ini terdapat wacana untuk mengubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan, dengan memperhatikan aspek historis wilayah ini.[6][7] Namun hal ini mendapatkan penentangan dari wilayah Jawa Barat lainnya seperti Cirebon dimana tokoh masyarakat asal Cirebon menyatakan bahwa jika nama Jawa Barat diganti dengan nama Pasundan seperti yang berusaha digulirkan oleh Bapak Soeria Kartalegawa tahun 1947 di Bandung maka Cirebon akan segera memisahkan diri dari Jawa Barat[8], karena nama "Pasundan" berarti (Tanah Sunda) dinilai tidak merepresentasikan keberagaman Jawa Barat yang sejak dahulu telah dihuni juga oleh Suku Betawi dan Suku Cirebon serta telah dikuatkan dengan keberadaan Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 yang mengakui adanya tiga suku asli di Jawa Barat yaitu Suku Betawi yang berbahasa Melayu dialek Betawi, Suku Sunda yang berbahasa Sunda dan Suku Cirebon yang berbahasa Bahasa Cirebon (dengan keberagaman dialeknya).<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Perekonomian<br />
* 3 Geografi<br />
o 3.1 Penduduk<br />
o 3.2 Iklim<br />
o 3.3 Topografi<br />
o 3.4 Demografi<br />
o 3.5 Manufaktur<br />
o 3.6 Pertanian: Lahan dan Perairan<br />
o 3.7 Kelautan dan Perikanan<br />
o 3.8 Sumber Daya Manusia: Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja<br />
o 3.9 Minyak-Mineral dan Geothermal<br />
* 4 Pendidikan dan Kebudayaan<br />
o 4.1 Pendidikan Bahasa Cirebon<br />
+ 4.1.1 Pengembangan Pendidikan Bahasa Cirebon<br />
o 4.2 Pendidikan Bahasa Melayu dialek Betawi<br />
+ 4.2.1 Pengembangan Pendidikan Bahasa Melayu dialek Betawi<br />
o 4.3 Perguruan Tinggi Negeri<br />
o 4.4 Perguruan Tinggi Swasta<br />
* 5 Pemerintahan<br />
o 5.1 Kabupaten dan Kota<br />
o 5.2 Daftar gubernur<br />
o 5.3 Perwakilan<br />
* 6 Pariwisata, Seni, dan Budaya<br />
o 6.1 Pariwisata<br />
o 6.2 Kesenian<br />
o 6.3 Makanan<br />
* 7 Lihat pula<br />
* 8 Pranala luar<br />
* 9 Referensi<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sejak sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman Buni (Bekasi kuno) dapat ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[rujukan?]Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara.[rujukan?] Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[rujukan?]<br />
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[rujukan?]. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan sunda beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).[rujukan?]<br />
Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.<br />
Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa, kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.<br />
Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon - Demak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan, menyerang dan menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon - Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.<br />
Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda, dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.<br />
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi itu sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.<br />
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia.<br />
Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.<br />
Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.<br />
[sunting] Perekonomian<br />
Jawa Barat selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi, hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di sekitar Jawa Barat.PDRB Jawa Barat pada tahun 2003 mencapai Rp.231.764 milyar (US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15 persen dari total PDB nasional, angka tertinggi bagi sebuah Provinsi. Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang besar, PDB per kapita Jawa Barat adalah Rp. 5.476.034 (US$644.24) termasuk minyak dan gas, ini menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan gas 4,91 persen termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara keseluruhan. (US$1 = Rp. 8.500,-).<br />
[sunting] Geografi<br />
<br />
Kawah gunung Tangkuban Parahu di Bandung<br />
Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat.<br />
Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.<br />
[sunting] Penduduk<br />
Sebagian besar penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang bertutur menggunakan Bahasa Sunda. Di beberapa kota di pesisir utara, dituturkan bahasa Jawa dialek Cirebon, yang mirip dengan Bahasa Banyumasan dialek Brebes. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Sebagian Kabupaten Karawang dan sebagian Kota Depok, dan Kabupaten Bogor bagian utara dituturkan Bahasa Melayu dialek Betawi. Jawa Barat merupakan wilayah berkarakteristik kontras dengan dua identitas; masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah JABOTABEK (sekitar Jakarta) dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa.Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi.Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun. Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta Cirebon Radio yang Menggunakan ragam Bahasa Cirebon Bagongan maupun Bebasan.<br />
[sunting] Iklim<br />
Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 °C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 °C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.<br />
[sunting] Topografi<br />
Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 . 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.<br />
[sunting] Demografi<br />
Wiki letter w.svg Bagian ini membutuhkan pengembangan<br />
[sunting] Manufaktur<br />
Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur termasuk diantaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian (14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor jawa Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika, komponen pesawat dan lainnya.<br />
[sunting] Pertanian: Lahan dan Perairan<br />
Dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras. Tidak dipungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi Indonesia, hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari nilai total pertanian Indonesia.Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras, kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat komoditi seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi. Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.<br />
[sunting] Kelautan dan Perikanan<br />
Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 km. Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Suatu perencanaan terpadu tengah dilaksanakan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi dengan industri perikanan.Untuk potensi perairan darat, tidak hanya dari sejumlah sungai yang mengalir di Jawa Barat, Tetapi potensi ini juga diperoleh dari penampungan air / DAM saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikanan air tawar.<br />
[sunting] Sumber Daya Manusia: Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja<br />
Dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta manusia pada tahun 2003, 16 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan urbanisasi di Provinsi tumbuh sangat cepat, khususnya disekitar JABOTABEK (sekitar Jakarta). Jawa Barat memiliki tenaga pekerja berpendididkan berjumlah 15,7 juta orang pada tahun 2001 atau 18 persen dari total nasional tenaga pekerja berpendidikan. Sebagian besar bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan (31%), pada industri manufaktur (17%), perdagangan, hotel dan restoran (22,5%) dan sektor pelayanan (29%).<br />
[sunting] Minyak-Mineral dan Geothermal<br />
Minyak dapat ditemukan di sepanjang Laut Jawa, utara Jawa Barat, sementara cadangan geothermal (panas bumi) terdapat di beberapa derah di Jawa Barat. Tambang lain sepert Batu gamping, andesit, marmer, tanah liat merupakan pertambangan mineral yang dapat ditemukan, termasuk mineral lain yang cadangan depositnya sangat potensial, Emas yang dikelola PT. Aneka Tambang, potensinya sebesar 5,5 million ton, dan menghasilkan 12,1 gram emas per ton.<br />
[sunting] Pendidikan dan Kebudayaan<br />
Perlindungan dan proses pengembangan Budaya dan Bahasa yang ada di Jawa Barat secara kongrit dimulai dengan adanya Kongres Jawa Barat, kongres Jawa Barat merupakan sebuah wadah berkumpulnya para tokoh masyarakat Jawa Barat untuk membicarakan berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan yang ada di Jawa Barat.<br />
[sunting] Pendidikan Bahasa Cirebon<br />
Keberagaman budaya dan bahasa yang ada di Jawa Barat sempat diuji ketika Kongres Jawa Barat yang ketiga diadakan. Tepatnya di Kota Bandung tanggal 28 Februari 1948, pada saat tersebut salah satu perwakilan masyarakat Jawa Barat dari Suku Sunda yaitu Bapak Soeria Kartalegawa yang juga ketua Parta Rakyat Pasundan (PRP) mengusulkan agar pembicaraan dalam rapat badan perwakilan tersebut (Kongres Jawa Barat) dibolehkan menggunakan Bahasa Sunda, namun kemudian usulan tersebut segera disanggah oleh perwakilan masyarakt Jawa Barat lainnya dari Suku Cirebon yaitu bapak Soekardi, bapak Soekardi menyatakan<br />
“ “Djika dibolehkan berbitjara dalam bahasa Soenda, orang-orang yang ingin memakai bahasa daerah lainnya pnen haroes diizinkan, oempamanja bahasa daerah Tjirebon”. ”<br />
Kemudian pada periode sebelum tahun 1970-an Pemerintah memasukan Pelajaran Bahasa Jawa dialek Solo / Yogya (Baku) untuk wilayah Cirebon dan Indramayu yang masih termasuk wilayah Provinsi Jawa Barat dimana mayoritas penduduknya menggunakan Bahasa Sunda, namun ternyata guru pengajar dan muridnya tidak memahami kosakata yang digunakan tersebut hingga akhirnya memutuskan untuk tidak mengajarkan Bahasa Jawa dialek Solo / Yogya (Baku) di wilayah Cirebon-Indramayu. Kekosongan pelajaran muatan lokal bahasa daerah ini kemudian berusaha diisi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan memasukan pelajaran bahasa daerah Bahasa Sunda, oleh karenanya pada periode tahun 1970-an bahasa daerah yang diajarkan di wilayah Cirebon - Indramayu adalah Bahasa Sunda karena dianggap akan lebih mudah dimengerti karena para pemakai bahasa Sunda “lebih dekat”. Akan tetapi, ternyata kebijaksanaan itu pun tidak tepat sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya, yaitu Bahasa Jawa dialek Cirebon[9], kemudian pada periode tahun selanjutnya pengajaran Bahasa Cirebon ini mulai untuk diajarkan di wilayah "Pakaleran Majalengka" yaitu wilayah utara kabupaten Majalengka yang mayoritas penduduknya merupakan keturunan Prajurit Majapahit, pada wilayah Pakaleran ini kosakata Bahasa Jawa diaek Banyumasan, Bahasa Jawa dialek Bumiayu serta Bahasa Jawa dialek Tegal lebih terasa, contohnya pada penyebutan kata "saya" yang menggunakan sebutan "Nyong" dan bukannya "Ingsun" ataupun "Reang" seperti yang dituturkan di wilayah Cirebon - Indramayu. Namun pengajaran bahasa daerah pada periode tersebut belum memiliki payung hukum, karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebelumnya mengindikasikan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah tanah Sunda, dengan mayoritas suku sunda yang bertutur bahasa sunda, baru setelah tahun 2003 dengan diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Perlindugan dan Pengembangan Budaya dan Bahasa di Jawa Barat yang mengakui adanya tiga suku asli jawa barat yaitu Sunda, Melayu-Betawi dan Cirebon, pengajaran bahasa daerah non-sunda memiliki perlindungan payung hukumnya, adapun pergerakan untuk menjadik`n bahasa cirebon sebagai sebuah bahasa yang mandiri yang terlepas dari Bahasa Jawa maupun Sunda dilakukan dengan sebuah Metode yang disebut dengan "Metode Guiter" namun pada perhitunganya metode tersebut baru mencatat sekitar 75% perbedaan antara Bahasa Cirebon dengan Bahasa Jawa dialek Solo / Yogya, sementara untuk diakui sebagai sebuah bahasa mandiri diperlukan sedikitnya 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya[10]. namun secara nyata, penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa daerah Cirebon dan Indramayu pada periode tahun 2000-an sudah dilakukan dengan tidak menyebutkan Cirebon sebagai sebuah dialek Bahasa Jawa dan hanya disebutkan "Bahasa Cirebon" dan bukannya "Bahasa Jawa dialek Cirebon" seperti yang dilakukan pada penerbitan "Kamus Bahasa Cirebon" oleh Almarhum Bapak TD Sudjana dan kawan-kawan tahun 2001 dan "Wykarana - Tata Bahasa Cirebon" oleh Bapak Salana tahun 2002.<br />
[sunting] Pengembangan Pendidikan Bahasa Cirebon<br />
Pengembangan dan Perlindungan Bahasa yang diamanatkan oleh Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 dalam kaitannya dengan pengembangan Bahasa Cirebon hanya terjadi disekitar wilayah eks-karesidenan Cirebon yaitu (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, sebagian wilayah Kabupaten Majalengka dan sebagian wilayah Kabupaten Kuningan) sementara wilayah kabtpaten lainnya yang juga didiami oleh Suku Cirebon seperti wilayah Kabupaten Subang sebelah utara dan sebagian wilayah Kabupaten Karawang di Pesisir Timur hingga tahun 2011 (delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan belum juga mendapatkan pengajaran Bahasa Cirebon, adanya ketidakmerataan pengajaran bahasa daerah di Jawa barat ini dikarenakan pemerintah memberikan hak sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah di setiap Kabupaten / Kota untuk menentukan sendiri pengajaran bahasa daerah yang ada diwilayahnya.<br />
[sunting] Pendidikan Bahasa Melayu dialek Betawi<br />
Berbeda halnya dengan pendidikan bahasa cirebon, pendidikan bahasa betawi di wilayah Provinsi Jawa Barat mengalami hal yang lebih parah dari masalah yang dialami oleh bahasa cirebon, pendidikan Bahasa Betawi hingga tahun 2011 (delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan sama sekali belum dilakukan di wilayah yang didiami oleh suku betawi yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, sebagian Kabupaten Bogor wilayah Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Karawang sebelah barat, padahal penelitian tentang Bahasa Betawi telah cukup banyak dilakukan, diantaranya :<br />
<br />
1. K. Ikranegara (1980). Melayu Betawi Grammar. Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia 9. Jakarta: NUSA.<br />
2. S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.<br />
3. Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN-10: 90-6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.<br />
4. Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak, Penerbit: Universiteit Leiden.<br />
<br />
[sunting] Pengembangan Pendidikan Bahasa Melayu dialek Betawi<br />
Hingga tahun 2011 Pemerintah Daerah yang wilayahnya didiami oleh Suku Betawi yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang masih belum mengadakan pendidikan bahasa daerah Bahasa Melayu dialek Betawi dan hanya mengajarkan pendidikan bahasa daerah Bahasa Sunda.<br />
[sunting] Perguruan Tinggi Negeri<br />
<br />
* Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Bekasi<br />
* Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), d/h National Hotel Institute (NHI),Bandung.<br />
* Universitas Indonesia (UI), Kota Depok.<br />
* Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung.<br />
* Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN Bandung), Bandung<br />
* Universitas Padjadjaran (Unpad), dengan lokasi kampus di,Bandung dan Sumedang.<br />
* Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), d/h IKIP Bandung, Bandung.<br />
* Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.<br />
* Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS Bandung), Bandung.<br />
* Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung (STSI Bandung), d/h ASTI Bandung, Bandung.<br />
* Politeknik Negeri Bandung (POLBAN), d/h Politeknik ITB Bandung,Bandung.<br />
* Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN), d/h Politeknik Mekanik Swis-ITB Bandung, Bandung.<br />
* Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung (POLTEKKES),Bandung<br />
* Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon<br />
* Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon<br />
* Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Sumedang<br />
<br />
[sunting] Perguruan Tinggi Swasta<br />
<br />
* Institut Teknologi Nasional (Itenas), di Bandung<br />
* Institut Agama Islam Cipasung (IAIC), di Tasikmalaya<br />
* Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), di Bandung<br />
* Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), di Bandung<br />
* Universitas Katolik Parahyangan (Unpar),di Bandung<br />
* Universitas Kristen Maranatha ,di Bandung<br />
* Universitas Islam Bandung (Unisba),di Bandung<br />
* Universitas Pasundan (Unpas), di Bandung<br />
* Universitas Widyatama (UTAMA), di Bandung<br />
* Universitas Garut (UNIGA), di Garut<br />
* Universitas Islam Nusantara (UNINUS), di Bandung<br />
* Universitas Siliwangi (unsil), di Tasikmalaya<br />
* Universitas Galuh (unigal), di Ciamis<br />
* Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA), di Bogor<br />
* Universitas Pakuan (Unpak), di Bogor<br />
* Universitas Komputer Indonesia (Unikom), di Bandung<br />
* Universitas Winaya Mukti (Unwim), di Jatinangor Sumedang<br />
* Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), di Jatinangor Sumedang<br />
* Universitas Sebelas April (Unsap), di Sumedang<br />
* Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI), di Bandung<br />
* Universitas Majalengka (UNMA), di Majalengka<br />
* Universitas Kuningan (UNIKU) , di Kuningan<br />
* Sekolah Tinggi Kesehatan Kuningan (STIKKU) , di Kuningan<br />
* Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Al-IHYA) , di Kuningan<br />
* Universitas Wiralodra (UNWIR) , di Indramayu<br />
* Universitas Subang (UNSUB), di Subang<br />
* Universitas Gunadarma (UG), di Depok<br />
* Universitas Singaperbangsa(UNSIKA) di Karawang<br />
* [[Universitas Purwakarta](UNPUR) di Purwakarta<br />
* STIE DR.KHEZ Muttaqien(STIE Muttaqien) di Purwakarta<br />
<br />
<br />
* Universitas Islam "45" (UNISMA), di Bekasi<br />
* Politeknik Pos Indonesia (POLPOSINDO), Bandung<br />
<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
Jawa Barat terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak tahun 1996 adalah:<br />
<br />
* Kota Bekasi, dimekarkan dari Kabupaten Bekasi pada tahun 1996<br />
* Kota Depok, dimekarkan dari Kabupaten Bogor pada tahun 1999<br />
* Kota Cimahi, dimekarkan dari Kabupaten Bandung pada tahun 2001<br />
* Kota Tasikmalaya, dimekarkan dari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2001<br />
* Kota Banjar, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis pada tahun 2002<br />
* Kabupaten Bandung Barat, dimekarkan dari Kabupaten Bandung tahun 2007<br />
<br />
[sunting] Kabupaten dan Kota<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bandung Soreang<br />
2 Kabupaten Bandung Barat Ngamprah<br />
3 Kabupaten Bekasi Cikarang<br />
4 Kabupaten Bogor Cibinong<br />
5 Kabupaten Ciamis Ciamis<br />
6 Kabupaten Cianjur Cianjur<br />
7 Kabupaten Cirebon Sumber<br />
8 Kabupaten Garut Garut<br />
9 Kabupaten Indramayu Indramayu<br />
10 Kabupaten Karawang Karawang<br />
11 Kabupaten Kuningan Kuningan<br />
12 Kabupaten Majalengka Majalengka<br />
13 Kabupaten Purwakarta Purwakarta<br />
14 Kabupaten Subang Subang<br />
15 Kabupaten Sukabumi Pelabuanratu<br />
16 Kabupaten Sumedang Sumedang<br />
17 Kabupaten Tasikmalaya Singaparna<br />
18 Kota Bandung Bandung<br />
19 Kota Banjar Banjar<br />
20 Kota Bekasi Bekasi<br />
21 Kota Bogor Bogor<br />
22 Kota Cimahi Cimahi<br />
23 Kota Cirebon Cirebon<br />
24 Kota Depok Depok<br />
25 Kota Sukabumi Cisaat<br />
26 Kota Tasikmalaya Tasikmalaya<br />
<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Mas Sutardjo Kertohadikusumo 1945 <br />
2. <br />
Datuk Djamin 1945 1946 <br />
3. <br />
Murdjani 1946 <br />
4. <br />
R. Mas Sewara 1946 1948 <br />
5. Ukar Bratakusumah - resize.jpg Ukar Bratakusumah 1948 1950 Masa PDRI<br />
6. <br />
R. Mas Sewara 1950 1951 <br />
5. 27 sanusihardjadinata.jpg Sanusi Hardjadinata 1951 1956 <br />
6. Ipikgandamana.jpg Ipik Gandamana 1956 1959 <br />
7. Mashudi.jpg Mashudi 1960 1970 <br />
8. Solihin GP.jpg Solihin G.P. 1970 1974 <br />
9. Ambassador aang kunaefi 86-89.jpg Aang Kunaefi 1975 1985 <br />
10. Yogi Suardi Memet.jpg Yogie Suardi Memet 1985 1993 <br />
11. <br />
R. Nuriana 1993 13 Juni 2003 <br />
12. Danny setiawan.jpg Danny Setiawan 13 Juni 2003 2008 <br />
13. AhmadHeryawan.jpg Ahmad Heryawan 2008 2013 <br />
<br />
[sunting] Perwakilan<br />
Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di*DPD.<br />
DPRD Jawa Barat hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari 10 partai, dengan perincian sebagai berikut:<br />
Partai Kursi %<br />
Partai Demokrat 38 34,9<br />
Partai Golkar 16 14,7<br />
PDI-P 15 13,8<br />
PKS 13 11,9<br />
PPP 8 7,3<br />
Partai Gerindra 8 7,3<br />
PAN 5 4,6<br />
Partai Hanura 3 2,8<br />
PKB 2 1,8<br />
PKPB 1 0,9<br />
Total 109 100,0<br />
[sunting] Pariwisata, Seni, dan Budaya<br />
[sunting] Pariwisata<br />
Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat:<br />
<br />
* Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung<br />
* Situ Patenggang, Rancabali, Kabupaten Bandung<br />
* Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat<br />
* Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Lembang, Kabupaten Bandung Barat<br />
* Kebun Raya Bogor, Kota Bogor<br />
* Talaga Warna, Puncak, Kabupaten Bogor<br />
* Taman Safari Indonesia,Cisarua,Kabupaten Bogor<br />
* Taman Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor<br />
* Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis<br />
* Curug Cibeureum, Cipanas, Kabupaten Cianjur<br />
* Puncak, Kabupaten Bogor - Kabupaten Cianjur<br />
* Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur<br />
* Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur<br />
* Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Cipanas, Cianjur, Kabupaten Cianjur<br />
* Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur<br />
* Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon<br />
* Keraton Kanoman, Kota Cirebon<br />
* Keraton Kacirebonan,Kota Cirebon<br />
* Keraton Kaprabonan, Kota Cirebon<br />
* Taman Air Sunyaragi, Kota Cirebon<br />
* Plangon, Kabupaten Cirebon<br />
* Belawa, Kabupaten Cirebon<br />
* Trusmi, Kabupaten Cirebon<br />
* Wanawisata Ciwaringin, Kabupaten Cirebon<br />
* Cikalahang, Kabupaten Cirebon<br />
* Cipanas, Kabupaten Garut<br />
* Bendungan Walahar, Klari, Kabupaten Karawang<br />
* Curug Bandung, Tegal Waru, Kabupaten Karawang<br />
* Curug Cigeuntis, Tegal Waru, Kabupaten Karawang<br />
* Curug Cipanundaan, Tegal Waru, Kabupaten Karawang<br />
* Pantai Muara Baru, Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang<br />
* Pantai Pakis Jaya, Pakis Jaya, Kabupaten Karawang<br />
* Pantai Samudera Baru, Pedes, Kabupaten Karawang<br />
* Pantai Tanjung Baru, Tempuran, Kabupaten Karawang<br />
* Pantai Tirtamaya, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu<br />
* Linggarjati, Kabupaten Kuningan<br />
* Candi Jiwa, di Percandian Batujaya, Karawang<br />
* Candi Blandongan di Percandian Batujaya, Karawang<br />
* Waduk Darma, Kabupaten Kuningan<br />
* Curug Putri, Kabupaten Kuningan<br />
* Lembah Cilengkrang, Kabupaten Kuningan<br />
* Liang Panas, Kabupaten Kuningan<br />
* Sidomba, Kabupaten Kuningan<br />
* Curug Landung, Kabupaten Kuningan<br />
* Situ Cicerem, Kabupaten Kuningan<br />
* Paseban, Kabupaten Kuningan<br />
* Cigugur, Kabupaten Kuningan<br />
* Hutan Kota, Kabupaten Kuningan<br />
* Kebun Raya Kuningan, Kabupaten Kuningan<br />
* Paniis, Kabupaten Kuningan<br />
* Palutungan, Kabupaten Kuningan<br />
* Curug Muara Jaya, Kabupaten Majalengka<br />
* Situ Sangiang, Kabupaten Majalengka<br />
* Taman Buana Marga, Kabupaten Majalengka<br />
* Tirta Indah, Kabupaten Majalengka<br />
* Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta<br />
* Ciater, Kabupaten Subang<br />
* Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Subang<br />
* Pantai Blanakan, Blanakan, Kabupaten Subang<br />
* Pantai Pondok Bali, Legon Kulon, Kabupaten Subang<br />
* Penangkaran Buaya, Blanakan, Kabupaten Subang<br />
* Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi<br />
* Pantai Ujung Genteng, Ciracap, Kabupaten Sukabumi<br />
* Kampung Toga, Kabupaten Sumedang<br />
* Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang<br />
* Situ Gede, Kota Tasikmalaya<br />
* Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya<br />
* Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya<br />
* Situ Bagendit, Kabupaten Garut<br />
* Pantai Santolo, Kabupaten Garut<br />
* Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut<br />
* Curug Cimahi, Kabupaten Bandung Barat<br />
* Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat<br />
* Masjid Dian Al-Mahri, Kota Depok<br />
<br />
[sunting] Kesenian<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kesenian daerah Jawa Barat<br />
<br />
* Pencak silat<br />
* Jaipong<br />
* Gamelan<br />
* Wayang Golek<br />
* Kuda Renggong<br />
* Sisingaan<br />
* Kuda Lumping<br />
* Angklung<br />
* Tari Topeng<br />
* Tarling<br />
* Degung<br />
* Calung<br />
* Tayub<br />
* Cianjuran<br />
* Kiliningan<br />
* Tari Ketuk Tilu<br />
* Rampak Kendang<br />
* Yanuar Wita<br />
* Lagu Manuk Dadali<br />
* Lagu Cing Cang Keling<br />
<br />
[sunting] Makanan<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar makanan khas Jawa Barat<br />
<br />
* Batagor<br />
* Cireng<br />
* Comro<br />
* Misro<br />
* Tape singkong (Peuyeum)<br />
* Oncom<br />
* Ubi Cilembu<br />
* Mochi<br />
* Dodol Garut<br />
* Empal Gentong<br />
* Sega Jamblang<br />
* Kecap Majalengka<br />
* Kalua Jeruk<br />
* Opak<br />
* Tahu Sumedang<br />
* Gula Cakar<br />
* Wajit<br />
* Rengginang<br />
* Combro<br />
* Gehu<br />
* Cimol<br />
* Bala-Bala<br />
* Gulali<br />
* Sele Pisang<br />
* Asinan Bogor<br />
* Tutug Oncom atau biasa disingkat T.O.<br />
* Manisan Cianjur<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Daftar provinsi Indonesia<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Situs Bandung Karate Club BKC BOGOR<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Jabar<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Jabar<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Jabar<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Jabar<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Jabar<br />
* (Indonesia) Eksotisme Wisata Ujung Genteng - WartaNews.com<br />
* (Indonesia) Karawang Info - Kabupaten Karawang<br />
<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sekilas Jabar<br />
3. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
4. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 12 Januari 2003.<br />
5. ^ http://www.scribd.com/doc/35907804/Jawa-Barat-Dalam-Angka-2008-Sosial<br />
6. ^ http://news.okezone.com/read/2009/10/28/340/270205/tokoh-jabar-siapkan-deklarasi-provinsi-pasundan Tokoh Jawa Barat siapkan deklarasi Provinsi Pasundan<br />
7. ^ http://www.radarcirebon.com/nasional/nasional/284-deklarasi-provinsi-pasundan-.html<br />
8. ^ Suganda, Her. 2008 "Propinsi Cirebon": Bandung. Tribun Jabar<br />
9. ^ Rosidi, Ajip. 2010. "Bahasa Cirebon dan Bahasa Indramayu". : Pikiran Rakyat<br />
10. ^ Menimbang-nimbang Bahasa Cirebon(Edisi Tahun 2009)<br />
<br />
Compass rose pale.svg DKI Jakarta Laut Jawa Laut Jawa Compass rose pale.svg<br />
Banten Utara Jawa Tengah<br />
Barat Jawa Barat Timur<br />
Selatan<br />
Samudra Hindia Samudra Hindia Jawa Tengah<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Jawa Barat<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Flag-map of Indonesia.png Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.<br />
Koordinat: 6°52′ LS 107°36′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Jawa Barat<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Български<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Dansk<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Basa Banyumasan<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Norsk (bokmål)<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Română<br />
* Русский<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* ไทย<br />
* Tagalog<br />
* Türkçe<br />
* Українська<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
* Bân-lâm-gú<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 13.02, 12 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-86728550219092940532012-02-27T18:49:00.000-08:002012-02-27T18:49:25.502-08:00DKI JakartaDaerah Khusus Ibukota Jakarta<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan detail<br />
Perlindungan penuh<br />
Untuk kegunaan lain dari Jakarta, lihat Jakarta (disambiguasi).<br />
"DKI" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari DKI, lihat DKI (disambiguasi).<br />
Daerah Khusus Ibukota Jakarta<br />
— Provinsi —<br />
(Dari atas, kiri ke kanan): Kota Tua Jakarta, Bundaran Hotel Indonesia, Cakrawala Jakarta, Stadion Gelora Bung Karno, Taman Mini Indonesia Indah, Monumen Nasional, Istana Merdeka, Masjid Istiqlal<br />
Lambang Daerah Khusus Ibukota Jakarta<br />
Lambang<br />
Motto: "Jaya Raya"<br />
("Jaya dan Besar (Agung)")<br />
Peta lokasi Daerah Khusus Ibukota Jakarta<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 22 Juni 1527 (hari jadi)<br />
Dasar hukum UURI Nomor 29 Tahun 2007<br />
Ibu kota Jakarta<br />
Koordinat 5° 19' 12" - 6° 23' 54" LS<br />
106° 22' 42" - 106° 58' 18" BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Fauzi Bowo<br />
- DAU Rp. 209.909.442.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 740,3 km2<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 9.588.198<br />
- Kepadatan 12.951,8/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Jawa (35,16%), Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minang (3,18%), Melayu (1,62%), Lain-lain (7,98%).[3]<br />
- Agama Islam (83%), Protestan (6,2%), Katolik (5,7%), Buddha (3,5%), Hindu (1,2%)[4]<br />
- Bahasa Indonesia, Betawi, Jawa, Sunda, Minangkabau, Batak, Inggris.<br />
Zona waktu WIB (UTC+7)<br />
Kabupaten 1<br />
Kota 5<br />
Kecamatan 44<br />
Desa/kelurahan 267<br />
Situs web www.jakarta.go.id<br />
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).<br />
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010).[5] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[6] merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.[7]<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
o 1.1 Etimologi<br />
o 1.2 Sunda Kelapa (397–1527)<br />
o 1.3 Jayakarta (1527–1619)<br />
o 1.4 Batavia (1619–1942)<br />
o 1.5 Jakarta (1942–Sekarang)<br />
* 2 Ekonomi<br />
* 3 Budaya dan Bahasa<br />
* 4 Transportasi<br />
o 4.1 Dalam kota<br />
o 4.2 Transjakarta<br />
o 4.3 Kereta Listrik<br />
o 4.4 Luar kota<br />
* 5 Kependudukan<br />
o 5.1 Agama<br />
+ 5.1.1 Tempat peribadatan<br />
o 5.2 Etnis<br />
* 6 Geografi<br />
o 6.1 Iklim<br />
o 6.2 Taman kota<br />
* 7 Lingkungan<br />
* 8 Pemerintahan<br />
o 8.1 Gubernur<br />
o 8.2 Perwakilan<br />
o 8.3 Kedutaan besar<br />
* 9 Pendidikan<br />
* 10 Pariwisata<br />
o 10.1 Wisata Keluarga<br />
o 10.2 Wisata Sejarah<br />
o 10.3 Wisata Belanja<br />
* 11 Pusat perbelanjaan<br />
o 11.1 Jakarta Pusat<br />
o 11.2 Jakarta Barat<br />
o 11.3 Jakarta Utara<br />
o 11.4 Jakarta Selatan<br />
o 11.5 Jakarta Timur<br />
o 11.6 Pasar tradisional<br />
* 12 Olahraga<br />
* 13 Media<br />
o 13.1 Surat kabar<br />
o 13.2 Televisi<br />
o 13.3 Radio<br />
* 14 Permasalahan<br />
o 14.1 Permasalahan sosial<br />
o 14.2 Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005)<br />
o 14.3 Banjir<br />
* 15 Makanan<br />
* 16 Kota kembar<br />
* 17 Lihat pula<br />
* 18 Catatan kaki<br />
* 19 Pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
<br />
Lihat pula: Sunda Kelapa, Kerajaan Sunda dan Sejarah Batavia<br />
<br />
Peta Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1888.<br />
[sunting] Etimologi<br />
Nama Jakarta digunakan sejak masa penjajahan Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah bekas Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintah Hindia Belanda tahun 1905.[8] Nama ini dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari जयकृत), yang diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau "kota kejayaan", namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha".<br />
Bentuk lain ejaan nama kota ini telah sejak lama digunakan. Sejarawan Portugis João de Barros dalam Décadas da Ásia (1553) menyebutkan keberadaan "Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)".[9] Sebuah dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga telah menyebut istilah wong Jaketra,[10] demikian pula nama Jaketra juga disebutkan dalam surat-surat Sultan Banten[11] dan Sajarah Banten (pupuh 45 dan 47)[12] sebagaimana diteliti Hoessein Djajadiningrat.[13] Laporan Cornelis de Houtman tahun 1596 menyebut Pangeran Wijayakrama sebagai koning van Jacatra (raja Jakarta).[14]<br />
[sunting] Sunda Kelapa (397–1527)<br />
Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti ibu kota) dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan ibu kota Tarumanagara yang disebut Sundapura.<br />
Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.<br />
[sunting] Jayakarta (1527–1619)<br />
Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, dimana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda disana termasuk syahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni oleh Sudiro, walikota Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan tragedi pendudukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kota kemenangan". Selanjutnya Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari Banten yang menjadi sultan di Kesultanan Banten.<br />
[sunting] Batavia (1619–1942)<br />
Pasukan Pangeran Jayakarta menyerahkan tawanan Belanda kepada Pangeran Jayakarta<br />
Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abat ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten. Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok, dan pesisir Malabar, India. Sebagian berpendapat bahwa mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Waktu itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para budak tersebut, sudah ada masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis pendatang, pada zaman kolinialisme Belanda, membentuk wilayah komunitasnya masing-masing. Maka di Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan, Pekojan, Kampung Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, dan Manggarai.<br />
Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyak orang Tionghoa yang lari ke luar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.[15] Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke arah selatan. Tanggal 1 April 1905 di Ibukota Batavia dibentuk dua kotapraja atau gemeente, yakni Gemeente Batavia dan Meester Cornelis. Tahun 1920, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Pada tahun 1935, Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah wilayah Jakarta Raya.[16]<br />
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Jawa yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Banten, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.<br />
[sunting] Jakarta (1942–Sekarang)<br />
Penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949.<br />
Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah walikota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama ialah Soemarno Sosroatmodjo, seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Jakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan gubernurnya tetap dijabat oleh Sumarno.[17]<br />
Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas.<br />
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.<br />
Laju perkembangan penduduk ini pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.<br />
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang memakan korban banyak etnis Tionghoa. Gedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. (Lihat Kerusuhan Mei 1998).<br />
[sunting] Ekonomi<br />
Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan keuangan. Di samping Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, kantor-kantor pusat perusahaan nasional banyak berlokasi di Jakarta. Saat ini, lebih dari 70% uang negara, beredar di Jakarta.[18]<br />
Jakarta merupakan salah satu kota di Asia dengan masyarakat kelas menengah cukup besar. Pada tahun 2009, 13% masyarakat Jakarta berpenghasilan di atas US$ 10.000. [19] Jumlah ini, menempatkan Jakarta sejajar dengan Singapura, Shanghai, Kuala Lumpur dan Mumbai.<br />
[sunting] Budaya dan Bahasa<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Suku Betawi<br />
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.<br />
Jakarta merupakan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia dan berbagai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan bahasa komunikasi yang biasa digunakan dalam perdagangan yaitu Bahasa Melayu. Penduduk asli yang berbahasa Sunda pun akhirnya menggunakan bahasa Melayu tersebut.<br />
Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng, dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[20] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.<br />
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Melayu dialek Betawi. Untuk penduduk asli di Kampung Jatinegara Kaum, mereka masih kukuh menggunakan bahasa leluhur mereka yaitu bahasa Sunda.<br />
Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti Jawa, Sunda, Minang, Batak, Madura, Bugis, Inggris dan Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku bangsa, digunakan Bahasa Indonesia.<br />
Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang kadang-kadang dicampur dengan bahasa asing. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatik, pendidikan, dan bisnis. Bahasa Mandarin juga menjadi bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kalangan pebisnis Tionghoa.<br />
[sunting] Transportasi<br />
[sunting] Dalam kota<br />
Peta jalur Transjakarta<br />
Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%).<br />
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Selain oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan Rasuna Said, Jalan Satrio, dan Jalan Gatot Subroto. Kemacetan sering terjadi pada pagi dan sore hari, yakni di saat jam pergi dan pulang kantor.<br />
Untuk melayani mobilitas penduduk Jakarta, pemerintah menyediakan sarana bus PPD. Selain itu terdapat pula bus kota yang dikelola oleh pihak swasta, seperti Mayasari Bhakti, Metro Mini, Kopaja, dan Bianglala. Bus-bus ini melayani rute yang menghubungkan terminal-terminal dalam kota, antara lain Pulogadung, Kampung Rambutan, Blok M, Kalideres, Grogol, Tanjung Priok, Lebak Bulus, Rawamangun, dan Kampung Melayu.<br />
Untuk angkutan lingkungan, terdapat angkutan kota seperti Mikrolet dan KWK, dengan rute dari terminal ke lingkungan sekitar terminal. Selain itu ada pula ojek, bajaj, dan bemo untuk angkutan jarak pendek. Tidak seperti wilayah lainnya di Jakarta yang menggunakan sepeda motor, di kawasan Tanjung Priok dan Jakarta Kota, pengendara ojek menggunakan sepeda ontel. Angkutan becak masih banyak dijumpai di wilayah pinggiran Jakarta seperti di Bekasi, Tangerang, dan Depok.<br />
[sunting] Transjakarta<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Transjakarta<br />
Bus Transjakarta (Busway).<br />
Sejak tahun 2004, Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal dengan TransJakarta. Layanan ini menggunakan bus AC dan halte yang berada di jalur khusus. Saat ini ada sebelas koridor Transjakarta yang telah beroperasi, yaitu :<br />
<br />
* Koridor 1 Blok M - Stasiun Kota<br />
* Koridor 2 Pulogadung - Harmoni<br />
* Koridor 3 Kalideres - Harmoni<br />
* Koridor 4 Pulogadung - Dukuh Atas<br />
* Koridor 5 Kampung Melayu - Ancol<br />
* Koridor 6 Ragunan - Latuharhary - Dukuh Atas<br />
* Koridor 7 Kampung Rambutan - Kampung Melayu<br />
* Koridor 8 Lebak Bulus - Harmoni<br />
* Koridor 9 Pinang Ranti - Pluit<br />
* Koridor 10 Cililitan - Tanjung Priok<br />
* Koridor 11 Kampung Melayu - Pulo Gebang<br />
<br />
[sunting] Kereta Listrik<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: KRL Jabotabek<br />
Kereta api Listrik (KRL) Jabotabek<br />
Selain bus kota, angkutan kota, dan bus Transjakarta, sarana transportasi andalan masyarakat Jakarta adalah kereta listrik atau yang biasa dikenal dengan KRL Jabotabek. Kereta listrik ini beroperasi dari pagi hari hingga malam hari, melayani masyrakat penglaju yang bertempat tinggal di seputaran Jabotabek. Ada beberapa jalur kereta listrik, yakni<br />
<br />
* Jalur Jakarta Kota - Bogor, lewat Gambir, Manggarai, Pasar Minggu, dan Depok<br />
* Jalur Jakarta Kota - Bekasi/Cikarang, lewat Pasar Senen, Jatinegara, dan Cakung<br />
* Jalur Jakarta Kota - Tangerang, lewat Angke, Cengkareng, dan Poris.<br />
* Jalur Jakarta Kota - Serpong, lewat Angke, Tanah Abang, dan Kebayoran Lama.<br />
* Jalur Tanah Abang - Bogor, lewat Sudirman, Manggarai, Pasar Minggu, dan Depok.<br />
* Jalur Tanah Abang - Bekasi, lewat Sudirman, Manggarai, Jatinegara, dan Cakung.<br />
* Jalur Tanjung Priok - Bekasi, lewat Pasar Senen, Jatinegara, dan Cakung.<br />
* Jalur Manggarai - Serpong, lewat Sudirman, Tanah Abang, Kebayoran Lama.<br />
* Jalur Lingkar, lewat Jakarta Kota, Pasar Senen, Jatinegara, Manggarai, dan Tanah Abang<br />
<br />
[sunting] Luar kota<br />
Untuk ke kota-kota di Pulau Jawa, bisa dicapai dari Jakarta dengan jaringan jalan dan beberapa ruas jalan tol. Jalan tol terbaru adalah Jalan Tol Cipularang yang mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 2 - 3 jam. Selain itu juga tersedia layanan kereta api yang berangkat dari enam stasiun pemberangkatan di Jakarta. Untuk ke Pulau Sumatera, tersedia ruas jalan tol Jakarta-Merak yang kemudian dilanjutkan dengan layanan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni. Untuk ke luar pulau dan luar negeri, Jakarta memiliki satu pelabuhan laut di Tanjung Priok dan dua bandar udara yaitu:<br />
Bandara Soekarno Hatta Terminal 3<br />
<br />
* Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng Banten yang berfungsi sebagai pintu masuk utama ke Indonesia. Dari dan ke Bandara Soekarno Hatta, tersedia bus Damri yang mengantarkan penumpang dari dan ke Gambir, Rawamangun, Blok M, Pasar Minggu, Kampung Rambutan, Bogor, dan Bekasi, dll<br />
* Bandara Halim Perdanakusuma yang banyak berfungsi untuk melayani penerbangan kenegaraan serta penerbangan jarak pendek.<br />
<br />
Untuk mendukung laju mobilitas penduduk, Jakarta membangun sejumlah jalan tol yaitu Tol Dalam Kota, Tol Lingkar Luar, Tol Bandara, serta ruas tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor-Ciawi, dan Jakarta-Merak, yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya. Selain itu, juga sedang dibangun ruas tol dalam kota yang menghubungkan Bekasi Utara-Cawang-Kampung Melayu. Pemerintah juga berencana membangun Tol Lingkar Luar tahap kedua yang melingkar dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang-Serpong-Cinere-Cimanggis-Cibitung-Tanjung Priok.<br />
Pemerintah Daerah DKI Jakarta tengah mempersiapkan pembangunan kereta bawah tanah (subway) yang dananya diperoleh dari pinjaman lunak negara Jepang. Untuk lintasan kereta api, pemerintah sedang menyiapkan double-double track pada jalur lintasan kereta api Manggarai-Cikarang. Selain itu juga, saat ini sedang direncanakan untuk membangun jalur kereta api dari Manggarai menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng.<br />
[sunting] Kependudukan<br />
Tahun Jumlah penduduk<br />
1870 65.000<br />
1875 99.100<br />
1880 102.900<br />
1883 97.000<br />
1886 100.500<br />
1890 105.100<br />
1895 114.600<br />
1901 115.900<br />
1905 138.600<br />
1918 234.700<br />
1920 253.800<br />
1925 290.400<br />
1928 311.000<br />
1930 435.184<br />
<br />
Tahun/Tanggal Jumlah penduduk<br />
1940 533.000<br />
1945 600.000<br />
1950 1.733.600<br />
1959 2.814.000<br />
31 Oktober 1961 2.906.533<br />
24 September 1971 4.546.492<br />
31 Oktober 1980 6.503.449<br />
31 Oktober 1990 8.259.639<br />
30 Juni 2000 8.384.853<br />
1 Januari 2005 8.540.306<br />
1 Januari 2006 7.512.323<br />
Juni 2007 7.552.444<br />
2010 9.588.198 *<br />
* Sensus Penduduk 2010<br />
Jumlah penduduk Jakarta sekitar 9.588.198 jiwa (2010), namun pada siang hari, angka tersebut akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/Kabupaten yang paling banyak penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.131.341 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa.<br />
[sunting] Agama<br />
Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama di kota ini adalah Islam (84,4%), Kristen Protestan (6,2 %), Katolik (5,7 %), Hindu (1,2 %), dan Buddha (3,5 %)[21] Jumlah umat Buddha terlihat agak besar mungkin karena umat Konghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 1980, dimana umat Islam berjumlah 84,4%; diikuti oleh Protestan (6,3%), Katolik (2,9%), Hindu dan Buddha (5,7%), serta Tidak beragama (0,3%)[22] Menurut Cribb, pada tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cu secara relatif adalah 1,7%. Pada tahun 1980 dan 2005, sensus penduduk tidak mencatat agama yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah.<br />
[sunting] Tempat peribadatan<br />
Berbagai tempat peribadatan agama-agama dunia dapat dijumpai di Jakarta. Masjid dan mushala, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di seluruh penjuru kota, bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal, yang terletak di Gambir. Sejumlah masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Masjid At Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng.<br />
Sedangkan gereja besar yang terdapat di Jakarta antara lain, Gereja Katedral Jakarta, Gereja Santa Theresia di Menteng, dan Gereja Santo Yakobus di Kelapa Gading untuk umat Katolik. Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat bangunan Gereja Immanuel yang terletak di seberang Stasiun Gambir bagi umat Kristen Protestan. Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja Sion di Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.<br />
Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, terdapat Pura Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pura Segara di Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha antara lain Vihara Dhammacakka Jaya di Sunter, Vihara Theravada Buddha Sasana di Kelapa Gading, dan Vihara Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga memiliki satu sinagoga yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi.[rujukan?]<br />
[sunting] Etnis<br />
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3 juta jiwa yang terdiri dari orang Jawa sebanyak 35,16%, Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minangkabau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%)[23]<br />
Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta, selalu berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota. Pada tahun 1961, orang Betawi masih membentuk persentase terbesar di wilayah pinggiran seperti Cengkareng, Kebon Jeruk, Pasar Minggu, dan Pulo Gadung[24]<br />
Orang Tionghoa telah hadir di Jakarta sejak abad ke-17. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman yang dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau Kampung Cina dapat dijumpai di Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara, selain perumahan-perumahan baru di wilayah Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter. Orang Tionghoa banyak yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang.[25] Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berdagang, di antaranya perdagangan grosir dan eceran di pasar-pasar tradisional kota Jakarta.<br />
Masyarakat dari Indonesia Timur, terutama etnis Bugis, Makassar, dan Ambon, terkonsentrasi di wilayah Tanjung Priok. Di wilayah ini pula, masih banyak terdapat masyarakat keturunan Portugis, serta orang-orang yang berasal dari Luzon, Filipina.[24]<br />
Etnis di Jakarta pada tahun 1930, 1961, dan 2000 Etnis Tahun 1930 [26] Tahun 1961 [24] Tahun 2000 [27]<br />
Jawa 11,01% 25,4% * 35,16%<br />
Betawi 36,19% 22,9% 27,65%<br />
Sunda 25,37% 32,85% 15,27%<br />
Tionghoa 14,67% 10,1% 5,53%<br />
Batak 0,23% 1,0% 3,61%<br />
Minangkabau 0,60% 2,1% 3,18%<br />
Melayu 1,13% 2,8% 1,62%<br />
Bugis -- 0,6% 0,59%<br />
Madura 0,05% -- 0,57<br />
Banten -- -- 0,25<br />
Banjar -- 0,20 0,10<br />
Minahasa 0,70% 0,70 --<br />
Lain-lain 10,05% 1,35% 6,47%<br />
* Catatan: Termasuk Suku Madura di dalamnya<br />
[sunting] Geografi<br />
Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daer`h pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten.<br />
Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.<br />
[sunting] Iklim<br />
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 °C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40 °C .[28]. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C (77°-100 °F).[29]<br />
[sembunyikan]Data iklim untuk Jakarta<br />
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Tahun<br />
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.9<br />
(85.8) 30.3<br />
(86.5) 31.5<br />
(88.7) 32.5<br />
(90.5) 32.5<br />
(90.5) 31.4<br />
(88.5) 32.3<br />
(90.1) 32.0<br />
(89.6) 33.0<br />
(91.4) 32.7<br />
(90.9) 31.3<br />
(88.3) 32.0<br />
(89.6) 31,8<br />
(89,2)<br />
Rata-rata terendah °C (°F) 24.2<br />
(75.6) 24.3<br />
(75.7) 25.2<br />
(77.4) 25.1<br />
(77.2) 25.4<br />
(77.7) 24.8<br />
(76.6) 25.1<br />
(77.2) 24.9<br />
(76.8) 25.5<br />
(77.9) 25.5<br />
(77.9) 24.9<br />
(76.8) 24.9<br />
(76.8) 25,0<br />
(77)<br />
Presipitasi mm (inches) 384.7<br />
(15.146) 309.8<br />
(12.197) 100.3<br />
(3.949) 257.8<br />
(10.15) 133.4<br />
(5.252) 83.1<br />
(3.272) 30.8<br />
(1.213) 34.2<br />
(1.346) 29.0<br />
(1.142) 33.1<br />
(1.303) 175.0<br />
(6.89) 84.0<br />
(3.307) 1.655,2<br />
(65,165)<br />
Rata-rata hari berhujan 26 20 15 18 13 17 5 24 6 9 22 12 187<br />
Sumber: World Meteorological Organisation [30]<br />
[sunting] Taman kota<br />
Jakarta memiliki banyak taman kota yang berfungsi sebagai daerah resapan air. Taman Monas atau Taman Medan Merdeka merupakan taman terluas yang terletak di jantung Jakarta. Di tengah taman berdiri Monumen Nasional yang dibangun pada tahun 1963. Taman terbuka ini dibuat oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1870) dan selesai pada tahun 1910 dengan nama Koningsplein. Di taman ini terdapat beberapa ekor kijang dan 33 pohon yang melambangkan 33 provinsi di Indonesia.[31]<br />
Taman Suropati terletak di kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Taman berbentuk oval dengan luas 16,322 m2 ini, dikelilingi oleh beberapa bangunan Belanda kuno. Di taman tersebut terdapat beberapa patung modern karya artis-artis ASEAN, yang memberikan sebutan lain bagi taman tersebut, yaitu "Taman persahabatan seniman ASEAN".[32]<br />
Taman Lapangan Banteng merupakan taman lain yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Luasnya sekitar 4,5 ha. Disini terdapat Monumen Pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1970-an, taman ini digunakan sebagai terminal bus. Kemudian pada tahun 1993, taman ini kembali diubah menjadi ruang publik, tempat rekreasi, dan juga kadang-kadang sebagai tempat pertunjukan seni.[33]<br />
[sunting] Lingkungan<br />
Jakarta merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia. Pada tahun 2010, lima wilayah kota di Jakarta meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng dan Kebayoran Baru yang asri dan bersih.<br />
Selain Menteng dan Kebayoran Baru, banyak wilayah lain di Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Pemukiman ini biasanya dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal masyarakat kelas menengah. Pondok Ind`h, Kelapa Gading, Pulo Mas, dan Cempaka Putih, adalah beberapa wilayah pemukiman yang bersih dan teratur. Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih nampak pemukiman kumuh yang belum teratur. Pemukiman kumuh ini berupa perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara berhimpitan di dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung Priok, Johar Baru, Pademangan, Sawah Besar, dan Tambora.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintahan DKI Jakarta<br />
Peta DKI Jakarta tanpa Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.<br />
Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. UU ini menggantikan UU Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi.<br />
Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya memiliki pembagian di bawahnya berupa kota administratif dan kabupaten administratif, yang berarti tidak memiliki perwakilan rakyat tersendiri.<br />
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten, yaitu:<br />
No. Kabupaten/Kota administrasi Ibu kota<br />
1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Pulau Pramuka<br />
2 Kota Administrasi Jakarta Barat -<br />
3 Kota Administrasi Jakarta Pusat Menteng<br />
4 Kota Administrasi Jakarta Selatan -<br />
5 Kota Administrasi Jakarta Timur Jatinegara<br />
6 Kota Administrasi Jakarta Utara Koja<br />
<br />
[sunting] Gubernur<br />
Daftar gubernur yang pernah memerintah DKI Jakarta<br />
No Nama Masa Jabatan Keterangan<br />
1 <br />
Suwiryo.jpg<br />
Suwiryo<br />
1945-1947 Sebagai Walikota Jakarta<br />
2 <br />
Daan Jahja.jpg<br />
Daan Jahja<br />
1948-1950 Sebagai Walikota Jakarta<br />
3 <br />
Suwiryo.jpg<br />
Suwiryo<br />
1950-1951 Sebagai Walikota Jakarta<br />
4 <br />
Syamsurijal.jpg<br />
Syamsurijal<br />
1951-1953 Sebagai Walikota Jakarta<br />
5 <br />
Sudiro.jpg<br />
Sudiro<br />
1953-1960 Sebagai Walikota Jakarta<br />
6 <br />
Dr.H.Soemarno.gif<br />
Dr. Soemarno<br />
1960-1964 Masa jabatan pertama<br />
7 <br />
Henk Ngantung2.JPG<br />
Henk Ngantung<br />
1964-1965 <br />
8 <br />
Dr.H.Soemarno.gif<br />
Dr. Soemarno<br />
1965-1966 Masa jabatan kedua<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
No Nama Masa Jabatan Keterangan<br />
9 <br />
Ali sadikin.jpg<br />
Ali Sadikin<br />
1966-1977 <br />
10 <br />
Tjokropranolo2.jpg<br />
Tjokropranolo<br />
1977-1982 <br />
<$2Ftd><br />
11 <br />
R Soeprapto1.JPG<br />
Soeprapto<br />
1982-1987 <br />
12 <br />
Wiyogo dan Ali Sadikin.jpg<br />
Wiyogo Atmodarminto<br />
1987-1992 <br />
13 <br />
Soerjadi Soedirdja.jpg<br />
Soerjadi Soedirdja<br />
1992-1997 <br />
14 <br />
Sutiyoso.jpg<br />
Sutiyoso<br />
1997-2002 Masa jabatan pertama<br />
15 <br />
Sutiyoso.jpg<br />
Sutiyoso<br />
2002-2007 Masa jabatan kedua<br />
16 <br />
Fauzi Bowo Canisius.jpg<br />
Fauzi Bowo<br />
2007-2012 <br />
[sunting] Perwakilan<br />
DKI Jakarta memiliki 21 perwakilan di DPR (dari tiga daerah pemilihan) dan empat orang untuk DPD. Keempat anggota DPD untuk periode 2009-2014 adalah H. Dani Anwar, Drs.H. A.M. Fatwa, H. Djan Faridz, dan Pardi.[34] Selain itu Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, DPRD Jakarta memperoleh total 94 kursi yang didominasi oleh Partai Demokrat (32 kursi), PKS (18 kursi) dan PDI-P (11 kursi).[35]<br />
Mayoritas dari anggota ini adalah wajah baru (70/94, sekitar 74%), dengan proporsi anggota perempuan 27/94 (meningkat dari periode sebelumnya, 11/56).[36]<br />
[sunting] Kedutaan besar<br />
<br />
Lihat pula: Daftar kedutaan besar di Jakarta<br />
<br />
Di Jakarta terdapat 77 kedutaan besar.<br />
[sunting] Pendidikan<br />
<br />
Lihat pula: Daftar perguruan tinggi swasta di Jakarta<br />
<br />
DKI Jakarta menyediakan sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung mewah ber-AC sampai yang sederhana.<br />
Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain seperti Singapura dan Australia. Sekolah lain dengan kurikulum Indonesia pun juga muncul dengan metode pengajaran yang berbeda, seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu. Selain sekolah yang didirikan oleh pemerintah, banyak pula sekolah yang dikembangkan oleh pihak swasta, seperti Al-Azhar, Muhammadiyah, BPK Penabur, Kolese Kanisius (Canisius College ; CC), Don Bosco, Tarakanita, Santa Ursula dan Marsudirini.<br />
DKI Jakarta juga menjadi lokasi berbagai universitas terkemuka, antara lain :<br />
<br />
* Universitas Indonesia<br />
* Universitas Negeri Jakarta<br />
* Universitas Multimedia Nusantara<br />
* Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah<br />
* Universitas Trisakti<br />
* Universitas Atma Jaya<br />
* Universitas Tarumanegara<br />
* Universitas Gunadarma<br />
* Universitas Bina Nusantara<br />
* Universitas Indonusa Esa Unggul<br />
<br />
[sunting] Pariwisata<br />
Monumen Nasional yang berdiri di tengah Lapangan Merdeka<br />
[sunting] Wisata Keluarga<br />
Jakarta mempunyai beberapa tempat pariwisata yang terkenal dan biasa dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan mancanegara diantaranya adalah:<br />
<br />
* Taman Mini Indonesia Indah<br />
* Pulau Seribu<br />
* Kebun Binatang Ragunan<br />
* Taman Impian Jaya Ancol, termasuk taman bermain Dunia Fantasi dan Seaworld Indonesia.<br />
<br />
[sunting] Wisata Sejarah<br />
Untuk wisata sejarah, Jakarta juga memiliki beberapa museum yang dapat dikunjungi diantaranya Museum Gajah dan Museum Fatahillah. Selain itu Jakarta juga memiliki beberapa monumen yang memiliki nilai sejarah. Banyak dari monumen-monumen ini yang didirikan atau dibangun pada masa presiden Soekarno, antara lain Monumen Nasional dan Monumen Selamat Datang. Hal ini didasari tekad Sukarno pada saat itu yang ingin membuat kota Jakarta sebagai kota monumental.[37]<br />
[sunting] Wisata Belanja<br />
Dalam rangka menciptakan Jakarta sebagai kota tujuan wisata belanja, pemerintah mengadakan program "Enjoy Jakarta". Program ini diadakan di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Jakarta. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai tujuan wisata belanja yang unggul, pemerintah saat ini sedang mengembangkan poros Casablanca-Satrio sebagai poros wisata belanja. Di poros ini, selain sudah ada pusat perbelanjaan Mal Ambassador, ITC Kuningan, dan Rasuna Epicentrum, nantinya juga hadir pusat perbelanjaan Ciputra World Jakarta, Kuningan City, dan Kota Casablanca.<br />
[sunting] Pusat perbelanjaan<br />
<br />
!Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Daftar pusat perbelanjaan di Jakarta.<br />
<br />
Sejak awal tahun 1910, Pemerintah DKI Jakarta gencar membangun pusat-pusat perbelanjaan modern, atau biasa yang dikenal dengan mal dan plaza. Saat ini Jakarta merupakan salah satu kota di Asia yang banyak memiliki pusat perbelanjaan.[38] Beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta memiliki luas yang cukup besar (lebih dari 100.000 m2). Di pusat-pusat perbelanjaan tersebut hadir berbagai waralaba internasional seperti Starbucks, Sogo, jaringan restoran siap saji McDonalds. Selain itu, perusahaan-perusahaan waralaba nasional juga memenuhi ruang pusat-pusat perbelanjaan tersebut, seperti Es Teler 77, J.Co dan Bakmie Gajah Mada. Beberapa pusat perbelanjaan tersebut diantaranya adalah :<br />
Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat.<br />
[sunting] Jakarta Pusat<br />
<br />
* Grand Indonesia, merupakan salah satu mal terluas dan paling prestisius di Indonesia. Mal ini terbagi menjadi dua distrik, yaitu West Mall dan East Mall. Mal yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat ini, memiliki luas 250.000 m2, dan menjadi tempat bagi merek-merek papan atas, seperti Zara, Louis Vuitton, Marks & Spencer, Chanel, Burberry, Forever21, GAP, Gucci, Guess, Polo, dan Samuel & Kevin. Termasuk Toko Buku Gramedia. Di bagian bawah pusat perbelanjaan ini terdapat berbagai macam restoran yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.<br />
* Plaza Indonesia, terletak di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Dengan luas sekitar 42.540 m2, mall ini pernah menjadi tempat pertama berdirinya Sogo Department Store Indonesia, namun telah ditutup sejak tahun 2009. Di mall ini terdapat Debenhams Department Store, Louis Vuitton, Food Hall, dan Hard Rock Cafe. Mall ini terintergrasi dengan EX Plaza, Grand Hyatt Hotel Jakarta, The Plaza Office Tower, The Keraton Hyatt Residence, dan Kedutaan Besar Jepang.<br />
* Plaza Senayan, merupakan mal besar di Jakarta yang terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini memiliki luas 130.500 m2. Di mall ini terdapat sejumlah department store kelas menengah keatas seperti Sogo Department Store dan Metro Department Store. Di mall ini juga terdapat toko buku yang terkenal di dunia, yakni Kinokuniya. Di bagian atrium mall ini terdapat sebuah jam raksasa buatan Seiko, Jepang. Jam ini terdiri dari 6 patung pemusik, setiap patung memainkan alat musik yang berbeda.<br />
* Senayan City, terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini terletak berseberangan dengan Plaza Senayan dan berdekatan dengan Gelora Bung Karno. Mall ini memiliki luas 68.000 m2. Di atas mall ini terdapat menara kantor stasiun televisi SCTV.<br />
<br />
[sunting] Jakarta Barat<br />
<br />
* Central Park Mall, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 167.000 m2. Desain mal ini meniru gaya unsur alam. Di mall ini terdapat sebuah food court yang asri, lalu terdapat Sogo Department Store, Carrefour, dan Central Park Furnishings. Mall ini terletak di kawasan Podomoro City yang dikembangkan oleh Agung Podomoro.<br />
* Mal Taman Anggrek, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Dengan luas sekitar 130.000 m2, pusat perbelanjaan ini menyediakan lapangan ski indoor yang terbesar di Asia Tenggara.<br />
* Mall Ciputra Jakarta, berada di lokasi yang sangat strategis, yakni berada di depan jalan tol dan diapit oleh 2 universitas tekenal. Mall ini terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 80.000 m2. Diatas mall ini terdapat Hotel Ciputra Jakarta. Di mall ini terdapat Matahari Department Store dan Hero Supermarket.<br />
<br />
[sunting] Jakarta Utara<br />
<br />
* Mal Artha Gading, merupakan salah satu mal yang paling unik di Jakarta. Konsep interior mall ini meniru gaya sejarah Jalur Sutera. Mall ini memiliki 7 buah atrium, yakni atrium Nusantara, China, India, Persia, It`lia, Paris, dan Millenium. Mal ini memiliki luas 270.000 m2. Di mall ini terdapat Ace Hardware & Index, Diamond Supermarket, Electronic City, IT Center, Amazone, Artha XXI dan lain lain.<br />
* Mal Kelapa Gading, terletak di Jalan Kelapa Gading Boulevard, Jakarta Utara. Dengan luas mencapai 147.000 m2, mal ini memiliki food court dan pusat mode terlengkap di Jakarta.<br />
* Emporium Pluit Mall, terletak di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara. Dengan luas 61.243 m2, mall ini memiliki Sogo Department Store, Carrefour, dan anchor tenant lainnya. Mall ini dikembangkan oleh PT Pluit Propertindo.<br />
<br />
[sunting] Jakarta Selatan<br />
<br />
* Pondok Indah Mall, terletak di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. Mall ini terdiri dari 2 bangunan utama yakni Pondok Indah Mall I dan II. Pondok Indah Mall II adalah mall terlengkap untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta Selatan. Di mall II ini terdapat Sogo Department Store, Metro Department Store, dan banyak tenant besar lainnya.<br />
* Pacific Place Jakarta, terletak di kawasan SCBD. Di atas mall ini terdapat Ritz Carlton Hotel Pacific Place dan 2 menara Ritz Carlton Residence. Di mall ini terdapat M Pacific Place, Kidzania, Blitzmegaplex, Kem Chicks, dan tenant lainnya.<br />
* Cilandak Town Square, terletak di Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Mall ini terkenal sebagai pusat hiburan di Jakarta Selatan. Di mal ini terdapat banyak restoran, lounge, dan cafe.<br />
<br />
[sunting] Jakarta Timur<br />
<br />
* Cibubur Junction, terletak di Ciracas, Jakarta Timur. Mall ini memiliki luas 31.987 m2. Di mall ini terdapat Hypermart, Matahari Department Store, Cinema 21, Karisma Book Store, Timezone, dan anchor tenant lainnya.<br />
<br />
Di samping pusat-pusat perbelanjaan mewah, Jakarta juga memiliki banyak pasar-pasar tradisional dan pusat perdagangan grosir antara lain: ITC Cempaka Mas, ITC Mangga Dua, ITC Roxy Mas, Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang yang menjadi pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, terdapat pula hypermarket yang menjadi tren belanja kalangan menengah di Jakarta antara lain: Carrefour, Hypermart, Giant, Ranch Market dan Lotte Mart. Untuk lingkup lingkungan lebih kecil tersedia pusat belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau seperti Indomaret dan Alfamart. Selain itu terdapat pula pasar tradisional seperti Pasar Baru, Pasar Minggu, Pasar Palmerah dan lain-lain. Di Jakarta terdapat pula beberapa pasar barang-barang yang unik dan antik seperti Jalan Surabaya dan Pasar Rawabening.<br />
[sunting] Pasar tradisional<br />
Jakarta memiliki nama-nama pasar sesuai dengan nama hari dalam sepekan. Namun dari nama-nama hari itu termasuk Pasar Minggu, Pasar Senen, Pasar Rebo, dan Pasar Jumat, dan kini menjadi nama sebuah daerah. Sementara, Pasar Selasa, Pasar Kamis, dan Pasar Sabtu, tidak terdengar lagi, konon karena terkalahkan oleh nama daerah. Nama pasar dikaitkan dengan nama hari karena dalam riwayatnya, aktivitas di pasar itu dilakukan pada hari tertentu. Misalnya, disebut Pasar Senen karena aktivitas di pasar tersebut dulunya selalu dilakukan setiap hari Senin. Kini nama tersebut menjadi sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.<br />
Dalam arsip Kolonial, pasar pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Yustinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730an. Pasar itu bernama Vincke Passer yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Senen. Vincke Passer merupakan pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah.<br />
Kemudian masuk pada abad ke-19 atau di tahun 1801, pemerintah VOC memberikan kebijakan dalam perizinan membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya. Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai Pasar Senen dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah.<br />
Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa yakni Pasar Koja, pasar yang buka setiap hari Rabu adalah Pasar Rebo yang kini menjadi Pasar Induk Kramat Jati. Kemudian pasar yang buka setiap hari Kamis adalah Mester Passer yang kini disebut Pasar Jatinegara. Selanjutnya ada beberapa pasar yang buka di hari Jumat, sebut saja Pasar Lebakbulus, Pasar Klender, dan Pasar Cimanggis.<br />
Untuk Pasar Sabtu, atau pasar yang bukanya setiap hari Sabtu adalah Pasar Tanah Abang. Sedangkan Pasar Minggu atau yang dulu dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer buka pada hari Minggu. Perbedaan pengoperasian pasar ini dilakukan VOC dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar.<br />
Sayangnya, kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama. Sebab sejak VOC bangkrut akibat banyak pejabat yang korupsi, pemerintahan Belanda di Batavia diambil alih oleh Kerajaan Hindia-Belanda. Sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari kerja pasar pun tak berlaku lagi, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar.<br />
Di zaman Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 inilah banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, seperti Pasar Baru dan Pasar Glodok. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal.<br />
[sunting] Olahraga<br />
Gelora Bung Karno pada acara AFC Cup 2007<br />
Sejak masa Presiden Soekarno hingga saat ini, Jakarta sering menjadi tempat penyelenggaraan event-event olahraga berskala internasional, di antaranya pernah menjadi tuan rumah Asian Games di tahun 1962, Piala Asia di tahun 2007 dan beberapa kali menjadi tuan rumah Pesta Olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan Sea Games. Mayoritas masyarakat Jakarta gemar berolahraga. Sepak bola merupakan cabang permainan yang banyak diminati masyarakat, di samping bulu tangkis, bola voli, dan bola basket. Jakarta memiliki beberapa klub sepak bola profesional. Diantaranya Persija Jakarta Pusat dan Persitara Jakarta Utara, yang saat ini ikut berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia.<br />
Tempat-tempat olahraga di Jakarta antara lain: Gelora Bung Karno Senayan di Jakarta Pusat; Stadion Lebak Bulus, GOR Bulungan, Lapangan Golf Pondok Indah, Lapangan Golf Matoa, dan GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan di Jakarta Selatan; Stadion Tugu, Stadion Kamal, Gedung Basket Kelapa Gading, Lapangan Golf Ancol, dan Sports Mall Kelapa Gading di Jakarta Utara; Stadion Bea Cukai Rawa Mangun, Lapangan Golf Rawa Mangun, Pacuan Kuda Pulo Mas, dan Gedung Senam DKI Radin Inten di Jakarta Timur<br />
[sunting] Media<br />
Jakarta menjadi lokasi kantor pusat hampir seluruh media nasional baik surat kabar, majalah, situs berita, radio, ataupun televisi.<br />
[sunting] Surat kabar<br />
Beberapa surat kabar yang terbit di Jakarta antara lain: Kompas, Harian Pelita, Suara Pembaruan, Indo Pos, Koran Jakarta, The Jakarta Post, Jurnal Nasional, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Seputar Indonesia, Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Pos Kota, Warta Kota, R`kyat Merdeka, Lampu Hijau, Non'stop.<br />
[sunting] Televisi<br />
TVRI adalah stasiun televisi milik pemerintah yang berpusat di Jakarta. Selain TVRI beberapa stasiun televisi swasta lainnya juga berpusat di Jakarta: RCTI, SCTV, MNCTV, antv, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans7, tvOne, Global TV.<br />
Stasiun televisi lokal yang hanya mengudara di wilayah Jabodetabek antara lain: JakTV, O Channel, Spacetoon, Elshinta TV, DAAI TV, B Channel.<br />
Stasiun Televisi Frekuensi Siaran percobaan Siaran mengudara Siaran berjaringan Siaran perusahaan<br />
B-Channel 23 UHF 1 Januari 2008 1 November 2009 B-Channel Midea<br />
Elshinta TV 35 UHF 24 Agustus 2005 24 Agustus 2006 Cakrawala Indosiar Karya Media Elang Mahkota Teknologi<br />
DAAI TV 59 UHF 24 November 2006 24 Agustus 2007 DAAI Satellite Television Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia<br />
TVRI Jakarta 39 UHF 1979 1982 TVRI Stasiun Pusat Jakarta Televisi Republik Indonesia<br />
Jak tv 55 UHF 28 Oktober 2004 16 Maret 2005 City TV Network Electronic City dan Mahaka Media<br />
O Channel 33 UHF 2 Agustus 2004 16 Juni 2005 Surya Citra Media Elang Mahkota Teknologi<br />
Spacetoon Jakarta 27 UHF 8 Agustus 2004 21 Maret 2005 Spacetoon International Spacetoon<br />
TV3 34 UHF 1 Januari 2007 26 September 2011 SINDOtv Media Nusantara Citra<br />
Kompas TV 28 UHF 13 Juli 2011 9 September 2011 Harian Kompas Kompas Gramedia<br />
[sunting] Radio<br />
Jakarta memiliki berbagai stasiun radio yaitu, beberapa di antaranya:<br />
<br />
* Hard Rock 87.6 FM<br />
* Mustang 88 FM<br />
* ARH Global 88.4 FM<br />
* i-Radio 89.6 FM<br />
* Elshinta 90.00 FM<br />
* Cosmopolitan 90.4 FM<br />
* Radio Republik Indonesia Programma 1 91.20 FM<br />
* Radio Sonora 92.00 FM<br />
* PAS FM 92.40 FM<br />
* Women Radio 94.30 FM<br />
* U FM 94.7 FM<br />
* 95.1 KISFM<br />
* RAS 95.5 FM<br />
* Radio A 96.7 FM<br />
* Radio Dangdut Indonesia 97.1 FM<br />
* Motion Radio Jakarta 97.5 FM<br />
* Radio Sonora 92.0 FM<br />
* FeMale Radio 97.9 FM<br />
* Gen FM 98.7 FM<br />
* Delta 99.1 FM<br />
* JakFM 101.0 FM<br />
* Trax 101.40 FM<br />
* Prambors 102.20 FM<br />
* Pop FM 103<br />
* Radio 104.2 MSTRI FM<br />
* MSTRI 104.2 FM<br />
* Sindo Radio 104.60 FM<br />
* Ramako 105.8<br />
* Bens Radio 106.20 FM<br />
* M Radio 106.6 FM<br />
* Radio SSK 107.9 FM<br />
<br />
[sunting] Permasalahan<br />
Banjir merupakan masalah berkepanjangan yang terus melanda Jakarta.<br />
[sunting] Permasalahan sosial<br />
Sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk diatas 10 juta, Jakarta memiliki masalah stress, kriminalitas, dan kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karena gaya hidup individualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Penggusuran kampung miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah DKI adalah penyebab aktif kemiskinan di DKI.<br />
[sunting] Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005)<br />
Tahun Eksodus Influks Perbedaan<br />
2002 2.643.273 2.874.801 231.528<br />
2003 2.816.384 3.021.214 204.830<br />
2004 2.213.812 2.404.168 190.356<br />
2005 ? <br />
200.000-250.000*<br />
Catatan: * perkiraan<br />
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta<br />
[sunting] Banjir<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Banjir Kanal Jakarta<br />
Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta.<br />
Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan banjir sulit dikendalikan. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah selatan Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah yang diperuntukkan untuk pemukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial.<br />
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.<br />
[sunting] Makanan<br />
Jakarta merupakan kota internasional yang banyak menyajikan makanan khas dari seluruh dunia. Di wilayah-wilayah yang banyak didiami oleh para ekspatriat asing, seperti di daerah Menteng, Kemang, Pondok Indah, dan daerah pusat bisnis Jakarta, tidak sulit untuk menjumpai makanan-makanan khas asal Eropa, China, Jepang dan Korea. Makanan-makanan ini biasanya dijual dalam restoran-restoran mewah.<br />
Di Jakarta, dan sepeti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang yang paling banyak dijumpai. Hampir di seluruh tempat di Jakarta, dengan mudah dijumpai rumah makan yang manyajikan masakan asal Minang ini. Jakarta juga memiliki makanan khasnya, yang paling terkenal adalah Kerak Telor, Soto Betawi, Kue Ape, Roti Buaya, Combro, Nasi uduk dan lain-lain. Selain itu di Jakarta juga bisa ditemukan makanan tradisional dari daerah misalnya makanan khas Jawa Timur, seperti Rawon, Rujak Cingur, dan Kupang Lontong.<br />
[sunting] Kota kembar<br />
Kota-kota yang memiliki hubungan kota kembar dengan Jakarta adalah:<br />
<br />
* Bendera Belanda Amsterdam di Belanda<br />
* Bendera Republik Rakyat Cina Beijing di Republik Rakyat Tiongkok<br />
* Bendera Jerman Berlin di Jerman<br />
* Bendera Hong Kong Hong Kong di Republik Rakyat Tiongkok<br />
* Bendera Malaysia Kuala Lumpur di Malaysia<br />
* Bendera Amerika Serikat Las Vegas di Amerika Serikat<br />
* Bendera Britania Raya London di Britania Raya<br />
<br />
<br />
<br />
* Bendera Filipina Metro Manila di Filipina<br />
* Bendera Amerika Serikat New York City di Amerika Serikat<br />
* Bendera Perancis Paris di Perancis<br />
* Bendera Belanda Rotterdam di Belanda<br />
* Bendera Korea Selatan Seoul di Korea Selatan<br />
* Bendera Republik Rakyat Cina Shanghai di Republik Rakyat Tiongkok<br />
* Bendera Australia Sydney di Australia<br />
<br />
<br />
<br />
* Bendera Singapura Kota Singapura di Singapura<br />
* Bendera Republik Cina Cina Taipei di Republik Cina<br />
* Bendera Republik Rakyat Cina Tianjin di Republik Rakyat Tiongkok<br />
* Bendera Jepang Tokyo di Jepang<br />
* Bendera Kanada Toronto di Kanada<br />
* Bendera Amerika Serikat Washington, D.C. di Amerika Serikat<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman<br />
* Jabotabek<br />
* Jagorawi<br />
* Pekan Raya Jakarta<br />
* Menara Jakarta<br />
* Daftar bangunan dan struktur tertinggi di Jakarta<br />
<br />
[sunting] Catatan kaki<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Setiawati I. Jakarta’s population surpasses 15-year forecast. The Jakarta Post, 19-08-2010.<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 12 Januari 2003. ISBN 9812302123.<br />
4. ^ Sesuai data resmi Dinas Kependudukan Jakarta tahun 2005)<br />
5. ^ Biro Pusat Statistik 2010<br />
6. ^ Sensus Penduduk 2010. Biro Pusat Statistik<br />
7. ^ R.L. Forstall, R.P. Greene, and J.B. Pick, Which are the largest? Why lists of major urban areas vary so greatly, Tijdschrift voor economische en sociale geografie 100, 277 (2009), Table 4<br />
8. ^ Thee Liang Gie; Sejarah Pemerintahan Kota Djakarta, Jakarta: Kotapraja Djakarta Raja, 1958, hal. 83.<br />
9. ^ ".. Xacatara por outro nome Caravam ..", Barros, Da Asia decada IV, liv. 1, Cap XII, hlm. 77, dalam laman web Rushdy Hoesein, Sejarah Hari Lahirnya Kota Jakarta, 6 Juni 2007. Diakses 22 September 2011.<br />
10. ^ T.B.G. jilid 19 tahun 1870, hal. 393, dalam Slamet Muljana, Sriwijaya, hal. 72. LKiS, 2006. ISBN 979-8451-62-7. Diakses 22 September 2011.<br />
11. ^ Titik Pudjiastuti, (2007), Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 9794616508.<br />
12. ^ Jaketra, Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta, www.jakarta.go.id, © 1995 - 2011 Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, Diakses 23 September 2011.<br />
13. ^ Rushdy Hoesein, Sejarah Hari Lahirnya Kota Jakarta, 6 Juni 2007. Diakses 22 September 2011.<br />
14. ^ Djulianto Susantio, Pendirian Jakarta dan Pangeran Jayakarta, hurahura.wordpress.com, 1 Maret 2010. Diakses 22 September 2011.<br />
15. ^ Wijayakusuma, H.M. Hembing. Pembantaian Massal 1740, Tragedi Berdarah Angke. Pustaka Populer Obor.<br />
16. ^ Alwi Shahab, Koran Republika, 1 Desember 2007<br />
17. ^ Jakarta 1960-an: Kenangan Semasa Mahasiswa, Firman Lubis, Masuo Jakarta, 2008 ISBN 979-3731-46-X<br />
18. ^ Jakarta Kini<br />
19. ^ Tak ada Krisis untuk Konsumtivisme. http://epaper.kompas.com/. Kesalahan: waktu tidak valid.<br />
20. ^ Three Old Sundanese Poems. KITLV Press. 12 Januari 2007.<br />
21. ^ Data pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 % penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu Cu<br />
22. ^ Data Robert Cribb, Historical Atlas of Indonesia (2000:47-51)<br />
23. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 12 Januari 2003.<br />
24. ^ a b c Lance Castles, Profil Etnik Jakarta, Masup Jakarta, 2007<br />
25. ^ Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage: Volume 3, Yayasan Untuk Indonesia, Jakarta Raya (Indonesia), 2005<br />
26. ^ Nederlandsch Indie, Departement van Economischezaken, Volkstelling 1930 Vol. I, Batavia, 1935<br />
27. ^ Sensus Penduduk Tahun 2000<br />
28. ^ Turner, Peter (12 Januari 1997). Java (edisi ke-1st edition). Melbourne: Lonely Planet Publications. hlm. p. 37. ISBN 0-86442-314-4.<br />
29. ^ "Jakarta: When to Go". Lonely Planet. Lonely Planet Publications. 12 Januari 2008. Diakses pada 6 Oktober 2008.<br />
30. ^ "World Weather Information Service - Jakarta".<br />
31. ^ "Taman Medan Merdeka (Indonesian)". Dartmouth deskominfomas. Jakarta.go.id.<br />
32. ^ "Taman Suropati (Indonesian)". deskominfomas. Jakarta.go.id.<br />
33. ^ "Taman Lapangan Banteng (Indonesian)". deskominfomas. Jakarta.go.id.<br />
34. ^ Hasil Peroleh Suara DPD DKI Jakarta<br />
35. ^ Jakarta wraps up vote recapitulation, Democratic Party leads. The Jakarta Post. Edisi 2 Mei 2009 daring. Diakses 2 Mei 2009.<br />
36. ^ 74 Persen Anggota DPRD DKI Wajah Baru. Kompas daring. 4-5-2009.<br />
37. ^ "Ibukota Negara Monumental (Indonesian)".<br />
38. ^ Jakarta Malls and Shopping Centers - Luxury shopping in Indonesia<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
Search Wikimedia Commons Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:<br />
Jakarta<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Situs resmi pariwisata<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Jakarta<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Jakarta<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Jakarta<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Jakarta<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Jakarta<br />
* (Indonesia) Bahasa Sunda di Kampung Jatinegara Kaum<br />
* (Indonesia) Terbentuknya Provincie West Java dimana Batavia merupakan salah satu keresidenan dalam provinsi tersebut<br />
* (Indonesia) Situs sejarah Jakarta<br />
* (Indonesia) Seputar Jakarta<br />
* (Indonesia) Situs Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI<br />
* (Indonesia) Wacana Pemindahan Ibukota Negara Republik Indonesia dari Jakarta<br />
* (Indonesia)(Inggris) Peta online Jakarta di CyberMap<br />
* (Indonesia)(Inggris) Archives Photos Kesenian sejak 1967<br />
* (Indonesia) Lokasi jalan & Kode Pos<br />
* (Indonesia) Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan: Lorong Keluar dari Berbagai Paradoks Pembangunan, Menuju Indonesia yang Tertata<br />
<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Daerah Khusus Ibukota Jakarta<br />
l • b • s <br />
Kota-kota besar di Indonesia<br />
Kota Provinsi Populasi Kota Provinsi Populasi<br />
1 Jakarta DKI Jakarta 9.607.787 Daerah Khusus Ibukota Jakarta<br />
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 7 Depok Jawa Barat 1.738.570<br />
2 Surabaya Jawa Timur 2.765.487 8 Semarang Jawa Tengah 1.555.984<br />
3 Bandung Jawa Barat 2.394.873 9 Palembang Sumatera Selatan 1.455.284<br />
4 Bekasi Jawa Barat 2.334.871 10 Makassar Sulawesi Selatan 1.338.663<br />
5 Medan Sumatera Utara 2.097.610 11 Tangerang Selatan Banten 1.290.322<br />
6 Tangerang Banten 1.798.601 12 Bogor Jawa Barat 950.334<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Ibu kota negara di Asia<br />
LinkFA-star.png<br />
Koordinat: 6°11′ LS 106°50′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Ibu kota negara di Asia<br />
* Jakarta<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Perubahan tertunda<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* Afrikaans<br />
* አማርኛ<br />
* Aragonés<br />
* العربية<br />
* مصرى<br />
* Azərbaycanca<br />
* Žemaitėška<br />
* Беларуская<br />
* Беларуская (тарашкевіца)<br />
* Български<br />
* বাংলা<br />
* བོད་ཡིག<br />
* Brezhoneg<br />
* Bosanski<br />
* Català<br />
* کوردی<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Dansk<br />
* Deutsch<br />
* Ελληνικά<br />
* English<br />
* Esperanto<br />
* Español<br />
* Eesti<br />
* Euskara<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Frysk<br />
* Gaeilge<br />
* Gàidhlig<br />
* Galego<br />
* ગુજરાતી<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* עברית<br />
* हिन्दी<br />
* Fiji Hindi<br />
* Hrvatski<br />
* Hornjoserbsce<br />
* Kreyòl ayisyen<br />
* Magyar<br />
* Հայերեն<br />
* Interlingua<br />
* Interlingue<br />
* Ilokano<br />
* Ido<br />
* Íslenska<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* ქართული<br />
* Қазақша<br />
* Kalaallisut<br />
* ភាសាខ្មែរ<br />
* ಕನ್ನಡ<br />
* 한 국어<br />
* Kurdî<br />
* Kernowek<br />
* Latina<br />
* Lëtzebuergesch<br />
* Lumbaart<br />
* Lietuvių<br />
* Latviešu<br />
* Basa Banyumasan<br />
* Malagasy<br />
* Олык Марий<br />
* Māori<br />
* Македонски<br />
* മലയാളം<br />
* Монгол<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Mirandés<br />
* မြန်မာဘာသာ<br />
* مازِرونی<br />
* Nāhuatl<br />
* Nederlands<br />
* Norsk (nynorsk)<br />
* Norsk (bokmål)<br />
* Novial<br />
* Occitan<br />
* Ирон<br />
* Papiamentu<br />
* Polski<br />
* Piemontèis<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Runa Simi<br />
* Română<br />
* Tarandíne<br />
* Русский<br />
* Русиньскый<br />
* Kinyarwanda<br />
* संस्कृतम्<br />
* Саха тыла<br />
* Scots<br />
* Srpskohrvatski / Српскохрватски<br />
* Simple English<br />
* Slovenčina<br />
* Slovenščina<br />
* Shqip<br />
* Српски / Srpski<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Kiswahili<br />
* Ślůnski<br />
* தமிழ்<br />
* తెలుగు<br />
* Tetun<br />
* ไทย<br />
* Türkmençe<br />
* Tagalog<br />
* Türkçe<br />
* ئۇيغۇرچە / Uyghurche<br />
* Українська<br />
* اردو<br />
* Vèneto<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* ייִדיש<br />
* Yorùbá<br />
* Žemaitėška<br />
* Vahcuengh<br />
* 中文<br />
* Bân-lâm-gú<br />
* 粵語<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 10.45, 10 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-70887520210827442542012-02-27T18:48:00.002-08:002012-02-27T18:48:40.305-08:00RiauKepulauan Riau<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Untuk provinsi Riau di daratan Sumatera, lihat Riau.<br />
Untuk kegunaan lain dari Riau, lihat Riau (disambiguasi).<br />
Kepulauan Riau<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Kepulauan Riau<br />
Lambang<br />
Motto: "Berpancang Amanah Bersauh Marwah"<br />
Peta lokasi Kepulauan Riau<br />
Peta lokasi Kepulauan Riau<br />
Negara Indonesia<br />
Dasar hukum UU No. 25 Tahun 2002<br />
Ibu kota Tanjungpinang<br />
Koordinat 1º 10' LS - 5º 10' LU<br />
102º 50' - 109º 20' BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Muhammad Sani<br />
- DAU Rp. 395.745.542.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 251.000 km2<br />
2.408 pulau<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 1.685.698<br />
- Kepadatan 6,7/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Melayu (35,6%), Jawa (22,2%), Tionghoa (9,3%), Minangkabau (9,3%), Batak (8,1%), Bugis (2,2%), Banjar (0,7%) [3]<br />
- Agama Islam, Kristen, Buddha, Hindu<br />
- Bahasa Bahasa Melayu Riau, Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 4<br />
Kota 2<br />
Kecamatan 52<br />
Desa/kelurahan 299<br />
Situs web www.kepriprov.go.id<br />
Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; Malaysia dan provinsi Kalimantan Barat di timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; Negara Singapura, Malaysia dan provinsi Riau di sebelah barat.<br />
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47 kecamatan serta 274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil yang 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km², sekitar 95% merupakan lautan dan hanya sekitar 5% daratan.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Sejarah<br />
* 2 Pemerintahan<br />
o 2.1 Kabupaten dan kota<br />
o 2.2 Daftar Gubernur<br />
* 3 Kondisi geografis dan sumber daya alam Kepulauan Riau<br />
o 3.1 Kondisi geografis Kepulauan Riau<br />
o 3.2 Sumber daya alam<br />
* 4 Potensi daerah<br />
o 4.1 Kelautan<br />
o 4.2 Peternakan<br />
o 4.3 Pertanian<br />
o 4.4 Pariwisata<br />
* 5 Transportasi<br />
o 5.1 Transportasi laut<br />
o 5.2 Transportasi darat<br />
o 5.3 Transportasi udara<br />
* 6 Perekonomian<br />
* 7 Suku bangsa<br />
* 8 Bahasa<br />
* 9 Seni dan budaya<br />
o 9.1 Musik<br />
o 9.2 Tarian<br />
o 9.3 Seni teater<br />
o 9.4 Pendidikan<br />
* 10 Pers dan media massa<br />
* 11 Lihat pula<br />
* 12 Referensi dan pranala luar<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.<br />
[sunting] Pemerintahan<br />
[sunting] Kabupaten dan kota<br />
<br />
Ibukota provinsi di kota Tanjung Pinang.<br />
No. Kabupaten/Kota Ibu kota<br />
1 Kabupaten Bintan Bandar Seri Bentan<br />
2 Kabupaten Karimun Tanjung Balai Karimun<br />
3 Kabupaten Kepulauan Anambas Terempa<br />
4 Kabupaten Lingga Daik, Lingga<br />
5 Kabupaten Natuna Ranai, Bunguran Timur<br />
6 Kota Batam -<br />
7 Kota Tanjung Pinang -<br />
<br />
[sunting] Daftar Gubernur<br />
<br />
Gedung Daerah Provinsi Kepri di Kota Tanjung Pinang.<br />
Gubernur dijabat oleh Drs. H. Ismeth Abdullah yang sebelumnya menjabat Ketua Badan Otorita Batam selama 7 tahun. Wakil Gubernur dijabat oleh H. Muhammad Sani yang sebelumnya menjabat sebagai bupati di kabupaten Karimun. Keduanya terpilih dari hasil Pilkada yang pertama kali di Kepulauan Riau dan dilantik oleh Menteri Dalam Negeri M. Ma’ruf masa bakti 2005-2010<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. Ismeth abdullah.jpg Ismeth Abdullah 1 Juli 2004 2005 Penjabat Gubernur (periode pertama)<br />
2. <br />
Darjo Sumarjono 2005 19 Agustus 2005 Penjabat Gubernur<br />
3. Ismeth abdullah.jpg Ismeth Abdullah 19 Agustus 2005 19 Agustus 2010 periode kedua<br />
4. <br />
Muhammad Sani 19 Agustus 2010 sekarang <br />
<br />
[sunting] Kondisi geografis dan sumber daya alam Kepulauan Riau<br />
[sunting] Kondisi geografis Kepulauan Riau<br />
Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.<br />
[sunting] Sumber daya alam<br />
Kepri memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit dan pasir besi, maupun bahan galian golongan C seperti granit, pasir dan kuarsa.<br />
[sunting] Potensi daerah<br />
[sunting] Kelautan<br />
Sebagai provinsi kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga, dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya. Di Kota Batam tepatnya didaerah telaga punggur, ada satu pelabuhan perikanan yang dikelola murni oleh swasta . Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga Punggur diresmikan pada tanggal 08 Januari 2010 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan R.I Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Letak pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur sangat strategis karena berhadapan dengan jalur lintas kapal penangkapan ikan antara Propinsi Kepri dan Natuna, ZEEI , Laut Cina Selatan serta keberadaan pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur di Kota Batam sangat dekat dengan negara Singapura yang dapat meningkatkan ekspor hasil laut dan menambah pendapatan asli daerah.<br />
[sunting] Peternakan<br />
Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.<br />
[sunting] Pertanian<br />
Hampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi untuk diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun dan Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir, nenas serta cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit.<br />
[sunting] Pariwisata<br />
<br />
Pulau Penyengat dilihat dari kota Tanjung Pinang.<br />
Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata dari mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing yang datang berkunjung mencapai 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain adalah wisata pantai yang terletak di berbagai kabupaten dan kota. Pantai Melur, Pulau Abang dan Pantai Nongsa di kota Batam, Pantai Pelawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.<br />
Selain wisata pantai dan bahari, provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau Penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat masjid bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.<br />
[sunting] Transportasi<br />
<br />
Kapal speedboat yang menghubungkan pulau Batam (pelabuhan Telaga Punggur) dan pulau Bintan.<br />
Sistem transportasi yang terdapat di provinsi ini sangat beragam, sesuai dengan kondisi alam dan jarak antar wilayahnya. Adapun jenis transportasi yang terdapat di provinsi ini adalah:<br />
<br />
<br />
Bandar Udara Hang Nadim, Batam<br />
[sunting] Transportasi laut<br />
<br />
* Perahu motor kecil (pompong), banyak digunakan oleh masyarakat di kawasan pesisir (hinterland).<br />
* Kapal ferry (MV), merupakan transportasi utama antar kota (Tanjungpinang - Batam - Karimun - Lingga).<br />
* SpeadBoat, merupakan transportasi boat cepat, biasa digunakan masyarakat untuk tujuan Tanjungpinang - Lobam - Batam<br />
* KM. Perintis, merupakan salah satu transportasi laut menuju ke dan dari kabupaten Natuna.<br />
<br />
[sunting] Transportasi darat<br />
<br />
* Taxi, merupakan salah satu alat transportasi darat utama di Kota Batam, selain itu merupakan salah satu angkutan umum dari kota Tanjungpinang menuju Kijang (Kec. Bintan Timur - Kab. Bintan).<br />
* Angkutan kota (angkot), memiliki perbedaan sebutan di masing-masing daerah, di kota Tanjungpinang sebutan untuk angkot adalah "Transport", sedangkan di kota Batam disebut "Metro Trans".<br />
* Bus, untuk kota batam Bus itu sendiri memiliki beberapa jenis, diantaranya: Damri dan bus kota (Busway). Di Kota Tanjungpinang, Bus digunakan oleh masyarakat untuk menuju Tanjunguban (Kec. Bintan Utara - Kab.Bintan). Selain itu juga terdapat bus khusus anak sekolah.<br />
* Becak motor, Di kawasan pesisir (hinterland)seperti kawas`n Kec. Belakang Padang dan Pulau Penyengat terdapat sebuah transportasi darat yang cukup unik, yakni Becak Motor.<br />
* Ojek.<br />
<br />
[sunting] Transportasi udara<br />
Provinsi ini memiliki 5 bandara udara, yakni:<br />
<br />
* Bandara Internasional Hang Nadim (Batam), Bandara Kijang (Tanjungpinang) dan Bandara Ranai di Natuna, Bandara Dabo di Dabo Singkep (Lingga) dan Bandara Matak di Matak (Kepulauan Anambas).<br />
* Bandara Internasional Hang Nadim (Batam) merupakan sebuah kebanggaan bagi Provinsi Kepulauan Riau, karena bandara ini mempunyai landasan terpanjang di Asia Tenggara.<br />
* Dalam waktu dekat, sebuah bandara baru akan dibangun di provinsi ini yang terletak di Kabupaten Bintan Utara. Bandara baru ini dinamakan Bandara Busung yang konon dikabarkan akan menempati luas area sampai 170 hektar.<br />
<br />
[sunting] Perekonomian<br />
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2005 adalah sebesar 6,57%. Sektor-sektor yang tumbuh dengan baik (lebih cepat dari pertumbuhan total PDRB) pada tahun 2005 antara lain sektor pengangkutan dan komunikasi (8,51%), sektor industri pengolahan (7,41%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (6,89%), sektor jasa (6,77%), serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (6,69%).<br />
PDRB Perkapita Provinsi Kepulauan Riau dalam lima tahun terakhir (2001-2005) cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2001 PDRB Perkapita (Atas Harga Berlaku – Tanpa Migas) sebesar Rp. 22,808 juta dan pada tahun 2005 meningkat sehingga menjadi sebesar Rp.29,348 juta. Namun secara riil (tanpa memperhitungkan inflasi) PDRB Perkapita (tanpa gas) pada tahun 2001 hanya sebesar Rp.20,397 juta dan pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp. 22,418 juta.<br />
[sunting] Suku bangsa<br />
Suku bangsa yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau adalah Melayu, Bugis, Jawa, Arab, Tionghoa, Padang, Batak, Sunda dan Flores.<br />
[sunting] Bahasa<br />
Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu.<br />
Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.<br />
Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke Johor, akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat kerajaan Melayu itu. Karena itu bahasa Melayu zaman Melaka terkenal dengan Melayu Melaka, bahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan Melayu Johor dan bahasa Melayu zaman Riau terkenal dengan bahasa Melayu Riau.<br />
Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:<br />
<br />
1. Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara.<br />
2. Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali Haji dan kawan-kawannya[rujukan?], sehingga bahasa ini sudah menjadi standar.<br />
3. Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku sastra, buku-buku sejarah dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari yang baru.<br />
<br />
[sunting] Seni dan budaya<br />
[sunting] Musik<br />
Musik Melayu Kepulauan Riau dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau mencakup Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat, Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang dulunya berkembang istana Daik Lingga dengan sebutan Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik Dul Muluk, Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah, Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual kerajaan di Riau Lingga, Musik Boria, Musik Kuna kepang, Musik Wayang cecak, Musik Randai, Musik Angklung, Musik Manora, Musik Keroncong, Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatera Utara, Musik Agogo dan lainnya.<br />
[sunting] Tarian<br />
Tari melayu di Kepulauan Riau yang berkembang di kabupaten dan kota antara lain : Tari Zapin, Tari Joget Dangong, Tari Jogi, Tari Melemang, Tari Makyong, Tari Mendu, Tari Inai, Tari Dayung Sampan, Tari Topeng, Tari Lang-Lang Buana, Tari Alu, Tari Ayam Sudur, Tari Boria, Tari Zikir Barat, Tari Rokana, Tari Joget lambak, Tari Damnah, Tari Semah Kajang, Tari Dendang Dangkong, Tari Sirih Lelat, Tari Tebus Kipas, Tari Sekapur Sirih, Tari Engku Puteri, Tari Mustika Kencana, Tari Marhaban, Tari Menjunjung Duli, Tari Tandak Pengasih, Tari Ikan Kekek, Tari Tarek Rawai, Tari Pasang Rokok, Tari Masri, Tari Betabik, Tari Lenggang Cecak, Tari Laksemane Bentan, Joget Bebtan, Tari Joget Kak Long dari Moro, Tari Joget Mak Dare, Tari Joget Makcik Normah di pulau Panjang Batam.<br />
[sunting] Seni teater<br />
Teater Melayu yang berkembang di Provinsi Riau anatar lain: Teater Makyong di Kabupaten Bintan tepatnya di Pulau Mantang, Pulau Panjang, Batam; Teater Mendu di Kabupaten Ranai tepatnya di Kecamatan Sedanau dan Ranai; Teater Lang-lang Buana di Kabupaten Natuna tepatnya di Ranai dan Wayang Bangsawan di Daik Lingga, Dabo Singkep, Pulau Penyengat.<br />
Teater dari daerah lain yang berada di Provinsi Kepulauan Riau antara lain seperti: Randai, Ketoprak, Wayang Orang, Dul Muluk dan Manora. Semuanya dikembangkan oleh masyarakat dan suku lain yang berada di provinsi Kepulauan Riau.<br />
[sunting] Pendidikan<br />
Perguruan tinggi yang ada:<br />
<br />
1. Politeknik Batam<br />
2. Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang<br />
3. Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Batam<br />
4. Universitas Internasional Batam<br />
5. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Miftahul Ulum (Tanjungpinang)<br />
6. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji (Tanjungpinang)<br />
7. Universitas Batam<br />
8. Universitas Putera Batam<br />
9. STMIK Putera Batam<br />
10. Universitas Riau Kepulauan (Batam)<br />
11. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ibnu Sina (Batam)<br />
12. Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina (Batam)<br />
13. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Ibnu Sina (Batam)<br />
14. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan (Tanjungpinang)<br />
15. Sekolah tinggi Teknologi Indonesia (Tanjungpinang)<br />
16. Akademi Keperawatan Griya Husada (Batam)<br />
17. Akademi Keperawatan Mitra Bunda Persada (Batam)<br />
18. Akademi Bahasa Asing Tanjungpinang<br />
19. Politeknik Kesehatan Tanjungpinang (Tanjungpinang)<br />
20. Akademi Keperawatan Angkatan Laut (Tanjungpinang)<br />
21. Sekolah Tinggi Katolik Bentara Persada (Batam)<br />
22. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - International Gurindam Archipelago (Tanjungpinang)<br />
<br />
[sunting] Pers dan media massa<br />
<br />
Tanjung Balai, kabupaten Karimun<br />
<br />
1. Televisi<br />
* Batam Televisi (BTV)<br />
* Semenanjung Televisi (STV)<br />
* Barelang TV<br />
2. Koran Harian<br />
* Batam Pos<br />
* Tribun Batam<br />
* Harian Posmetro<br />
* Harian Haluan Kepri (dulu bernama Harian Sijori Mandiri)[4]<br />
* Harian Tanjungpinang Pos (dulu bernama Batam News)<br />
3. Koran Mingguan/Dwi Mingguan/Bulanan<br />
* Koran Buruh<br />
* Swara Mahasiswa<br />
4. Majalah<br />
* Batamag<br />
5. Radio<br />
* RRI Prog1 (AM-FM) - Tanjungpinang<br />
* RRI Prog2 (FM) - Tanjungpinang<br />
* Club FM - Tanjungpinang<br />
* Bis FM - Tanjungpinang<br />
* Iguana FM - Tanjungpinang<br />
* Mercy FM - Tanjungpinang<br />
* Pandawa FM - Tanjungpinang<br />
* Batam FM - Batam<br />
* Zoo FM - Batam<br />
* Kei FM - Batam<br />
* Gress Radio - Batam<br />
* Erabaru FM - Batam<br />
* Sing FM - Batam<br />
* Seila FM - Batam<br />
* Discovery Minang FM - Batam<br />
* Hang FM - Batam<br />
6. Artist & Selebritis:<br />
* Vira Yuniar (Aktris)<br />
* Oki Setiana Dewi - Ketika Cinta Bertasbih Cast (Presenter, Aktris & Model)<br />
* Arief Yusmita - Unggulan 2 Coverboy AnekaYess! 2009 (Presenter & Model)<br />
* Serly Ernawati - Finalist Puteri Indonesia 2009 (Model)<br />
* Gabriel - Idola Cilik RCTI (Penyanyi)<br />
* Alm. Andy Liany - eks. vokalis Slank era '80-an (Penyanyi)<br />
<br />
[sunting] Lihat pula<br />
<br />
* Daftar pulau di Provinsi Kepulauan Riau<br />
* Pulau Dompak<br />
* Daftar tokoh Kepulauan Riau<br />
<br />
[sunting] Referensi dan pranala luar<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Kepulauan Riau, Keberagaman Identitas dalam Kesatuan Kultur. http://epaper.kompas.com. Kesalahan: waktu tidak valid.<br />
4. ^ Harian Haluan terbit di tiga provinsi<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Situs resmi Badan Otorita Batam<br />
* (Indonesia) Situs resmi Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau<br />
* (Indonesia) Profil Demografi KepRiau<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi KepRiau<br />
* (Indonesia) Profil Wisata KepRiau<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional KepRiau<br />
* (Indonesia) Statistik Regional KepRiau<br />
o (Indonesia) System Informasi Keuangan Daerah Prov. Kepulauan Riau<br />
o (Indonesia) Badan Promosi dan Investasi Daerah Kepulauan Riau<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Kepulauan Riau<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 1°58′ LU 106°14′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Kepulauan Riau<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Català<br />
* Česky<br />
* Cymraeg<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Euskara<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Norsk (bokmål)<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Simple English<br />
* Svenska<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 08.59, 10 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6862008067207425096.post-20901496234421978502012-02-27T18:47:00.000-08:002012-02-27T18:47:37.721-08:00Bangka BelitungKepulauan Bangka Belitung<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
Kepulauan Bangka Belitung<br />
— Provinsi —<br />
Lambang Kepulauan Bangka Belitung<br />
Lambang<br />
Motto: "Serumpun Sebalai"<br />
Peta lokasi Kepulauan Bangka Belitung<br />
Negara Indonesia<br />
Hari jadi 21 November 2000 (hari jadi)<br />
Dasar hukum Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000<br />
Ibu kota Pangkalpinang<br />
Koordinat 1º 50' - 3º 10' LS<br />
105º - 108º BT<br />
Pemerintahan<br />
- Gubernur Ir. H. Eko Maulana Ali, M.Sc.<br />
- DAU Rp. 481.589.915.000,- (2011)[1]<br />
Luas<br />
- Total 18.725,14 km2<br />
- Daratan 16.423,14 km2<br />
- Perairan 65.301 km2 79,99%<br />
Panjang pantai: 1.200 km<br />
Populasi (2010)[2]<br />
- Total 1.223.048<br />
- Kepadatan 65,3/km²<br />
Demografi<br />
- Suku bangsa Melayu (71,89%), Tionghoa (11,54%), Jawa (5,82%), Bugis (2,69%), Madura (1,11%), lain-lain (6,95%).[3]<br />
- Agama Islam (81,83%), Buddha (8,71%), Kong Hu Cu (5,11%), Protestan (2,44%), Katolik (1.79%), Hindu (0,13%),<br />
- Bahasa Bahasa Melayu Bangka, Bahasa Melayu Belitung, Bahasa Tionghoa, Bahasa Indonesia<br />
Zona waktu WIB<br />
Kabupaten 6<br />
Kota 1<br />
Kecamatan 36<br />
Desa/kelurahan 326<br />
Situs web http://www.babelprov.go.id<br />
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.<br />
Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.<br />
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan.<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Batas<br />
* 2 Pembagian administratif<br />
* 3 Sejarah<br />
* 4 Musyawarah Pimpinan Daerah Provinsi<br />
* 5 Geografi<br />
o 5.1 Posisi geografis<br />
o 5.2 Tipologi<br />
o 5.3 Keadaan Tanah<br />
o 5.4 Hidrologi<br />
o 5.5 Flora<br />
o 5.6 Fauna<br />
* 6 Cuaca dan Iklim<br />
* 7 Demografi<br />
* 8 Ketenagakerjaan<br />
* 9 Perekonomian<br />
o 9.1 Produk Domestik Regional Bruto<br />
o 9.2 Pertumbuhan Ekonomi<br />
o 9.3 Struktur Perekonomian<br />
o 9.4 Ekspor impor<br />
o 9.5 Industri<br />
* 10 Perguruan Tinggi<br />
* 11 Pendidikan Dasar dan Menengah<br />
* 12 Keagamaan<br />
* 13 Rumah adat<br />
* 14 Atraksi/Event Budaya<br />
* 15 Kain tradisional<br />
* 16 Senjata tradisional<br />
* 17 Media Massa Lokal<br />
* 18 Tokoh-tokoh<br />
* 19 Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung<br />
* 20 Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung<br />
* 21 Seniman<br />
* 22 Ilmuwan dan akademisi<br />
* 23 Alat musik dan tarian tradisional<br />
* 24 Masakan/makanan tradisional<br />
* 25 Daftar gubernur<br />
* 26 Sejarah kepahlawanan Bangka<br />
* 27 Tempat wisata<br />
* 28 Prasarana Transportasi<br />
* 29 Pranala luar<br />
* 30 Rujukan<br />
<br />
[sunting] Batas<br />
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah:<br />
<br />
* Sebelah utara dengan Laut Natuna<br />
* Sebelah timur dengan Selat Karimata<br />
* Sebelah selatan dengan Laut Jawa<br />
* Sebelah barat dengan Selat Bangka<br />
<br />
[sunting] Pembagian administratif<br />
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas tujuh daerah tingkat dua, yaitu:<br />
<br />
1. Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat): Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau Bangka (11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk.<br />
2. Kabupaten Belitung (Ibukota: Tanjungpandan: Pada awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di sekitarnya, namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.<br />
3. Kabupaten Bangka Barat (ibukota: Mentok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional lain diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.<br />
4. Kabupaten Bangka Tengah (ibukota: Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan terutama di Desa Penyak dan Kurau.<br />
5. Kabupaten Bangka Selatan (ibukota: Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.<br />
6. Kabupaten Belitung Timur (ibukota: Manggar): merupakan pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini merupakan tempat "Laskar Pelangi" yang ditulis Andrea Hirata.<br />
7. Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah Tbk. berada di wilayah ini.<br />
<br />
[sunting] Sejarah<br />
Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember 1816. Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. Pada 23 Januari 1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.<br />
[sunting] Musyawarah Pimpinan Daerah Provinsi<br />
<br />
* Gubernur: Ir. H. Eko Maulana Ali Suroso, SAP, MSc<br />
* Wakil Gubernur: H.Syamsuddin Basari, S.Sos<br />
* Ketua DPRD: Drs.H.Munir Saleh, MM<br />
* Kepala Polda: Brigjen Pol Drs. M. Rum Murkal<br />
* Kepala Kejaksaan Tinggi: Ismail Fachruddin, SH, MH<br />
* Ketua Pengadilan Tinggi: Ndjilei Kaban, SH<br />
* Ketua Pengadilan Agama: Drs. H. Djafar Abdul Muchith, SH, MHI<br />
* Komandan Kodim 0413 Bangka: Letkol. Art. Harjito<br />
* Komandan Kodim 0414 Belitung: Letkol. CZi. M. Jangkung Widyanto<br />
* Komandan Lanal Belinyu: Letkol Laut (P) Gregorius Agung, WD<br />
* Komandan Lanud Tanjungpandan: Letkol. Udara (Pnb) Heddezol<br />
* Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB): Prof. Dr.Bustami Rahman, M.S<br />
* Ketua STAIN Syekh Abdurrahman Sidik: Drs. Zulkifli, MA<br />
* Sekretaris Daerah: Ir. H. Imam Mardi Nugroho, MT<br />
<br />
[sunting] Geografi<br />
[sunting] Posisi geografis<br />
Posisi geografis provinsi ini adalah 1º50' - 3º10' LS dan 105º - 108º BT.<br />
[sunting] Tipologi<br />
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk Gunung Maras mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut di Pulau Belitung. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan Pangkalan Baru.<br />
[sunting] Keadaan Tanah<br />
Keadaan tanah Kepulauan Bangka Belitung secara umum mempunyai PH atau reaksi tanah yang asam rata-rata dibawah 5, akan tetapi memiliki kandungan aluminium yang sangat tinggi. Di dalamnya mengandung banyak mineral biji timah dan bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa, batu granit, kaolin, tanah liat dan lain-lain. Keadaan tanah terdiri dari:<br />
<br />
* Podsolik dan Litosol:<br />
<br />
Warnanya coklat kekuning-kuningan berasal dari batu plutonik masam yang terdapat di daerah perbukitan dan pegunungan, kuarsa, batu granit, kaolin, tanah liat dan lain-lain.<br />
<br />
* Asosiasi Podsolik:<br />
<br />
Warnanya coklat kekuning-kuningan dengan bahan induk kompleks batu pasir kwarsit dan batuan plutonik masam.<br />
<br />
* Asosiasi Aluvial, Hedromotif dan Clay Humus serta regosol:<br />
<br />
Berwarna kelabu muda, berasal dari endapan pasir dan tanah liat.<br />
[sunting] Hidrologi<br />
Daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan oleh perairan laut dan pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan perairan Bangka Belitung merupakan satu kesatuan dari bagian dataran Sunda, sehingga perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda (Sunda Shelf) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter.<br />
Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka Belitung mempunyai dua jenis perairan, yaitu perairan terbuka dan perairan semi tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di sebelah utara, timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka.<br />
Di samping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai banyak sungai seperti : sungai Baturusa, sungai Buluh, sungai Kotawaringin, sungai Kampa, sungai Layang, sungai Manise dan sungai Kurau.<br />
[sunting] Flora<br />
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh bermacam-macam jenis kayu berkualitas yang diperdagangkan ke luar daerah seperti: Kayu Meranti, Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan Kerengas. Tanaman hutan lainnya adalah: Kapuk, Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-lain. Hasil hutan lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam dan rotan. Madu Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan madu pahit.<br />
[sunting] Fauna<br />
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysia daripada dengan daerah Sumatera. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Kancil, Musang , Elang, Ayam Hutan, Pelanduk, berjenis-jenis Ular dan Biawak.<br />
[sunting] Cuaca dan Iklim<br />
Tahun 2007 kelembaban udara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkisar antara 77,4 % sampai dengan 87,3 % dengan rata-rata perbulan mencapai 83,1 %, dengan curah hujan antara 58,3 mm sampai dengan 476,3 mm dan tekanan udara selama tahun 2007 sekitar 1.010,1 MBS. Rata-rata suhu udara selama tahun 2007 di provinsi ini mencapai 26,7 oC dengan rata-rata suhu udara maksimum 29,9 oC dan rata-rata suhu udara minimum 24,9 oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dengan suhu udara 31,7 oC, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi pada Bulan Februari dan Maret dengan suhu udara sebesar 23,2 oC.<br />
Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan terus menerus. Tahun 2007 bulan kering terjadi pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan hari hujan 11-15 hari per bulan. Untuk bulan basah hari hujan 16-27 hari per bulan, terjadi pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli dan Bulan November sampai Bulan Desember.<br />
[sunting] Demografi<br />
Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 sebesar 1.106.657 jiwa menunjukkan peningkatan 23.08 persen dari tahun 2000, dengan jumlah penduduk sebesar 899.095 jiwa (hasil Sensus Penduduk 2000). Penduduk Bangka Belitung disebut orang Melayu Bangka-Belitung[4]<br />
Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2007 sebanyak 584.178 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 522.479 jiwa. Rasio jenis kelamin tahun yang sama sebesar 112, artinya pada tahun 2007 untuk setiap 212 penduduk di Kepulauan Bangka Belitung terdapat 100 penduduk perempuan dan 112 penduduk laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 1980 - 1990 sebesar 2,29 persen per tahun dan turun menjadi 0,93 persen per tahun untuk periode tahun 1990 - 2000. Adapun laju pertumbuhan penduduk ditinjau menurut kabupaten/kota untuk periode tahun 1990-2000, laju pertumbuhan tertinggi terdapat di Kabupaten Bangka 1,06 persen, diikuti Kota Pangkalpinang 1,03 persen dan Kabupaten Belitung*0,59 persen. Jumlah rumahtangga di Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 sebanyak 272.704 rumahtangga dan kabupaten yang memiliki jumlah rumahtangga terbesar adalah Kabupaten Bangka sebesar 65.200 rumahtangga dan yang memiliki jumlah rumahtangga terendah adalah Belitung Timur sebesar 23.168 rumahtangga.<br />
Adapun tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 67 orang per km2, apabila dilihat menurut kabupaten/kota, Kota Pangkalpinang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.737 orang per km2 dan Kabupaten Belitung Timur memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 36 orang per km2.<br />
[sunting] Ketenagakerjaan<br />
Jumlah penduduk Kepulauan Bangka Belitung usia 15 tahun ke atas atau yang termasuk Penduduk Usia Kerja (PUK) pada tahun 2007 sebanyak 766.428 jiwa atau 69,25 persen dari total penduduk. Sebesar 66,28 persen dari PUK termasuk dalam penduduk angkatan kerja (bekerja dan/atau mencari kerja) dan sisanya 33.72 persen adalah penduduk bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya).<br />
Tingkat partisipasi angkatan kerja Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 sebesar 66,28 persen artinya sebesar 66 persen penduduk usia kerja aktif secara ekonomi. Adapun tingkat pengangguran terbuka untuk Kepulauan Bangka Belitung tahun yang sama sebesar 6,49 persen, artinya dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, secara rata-rata 5-6 orang diantaranya pencari kerja. Penduduk usia kerja yang bekerja apabila dilihat dari sektor lapangan pekerjaan tampak bahwa sebesar 34,4 persen penduduk usia kerja yang bekerja terserap di sektor pertanian, 20,9 persen terserap sektor pertambangan dan sektor perdagangan menyerap 18,7 persen.<br />
[sunting] Perekonomian<br />
[sunting] Produk Domestik Regional Bruto<br />
Pada tahun 2007, PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan migas sebesar 17.895.017 juta rupiah, sedangkan PDRB tanpa migas sebesar 17.369.399 juta. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2006 PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas adalah 15.920.529 juta rupiah dan PDRB tanpa migas sebesar 15.299.647 juta rupiah. Demikian juga, PDRB atas dasar harga konstan 2000 baik dengan migas maupun tanpa migas pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan.<br />
[sunting] Pertumbuhan Ekonomi<br />
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 semakin membaik dibandingkan tahun 2006. Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2007 dengan migas adalah sekitar 4,54 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa migas adalah sekitar 5,37 persen. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2006 dengan migas adalah 9.053.906 juta rupiah, pada tahun 2007 meningkat menjadi 9.645.062 juta rupiah, sementara tanpa migasnya menjadi 9.257.539 juta rupiah.<br />
[sunting] Struktur Perekonomian<br />
Perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 ditopang oleh sektor primer dan sektor sekunder. Sektor primer meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor primer ini mempunyai kontribusi cukup besar masing-masing sebesar 18,67 persen dan 20,40 persen.<br />
Sedangkan pada sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 22,51 persen dan untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,65 persen dan 5,87 persen. Untuk sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai kontribusi sebesar 34,81 persen.<br />
Dilihat dari sisi penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2007 besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 9.015.057 juta rupiah atau sekitar 50,38 persen dari total PDRB. Selain itu kegiatan perdagangan luar negeri juga mempunyai kontribusi yang cukup besar, untuk ekspor senilai 8.741.217 juta rupiah atau 48,84 persen dan untuk impor senilai 5.284.414 juta rupiah atau 29.53 persen dari total PDRB.<br />
[sunting] Ekspor impor<br />
Neraca perdagangan yang meliputi kegiatan ekspor dan impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 terjadi peningkatan nilai surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor pada tahun 2007 mencapai 1.254,43 juta dollar AS, atau naik 17,38 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu nilai impor menurun dari 25,09 juta dollar AS pada tahun 2006 menjadi 21,58 juta dollar AS di tahun 2007 atau turun sebesar 16,27 persen. Besarnya surplus neraca perdagangan tahun 2007 sebesar 1.232,85 juta dollar AS. Dengan demikian nilai surplus tahun 2007 naik sebesar 18,13 persen .<br />
[sunting] Industri<br />
Pada tahun 2007 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh kelompok industri kimia dan bahan bangunan secara kuantitas, yaitu sebanyak 1187 unit usaha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, terbanyak di kabupaten Bangka Tengah dengan 339 unit usaha. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri mencapai 19.462 orang dimana 7.375 merupakan penyerapan tenaga kerja terbesar berada di kelompok industri logam mesin dan elektronika.<br />
Industri kerajinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan industri yang mengolah hasil agro industri, perikanan, perkebunan dan hasil laut. Industri kerajinan yang diusahakan penduduk adalah kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah, gelang/cincin/tongkat dari akar bahar, anyaman kopiah/peci resam dan sebagainya. Sedangkan industri kerajinan yang berupa makanan/penganan berupa terasi, rusip, getas/kerupuk, siput gonggong dan lain-lain.<br />
[sunting] Perguruan Tinggi<br />
Sejarah perguruan tinggi di Bangka Belitung diawali oleh Universitas Sriwijaya Cabang Bangka pada tahun 1970-an. Namun sesuai dengan peraturan yang tidak memperbolehkan perguruan tinggi negeri yang membuka cabang, maka pada awal tahun 1980-an Universitas Sriwijaya Cabang ditutup.<br />
Kalangan pendidik di Pulau Bangka yang peduli akan pentingnya pendidikan tinggi kemudian memprakarsai hadirnya perguruan tinggi di Bangka dengan membentuk Yayasan Pendidikan Bangka (Yapertiba) yang kemudian pada tahun 1982 mendirikan STIH Pertiba dengan jurusan Ilmu Hukum dan STIE Pertiba dengan jurusan Manajemen yang berada di Kota Pangkalpinang.<br />
Selanjutnya Universitas Terbuka hadir di Pulau Bangka pada tahun 1984.<br />
Yapertiba juga mendirikan STAI Bangka yang berada di Kota Sungailiat.<br />
PT. Timah Tbk. ikut berpartisipasi mengembangkan dunia pendidikan tinggi dengan mendirikan Politehnik Manufaktur Timah pada tahun 1994 yang terletak di Kota Sungailiat yang memiliki 3 jurusan.<br />
Pada tahun 1990-an Pemkot Pangkalpinang turut andil mendirikan Akademi Keperawatan guna mencetak tenaga kesehatan yang handal sesuai kebutuhan daerah yang berlokasi di RSUD Pangkalpinang.<br />
Yapertiba pada tahun 1999 mendirikan STIPER Bangka yang berlokasi di Kota Sungailiat pada tahun 1999, selanjutnya STIPER Bangka pada tahun 2006 melebur menjadi bagian dari Universitas Bangka Belitung. Pada tahun 1999 juga berdiri Akademi Akuntansi Bakti yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Bakti.<br />
Di Pulau Belitung sejumlah pemerhati pendidikan pada tahun 1999 mendirikan Akademi Manajemen Belitung. STIE IBEK Babel turut hadir meramaikan dunia pendidikan tinggi di Bangka yang berdiri pada tahun 2000 berlokasi di Kota Pangkalpinang dengan jurusan Akuntansi dan Manajemen. Tahun 2001 AMIK Atma Luhur berdiri di Kota Pangkalpinang dengan kekhususan pada keahlian informatika, memiliki 2 jurusan yakni Manajemen Informatika dan Komputer Akuntansi. Pada tahun yang sama STIKES Abdi Nusa juga hadir di Pangkalpinang dengan jurusan Kesehatan Masyarakat. Pada tahun 2003 Stisipol Pahlawan 12 dan STT Pahlawan 12 didirikan di Kota Sungailiat.<br />
Departemene Agama pada tahun 2005 mendirikan STAIN Syekh Abdurrahman Sidik yang berlokasi di Kecamatan Mendo Barat.<br />
Pada tahun 2006 berdirilah Universitas pertama di Bangka Belitung yakni Universitas Bangka Belitung (UBB) yang merupakan cikal bakal berdirinya universitas negeri di Bangka Belitung. UBB merupakan penggabungan 3 perguruan tinggi yaitu Polman Timah, STIPER Bangka dan STT Pahlawan 12. Pada bulan Februari 2009 UBB resmi menjadi universitas negeri dengan ditandatanganinya MoU penyerahan semua aset UBB dari Yayasan Cendikia Bangka kepada Dirjen Dikti Depdiknas.<br />
<br />
* Universitas Bangka Belitung (UBB)<br />
* Politeknik Manufaktur (POLMAN) Timah (Polman Timah UBB)<br />
* STAIN SYEKH ABDURRAHMAN SIDIK<br />
* STIPER Bangka Bergabung dengan Universitas Bangka Belitung (UBB)<br />
* STIKES Abdi Nusa<br />
* STMIK ATMA LUHUR (STMIK Atma Luhur Pangkalpinang)<br />
* Akademi Akuntansi Bangka<br />
* STIE IBEK Babel (STIE IBEK Babel)<br />
* STIE Pertiba<br />
* STIH Pertiba<br />
* Akademi Keperawatan Pemkot Pangkalpinang<br />
* Akademi Kebidanan<br />
* STISIPOL Pahlawan 12<br />
<br />
[sunting] Pendidikan Dasar dan Menengah<br />
Pada tahun ajaran 2007/2008 rasio murid TK terhadap sekolah di provinsi ini sebesar 67, berarti rata-rata setiap sekolah TK yang terdapat di Kepulauan Bangka Belitung kurang lebih memiliki 67 murid. Rasio murid sekolah di SD sebesar 180.<br />
Sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah rasio murid sekolah sebesar 129. Rasio murid sekolah pada jenjang SLTP pada tahun ajaran 2006/2007 sebesar 231 artinya rata-rata sekolah SLTP negeri menampung kurang lebih 231 murid.<br />
Untuk Madrasah Tsanawiyah, rasio murid sekolah sebesar 137. Pada jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kepulauan Bangka Belitung rasio murid sekolah sebesar 300. Adapun SMK memiliki rasio murid sekolah sebesar 297.<br />
Sedangkan untuk Madrasah Aliyah (MA), rasio murid sekolah MA sebesar 113.<br />
[sunting] Keagamaan<br />
Penduduk Kepulauan Bangka Belitung merupakan masyarakat yang beragama dan menjunjung tinggi kerukunan beragama. Tempat peribadatan agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada sebanyak 730 masjid, 454 musala, 115 langgar, 87 gereja protestan, 30 gereja katolik, 48 vihara dan 11 centiya. Pada pemberangkatan haji tahun 2007 jumlah jemaah haji yang terdaftar dan diberangkatkan ke tanah suci sebanyak 1012 jemaah.<br />
[sunting] Rumah adat<br />
<br />
* Rumah Panggung<br />
<br />
Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka.<br />
Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.<br />
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.<br />
Berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.<br />
<br />
* Rumah Limas<br />
* Rumah Rakit<br />
<br />
[sunting] Atraksi/Event Budaya<br />
<br />
* Perang Ketupat<br />
* Buang Jong<br />
* Mandi Belimau<br />
* Ruwah<br />
* Kongian<br />
* Imlek<br />
* Sembahyang Rebut<br />
* Sembahyang Kubur<br />
* Kawin Masal<br />
* Nganggung<br />
* Maulid Nabi Muhammad<br />
* Isra' Mi'raj<br />
* Muharoman<br />
* Selikur<br />
* Nyukur<br />
* Idul Fitri/Hari Raya Puasa<br />
* Idul Adha/Hari Raya Haji<br />
* Nujuh Hari<br />
* Empat Puluh Hari<br />
* Nyeratus Hari<br />
<br />
[sunting] Kain tradisional<br />
<br />
* Kain Cual<br />
<br />
[sunting] Senjata tradisional<br />
<br />
* Parang bangka bentuknya seperti layar kapal. Alat ini digunakan terutama untuk perkelahian jarak pendek. Senjata ini mirip dengan golok di Jawa, namun ujung parang ini dibuat lebar dan berat guna meningkatkan bobot supaya sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang yang berdiameter sedang atau sekitar 40 cm juga dapat digunakan untuk menebang pohon karena bobot ujungnya yang lebih besar dan lebih berat.<br />
* Kedik adalah alat tradisional yang digunakan sebagai alat pertanian. Alat ini digunakan di perkebunan terutama di kebun lada. Dalam menggunakannya si pemakai harus berjongkok dan bergerak mundur atau menyamping. Alat ini digunakan dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke belakang. Alat ini efektif untuk membersihkan rumput pengganggu tanaman lada. Kedik biasanya digunakan oleh kaum wanita karena alatnya kecil dan relatif lebih ringan. Kedik hanya dapat digunakan untuk rumput jenis yang kecil atau rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal, bukan ilalang.<br />
* Siwar Panjang<br />
<br />
[sunting] Media Massa Lokal<br />
<br />
* Harian Bangka Pos<br />
* Harian Babel Pos<br />
* Harian Radar Bangka<br />
* Harian Rakyat Pos<br />
* Harian Metro Bangka Belitung<br />
* Radio Jendela Serumpun Sebalai ( JESS )<br />
* Radio Sonora<br />
* Radio Eljohn<br />
* Radio Prima<br />
* Bangka TV<br />
* Radio Pratama FM 99.2 MHz<br />
* Radio Amoeba 105,1 FM Pangkalpinang live on Streaming<br />
* Radio 104.6 BFM Tanjungpandan Belitung<br />
* Radio Republik Indonesia Sungailiat Provinsi Kepulauan bangka Belitung FM 96,4 MHz (Media Lokal sekaligus Media Nasional)<br />
* Radio Bernada FM 98.0 MHz, Sungailiat<br />
<br />
[sunting] Tokoh-tokoh<br />
<br />
* Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra (Mantan Mensesneg, Menhuham)<br />
* Andrea Hirata (Penulis Buku Laskar Pelangi)<br />
* H M. Arub, SH (Mantan Wakil Gubernur Sumatera Selatan)<br />
* Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA (Mantan Rektor UGM Yogyakarta)<br />
* Prof. Dr. Djalaluddin (Mantan Rektor IAIN Raden Fatah Palembang)<br />
* Prof. Dr. Djamaluddin Ancok (Guru Besar Psikologi UGM)<br />
* Antasari Azhar, SH (Mantan Ketua KPK)<br />
* Marsekal Muda TNI Dr. Rio Mendung (Wakil Gubernur Lemhanas)<br />
* Yan Juanda Saputra, SH, MH (Advokat)<br />
* Secarpiandy, SH (Advokat)<br />
* H. Emron Pangkapi (Ketua DPP PPP)<br />
* H. Muhammad Muas, SH (Fungsionaris DPP Partai Golkar)<br />
* Drs. Agus Tarmizi (mantan Dubes RI untuk Austria)<br />
* Idham Kholid<br />
<br />
[sunting] Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung<br />
Periode 2004-2009<br />
<br />
* Ir. H. Azhar Romli, MM dari Fraksi Partai Golkar<br />
* Ir. Rudianto Tjen dari Fraksi PDI Perjuangan<br />
* Dr. Yusron Ihza, LLM dari Fraksi Partai Bulan Bintang<br />
<br />
Periode 2009-2014<br />
<br />
* Ir. Rudianto Tjen dari Fraksi PDI Perjuangan<br />
* Ir. Basuki Tjahaya Purnama, dari Fraksi Partai Golkar<br />
* H. Paiman dari Fraksi Partai Demokrat<br />
<br />
[sunting] Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung<br />
Periode 2004-2009<br />
<br />
* Drs.H.Rusli Rahman, MSi<br />
* Drs.H.Rosman Johan<br />
* H.Jamillah Sofyan<br />
* Fajar Fairy Rusni, SH<br />
<br />
Periode 2009-2014<br />
<br />
* Tellie Gozelie, SE<br />
* Hj.Noorhari Astuti<br />
* Drs.H.Rosman Johan<br />
* Bahar Buasan, ST<br />
<br />
[sunting] Seniman<br />
<br />
* Idang Rasjidi<br />
* Ian Sanchin<br />
* Willy Siswanto<br />
* Devisa Saputra<br />
* Soetejo AS<br />
* Vhicar Studio<br />
* Syuhada<br />
* Riwan Kusmiadi<br />
* Gias Oktario<br />
* Suhaimi Sulaiman<br />
* Abu Noeril<br />
* Artika Sari Dewi<br />
* Sandra Dewi<br />
* Andrea Hirata<br />
* Rafika Duri<br />
* Tommy Ali<br />
* Delon<br />
* Adri Manan<br />
* Aidil KDI<br />
* Kiki KDI<br />
* Elis Stania<br />
* Muhamad Azhari<br />
<br />
[sunting] Ilmuwan dan akademisi<br />
<br />
* Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH, MSc (Guru Besar Hukum Tata Negara UI)<br />
* Dr. Sofian Effendi, MPIA (Guru Besar Administrasi Publik UGM)<br />
* Prof. Dr. Jamaluddin Ancok (Guru Besar Psikologi UGM)<br />
* Prof. Dr. Ir. M.T. Zen (Guru Besar Geologi ITB)<br />
* Prof. Dr. Harun Al Rasyid, SH (Guru Besar Hukum Tata Negara UI)<br />
* Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat (Guru Besar IAIN Raden Patah)<br />
* Dr. Bustami Rahman, M.S (Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB))<br />
* Prof. Freddy P. Zen, M.Sc, D.Sc (Guru Besar Fisika ITB (profile))<br />
* Antasari Azhar (Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi)<br />
* Prof. Dr. Bambang Purwanto, MA, Ph.D (Guru Besar Sejarah Asia UGM)<br />
* drg. Erwan Sugiatno, M.S., Sp.Pros(K)., Ph.D. (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Pengembangan Usaha dan Penelitian UGM)<br />
<br />
[sunting] Alat musik dan tarian tradisional<br />
<br />
* Dambus<br />
* Suling<br />
* Gendang Melayu<br />
* Tari Tanggai<br />
* Tari Zapin<br />
* Tari Campak<br />
* Rebana<br />
* Rudat<br />
* Tari Bahtera Bertiang Tujuh<br />
* Sekapur Sirih<br />
<br />
[sunting] Masakan/makanan tradisional<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Bangka Belitung, Masakan Bangka, dan Masakan Belitung<br />
<br />
* Lempah kuning adalah masakan khas dari Pulau Bangka. Bahan dasar makanan ini adalah ikan laut dan dapat juga memakai daging, yang kemudian diberi bermacam bumbu dapur seperti kunyit, bawang merah dan putih serta lebngkuas dan terasi atau belacan yang khas dari daerah Bangka.<br />
* Getas atau Keretekadalah makanan yang berbahan dasar ikan dan terigu yang buat dengan berbagi bentuk yang rasanya hampir sama dengan kerupuk.<br />
* Rusip adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan bilis yang dicuci bersih dan diriskan secara steril, kemudian dicampur dengan garam yang komposisinya seimbang. Di samping itu ditambahkan juga air gula kabung agar aroma lebih terasa, kemudian disimpan sampai menjadi matang tanpa proses pemanasan. Adonan ini harus ditutup dengan wadah yang rapat agar tidak tercampur dengan benda asing apapun. Dahulu biasanya proses adonan ini ditempatkan dalam guci yang bermulut sempit. Suhu ruangan harus dijaga. Makanan ini dapat dimasak dulu atau dimakan langsung dengan lalapan.<br />
* Calok<br />
<br />
Terbuat dari udang kecil segar yang disebut dengan udang cencalo/rebon. Udang dicuci bersih dan dicampur dengan garam sebagai pengawet agar tahan lebih lama. sangat cocok untuk teman lauk nasi hangat dengan lalapan ketimun, tomat dan sayuran segar lainnya. Calok juga enak sebagai campuran omelete telur, rasanya akan lebih gurih dan nikmat.<br />
<br />
* Teritip<br />
<br />
Tetirip adalah sejenis tiram kecil yang biasanya hidup di tepi pantai dan melekat pada bebatuan. dagingnya sangat kecil tapi memiliki rasa da tekstur seperti tiram pada umumnya. biasanya dimakan segar atau di asinkan dengan garam jika ingin disimpan.Teritip sangat nikmat jika ditambahkan dengan cabe merah dan jeruk kunci (sejenis jeruk asam khas bangka).<br />
<br />
* Belacan<br />
* Tembiluk<br />
* Kempelang<br />
* Kerupuk<br />
* Lempah Darat<br />
* Empek-empek Bangka<br />
* Lakso<br />
* Tempoyak<br />
* Bergo<br />
* Tekwan<br />
* Laksan<br />
* Otak-otak<br />
* Sambellingkung<br />
* Martabak Bangka atau Kue Van De Cock/Hok Lo Pan<br />
* Lempok, makanan sejenis dodol yang terbuat dari campuran gula pasir dan buah-buahan tertentu (umumnya cempedak, nangka dan durian). Buah yang digunakan dilembutkan sampai memyerupai bubur, kemudian dicampur dengan gula pasir dengan perbandingan tertentu dan dipanaskan di atas api sampai kecoklatan dan mudah dibentuk. Selama pemanasan, campuran harus selalu diaduk.<br />
<br />
Masyarakat keturunan Tionghoa dari daerah ini terkenal karena masakannya serta kue-kue basahnya. Mie Bangka, Martabak Bangka atau Hok Lopan atau Van De Cock, Ca Kwe dan berbagai jenis makanan lainnya sering kali dijual oleh kelompok masyarakat ini yang merantau ke kota-kota besar di luar provinsi ini.<br />
[sunting] Daftar gubernur<br />
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan<br />
1. <br />
Amur Muchasim 9 Februari 2001 22 April 2002 Penjabat Gubernur<br />
2. Hudarni Rani.jpg Hudarni Rani 22 April 2002 26 April 2007 <br />
3. Eko Maulana Ali.jpg Eko Maulana Ali 26 April 2007 sekarang <br />
<br />
[sunting] Sejarah kepahlawanan Bangka<br />
<br />
* Depati Bahrin<br />
* Depati Amir<br />
* Batin Tikal<br />
* Depati Hamzah<br />
* Pahlawan Dua Belas<br />
<br />
[sunting] Tempat wisata<br />
Pulau Bangka sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Pada umumnya pantai di Bangka berpasir putih dan halus namun ada juga yang berwarna kuning keemasan seperti bulir padi. Pantainya landai dengan ombak lumayan besar dan dikelilingi oleh batu vulkanik yang unik dan indah. Beberapa pantai yang terkenal di Pulau Bangka antara lain:<br />
<br />
* Pantai Parai Tenggiri<br />
* Pantai Matras<br />
* Pantai Tanjung Pesona<br />
* Pantai Rebo<br />
* Pantai Batu Berdaun<br />
* Pantai Pasir Padi<br />
* Pantai Tanjung Ru Sadai,Bangka Selatan<br />
* Pantai Tanjung Kerasak, Bangka Selatan<br />
* Pantai Gunung Namak, Bangka Selatan<br />
* Pantai Tanjung Kelian, Bangka Barat, Mentok<br />
* Pantai Tanjung Ular, Bangka Barat, Mentok<br />
<br />
<br />
Khusus Pulau Belitung merupakan pulau yang indah dengan pasir putih, pemandangan unik dengan pantai pasir putih yang asli dihiasi oleh batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal dan dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil. Salah satu pantai terbaik dan unik di Indonesia, seperti:<br />
<br />
* Tanjung Kelayang<br />
* Tanjung Binga<br />
* Tanjung Tinggi<br />
* Pulau Lengkuas<br />
* Pulau Kepayang<br />
* Pantai Punai<br />
* Pantai Tanjung Pendam<br />
* Pantai Nyiur Melambai<br />
* Pantai Burung Mandi<br />
* Pantai Bukit Batu<br />
<br />
<br />
Selain objek wisata pantai terdapat juga obyek wisata lainnya antara lain:<br />
<br />
* Pesanggrahan Bung Karno Bukit Menumbing<br />
* Wisma Ranggam Mentok<br />
* Rumah Mayor Mentok<br />
* Masjid Jami' di Mentok<br />
* Tangga Seribu Mentok<br />
* Museum Timah Pangkalpinang<br />
* Masjid Jami' Pangkalpinang<br />
* Perkampungan Cina Tradisional Simpang Gedong<br />
* Taman Pha Kak Liang di Belinyu<br />
* Kolam Pemandian Air Panas di Pemali<br />
* Vihara Dewi Kuan Im di Sungailiat<br />
* Lokasi Film Laskar Pelangi di Gantung<br />
* Vihara Budhayana Dewi Kwam In Damar<br />
* Bendungan Pice Gantung<br />
* A1 Bukit Samak Manggar<br />
* Museum Buding<br />
* Situs Raja Balok di Desa Balok Kecamatan Dendang<br />
* Perigi Belande Buding<br />
<br />
[sunting] Prasarana Transportasi<br />
<br />
* Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang<br />
* Bandar Udara HAS Hanandjuddin di Tanjung Pandan<br />
* Pelabuhan Pangkalbalam di Pangkalpinang<br />
* Pelabuhan Tanjung Gudang di Belinyu<br />
* Pelabuhan Tanjung Kalian di Mentok<br />
* Pelabuhan Sadai di Sadai, Toboali<br />
* Pelabuhan Tanjung Pandan di Tanjung Pandan (telah berganti nama menjadi "Pelabuhan Laskar Pelangi")<br />
* Pelabuhan Tanjung Batu<br />
* Pelabuhan Tanjung Ru di Pegantongan<br />
* Pelabuhan Manggar<br />
<br />
[sunting] Pranala luar<br />
<br />
* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi<br />
* (Indonesia) Profil Demografi Bangka+Belitung<br />
* (Indonesia) Profil Ekonomi Bangka+Belitung<br />
* (Indonesia) Profil Wisata Bangka+Belitung<br />
* (Indonesia) Ekonomi Regional Bangka+Belitung<br />
* (Indonesia) Statistik Regional Bangka+Belitung<br />
* (Indonesia) Sejarah Kerajaan Bangka-Belitung di MelayuOnline.com<br />
<br />
[sunting] Rujukan<br />
<br />
1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.<br />
2. ^ Sensus Penduduk 2010<br />
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 10 Januari 2003. ISBN 9812302123.<br />
4. ^ (Inggris) A. J. Gooszen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942, KITLV Press, 1999, ISBN 90-6718-128-5, 9789067181280<br />
<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Kepulauan Bangka Belitung<br />
[tampilkan]<br />
l • b • s<br />
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia<br />
Koordinat: 2°10′ LS 106°59′ BT<br />
Kategori:<br />
<br />
* Kepulauan Bangka Belitung<br />
<br />
* Masuk log / buat akun<br />
<br />
* Halaman<br />
* Pembicaraan<br />
<br />
* Baca<br />
* Sunting<br />
* Versi terdahulu<br />
<br />
* Halaman Utama<br />
* Perubahan terbaru<br />
* Peristiwa terkini<br />
* Halaman sembarang<br />
<br />
Komunitas<br />
<br />
* Warung Kopi<br />
* Portal komunitas<br />
* Bantuan<br />
<br />
Wikipedia<br />
Cetak/ekspor<br />
Peralatan<br />
Bahasa lain<br />
<br />
* Acèh<br />
* العربية<br />
* Català<br />
* Česky<br />
* Dansk<br />
* Deutsch<br />
* English<br />
* Español<br />
* فارسی<br />
* Suomi<br />
* Français<br />
* Hak-kâ-fa<br />
* Italiano<br />
* 日本語<br />
* Basa Jawa<br />
* 한 국어<br />
* Lietuvių<br />
* मराठी<br />
* Bahasa Melayu<br />
* Nederlands<br />
* Kapampangan<br />
* Polski<br />
* پنجابی<br />
* Português<br />
* Русский<br />
* Seeltersk<br />
* Basa Sunda<br />
* Svenska<br />
* Tiếng Việt<br />
* Winaray<br />
* 中文<br />
<br />
* Halaman ini terakhir diubah pada 11.24, 7 Januari 2012.<br />
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.<br />
<br />
* Kebijakan privasi<br />
* Tentang Wikipedia<br />
* Penyangkalan<br />
* Tampilan seluler<br />
<br />
* Wikimedia Foundation<br />
* Powered by MediaWikiIndonesian Culturehttp://www.blogger.com/profile/04341605696047431772noreply@blogger.com0