Senin, 27 Februari 2012

Papua

Papua

Papua
— Provinsi —
Lambang Papua
Lambang
Motto: Karya Swadaya
Peta lokasi Papua
Negara Indonesia
Hari jadi 1 Mei 1963 (direbut dari Belanda)
Ibu kota Jayapura
Koordinat 9º 20' - 0º 10' LS
134º 10' - 141º 10' BT
Pemerintahan
- Gubernur Barnabas Suebu
- DAU Rp. 1.276.285.908.000,- (2011)[1]
Luas
- Total 309.934,4 km2
(setelah pembentukan Papua Barat)
Populasi (2010)[2]
- Total 2.851.999
- Kepadatan 9,2/km²
Demografi
- Suku bangsa Papua (52%), Non Papua/Pendatang (48%) (2002)

* Papua: Suku Aitinyo, Suku Aefak, Suku Asmat, Suku Agast, Suku Dani, Suku Ayamaru, Suku Mandacan, Suku Biak, Suku Serui, Suku Mee, Suku Amungme, Suku Kamoro
* Non-Papua/Pendatang: Jawa, Makassar, Bugis, Batak, Minahasa, Huli, Tionghoa,

- Agama Protestan (51,2%), Katolik (25,42%), Islam (20%), Hindu (3%), Budha (0,13%)
- Bahasa Bahasa Indonesia dan 268 Bahasa Daerah
Zona waktu WIT
Kabupaten 27
Kota 2
Kecamatan 214
Lagu daerah Apuse, Yamko Rambe Yamko
Situs web www.papua.go.id
Artikel ini adalah tentang Provinsi Papua. Untuk penggunaan lain dari kata ini, lihat Papua (disambiguasi).
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Burung endemik Tanah Papua
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Pemerintahan
o 1.1 Kabupaten dan Kota
o 1.2 Daftar gubernur
* 2 Sejarah
* 3 Geografi
o 3.1 Batas wilayah
* 4 Kelompok suku asli di Papua
* 5 Senjata tradisional
* 6 Catatan
* 7 Pranala luar

[sunting] Pemerintahan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Otonomi Khusus Papua
Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) memiliki 52 orang anggota.
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Asmat Agats
2 Kabupaten Biak Numfor Biak
3 Kabupaten Boven Digoel Tanah Merah
4 Kabupaten Deiyai Tigi
5 Kabupaten Dogiyai Kigamani
6 Kabupaten Intan Jaya Sugapa
7 Kabupaten Jayapura Sentani
8 Kabupaten Jayawijaya Wamena
9 Kabupaten Keerom Waris
10 Kabupaten Kepulauan Yapen Serui
11 Kabupaten Lanny Jaya Tiom
12 Kabupaten Mamberamo Raya Burmeso
13 Kabupaten Mamberamo Tengah Kobakma
14 Kabupaten Mappi Kepi
15 Kabupaten Merauke Merauke
16 Kabupaten Mimika Timika
17 Kabupaten Nabire Nabire
18 Kabupaten Nduga Kenyam
19 Kabupaten Paniai Enarotali
20 Kabupaten Pegunungan Bintang Oksibil
21 Kabupaten Puncak Ilaga
22 Kabupaten Puncak Jaya Kotamulia
23 Kabupaten Sarmi Sarmi
24 Kabupaten Supiori Sorendiweri
25 Kabupaten Tolikara Karubaga
26 Kabupaten Waropen Botawa
27 Kabupaten Yahukimo Sumohai
28 Kabupaten Yalimo Elelim
29 Kota Jayapura -

UU RI Tahun 2008 Nomor 6 adalah dasar hukum pembentukan Kabupaten Nduga di Provinsi Papua, saat ini tidak terdapat jurisdiksi Kabupaten Nduga Tengah.[3]
[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
Zainal Abidin Syah 1956 1961 Sultan dari Kesultanan Tidore serta Gubernur Irian Barat.
2.
P. Pamuji 1961 1962
3. Elias Jan Bonai.jpg Elias Jan Bonai 1962 1964 Gubernur Irian Jaya
4. Frans Kaiseipo.jpg Frans Kaisiepo 1964 1973
5. Acub Zaenal.jpg Acub Zaenal 1973 1975
6. Soetran.jpg Sutran 1975 1981
7. Busiri Suryowinoto.jpg Busiri Suryowinoto 1981 1982
8. Izaac Hindom.jpg Izaac Hindom 1982 1988
9. Barnabas-suebu.jpg Barnabas Suebu 1988 1993 Periode pertama.
10. Jacob Pattipi.jpg Jacob Pattipi 1993 1998
11. Freddy Numberi 2.jpg Freddy Numberi 1998 2001
12. J.P. Solossa.jpg Jacobus Perviddya
Solossa 2001 2005 Gubernur Papua
13. Sodjuangan-situmorang-060809.jpg Sodjuangan Situmorang 2005 2006
14. Barnabas Suebu.jpg Barnabas Suebu 2006 2011 Periode kedua.
15.
Syamsul Arief Rifai 2011 sekarang Penjabat Gubernur.

[sunting] Sejarah
[sunting] Geografi
Puncak Jaya, titik tertinggi di Indonesia
Luas wilayah
Luas 420.540 km²
Iklim
Curah hujan 1.800 – 3.000 mm
Suhu udara 19-28°C
Kelembapan 80%
[sunting] Batas wilayah
Utara Samudera Pasifik
Selatan Samudera Hindia, Laut Arafuru, Teluk Carpentaria, Australia
Barat Papua Barat, Kepulauan Maluku
Timur Papua Nugini
[sunting] Kelompok suku asli di Papua
Pribumi Papua dari Lembah Baliem
Peta menunjukkan kota-kota penting di Irjabar dan Papua
Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain:

* Ansus
* Amungme
* Asmat
* Ayamaru, mendiami daerah Sorong
* Bauzi
* Biak
* Dani
* Empur, mendiami daerah Kebar dan Amberbaken
* Hatam, mendiami daerah Ransiki dan Oransbari
* Iha
* Kamoro
* Mandobo/Wambon
* Mee, mendiami daerah pegunungan Paniai
* Meyakh, mendiami Kota Manokwari
* Moskona, mendiami daerah Merdei
* Nafri
* Sentani, mendiami sekitar danau Sentani
* Souk, mendiami daerah Anggi dan Menyambouw
* Waropen
* Wamesa
* Muyu
* Tobati
* Enggros
* Korowai
* Fuyu

[sunting] Senjata tradisional
Pisau belati Papua
Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.[4]
[sunting] Catatan

1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
2. ^ Sensus Penduduk 2010
3. ^ Sumber: UU RI Tahun 2008 Nomor 6
* http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008.pdf
* http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008pjls.pdf
* http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=uu6-2008.htm
4. ^ Buku Pintar Indonesia.2007

[sunting] Pranala luar

* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
* (Indonesia) Profil Demografi Papua
* (Indonesia) Profil Ekonomi Papua
* (Indonesia) Profil Wisata Papua
* (Indonesia) Ekonomi Regional Papua
* (Indonesia) Statistik Regional Papua
* (Indonesia) Online Library Papua, Irian Jaya
* (Indonesia) Situs Asset Papua
* (Indonesia) PapuaWeb
* (Indonesia) Peta yang menunjukkan ketiga provinsi baru
* (Indonesia) Sejarah Papua

l • b • s
Papua

Pusat pemerintahan: Kota Jayapura

Kabupaten
Asmat • Biak Numfor • Boven Digoel • Deiyai • Dogiyai • Intan Jaya • Jayapura • Jayawijaya • Keerom • Kepulauan Yapen • Lanny Jaya • Mamberamo Raya • Mamberamo Tengah • Mappi • Merauke • Mimika • Nabire • Nduga • Paniai • Pegunungan Bintang • Puncak • Puncak Jaya • Sarmi • Supiori • Tolikara • Waropen • Yahukimo • Yalimo
Lambang Provinsi Papua

Kota
Jayapura

Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia
l • b • s
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia

Ibukota: DKI Jakarta

Sumatera
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg

Jawa
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur

Kalimantan
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur

Nusa Tenggara
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur

Sulawesi
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo

Maluku dan Papua
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua

Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia
Flag-map of Indonesia.png Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Koordinat: 4°46′ LS 137°48′ BT
Kategori:

* Papua

* Masuk log / buat akun

* Halaman
* Pembicaraan

* Baca
* Perubahan tertunda
* Sunting
* Versi terdahulu

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain

* Acèh
* العربية
* Česky
* Cymraeg
* Deutsch
* English
* Esperanto
* Español
* Euskara
* فارسی
* Suomi
* Français
* Hak-kâ-fa
* Italiano
* 日本語
* Basa Jawa
* 한 국어
* Latina
* Lietuvių
* Latviešu
* Basa Banyumasan
* Македонски
* मराठी
* Bahasa Melayu
* Nederlands
* Polski
* پنجابی
* Português
* Русский
* Slovenčina
* Basa Sunda
* Svenska
* Türkçe
* Українська
* Tiếng Việt
* Winaray
* 中文

* Halaman ini terakhir diubah pada 21.00, 30 Desember 2011.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan
* Tampilan seluler

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Papua Barat

Papua Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Lambang Papua Barat
Lambang Papua Barat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tulisan Papua Barat menjelaskan nama Provinsi Papua Barat.
Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan.
Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki sumber daya hutan dan sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Menara kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.
Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua, sekaligus memilki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan akan mewujudkan masa depan yang cerah.
Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat dan agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri dari 12 (dua belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya Papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di wilayah NKRI. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejehteraan dan kemakmuran.
Seutas pita berwarna kuning bertuliskan "CINTAKU NEGERIKU" terletak di bagian bawah perisai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perisai bermakna folosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI.
[sunting] Referensi

* papuabaratprov.go.id - Lambang Provinsi Papua Barat

[sembunyikan]
l • b • s
Lambang provinsi di Indonesia

Sumatera
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung
Garuda Pancasila

Jawa
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur

Kalimantan
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur

Nusa Tenggara
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur

Sulawesi
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo

Maluku dan Papua
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua
Kategori:

* Lambang provinsi di Indonesia
* Gorontalo

* Masuk log / buat akun

* Halaman
* Pembicaraan

* Baca
* Sunting
* Versi terdahulu

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia
Cetak/ekspor
Peralatan

* Halaman ini terakhir diubah pada 16.08, 26 Oktober 2011.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan
* Tampilan seluler

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Maluku Utara

MALUKU UTARA
Posted on May 29th, 2010 by kenji
Upacara Adat Kololi Kie (Maluku Utara)
A. Selayang Pandang
Jika berkesempatan mengunjungi Kota Ternate, pulau seluas 5.681,30 km2 yang kini menjadi Ibu Kota Provinsi Maluku Utara, ada baiknya Anda menyaksikan Upacara Adat Kololi Kie. Menurut bahasa setempat, Kololi Kie memiliki arti “keliling gunung”. Jadi, upacara adat ini merupakan ritual mengelilingi sebuah gunung di Pulau Ternate, yaitu Gunung Gamalama. Gunung Gamalama merupakan gunung aktif dengan ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut (dpl) yang menjadi ikon pulau penghasil cengkeh ini.




Menurut situs bkpmd.malutprov.go.id, Upacara Adat Kololi Kie biasanya diadakan apabila terdapat gejala alam yang menandai bakal meletusnya Gunung Gamalama, yang dapat mengganggu ketenangan masyarakat Ternate. Namun pada perkembangannya, selain untuk menghormati keberadaan Gunung Gamalama, upacara adat ini juga menjadi ritual pihak kesultanan dalam menghormati leluhur-leluhur mereka.




Ancaman yang ditimbulkan oleh sebuah gunung terkadang dapat melahirkan satu tradisi yang khas. Menurut Andaya (dalam Reid, 1993: 28-29), di beberapa kawasan di Asia Tenggara, termasuk di daerah Maluku Utara, gunung dianggap sebagai representasi penguasa alam. Oleh sebab itu, keberadaan gunung selalu dihormati dengan cara melakukan ritual tertentu. Sebuah gunung dianggap mewakili sosok yang mengagumkan sekaligus mengancam, sehingga diperlukan upacara penghormatan supaya keberadaannya menjamin ketentraman, keamanan, dan keberadaan masyarakat di sekitarnya. Dalam perspektif ini, Upacara Kololi Kie merupakan upaya untuk menjauhkan masyarakat Ternate dari berbagai ancaman bencana.




B. Keistimewaan
Upacara Adat Kololi Kie dimulai dari jembatan kesultanan (semacam pelabuhan) yang dikenal dengan nama Jembatan Dodoku Ali. Sebelum rombongan sultan dan para pembesar kerajaan menaiki perahu masing-masing, Imam Masjid Sultan Ternate yang bergelar Jou Kalem akan membacakan doa keselamatan di jembatan ini. Usai berdoa, sultan diikuti para pembesar kerajaan serta para pemimpin soa (kampung) menaiki perahu masing-masing. Perahu sultan dan para pembesar kerajaan memiliki ukuran yang lebih besar dengan bentuk menyerupai naga dan dihiasi kertas serta bendera kebesaraan kesultanan. Sementara perahu-perahu yang lebih kecil (kora-kora) dinaiki oleh para kepala soa dan masyarakat umum.




Pelayaran perahu dimulai dengan mengelililingi perahu sultan sebanyak tiga kali. Setelah itu, dipimpin oleh perahu naga yang ditumpangi sultan, iring-iringan tersebut mulai mengelilingi Pulau Ternate melalui arah utara. Untuk meramaikan suasana, tiap perahu dilengkapi dengan berbagai alat musik, seperti tifa, gong, dan fiol (alat musik gesek). Dalam perjalanan mengililingi Gunung Gamalama, rombongan perahu akan berhenti di tiga tempat untuk melakukan tabur bunga dan memanjatkan doa. Ritual ini merupakan bentuk penghormatan terhadap para leluhur kesultanan.
Selain berhenti di tiga tempat, sultan juga akan dijamu dalam upacara Joko Kaha, yaitu upacara penyambutan yang dilakukan oleh masyarakat adat di tepi Pantai Ake Rica. Setelah perahu-perahu merapat di tepi pantai, sultan dan permaisuri akan turun untuk mencuci kaki, lalu disambut secara adat oleh para tetua desa dan disuguhi berbagai hidangan lezat, seperti nasi kuning, ayam bakar, serta ikan bakar. Upacara penyambutan rombongan ini diiringi oleh alunan berbagai alat musik pukul dan gesek tradisional. Suguhan ini menggambarkan pengakuan masyarakat Ternate terhadap kebesaran sultan dan kerajaannya.
Setelah menikmati hidangan yang ada, sultan dan permaisuri beserta rombongan lainnya melanjutkan pelayaran mengelilingi Gunung Gamalama. Selama perjalanan, peserta Kololi Kie akan memperoleh sambutan meriah dari masyarakat yang menyaksikan iring-ringan perahu dari tepi pantai. Tak hanya itu, pemandangan indah laut Ternate yang tenang, pulau-pulau kecil di sekitar Ternate, serta keanggunan Gunung Gamalama tak akan mudah dilupakan oleh mereka yang mengikuti pelayaran sakral ini. Perjalanan selama kurang lebih empat jam ini kemudian berakhir dan kembali ke Jembatan Dodoku Ali.




Kololi Kie dilaksanakan dalam rangkaian acara Festival Legu Gam Moloku Kie Raha, yaitu pada bulan April menjelang ulang tahun Sultan Ternate (Sultan Mudaffar Sjah). Dalam festival ini, selain dapat mengikuti pelayaran Kololi Kie, wisatawan juga dapat menyaksikan berbagai pertunjukan kesenian, karnaval budaya, pameran kerajinan, serta berbagai perlombaan tradisional khas Maluku Utara.




C. Lokasi
Pelaksanaan Upacara Kololi Kie dimulai dari Jembatan Dodoku Ali, di depan Kedaton Sultan Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Indonesia. Dari jembatan tersebut, upacara mengililingi Gunung Gamalama dimulai hingga kembali lagi ke tempat semula.




D. Akses
Untuk menuju Kota Ternate, wisatawan dapat menempuh perjalanan udara baik dari Ambon, Manado, Makassar, maupun dari Sorong menuju Bandara Sultan Babullah Ternate. Selain jalur udara, wisatawan juga dapat memanfaatkan pelayaran kapal-kapal Pelni dari berbagai pelabuhan di Nusantara yang merapat di Pelabuhan A. Yani Ternate. Selain pelabuhan A. Yani, ada dua pelabuhan lain di Kota Ternate yang melayani pendaratan kapal Ferry, yaitu Pelabuhan Fery serta Pelabuhan Bastiong. Dari bandara maupun pelabuhan laut, wisatawan dapat memanfaatkan angkutan kota atau taksi untuk sampai ke Jembatan Dodoku Ali atau halaman Kedaton Sultan Ternate, lokasi permulaan Upacara Adat Kololi Kie.

Maluku

Maluku
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Untuk kegunaan lain dari Maluku, lihat Maluku (disambiguasi).
Maluku
— Provinsi —
Lambang Maluku
Lambang
Motto: Siwa Lima
( Milik Bersama)
Peta lokasi Maluku
Negara Indonesia
Dasar hukum UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003
Ibu kota Ambon
Koordinat 8º 30' - 2º 30' LS
125º 20' - 135º 10' BT
Pemerintahan
- Gubernur Karel Albert Ralahalu
- DAU Rp. 703.993.953.000,- (2011)[1]
Luas
- Total 705.645 km2
- Daratan 47.350,42 km2
- Perairan 658.294,69 km2
632 pulau besar dan kecil
Populasi (2010)[2]
- Total 1.531.402
- Kepadatan 2,2/km²
Demografi
- Suku bangsa Alef'uru (56%), Eropa (11%), Arab (8%), Buton (10%), Minahasa (5%)
- Agama Protestan (50.2%), Islam (49,7%), Lainnya (0,17%)
- Bahasa Indonesia, Dialek Melayu Ambon, Tulehu, Kai, Banda, Seith, Yamdena, Kisar, Dammar, Paulohy, Dawera-Daweloor, (lebih dari 130 bahasa)
Zona waktu WIT
Kabupaten 7
Kota 4
Lagu daerah Rasa Sayangeeee, Sarinande, Burung Kaka Tua
Situs web www.malukuprov.go.id
Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Sosial Budaya
o 1.1 Suku Bangsa
o 1.2 Bahasa
o 1.3 Agama
o 1.4 Perikanan
o 1.5 Sosial Budaya
* 2 Pemerintahan
o 2.1 Kabupaten dan Kota
o 2.2 Daftar Gubernur
* 3 Perekonomian
o 3.1 Energi
o 3.2 Pariwisata
* 4 Komunikasi:
o 4.1 Ambon Cyber City
o 4.2 Stasiun Televisi Lokal
o 4.3 Surat Kabar Harian
o 4.4 Tabloid/ Koran Mingguan
o 4.5 Stasiun Radio Lokal
* 5 Pendidikan
o 5.1 Perguruan Tinggi[3]
+ 5.1.1 Negeri
+ 5.1.2 Swasta
* 6 Seni dan Budaya
o 6.1 Musik
o 6.2 Tarian
* 7 Adat perkawinan
* 8 Sejarah
o 8.1 Arkeologi
o 8.2 Era Portugis dan Spanyol
o 8.3 Kerajaan Belanda
o 8.4 Perang Dunia II
* 9 Lihat pula
* 10 Referensi dan pranala luar

[sunting] Sosial Budaya
[sunting] Suku Bangsa
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.
Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).
Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat serta profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.
Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain, perkawinan dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, Madura, bahkan kebanyakan deng`n bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) kemudian bangsa Arab, India sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama 2300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi. Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa inilah maka Maluku merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai daerah Mestizo. Bahkan hingga sekarang banyak marga di Maluku yang berasal bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden dan lain-lain) serta Portugal (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli dan lain-lain). Ditemukan pula marga bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez dan lain-lain) serta Arab (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff dan lain-lain). Cara penulisan marga asli Maluku pun masih mengikuti ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Louhenapesi), Kallaij (baca: Kalai) dan Akyuwen (baca: Akiwen).
Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan tersebar di berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka yang hijrah keluar negeri disebabkan olah berbagai alasan. Salah satu sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1940-an dan menetap disana hingga sekarang. Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang labih baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang dikemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang cukup besar serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Belgia, Jerman dan berbagai benua lainnya.
[sunting] Bahasa
Lihat pula: Dialek Melayu Ambon
Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah Bahasa Melayu Ambon, yang merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.

Bahasa yang digunakan di pulau Seram, pulau ibu (Nusa Ina/Pulau asal-muasal) dari semua suku-suku di Provinsi Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut:

* bahasa Wamale (di Seram Barat)
* bahasa Alune (di Seram Barat)
* bahasa Nuaulu (dipergunakan oleh suku Nuaulu di Seram selatan; antara teluk El-Paputih dan teluk Telutih)
* bahasa Koa (di pegunungan Manusela dan Kabauhari)
* bahasa Seti (di pergunakan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Telutih Timur)
* bahasa Gorom (bangsa yang turun dari Seti dan berdiam di Seram Timur)

Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. Jika diakumulasikan, secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132 bahasa di kepulauan Maluku, yakni:

* Alune
* Amahai
* Ambelau
* Asilulu
* Babar Utara
* Babar tenggara
* Banda
* Batuley
* Barakai
* Benggoi
* Boano
* Buli
* Buru
* Dammar Timur
* Damar Barat
* Dawera-Daweloor
* Dobel
* Elpaputih
* Emplawas
* Fordata
* Hoaulu
* Kadai
* Kamarian
* Kai Besar
* Kai Kecil
* Karey
* Kayeli
* Kisar
* Koba
* Kola
* Kompane
* Kur
* Laba
* Laha
* Larike
* Latu
* Leti
* Liana-Seti
* Lisbata-Nuniali
* Lisela
* Lola
* Lorang
* Luhu
* Luang
* Melayu-Ambon
* Melayu-Banda
* Manipa
* Manusela
* Masela Tengah
* Masela Timur
* Masela Barat
* Naka'ela
* Nila
* Nuaulu Utara
* Nuaulu Selatan
* Nusa Laut
* Oirata
* Pagu
* Patani
* Paulohy
* Perai
* Piru
* Rumaolat
* Roma
* Sahu
* Salas
* Saleman
* Saparua
* Sawai
* Seith
* Selaru
* Seluwasan
* Sepa
* Serili
* Serua
* Talur
* Tarangan Timur
* Tarangan Barat
* Tela-Masbuar
* Teluti
* Teor
* Te'un
* Tugun
* Tugutil
* Tulehu
* Wakasihu
* Watubela
* Wemale Utara
* Wemale Selatan
* Yalahatan
* Yamdena

Dua bahasa yang telah punah adalah Palamata dan Moksela.
Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Portugis, Belanda dan Inggris) menginjakan kakinya di Maluku (termasuk Maluku Utara), bahasa-bahasa tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun.
Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah, mengingat sejak 1980-an berdatangan 5000 KK (lebih) transmigran dari Pulau Jawa. Dengan banyaknya penduduk dari pulau lain tersebut, maka khazanah bahasa di Pulau Seram (dan Maluku) juga bertambah, yaitu kini ada banyak pemakai bahasa-bahasa Jawa, Bali dan sebagainya.
[sunting] Agama

Masjid di Kaitetu di awal abad ke-20
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh Kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku serta Pedagang Arab di pesisir Pulau Ambon dan sekitarnya sebelumnya. Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2008 adalah Mesjid 1.188 buah, Gereja 1.022 buah, Pura 10 buah dan Wihara 4 buah. Sedangkan Pemeluk agama Islam sebesar 50,03 persen, Kristen Protestan sebesar 39,04 persen, Kristen Katholik 10,06 persen, Hindu 0,20 persen dan Budha 0,03 persen dan lainnya 0,65. Pada tahun 2008, jemaah haji yang pergi ke Mekkah sebanyak 621 orang, dimana jemaah haji terbanyak berasal dari Kota Ambon sebanyak 339 orang.
[sunting] Perikanan
Provinsi Maluku ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010.Ikan yang banyak ditemukan di pasar - pasar di Ambon antara lain ; ikan cakalang, ikan momar, ikan puri, dan masih banyak lagi.
[sunting] Sosial Budaya
Dalam masyarakat Maluku dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut Pela dan Gandong.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Buru Namlea
2 Kabupaten Buru Selatan Namrole
3 Kabupaten Kepulauan Aru Dobo
4 Kabupaten Maluku Barat Daya Wonreli (de facto)
5 Kabupaten Maluku Tengah Masohi
6 Kabupaten Maluku Tenggara Langgur
7 Kabupaten Maluku Tenggara Barat Saumlaki
8 Kabupaten Seram Bagian Barat Piru (de facto)
9 Kabupaten Seram Bagian Timur Bula (de facto)
10 Kota Ambon -
11 Kota Tual -

[sunting] Daftar Gubernur
Sebagai salah satu Propinsi tertua di Indonesia, Maluku juga telah diperintah berbagai bangsa selama berabad-abad. Adapun daftar Gubernur Maluku sejak Zaman Kolonial dimulai dari Pemerintahan Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris hingga Masa Kemerdekaan Republik Indonesia, adalah sebagai berikut:
No. Nama Masa jabatan
A Masa Pemerintahan Portugal
1 Antonio de Brito 1522 - 1525
2 Garcia Henriques 1525 - 1527
3 Jorge de Meneses 1527 - 1530
4 Gonçalo Pereira 1530 - 1531
5 Vicente da Fonseca 1531 - 1534
6 Tristão de Ataide 1534 - 1536
7 Antonio Galvão 1536 - 1540
8 Jorge de Castro 1540 - 1544
9 Jordão de Freitas 1544 - 1546
10 Bernaldim de Sousa 1546 - 1549
11 Cristovão de Sa Oct 1549 - Oct 1550
12 Francisco Lopes de Sousa 1552 - Feb 1554
13 Cristovão de Sa (memerintah untuk kedua kalinya) Feb 1554 - Nov 1555
14 Duarte d'Eça 1555 - Dec 1558
15 António Pereira Brandão Dec 1558 - Oct 1560
16 Manoel de Vasconcellos Oct 1560 - 1561
17 Bastião Machado Oct 1560 - 1561
18 Henrique de Sa Mar 1562 - 1564
19 Alvaro de Mendonça 1564 - 1567
20 Diogo Lopes de Mesquita 1567 - 1571
21 Alvaro de Ataide 1571 - Dec 1574
22 Nuno Pereira de Lacerda Dec 1574 - 28 Dec 1575
23 Sancho de Vasconcellos 1575 - 1578
24 Diogo de Azambuja Dec 1582 - Jan 1586
25 Duarte Pereire de Sampaio Jan 1586 - 1589
26 Rui Dias da Cunha 1589 - 1592
27 Tristão de Sousa 1592 - 1595
28 Julião de Noronha 1595 - 20 Nov 1598
29 Rui Gonçalves de Sequeira 20 Nov 1598 - Feb 1602
30 Pedro Alvares de Abreu Feb 1602 - 19 May 1605
B Masa Pemerintahan Spanyol 1606 - 1663
1 Juan de Esquivel 1606 - 1609
2 Lucas de Vergara Gaviria 1606 - 1609
3 Cristobál de Azcueata Menchaca 1610 - 1612
4 Jerónimo de Silva 1612 - 1617
5 Lucas de Vergara Gaviria (memerintah untuk kedua kalinya) 1617 - 1620
6 Luis de Bracamonte 1620 - 1623
7 Pedro de Heredia 1623 - 1636
8 Pedro Muñoz de Carmona y Mendiola 1636 - 1640
9 Francesco Suárez de Figueroa 1640 - 1642
10 Pedro Fernández del Rio 1642 - 1643
11 Lorenzo de Olaso Achotegui 1643 - 1652
12 Pedro Fernández del Rio (memerintah untuk kedua kaliya) 1652
13 Francesco de Esteybar 1652 - 1656
14 Diego Sarria Lascano 1659 - 1660
15 Francesco de Esteybar (memerintah untuk kedua kalinya) 1658 - 1659
16 Francesco de Atienza Ibañez 1659 - 1660
17 Juan de Chaves 1660 - 1661
18 Agustín de Cepeda Carnacedo 1661 - 1663
19 Francesco de Atienza Ibañez (memerintah untuk kedua kalinya) 1663
C Masa Pemerintahan Belanda
1 Frank van der Does 1599 - c.1602
2 Jan Pieterszen Suyer Jan 1601 - 1602
3 Christiaen Adriaensz den Dorst Sep 1602 - 1604
4 Anthonie van Suylen van Nyevelt Sep 1602 - 1604
5 Adriaan Antoniszen Jul 1605 - Mar 1606
6 Gerrit Gerritszen van der Buis & Pieter Janszen Boenen 1607 - 1608
7 Adriaen Woutersz 1608 - 1610
8 Paulus van Caerden 1610 - 1612
9 Pieter Both 1612 - 1616
10 Laurens Reaal 1616 - 1621
11 Frederik Houtman 1621 - 1623
12 Jacques le Fèbre 1623 - 1627
13 Gilles van Zeijst 1627 - 1628
14 Pieter Wagensveld 1628 - 1629
15 Gijsbert van Lodestein 1629 - 1633
16 Johan Ottens 1633 - 1635
17 Jan van Broekom 1635 - 1640
18 Anthonij Caen 1640 - 1642
19 Wouter Seroijen 1642 - 1648
20 Gaspar van den Bogaerde 1648 - 1653
21 Jacob Hustaart 1653 - 1656
22 Simon Cos 1656 - 1662
23 Anthonij van Voorst 1662 - 1667
24 Maximilian de Jong 1667 - 1669
25 Abraham Verspreet 1669 - 1672
26 Cornelis Franks 1672 - 1674
27 Willem Corput 1675 - 1675
28 Willem Harthouwer 1676 - 1676
29 Jacob de Ghein 1676 - 1677
30 Robbert Padtbrugge 1677 - 1682
31 Jacob Lobs 1682 - 1686
32 Johan Henrik Thim 1686 - 1689
33 Johannes Cops 1689 - 1692
34 Cornelis van der Duin 1692 - 1696
35 Salomon le Sage 1696 - 1701
36 Pieter Rooselaar 1701 - 1706
37 Jacob Claaszoon 1706 - 1710
38 David van Petersom 1710 - 1715
39 Jacob Bottendorp 1715 - 1720
40 Antoni Heinsius 1720 - 1723
41 Jacob Cloeck 1723 - 1724
42 Joan Happon 1724 - 1728
43 Jacob Christiaan Pielat 1728 - 1731
44 Elias de Haeze 1728 - 1731
45 Johannes Bernard 1728 - 1731
46 Paulus Rouwenhoff 1735 - 1739
47 Marten Lelievelt 1739 - 1744
48 Gerrard van Brandwijk van Blokland 1744 - 1750
49 J.E. van Mijlendonk 1750 - 1754
50 Abraham Abeleven 1754 - 1758
51 Jacob van Schoonderwoert 1754 - 1758
52 Hendrik Breton 1766 - 1767
53 Paulus Jacob Valckenaer 1771 - 1778
54 Jacob Roeland Thomaszen 1778 - 1780
55 Alexander Cornabé 1780 - 1793
56 J. Ekenholm 1793 - 1796
57 Johan Godfried Burdach 1796 - 1799
58 Willem Jacob Cranssen 13 Sep 1799 - 21 Jun 1801
D Masa Pemerintahan Inggris
1 K.T. Farquhar 21 Jun 1801 - 1803
2 H. Webber 1803
3 Peter Adrianus Goldbach 1803 - 1804
4 Carel Lodewijk Wieling 1804 - 1809
5 R. Coop à Groen 1809 - 1810
7 E. Tucker 1810 - 1811
8 Forbes 1811
9 W. Ewer 1811 - 1813
10 W.G. Mackenzie 1813 - 1815
11 R. Stuart 1815 - 1816
12 W.G. Mackenzie (memerintah untuk kedua kalinya) 1816 - 20 Apr 1817
E Masa Kemerdekaan Indonesia Hingga Sekarang
1 Mr. J.J. Latuharhary 1950 - 1955
2 M. Djosan 1955 - 1960
3 Muhammad Padang 1960 - 1965
4 G.J. Latumahina 1965 - 1968
5 Soemitro 1968 - 1973
6 Soumeru 1973 - 1975
7 Hasan Slamet 1975 - 1980
7 Hasan Slamet (memerintah untuk kedua kalinya) 1980 - 1985
8 Sebastian Soekoso 1985 - 1990
9 Sebastian Soekoso (memerintah untuk kedua kalinya) 1990 - 1993
10 M. Akib Latuconsina 1993 - 1998
11 Dr. M. Saleh Latuconsina 1998 - 2003
12 Brigjen TNI (Purn) Karel Albert Ralahalu 2003 - 2013
[sunting] Perekonomian
Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.

[sunting] Energi
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang. Pulau Halmahera pada lengan bagian barat laut didominasi oleh batuan vulkanik kalsium-alkalin berumur kwarter yang terdiri dari lava breksi dan tufa andesitik-basaltik dikenal dengan formasi Kayasa dan Togawa. Sedangkan pada lengan bagian selatan didominasi oleh batuan sedimen dan batuan vulkanik menengah berumur tersier. Sebagian besar daerah yang sedang berkembang setelah pasca konflik horizontal tahun 1999, membuktikan bahwa sesungguhnya membawah dampak positif yang global contonya Kota Ternate, kota yang kecil tapi menyimpan segudang potensi yang belum digarap secara optimal baik bahan yang bisa diperbaharui dan bahan barang tambang yang tidak dapat diperbaharui.
[sunting] Pariwisata
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang. Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku antara lain:

* Pantai Natsepa, Ambon
* Pintu Kota, Ambon
* Benteng Duurstede, Saparua
* Benteng Amsterdam, Ambon
* Benteng Victoria, Ambon
* Banda Neira, Banda
* Benteng Belgica, Banda
* Pantai Hunimoa, Ambon
* Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai
* Pantai Ngurtafur, Pulau Warbal, Kai
* Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai
* Sawai, Seram Utara
* Leksula, Buru
* Pintu Kota, Ambon
* Pantai Latuhalat, Ambon
* Tanjung Marthafons, Ambon
* Taman Nasional Manusela, Seram
* Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram
* Pantai Hatuurang
* Pantai Lokki, Seram
* Pantai Englas, Seram
* Pantai Labuan Aisele, Seram Utara
* Pulau Kasa, Seram
* Pulau Pombo
* Pulau Tiga
* Pulau Luciapara
* Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda
* Weluan, Kep. Tanimbar
* Pulau Bais
* Tanjung Sesar, Seram
* Pulau Panjang, Pulau Lulpus dan Pulau Garogos
* Gunung Boy
* Kilfura, Seram
* Pantai Soplessy, Seram
* Gua Lusiala, Seram
* Pantai Kobisadar
* Ahuralo, Amahai
* Gua Hutan Kartenes
* Goa Akohy di Tamilouw, Seram
* Benteng Titaley, Seram
* Danau Binaya, Piliana

[sunting] Komunikasi:
[sunting] Ambon Cyber City
Pada pertengahan tahun 2008, kota Ambon ditetapkan sebagai Cyber City. Pekerjaan proyek Ambon Cyber City yang dilakukan Pemkot Ambon untuk memberikan kemudahan berakses internet telah selesai hingga akhir Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini semata-mata guna memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berakses dengan mudah dan murah ke "dunia maya", tanpa harus antri di "warung internet" atau berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk berinternet. Hanya dengan modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless, masyarakat sudah bisa menikmati internet dengan mudah berbagai tempat di pusat kota Ambon. Pemkot Ambon pun telah menjalin kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower perusahaan seluler itu, di mana peralatan Cyber akan dipasang pada menara tower milik perusahaan itu, sehingga bisa memancarkan sinyalnya dan menjangkau seluruh wilayah Kota Ambon.
[sunting] Stasiun Televisi Lokal
Maluku juga mempunyai televisi lokal yaitu Molucca Tv dan Ambon Tv.
[sunting] Surat Kabar Harian

* Ambon Express
* Suara Maluku
* Metro Maluku
* Siwalima
* Radar Ambon
* Titah Siwalima
* Maluku Expose
* Marinyo
* Seram Pos
* Suara Ekspresi

[sunting] Tabloid/ Koran Mingguan

* Bela Reformasi
* Dhara Pos
* Maluku Media
* Door
* Gosepa
* Maluku Baru
* Moria
* Maluku News
* Pelangi Maluku
* Suara Rakyat
* Utusan Rakyat

[sunting] Stasiun Radio Lokal

* Suara Pelangi
* DMS
* Rock FM
* Binaya
* G-Tavlul
* Dian Mandiri
* Sangkakala
* Baku-Bae
* Resthy Mulya
* Arika Polnam
* Manusela FM
* Kabaresi

[sunting] Pendidikan
[sunting] Perguruan Tinggi[3]
[sunting] Negeri
Nama Perguruan Tinggi Tahun Pendirian Pemimpin Lokasi Situs Web
Universitas Pattimura (UNPATTI) 1962 Prof. Dr. H.B. Tetelepta, M.Pd. Ambon www.unpatti.ac.id
Politeknik Negeri Ambon (POLNAM) 1985 Ir. H. D. Nikijuluw, M.T. Ambon www.polnam.ac.id
Politeknik Perikanan Negeri Tual (POLIKANT) 2004 Ir. P. Beruatwarin, M.Si. Tual [4]
Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN) 1980 Prof Dr H Dedi Djubaedi, M.Ag. Ambon
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Ambon
R. Souhaly, SM. Mh www.stakpn-ambon.ac.id/
[sunting] Swasta
Nama Perguruan Tinggi Pemimpin Lokasi
Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) DR. A.M.L. Batlayeri Ambon
Universitas Darussalam (UNIDAR) Prof. Drs. Ismail Tahir Ambon
Universitas Iqra Drs. R. Suyatno S. Kusuma, M.Si. Buru
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Ambon F.C. Renyut. S.Sos. M.Si. Ambon
STIA Abdul Aziz Kataloka Drs. J. Madubun. M.Si. Ambon
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Said Perimtah Dr. A. Wattiheluw, S.Sos., M.Si. Masohi
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Darul Rachman Drs. Muuti Matloan Tual
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur P.C. Renwarin, S.E. M.Si. Tual
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Saumlaki Semuel Luturyali, S.H. Saumlaki
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umel Asyara Rumkei, S.E. Tual
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Saumlaki Drs. M.M. Lololuan Saumlaki
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen (STIEM) Rutu Nusa Drs. G.M.B.K. Dahaklory Ambon
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) Mutiara Cilifius Reyaan, S.Sos. Tual
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Kebangsaan Drs. J. Kapressy Masohi
Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir Prof. Dr. Hamadi B. Husein Banda
STKIP Gotong Royong Drs. Autan Sahib Patty Masohi
Akademi Maritim Maluku (AMM) Drs. P.P. Rahaor. M.Pd. Ambon
Akademi Kebidanan (AKBID) Aru Yonita E.O. Uniplaita, A.Kp., M.Kes. Dobo
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada Sahrir Sillehu, S.KM., M.Kes Kairatu, SBB
[sunting] Seni dan Budaya
[sunting] Musik
Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong berukuran besar dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian tradisional seperti Katreji.
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad silam, bangsa Arab datang untuk menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.
Diluar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam bernyanyi. Sejak dahulu pun mereka sudah sering bernyanyi dalam mengiringi tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang terdapat banyak penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda seperti Broery Pesoelima dan Harvey Malaihollo. Belum lagi para penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo serta penyanyi-penyanyi muda berbakat seperti Glen Fredly, Ello Tahitu dan Moluccas.
[sunting] Tarian
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai).
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.
[sunting] Adat perkawinan
Daerah Maluku yang terdiri dari beratus-ratus pulau mempunyai berbagai suku bangsa, seperti suku Ternate, suku Ambon, suku Seram, suku Tidore, suku Kei dan sebagainya. dibawah ini akan diterangkan mengenai adat perkawinan di Maluku Utara yang banyak didiami oleh suku Ternate dan suku Tidore.[5]
[sunting] Sejarah
Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol dan Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan Sekutu pada era Perang Dunia ke II.
Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan adanya kemunculan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba' (Jawa)namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun 1300an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal yang dimana didominasi oleh Orang Kaya, yang disamping itu lebih efektif digunakan jika berurusan dengan pihak luar.
Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia kemudian datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta dalam Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan pembentukan daerah monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu posisinya.
Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah mati dalam perang rempah-rempah ini. Dan dikemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.
[sunting] Arkeologi
Bukti arkeologi paling awal adanya okupasi manusia di wilayah ini ditemukan sekitar tiga puluh dua ribu tahun, tetapi bukti adanya permukiman yang lebih tua di Australia mungkin mengindikasikan bahwa Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa semakin meluasya hubungan perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap kepulauan lain yang menjadi semakin tinggi, dimulai sekitar sepuluh ribu hingga lima belas tahun kemudian. Batu permata dan perak yang biasanya digunakan sebagai mata uang di semenanjung India sekitar 200 sebelum Masehi telah ditemukan pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu berkembang menjadi daerah kosmopolitan di mana para pedagang rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap disana, termasuk para pedagang Arab dan Cina yang mengunjungi atau bermaksud untuk tinggal di daerah tersebut.

[sunting] Era Portugis dan Spanyol
Selain dari adanya pengaruh kebudayaan hal yang paling signifikan dari efek kehadiran Portugis adalah gangguan dan disorganisasi perdagangan Asia namun disamping itu adalah adanya penyebaran Agama Kristen di Indonesia Timur termasuk Maluku. Portugis yang telah menaklukkan Malaka pada awal abad keenambelas dan pengaruh mereka terasa sangat kuat di Maluku dan kawasan lain di timur Indonesia. Setelah penaklukan Portugis atas Malaka pada bulan Agustus 1511, Afonso de Albuquerque pelajari rute ke Kepulauan Banda dan Kpulauan Rempah-Rempah lainnya dengan mengirim sebuah penjelajahan tiga kapal ekspedisi di bawah pimpinan António de Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco Serrano. Di tengah perjalanan untuk kembali, Francisco Serrao yang terdampar di pulau Hitu (Ambon utara) pada 1512. Ia mendirikan hubungan ddngan penguasa lokal yang terkesan dengan kemampuan militer. Adanya pertikaian antara Kerajaan Ternate dan Tidore juga melibatkan Portugis.
Setelah bergabung dengan Ternate, Serrão kemudian membangun benteng di pulau tersebut dan menjadi kepala duitan dari para serdadu Portugis di bawah pelayanan satu dari dua sultan yang berkuasa mengendalikan perdagangan rempah-rempah. Namun dengan adanya penyebaran agama Kristen mengakibatkan terjadinya ketegangan dengan Penguasa Ternate yang adalah Muslim. Ferdinand Magellan Serrão mendesak dia untuk bergabung di Maluku dan memberikan informasi para penjelajah tentang Kepulauan rempah-rempah. Akan tetapi, keduanya meninggal sebelum sempat bertemu satu sama lain. Pada tahun 1535 Raja Tabariji diberhantikan dan dikirim ke Goa oleh Portugis. Ia kemudaun menganut Kristen serta mengubah namanya menjadi Dom Manuel. Setelah dinyatakan bersalah, dia dikirim kembali ke takhtanya kembali, tetapi meninggal dalam perjalanan di Melaka pada 1545. Meskipun begitu, ia mewariskan pulau Ambon kepada Ayah Baptisnya yang adalah seorang Portugis, Jordão de Freitas. Setelah kejadian pembunuhan Sultan Hairun oleh Portugis, Ternate keudian mengusir mereka pada tahun 1575 setelah pengepungan selama 5 tahun.
Pendaratan Portugis yang pertama di Ambon terjadi pada tahun 1513, yang dikemudian hari akan menjadi pusat kegiatan Portugal di Maluku setelah pengusiran dari Ternate. Kekuatan Eropa didaerah tersebut pada saat itu lemah dan Ternate makin menyebarkan kekuasaannya sebagai Kerajaan Islam anti Portugis dibawah pimpinan Sultan Baab Ullah dan anaknya Sultan Said. Di Ambon, Portugis mendapat perlawanan dari penduduk muslim lokal di daerah utara pulau tesebut terutama di Hitu yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan agama dengan kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis tidak pernah berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat produksi pala.
Spanyol kemudian mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore. Misionaris dan saah satu dari Orang Suci Katholik, Santo Fransiscus Xaverius (Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-1547 kepada orang Ambon, Ternate dan Morotai serta meletakkan dasar untuk misi permanen disana. Dengan tibanya beliau disana, 10.000 orang telah dibaptis menjadi Katholik, dengan persentase terbanyak di pulau Ambon dan sekitar tahun 1590 terdapat 50.000 bahkan 60.000 orang telah dibaptis, walaupun beberapa daerah sekitarnya tetap menjadi daerah Muslim.
Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas Kristen dalam jumlah besar di daerah timur Indonesia selama beberapa waktu, serta telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan Eropa, khususnya di antara orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah besar kata berasal dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu merupakan bahasa pergaulan sampai awal abad kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa Indonesia seperti pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, semua berasal dari bahasa Portugis. Banyak pula nama-nama keluarga di Maluku berasal dari Portugis seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues dan da Silva.
[sunting] Kerajaan Belanda
Orang Belanda tiba pada tahun 1599 dan melaporkan adanya usaha Portugis untuk memonopoli perdagangan tradisional mereka. Setelah Orang Ambon berhasil membantu Belanda dalam membangun benteng di Hitu Lama, Portugis memulai kampanye melawan bantuan terhadap Ambon dari Belanda. Setelah 1605 Frederik Houtman menjadi gubernur Belanda pertama Ambon. VOC merupakan perusahan perdagangan Belanda yang terhambat oleh tiga faktor daam menjalankan usahanya yaitu: Portugis, penduduk lokal dan Inggris. Sekali lagi, penyelundupan merupakan satu-satunya cara untuk monopoli Eropa. Selama abad ke-17, Banda melakukan perdagangan bebas dengan Ingris. Upaya Belanda adalah dengan mengurangi jumlah penduduk asli Banda lalu mengirim lainnya ke luar pulai serta mendirikan instalasi budak kerja.
Walaupun lainnya kembali menetap di Kepulauan Banda, sisa wilayah Maluku lainnya tetap sangat sulit untuk berada dibawah kontrol asing bahkan setelah Portugis mendirikan stasiun perdagangannya di Makassar, terjadi pemberontakan penduduk lokal pada tahun 1636 dan 1646. Dibawah kontrol kompeni Maluku teradministrasi menjadi residen Belanda yaitu Ternate di Utara dan Amboyna (Ambon) di selatan.
[sunting] Perang Dunia II
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh , melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang dengan Jepang. Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara Jepang di desa Tawiri. Dan untuk memperingatinya dibangun monumen Australia di desa Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura). Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan sebagai salah satu propinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Propinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik Maluku Selatan (RMS).

[sunting] Lihat pula

* Marga Ambon
* Daftar tokoh Maluku

[sunting] Referensi dan pranala luar

1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
2. ^ Sensus Penduduk 2010
3. ^ Daftar Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Maluku
4. ^ Statuta Peliteknik Perikanan Negeri Tual
5. ^ Buku Pintar Indonesia. Edi Sigar.2007

* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
* (Indonesia) Profil Demografi Maluku
* (Indonesia) Profil Ekonomi Maluku
* (Indonesia) Profil Wisata Maluku
* (Indonesia) Ekonomi Regional Maluku
* (Indonesia) Statistik Regional Maluku
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Maluku

[tampilkan]
l • b • s
Negara di Asia Tenggara
[tampilkan]
l • b • s
Maluku
[tampilkan]
l • b • s
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia
Koordinat: 5°32′ S19 E°region:ID_type:adm1st_scale:5000000′ {{{6}}}
Kategori:

* Maluku

* Masuk log / buat akun

* Halaman
* Pembicaraan

* Baca
* Sunting
* Versi terdahulu

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain

* Acèh
* العربية
* Česky
* Cymraeg
* Deutsch
* English
* Español
* فارسی
* Suomi
* Français
* Hak-kâ-fa
* Italiano
* 日本語
* Basa Jawa
* 한 국어
* Lietuvių
* Bahasa Melayu
* Nederlands
* Polski
* پنجابی
* Português
* Русский
* Srpskohrvatski / Српскохрватски
* Svenska
* Tiếng Việt
* Winaray
* 中文

* Halaman ini terakhir diubah pada 12.58, 11 Januari 2012.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan
* Tampilan seluler

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Sulawesi Barat

Sulawesi Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sulawesi Barat
— Provinsi —
Lambang Sulawesi Barat
Lambang
Motto: "Mellete Diatonganan; "
( Meniti pada Kebenaran)
Peta lokasi Sulawesi Barat
Negara Indonesia
Hari jadi 5 Oktober 2004 (hari jadi)
Dasar hukum UU 26/2004
Ibu kota Mamuju
Koordinat 3º 50' - 0º 40' LS
117º 20' - 120º 10' BT
Pemerintahan
- Gubernur Anwar Adnan Saleh
- DAU Rp. 441.578.798.000,- (2011)[1]
Luas
- Total 16.796,19 km2
Populasi [2]
- Total 1.158.336
- Kepadatan 69/km²
Demografi
- Suku bangsa Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%), Suku Lainnya (19,15%)
- Agama Islam (83,1%), Kristen (14,36%), Hindu (1,88%), Buddha (0,04%), Lain-lain (0,62%)
- Bahasa Bahasa Indonesia, bahasa Mandar, bahasa Bugis, bahasa Toraja, bahasa Makassar
Zona waktu WITA
Kabupaten 5
Situs web http://www.sulbar.net
http://www.malaqbi.com
Peta Sulawesi Barat
Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi yang dibentuk pada 5 Oktober 2004 ini berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibukotanya ialah Mamuju. Luas wilayahnya sekitar 16,796.19 km². Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%).
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Sumber Kekayaan Alam
o 1.1 Masa penjajahan
* 2 Pemerintahan
o 2.1 Kabupaten dan Kota
o 2.2 Daftar gubernur
* 3 Catatan kaki
* 4 Lihat juga
* 5 Pranala luar

[sunting] Sumber Kekayaan Alam
Sulawesi Barat dikenal memiliki banyak objek lokasi wisata. Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa dan cengkeh. Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi.
[sunting] Masa penjajahan
Pada masa penjajahan, wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah bagian dari 7 wilayah pemerintahan yang dikenal dengan nama Afdeling Mandar yang meliputi empat onder afdeling, yaitu:

1. Onder Afdeling Majene beribukota Majene;
2. Onder Afdeling Mamuju beribukota Mamuju;
3. Onder Afdeling Polewali beribukota Polewali;
4. Onder Afdeling Mamasa beribukota Mamasa.

Onder Afdeling Majene, Mamuju dan Polewali yang terletak di sepanjang garis pantai barat pulau Sulawesi mencakup 7 wilayah kerajaan (Kesatuan Hukum Adat) yang dikenal dengan nama Pitu Baqbana Binanga (Tujuh Kerajaan di Muara Sungai) yang meliputi:

1. Balanipa di Onder Afdeling Polewali(dipimpin oleh Ambo Caca Daeng Magasing);
2. Binuang di Onder Afdeling Polewali;
3. Sendana di Onder Afdeling Majene;
4. Banggae/Majene di Onder Afdeling Majene;
5. Pamboang di Onder Afdeling Majene;
6. Mamuju di Onder Afdeling Mamuju;
7. Tappalang di Onder Afdeling Mamuju.

[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Majene Majene
2 Kabupaten Mamasa Mamasa
3 Kabupaten Mamuju Mamuju
4 Kabupaten Mamuju Utara Pasangkayu
5 Kabupaten Polewali Mandar Polewali

[sunting] Daftar gubernur
Urutan Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
Oentarto Sindung Mawardi
(Pejabat Gubernur) 16 Oktober 2004 21 Oktober 2005 1
2.
Syamsul M. Rivai
(Pejabat Gubernur) 21 Oktober 2005 14 Desember 2006 2
3. AnwarAdnanSaleh.jpg Anwar Adnan Saleh 14 Desember 2006 2011 3
Keterangan:

1Oentarto sebelumnya menjabat Dirjen Otda Depdagri. Oentarto dilantik oleh Mendagri Hari Sabarno
2Syamsul dilantik oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf
3Ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Gubernur Sulbar pada 28 Agustus 2006. Dilantik oleh Mendagri Muhammad Ma'ruf


[sunting] Catatan kaki

1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
2. ^ Sensus Penduduk 2010

[sunting] Lihat juga

* Sandeq

[sunting] Pranala luar

* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
* (Indonesia) Profil Demografi Sulbar
* (Indonesia) Profil Ekonomi Sulbar
* (Indonesia) Profil Wisata Sulbar
* (Indonesia) Ekonomi Regional Sulbar
* (Indonesia) Statistik Regional Sulbar
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Barat

l • b • s
Sulawesi Barat

Pusat pemerintahan: Mamuju, Kabupaten Mamuju

Kabupaten
Majene • Mamasa • Mamuju • Mamuju Utara • Polewali Mandar
Lambang Provinsi Sulawesi Barat

Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia
l • b • s
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia

Ibukota: DKI Jakarta

Sumatera
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg

Jawa
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur

Kalimantan
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur

Nusa Tenggara
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur

Sulawesi
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo

Maluku dan Papua
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua

Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia
Garuda Pancasila Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Koordinat: 2°27′ LS 119°21′ BT
Kategori:

* Sulawesi Barat

* Masuk log / buat akun

* Halaman
* Pembicaraan

* Baca
* Sunting
* Versi terdahulu

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain

* Acèh
* العربية
* Česky
* Deutsch
* English
* Español
* فارسی
* Suomi
* Français
* Hak-kâ-fa
* Italiano
* 日本語
* Basa Jawa
* 한 국어
* मराठी
* Bahasa Melayu
* Nederlands
* Polski
* Português
* Русский
* Basa Sunda
* Svenska
* Türkçe
* Tiếng Việt
* Winaray
* 中文

* Halaman ini terakhir diubah pada 19.49, 12 Januari 2012.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan
* Tampilan seluler

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Gorontalo

Gorontalo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gorontalo
— Provinsi —
Lambang Gorontalo
Lambang
Motto: "Duluo Limo Lo Pohalaa" "Bumi Serambi Madinah"
Peta lokasi Gorontalo
Negara Indonesia
Hari jadi 16 Februari 2001 (hari jadi)
Ibu kota Kota Gorontalo
Koordinat 0º 0' - 1º 30' LU
120º 50' - 123º 50' BT
Pemerintahan
- Gubernur Dr. Ir. Gusnar Ismail, M.M.
- DAU Rp 461.118.102.000,- (2011)[1]
Luas
- Total 12,215,44 km2
Populasi (2010)[2]
- Total 1.038.585
- Kepadatan 85.025,4/km²
Demografi
- Suku bangsa Gorontalo (90%) , Mongondow
- Agama Islam (92%), Kristen, Animisme.
- Bahasa Bahasa Gorontalo, Bahasa Indonesia
Zona waktu WITA
Kabupaten 5
Kota 1
Lagu daerah Hulonthalo Lipuu
Situs web www.gorontaloprov.go.id
Gorontalo adalah provinsi yang ke-32 di Indonesia. Sebelumnya Gorontalo merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000.
Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 12.215,44 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 1,038.585 jiwa (berdasarkan Sensus Penduduk 2010), dengan tingkat kepadatan penduduk 85 jiwa/km². Penjabat Gubernur Gorontalo yang pertama adalah Drs. Tursandi Alwi yang dilantik pada peresmian Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2001. Tanggal ini selanjutnya, sekalipun masih kontroversial, diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo hingga sekarang (2011).
Sampai dengan September 2011, wilayah adminitrasi Provinsi Gorontalo mencakup 5 kabuapten (Kabupaten Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Gorontalo Utara, dan Pohuwato), 1 kota (Kota Gorontalo), 75 kecamatan, 532 desa, dan 69 kelurahan. Data ini terus mengalami perubahan seiring dengan adanya proses pemekaran kabupaten/ kota, kecamatan, desa, atau kelurahan yang ada di Provinsi Gorontalo hingga sekarang.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Letak Geografis
* 2 Batas Wilayah
* 3 Pemerintahan
o 3.1 Kabupaten dan Kota
o 3.2 Kecamatan dan Desa/Kelurahan
o 3.3 Daftar Gubernur
* 4 Arti Lambang Daerah[7]
o 4.1 Arti Simbol
o 4.2 Arti Warna
* 5 Bahasa daerah
* 6 Media
o 6.1 Media cetak
* 7 Rumah adat
* 8 Senjata tradisional
* 9 Sejarah
o 9.1 Pra-Kolonial[8]
o 9.2 Zaman Kolonial[8]
o 9.3 Pasca-Kolonial[8]
* 10 Referensi
* 11 Pranala luar

[sunting] Letak Geografis
Provinsi Gorontalo terletak pada bagian utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0,19’ – 1,15‘ LU dan 121,23’ –123,43’ BT. Letaknya sangatlah strategis, karena diapit oleh dua perairan (Teluk Tomini di selatan dan Laut Sulawesi di utara) dan 2 KAPET (Kawasan Ekonomi Tepadu), yaitu: KAPET Bitui, Sulawesi Tengah dan KAPET Bitung, Sulawesi Utara.
[sunting] Batas Wilayah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo[3], batas wilayah Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:

* Utara: Laut Sulawesi
* Timur: Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara
* Selatan: Teluk Tomini
* Barat: Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, Provinsi Sulawesi Tengah

[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
Provinsi Gorontalo pada awal berdirinya hanya terdiri dari 2 kabupaten dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, Provinsi Gorontalo kini terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota, yaitu sebagai berikut.
Kabupaten/Kota Ibu Kota Dasar Hukum Luas (km2) Persentase
Kabupaten Boalemo[4] Tilamuta UU No.50 Tahun 1999 2.567,36 21,02%
Kabupaten Bone Bolango[5] Suwawa UU No.6 Tahun 2003 1.984,40 16,24%
Kabupaten Gorontalo[4] Limboto UU No.29 Tahun 1959 2.124,60 17,39%
Kabupaten Gorontalo Utara[5] Kwandang UU No.11 Tahun 2007 1.230,07 10,07%
Kabupaten Pohuwato[6] Marisa UU No.6 Tahun 2003 4.244,31 34,75%
Kota Gorontalo[4] - UU No.38 Tahun 2000 64,79 0,53%
[sunting] Kecamatan dan Desa/Kelurahan
Wilayah administrasi Provinsi Gorontalo terdiri atas 75 kecamatan dan 601 desa/kelurahan yang tersebar di semua kabupaten/kota sebagai berikut.
Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan
Kabupaten Boalemo 7 84
Kabupaten Bone Bolango 17 156
Kabupaten Gorontalo 18 169
Kabupaten Gorontalo Utara 11 60
Kabupaten Pohuwato 13 82
Kota Gorontalo 9 50
[sunting] Daftar Gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
Tursandi Alwi (Pejabat Gubernur) 16 Februari 2001 12 September 2001 Dilantik oleh Mendagri dan Otonomi Daerah Surjadi Soedirdja
2. Fadel-muhammad.jpg Fadel Muhammad 12 September 2001 17 Januari 2007 Pasangan Ir. Fadel Muhammad dan Ir. Gusnar Ismail MM
adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur periode 2001-2006
17 Januari 2007 21 Oktober 2009 Pasangan Ir. Fadel Muhammad dan Ir. Gusnar Ismail MM
adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur periode 2007-2012. Ini merupakan periode ke-2 pasangan ini.
4.
Dr.Ir.H.Gusnar Ismail, M.M. 26 Oktober 2009 Januari 2012 Diangkat menjadi gubernur karena
Fadel Muhammad diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI.

[sunting] Arti Lambang Daerah[7]
[sunting] Arti Simbol

* Model pohon kelapa yang melengkung: gerak dinamis dan tidak diam, tetapi selalu berbuat untuk masa depan.
* Sayap maleo yang mengembang: dinamika siap untuk tinggal landas dan siap bersaing serta berjumlah 16 helai menandakan tanggal kelahiran Provinsi Gorontalo (16 Februari 2000).
* Buku yang terbuka: keinginan masyarakat untuk untuk siap meraih prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus.
* Bintang: cita-cita yang tinggi dan lambang keagamaan.
* Pita: keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam, dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
* Padi dan Kapas: kemakmuran dan kesejahteraan (seperti pada Pancasila).
* Rantai: pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika serta berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari.
* Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942.

[sunting] Arti Warna

* Biru keunguan: tenang, setia, dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.
* Hijau: kesuburan.
* Kuning: keagungan dan kemuliaan.
* Putih: kesucian dan keluhuran.
* Merah: keberanian dan perjuangan.

[sunting] Bahasa daerah
Sebenarnya ada banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa yang cukup dikenal masyarakat di wilayah ini, yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa, dan Bahasa Atinggola. Dalam proses perkembangannya Bahasa Gorontalo lebih dominan sehingga menjadi lebih dikenal oleh masyarakat di seantero Gorontalo. Saat ini Bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh Bahasa Indonesia, sehingga kemurnian bahasanya agak sulit diperoleh di Gorontalo.
[sunting] Media
[sunting] Media cetak
Hingga saat ini ada 2 buah harian/surat kabar yang terbit di Gorontalo, yaitu Gorontalo Post dan Tribun Gorontalo. Beberapa waktu lalu sempat juga terbit Limboto Express, media milik Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang kemudian sudah tidak terbit lagi. Selain itu juga pernah terbit Koran Gorontalo yang juga tidak berumur panjang.
[sunting] Rumah adat
Dulohupa.jpg

* Bandayo Po Boide
* Dulohupa

[sunting] Senjata tradisional

* Sabele/Parang

[sunting] Sejarah
Gorontalo seperti daerah lainnya di Indonesia pernah lama dijajah oleh Belanda akan tetapi lebih dahulu merdeka ketimbang Indonesia. Gorontalo merdeka pada tahun 1942 ketika penjajah Belanda digantikan oleh Jepang. Pada tanggal 23 Januari 1942 itulah Gorontalo merdeka dengan perjuangan rakyat bersama tokoh pejuang heroiknya, yaitu Nani Wartabone dan Kusno Danupoyo.[rujukan?]
[sunting] Pra-Kolonial[8]
Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).
Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang.
Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.
Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :

* Pohala'a Gorontalo
* Pohala'a Limboto
* Pohala'a Suwawa
* Pohala'a Boalemo
* Pohala'a Atinggola

Pohala'a Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol di antara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal.
[sunting] Zaman Kolonial[8]
Raja Gorontalo, assistent-resident dan kepala adat (foto oleh Hendrik Veen, 1874)
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu

* Onder Afdeling Kwandang
* Onder Afdeling Boalemo
* Onder Afdeling Gorontalo

Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :

* Distrik Kwandang
* Distrik Limboto
* Distrik Bone
* Distrik Gorontalo
* Distrik Boalemo

Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :

* Afdeling Gorontalo
* Afdeling Boalemo
* Afdeling Buol

[sunting] Pasca-Kolonial[8]
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.
Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia.
Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.
[sunting] Referensi

1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
2. ^ Sensus Penduduk 2010
3. ^ UU No.28 Tahun 2000
4. ^ a b c Kabupaten Induk
5. ^ a b Pemekaran Kabupaten Gorontalo
6. ^ Pemekaran Kabupaten Boalemo
7. ^ Lambang Provinsi Gorontalo
8. ^ a b c Sejarah Gorontalo

[sunting] Pranala luar
Search Wikisource Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000

* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
* (Indonesia) Profil Demografi Gorontalo
* (Indonesia) Profil Ekonomi Gorontalo
* (Indonesia) Profil Wisata Gorontalo
* (Indonesia) Ekonomi Regional Gorontalo
* (Indonesia) Statistik Regional Gorontalo

l • b • s
Gorontalo

Pusat pemerintahan: Kota Gorontalo

Kabupaten
Boalemo • Bone Bolango • Gorontalo • Gorontalo Utara • Pohuwato
Lambang Provinsi Gorontalo

Kota
Gorontalo

Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia
l • b • s
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia

Ibukota: DKI Jakarta

Sumatera
Aceh · Sumatera Utara · Sumatera Barat · Bengkulu · Riau · Kepulauan Riau · Jambi · Sumatera Selatan · Lampung · Kepulauan Bangka Belitung
Coat of Arms of Indonesia Garuda Pancasila.svg

Jawa
Jakarta · Jawa Barat · Banten · Jawa Tengah · Yogyakarta · Jawa Timur

Kalimantan
Kalimantan Barat · Kalimantan Tengah · Kalimantan Selatan · Kalimantan Timur

Nusa Tenggara
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur

Sulawesi
Sulawesi Barat · Sulawesi Utara · Sulawesi Tengah · Sulawesi Selatan · Sulawesi Tenggara · Gorontalo

Maluku dan Papua
Maluku · Maluku Utara · Papua Barat · Papua

Lihat pula: Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa · Daftar kabupaten dan kota Indonesia · Wacana pembentukan provinsi baru di Indonesia
Koordinat: 0°41′ LU 122°21′ BT
Kategori:

* Gorontalo

* Masuk log / buat akun

* Halaman
* Pembicaraan

* Baca
* Sunting
* Versi terdahulu

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain

* Acèh
* العربية
* Česky
* Deutsch
* English
* Español
* فارسی
* Suomi
* Français
* Hak-kâ-fa
* Italiano
* 日本語
* Basa Jawa
* 한 국어
* Bahasa Melayu
* Nederlands
* Polski
* پنجابی
* Português
* Русский
* Basa Sunda
* Svenska
* Tiếng Việt
* Winaray
* 中文

* Halaman ini terakhir diubah pada 18.53, 5 November 2011.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan
* Tampilan seluler

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Sulawesi Tenggara
— Provinsi —
Lambang Sulawesi Tenggara
Lambang
Peta lokasi Sulawesi Tenggara
Negara Indonesia
Hari jadi 22 September 1964
Dasar hukum UU 13/1964
Ibu kota Kendari
Koordinat 6º 30' - 2º 30' LS
120º 30' - 124º 50' BT
Pemerintahan
- Gubernur Nur Alam, SE
- DAU Rp. 700.836.557.000,- (2011)[1]
Luas
- Total 38.140 km2
Populasi (2010)[2]
- Total 2.230.569
- Kepadatan 58,5/km²
Demografi
- Suku bangsa Buton (23%), Bugis (19%), Tolaki (16%), Muna (15%)
- Agama Islam, Kristen, Hindu
- Bahasa Bahasa Indonesia
Zona waktu WITA
Kabupaten 10
Kota 2
Kecamatan 104
Desa/kelurahan 1.529
Lagu daerah Peia Tawa-tawa
Situs web www.sultraprov.go.id
Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' - 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Sejarah
* 2 Demografi
* 3 Perekonomian
* 4 Pemerintahan
o 4.1 Kabupaten dan kota
o 4.2 Daftar gubernur
o 4.3 Perwakilan di Jakarta
+ 4.3.1 Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara
+ 4.3.2 Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara
* 5 Catatan kaki
* 6 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dengan Bau-bau sebagai ibukota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasar Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten, yaitu: Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton dengan Bau-bau sebagai ibukota provinsi. Namun, karena suatu hal ibukota provinsi berganti menjadi di Kendari. Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota.
[sunting] Demografi
Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959.414 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02%.[rujukan?] Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif, yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.
Struktur umur penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa (35,75%) dari total penduduk, sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).
[sunting] Perekonomian
Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:

1. Pertanian, meliputi: kakao, kacang mede, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan vanili
2. Kehutanan, meliputi: kayu gelondongan dan kayu gergajian
3. Perikanan, meliputi: perikanan darat dan perikanan laut
4. Peternakan, meliputi: sapi, kerbau dan kambing
5. Pertambangan, meliputi: aspal, nikel, emas, marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat
6. Pariwisata, meliputi:

* Wisata sejarah, seperti:
o Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia;
o Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak menggunkan paku;
o Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari tiga abad;
o Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di Sulawesi Tenggara;
o Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang Kerajaan dan Kesultanan Buton.

* Wisata budaya, seperti:
o Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara;
o Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi;
o Tari Lariangi dari Kabupaten Wakatobi;
o Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi;
o Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi);
o Pengrajin Besi, di Binongko, Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Posuo (Masyarakat Buton Raya);
o Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton;
o Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di Kota Baubau;
o Layang-layang tradisional Khagati, dari Kabupaten Muna;
* o Tari Potong Pisang, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
o Aduan Kuda, dari Kabupaten Muna;
o Upacara Adat Religi Goraana Oputa, oleh masyarakat Buton Raya;
o Upacara Adat Religi Qunua, oleh masyarakat Buton Raya;
o Gambus dan Dole-dole, alat musik khas masyarakat Buton Raya;
o Atraksi Perahu Naga, di Kota Baubau;
o Tari Lulo Alu, dari Kabaena Kabupaten Bombana;
o Upcara adat Bangka Mbule Mbule di Kabupaten Wakatobi.

* Wisata alam, seperti:
o Taman Nasional Wakatobi, di Kabupaten Wakatobi yang merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang memiliki spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850 spesies karang dunia;
o Pantai Nirwana, di Kota Baubau;
o Pantai Lakeba, di Kota Baubau;
o Gua Moko, di Kota Baubau;
o Gua lakasa, di Kota Baubau;
o Pantai Kamali, di Kota Baubau;
o Wantiro, di Kota Baubau;
o Hutan Tirta Rimba, di Kota Baubau;
o Batu Poaro, di Kota Baubau;
o Gua Kaisabu, di Kota Baubau;
o Lagawuna, di Kota Baubau;
o Air Terjun Samparona, di Kota Baubau;
o Hutan Lambusango, di Kabupaten Buton yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang endemik diantaranya Anoa;
o Suaka Margasatwa Buton Utara, di Kabupaten Buton Utara;
o Cagar Alam Wakonti, di Kota Baubau;
o Permandian Bungi, di Kota Baubau;
o Kali Baubau, di Kota Baubau;
o Kolagana, di Kota Baubau;
o Sulaa, di Kota Baubau;
o Wisata Bawah Laut Basilika, di Kabupaten Buton yang merupakan kawasan pengembangan terpadu BASILIKA (Pulau Batauga, Pulau Siompu, Pulau Liwutongkidi dan Pulau Kadatua). Tujuannya adalah untuk mengembangkan objek wisata bahari (bawah laut) di kabupaten yang kaya dengan aneka wisata baharinya itu;
o Baubau Letter, di Kota Baubau;
o Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di dunia yang terletak di Kabupaten Kolaka Utara;
o Air Terjun Moramo, di Kabupaten Konawe Selatan;
o Goa Kobori, di Kabupaten Muna;
o Danau Napabale, di Kabupaten Muna;
o Kaburaburana, air terjun bertingkat di Kabupaten Buton.
o Pantai Batu Gong di Kabupaten Konawe
o Pantai Toronipa di Kabupaten Konawe
o Permandian Cekdam di kabupaten Konawe

[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bombana Rumbia
2 Kabupaten Buton Pasarwajo
3 Kabupaten Buton Utara Buranga
4 Kabupaten Kolaka Kolaka
5 Kabupaten Kolaka Utara Lasusua
6 Kabupaten Konawe Unaaha
7 Kabupaten Konawe Selatan Andolo
8 Kabupaten Konawe Utara Wanggudu
9 Kabupaten Muna Raha
10 Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi
11 Kota Bau-Bau -
12 Kota Kendari -

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Jwayong.gif J. Wayong 1964 1965
2. LHadi.gif Laode Hadi 1965 1967
3. Edysabara.gif Eddy Sabara 1967 1978
4. ASilondae.gif H. Abdullah Silondae 1978 1981
5. Edysabara.gif Eddy Sabara 1981 1982 Pejabat Gtbernur
6. Alala.gif Ir. H. Alala 1982 1992
7. Kaemoedin.gif Drs. Laode Kaimuddin 1992 2002
8. Ali-mazi.jpg Ali Mazi, SH 2002 2008
9. Nur alam.jpg Nur Alam 2008 2013

[sunting] Perwakilan di Jakarta
[sunting] Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara

* Andi Rahmat (Fraksi Partai Demokrat)dari PKS?
* Yan Hendrizal (Ffraksi Partai Keadilan Sejahtera)
* Wa Ode Nurhayati (Partai Amanat Nasional)
* Umar Arsal Al Habsy (Partai Demokrat)
* Oheo Sinapoy (Partai Golkar)

[sunting] Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara

* La Ode Ida
* Drs. Kamaruddin MBA
* Abd. Jabbar Toba
* Abidi Mustafa
* Andrew Anano Latama
* Haris Pallisuri
* Suleman

[sunting] Catatan kaki

1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
2. ^ Sensus Penduduk 2010

[sunting] Pranala luar

* (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
* (Indonesia) Profil Demografi Sultenggara
* (Indonesia) Profil Ekonomi Sultenggara
* (Indonesia) Profil Wisata Sultenggara
* (Indonesia) Ekonomi Regional Sultenggara
* (Indonesia) Statistik Regional Sultenggara
* (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Tenggara

[tampilkan]
l • b • s
Sulawesi Tenggara
[tampilkan]
l • b • s
Provinsi di Indonesia Bendera Indonesia
Koordinat: 4°30′ LS 122°44′ BT
Kategori:

* Sulawesi Tenggara

* Masuk log / buat akun

* Halaman
* Pembicaraan

* Baca
* Sunting
* Versi terdahulu

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain

* Acèh
* العربية
* Bahasa Banjar
* Česky
* Deutsch
* English
* Español
* فارسی
* Suomi
* Français
* Hak-kâ-fa
* Italiano
* 日本語
* Basa Jawa
* 한 국어
* मराठी
* Bahasa Melayu
* Nederlands
* Polski
* پنجابی
* Português
* Русский
* Basa Sunda
* Svenska
* Türkçe
* Tiếng Việt
* Winaray
* 中文

* Halaman ini terakhir diubah pada 09.48, 10 Desember 2011.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan
* Tampilan seluler

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Template by:
Free Blog Templates